IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

dokumen-dokumen yang mirip
I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Mentimun. keluarga labu - labuan (Cucurbitaceae) yang sudah pupuler di dunia. Menurut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan bersifat irreversible (Anderson dan Beardall, 1991). Tanaman semasa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Pertumbuhan Paspalum notatum Fluegge Setelah Ditanam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Electrical Conductivity (EC) Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,0 ms/cm.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Berat Kering Tanaman. Hasil analisis data masing masing parameter akan. A. Tinggi Tanaman (cm)

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Keadaan cuaca selama penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perkembangan Akar. Akar adalah bagian dari tumbuhan yang tumbuh ke arah bawah yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan hasil yang sama dengan perlakuan yang tidak dipangkas. Selain itu pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang sama antara tanpa pemberian ZPT maupun dengan diberi ZPT paklobutrazol. Berikut ini ditampilkan (tabel 1) mengenai rerata tinggi tanaman. Tabel 1. Rerata tinggi tanaman (cm) Perlaku an ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 166,67 171,00 166,67 168,11a P1 168,67 168,67 168,67 168,67a P2 166,33 167,67 171,33 168,44a Rerata Z 167,22 p 169,11 p 168,89 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan hasil uji F pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Hal tersebut terjadi karena pada saat pemberian ZPT paklobutrazol tanaman sudah berada pada akhir vegetatif dan mulai memasuki fase generatif sehingga tinggi tanaman sudah berada pada puncak pertumbuhan. Dengan demikian ZPT paklobutrazol tidak mempengaruhi parameter tinggi tanaman baik yang diberi ZPT paklobutrazol maupun yang tidak diberi ZPT paklobutrazol. 21

22 Hasil dari pengukuran pengaruh pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol terhadap parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa tumbuhnya tanaman ditandai dengan bertambahnya ukuran sel serta bertambahnya jumlah sel pada tanaman tersebut. Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang bisa digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan. Berikut ini disajikan grafik tinggi tanaman pada hari ke 3 hingga hari ke 27 dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Grafik tinggi tanaman dengan pemangkasan Heddy (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman merupakan proses bertambahnya ukuran dari suatu organisme yang mencerminkan bertambahnya protoplasma. Penambahan ini disebabkan oleh bertambahnya ukuran organ tanaman seperti tinggi tanaman sebagai akibat dari metabolisme tanaman yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti air, sinar matahari dan nutrisi dalam tanah.

23 Gambar 5. Grafik tinggi tanaman dengan ZPT paklobutrazol Pemangkasan merupakan upaya menciptakan keadaan tanaman menjadi lebih baik, sehingga sinar matahari dapat masuk keseluruh bagian tanaman meningkatnya intersepsi cahaya yang masuk ke tajuk tanaman serta meningkatnya sirkulasi udara dan ketersediaan CO2 dalam tajuk. Grafik tinggi tanaman menunjukan bahwa tinggi tanaman selalu mengalami peningkatan setiap kali pengamatan. Hal ini terjadi karena tanaman mampu merespon pemberian unsur hara yang diberikan karena setiap tanaman membutuhkan hara untuk pertumbuhannya terutama pada tinggi tanaman yang mana hara ini diserap oleh akar, sehingga faktor utama yang mempengaruhi tinggi tanaman tersebut adalah nutrisi. Suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, sehingga apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka nutrisi atau hara tersebut akan tetap berada pada media tanam. 2. Jumlah Daun

24 Dari (tabel 2) rerata jumlah jumlah daun menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan ada beda nyata antara pemangkasan 3 cabang dengan perlakuan tanpa pemangkasan cabang, tetapi tidak berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 3 cabang dan perlakuan pemangkasan 2 cabang. Sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol mempunyai hasil yang sama baik perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol maupun perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol. Berikut ini ditampilkan (tabel 2) mengenai rerata jumlah daun. Tabel 2. Rerata Jumlah Daun Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 28,00 31,33 29,33 29,56 b P1 31,33 32,33 32,33 32,00 a P2 32,33 32,67 32,67 32,56 a Rerata Z 30,56 p 32,11 p 31,44 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan hasil DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Menurut Soeparma (1994) masa vegetatif aktif tanaman ketimun berada pada umur 21 hari setelah tanam. Selain itu karena aplikasi ZPT paklobutrazol dilakukan pada saat tanaman mentimun berada pada akhir vegetatif sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut Sartono dan Sahat, (2000) bahwa pemangkasan cabang merupakan tindakan pematahan dominansi

25 apikal. Meristem apikal dan daun-daun muda merupakan pusat sintesis TAA dan IAA tersebut kemudian ditransportkan ke bagian batang sehingga menghambat perkembangan tunas- tunas lateral. Tunas lateral yang dekat ujung batang tetap dorman sedangkan yang agak jauh dari ujung batang berkembang menjadi cabang. Pemanjangan batang dan daun terutama terjadi pada meristem ujung yang memerlukan hormon pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel atau pun aktivitas sel yang tinggi. Sebenarnya usaha untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya itu tergantung dari pengelolaan meristem, yaitu bagaimana meningkatkan jumlah cabang, pembungaan dan luas daun. Cara untuk meningkatkan daun menjadi lebih banyak dan lebih besar seringkali dengan meningkatkan jumlah cabang dari meristem ujung yang muncul dari kuncup dorman pada ketiak daun. Jumlah daun dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh serta ketersediaan unsur hara. Berikut ini disajikan grafik jumlah daun pada hari ke 3 hingga hari ke 27 dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 6. Grafik jumlah daun dengan pemangkasan

26 Gambar 7. Grafik jumlah daun dengan ZPT paklobutrazol Grafik menunjukkan rerata jumlah daun dari hari ke-3 hingga hari ke-27 terus meningkat, tetapi tidak ada beda nyata dari kedua perlakuan. Hal ini terjadi diduga karena faktor dari lingkungan dan genotip tanaman tersebut, suatu tanaman akan menyerap unsur hara untuk pertumbuhannya sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri sehingga, apabila unsur hara yang tersedia itu lebih tinggi dari yang dibutuhkan tanaman tersebut, maka nutrisi atau hara tersebut akan tetap berada pada media tanam. Diduga tanaman tersebut mampu merespon hara yang diberikan sehingga tidak ada beda nyata pada setiap perlakuan dan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi sergam. Daun adalah organ tanaman yang sangat penting, karena daun merupakan tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan suatu tanaman dan ataupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan fotosintesis akan lebih banyak sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik (Ekawati dkk, 2006).

27 Ketersediaan unsur N, P dan K pada tanaman merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun. Unsur N merupakan unsur utama dari semua protein dan asam nukleat, sehingga jika unsur N tersedia dalam jumlah yang cukup, maka akan menghasilkan protein yang lebih banyak untuk meningkatkan pertumbuhan daun (Sarief, 1995). 3. Jumlah Bunga Betina Dari (tabel 3) rerata jumlah bunga betina pada tanaman mentimun menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Berikut ini ditampilkan (tabel 3) mengenai rerata jumlah bunga betina. Tabel 3. Jumlah Bunga Betina Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 10,13 12,37 13,33 11,98 a P1 11,00 12,67 14,67 12,79 a P2 11,67 13,11 14,89 13,22 a Rerata Z 10,97r 12,74 q 14,28 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Pada perlakuan pemangkasan baik yang dilakukan pemangkasan maupun tidak mempunyai hasil yang sama. Selain itu pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada masing-masing

28 perlakuan baik pemberian ZPT 0,4 ml, pemberian ZPT 0,2 ml maupun tanpa ZPT paklobutrazol. Tanaman mentimun pada umur 21 hari setelah tanam terjadi pertumbuhan cabang, daun yang sangat lebat, sehingga apabila dilakukan pemangkasan cabang akan merangsang terbetuknya cabang cabang baru yang produktif menghasilkan bunga dan buah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiati (1997) yang menyatakan bahwa pemangkasan dapat meningkatkan akumulasi karbohidrat, karena karbohidrat yang digunakan untuk pertumbuhan batang dan daun diakumulasikan pada bunga maupun buah. Selain itu pemberian zat penghambat paclobutrazol menekan pengaruh zat gibberellin yang pada akhirnya mendorong pembentukan bunga betina. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wattimena (1990) menyatakan bahwa zat penghambat uniconassole termasuk paklobutrazol mempertinggi kecenderungan untuk membentuk bunga betina yang mempengaruhi jumlah buah dan semakin menekan bunga jantan. Sesuai dengan pendapat dan pernyataan Wattimena (1990), dari beberapa teori pemberian zat pengatur tumbuh untuk mempengaruhi pembungaan maka adatiga hal yang berlaku umum, yaitu : (1) genotip tanaman menentukan pola pembungaan, (2) tanaman harus mencapai stadia matang untuk berbunga baru respon terhadap perlakuan pembungaan dan (3) ada beberapa zat pengatur tumbuh yang mengatur pembungaan itu. Zat pengatur tumbuh yang berperan adalah gibberellin, auksin, etilen dan retardan (zat penghambat). Pada tanaman Cucurbitaceae termasuk mentimun, gibberellin mendorong pembentukan bunga jantan. Pertumbuhan dan perkembangan buah juga dipengaruhi oleh adanya zat penghambat pertumbuhan

29 tanaman yang mampu memperlancar penerimaan fotosintat. Selanjutnya dikatakan pula zat pengatur tumbuh dari golongan retardan mampu menstimulasi pertumbuhan reproduktif dan merangsang terbentuknya bunga betina serta meningkatkan pembuahan (Wattimena, 1990). 4. Jumlah buah per tanaman Dari (tabel 4) rerata jumlah buah per tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara perlakuan pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 3 cabang dengan perlakuan tanpa pemangkasan, tetapi tidak berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 3 cabang dengan pemangkasan 2 cabang. Berikut ini ditampilkan (tabel 4) mengenai rerata jumlah buah per tanaman. Tabel 4. Jumlah buah per tanaman Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 7,11 8,67 9,23 8,33 b P1 7,77 8,77 9,33 8,69 ab P2 8,23 8,89 10,23 9,12 a Rerata Z 7,73 r 8,78 q 9,53 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter

30 Selain itu pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol terdapat beda nyata pada masing-masing perlakuan. Hal tersebut terjadi karena fungsi dari pemberian zat pengatur tumbuh yang mampu menimbulkan suatu reaksi atau tanggapan baik secara biokimia, fisiologis maupun morfologis, yang berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, maupun pergerakan taksis tanaman atau tumbuhan baik dengan mendorong, menghambat, atau mengubahnya, dalam hal ini adalah paklobutrazol. Peran paklobutrazol yang dapat maningkatkan produksi bunga betina maka akan berbanding lurus dengan produksi mentimun yang lebih banyak. Selain itu peran dari pamangkasan yang dapat meningkatkan rasio karbon dan nitrogen, sehingga mengakibatkan penumpukan karbohidrat yang merangsang pembentukan bunga dan buah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura oleh Purwantono dkk (1997) yang menyatakan bahwa tanaman melon dilakukan pemangkasan cabang pada umur 21 hari setelah tanam memberikan hasil terbaik, dari segi pertumbuhan cabang tanaman melon menjadi lebih banyak dan hasil buah juga lebih meningkat bila dibandingkan dengan tanaman melon yang tidak dilakukan pemangkasan. Tanaman mentimun pada umur 21 hari setelah tanam terjadi pertumbuhan cabang, daun yang sangat lebat, sehingga apabila dilakukan pemangkasan cabang akan merangsang terbetuknya cabang cabang baru yang produktif menghasilkan bunga dan buah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiati (1997) yang menyatakan bahwa pemangkasan dapat meningkatkan akumulasi karbohidrat, karena karbohidrat

31 yang digunakan untuk pertumbuhan batang dan daun diakumulasikan pada bunga maupun buah. 5. Panjang Buah (cm) Dari (tabel 5) rerata panjang buah pada tanaman mentimun menunjukkan tidak ada interaksi antara pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan baik tanpa pemangkasan maupun yang di pangkasan menunjukkan hasil yang sama. Berikut ini ditampilkan (tabel 5) mengenai rerata panjang buah. Tabel 5. Panjang buah (cm) Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 17,33 16,58 16,37 16,76 a P1 17,73 17,13 16,73 17,22 a P2 17,20 16,73 16,39 16,74 a Rerata Z 17,44 p 16,76 q 16,48 q (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol dan pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter, tetapi tidak berbeda nyata antara pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter dengan ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter.

32 Hal ini terjadi karena pemberian paklobutrazol mampu memperbanyak jumlah bunga betina yang dihasilkan sehingga dalam satu tanaman tersebut terjadi kompetisi dalam hal perebutan nutrisi tanaman untuk pembesaran maupun pemanjangan buah. Dengan demikian tanaman yang mempunyai jumlah bunga lebih banyak cenderung menghasilkan buah yang berukuran lebih kecil ataupun lebih pendek dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai bunga betina lebih sedikit. Menurut Koswara 2002) bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air. Selama memasuki fase reproduktif maka daerah pemanfaatan reproduksi menjadi sangat kuat dalam memanfaatkan hasil fotosintesis dan membatasi pembagian hasil asimilasi untuk daerah pertumbuhan vegetatif (terhenti). Hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan difokuskan untuk ditransfer ke bagian buah guna perkembanganya baik untuk pembesaran maupun pemanjangan buah. Menurut Karson et al. (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara. Kelebihan dan kekurangan unsur hara yang diberikan pada tanaman mengakibatkan proses fotosintesis tidak berjalan efektif dan fotosintat yang dihasilkan berkurang, menyebabkan jumlah fotosintat yang ditranslokasikan ke buah menjadi berkurang hal ini menyebabkan penurunan perkembangan buah (Gardner, 1991). 6. Diameter Buah (cm) Dari (tabel 6) rerata diameter buah menunjukkan tidak ada interaksi antara pemangkasan cabang dengan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

33 pemangkasan menunjukkan hasil yang sama baik tanpa pemangkasan maupun perlakuan yang dipangkas. Sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter dengan perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol, tetapi tidak berbeda nyata pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter dengan pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter maupun perlakuan pemberian 0,2 ml/liter dengan perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol. Berikut ini ditampilkan (tabel 6) mengenai rerata diameter buah. Tabel 6. Diameter buah (cm) Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 4,27 4,57 4,63 4,50 a P1 4,52 4,49 4,52 4,51 a P2 4,38 4,47 4,63 4,43 a Rerata Z 4,39 p 4,48 pq 4,56 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Hal tersebut diduga terjadi karena terlalu aktifnya pertumbuhan vegetatif, khususnya jumlah daun. Jadi antara daun yang satu dengan daun yang lain saling menutupi sehingga buah tidak terkena matahari secara langsung dan juga banyak daun yang tidak efektif dalam proses fotosintesis. Lebih dominannya

34 pertumbuhan vegetatif tersebut menurut Setyati (1999) dapat berakibat jumlah bunga dan buah yang terbentuk menjadi tertekan, mengingat kegunaan karbohidrat yang tersisa untuk perkembangan kuncup bunga, bunga, buah, biji ataupun umbi menjadi lebih sedikit. Menurut Isbandi (1993), pola pembesaran dari pertumbuhan buah menggambarkan aktivitas pembesaran dan pembelahan sel. Terdapat banyak variasi dalam ikut sertanya pembelahan sel dalam pertumbuhan buah, misal pada mentimun, terjadi pembelahan sel dalam waktu yang singkat sesudah penyerbukan. Dikatakan lebih lanjut bahwa besar buah yang terakhir pada beberapa varietas erat hubungannya dengan besar sel dan jumlah sel. 7. Berat Mentimun per Buah (g) Dari (tabel 7) rerata berat mentimun per buah menunjukkan tidak ada interaksi antara pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan cabang menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan tanpa pemangkasan dengan pemangkasan 3 cabang, tetapi tidak ada beda nyata antara perlakuan tanpa pemangkasan cabang dengan pemangkasan 2 cabang. Selain itu pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol dengan pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter, tetapi tidak berbeda nyata antara perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter dan pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter. Berikut ini ditampilkan (tabel 7) mengenai rerata berat mentimun per buah.

35 Tabel 7. Rerata berat mentimun per buah (g) Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 256,23 243,83 233,62 244,51 a P1 254,37 238,59 239,33 244,08 a P2 240,67 225,73 227,32 231,21 b Rerata Z 250,44 p 236,02 q 233,46 q (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Hal tersebut terjadi karena penghambatan produksi giberellin oleh paclobutrazol menekan pembesaran ukuran buah sehingga produksi buah per sampel dan per plot menurun karena penekanan bobot buah dan pembesaran ukuran sel. Produksi dapat meningkat apabila faktor lainnya mendukung. Hal ini sesuai dengan penelitian Gultom (1994) bahwa di dalam proses pembungaan dan pembuahan banyak faktor yang turut mempengaruhi antara lain seperti faktor genetik, lingkungan, faktor pembungaan, inhibitor dan lain-lain yang saling berinteraksi. Retardan paclobutrazol bila berada dalam konsentrasi tinggi bersifat inhibitor pembentukan buah sehingga buah kurang sempurna dan tidak dapat tumbuh terus hingga menjadi besar. Mengacu pada pendapat Sitompul dan Guritno (1995) sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa tidak terjadinya peningkatan berat setiap buah lebih disebabkan oleh faktor genetis tanaman. Dijelaskan lebih lanjut oleh Nyakpa

36 et al. (2001) bahwa salah satu peranan penting dari faktor genetis adalah kemampuan tanaman untuk berproduksi tinggi. Pada suatu kondisi kesuburan tanah yang baik maka tanaman yang berpotensi produksi tinggi ini akan menghasilkan berat setiap buah yang tinggi pula asalkan tidak ada gangguangangguan luar. Selain itu menurut Koswara (2002) bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air. Selama memasuki fase reproduktif maka daerah pemanfaatan reproduksi menjadi sangat kuat dalam memanfaatkan hasil fotosintesis dan membatasi pembagian hasil asimilasi untuk daerah pertumbuhan vegetatif (terhenti).hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan difokuskan untuk ditransfer ke bagian buah guna perkembangannya. Menurut Karson et al. (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara. Kelebihan dan kekurangan unsur hara yang diberikan pada tanaman mengakibatkan proses fotosintesis tidak berjalan efektif dan fotosintat yang dihasilkan berkurang, menyebabkan jumlah fotosintat yang ditranslokasikan ke buah menjadi berkurang hal ini menyebabkan penurunan berat buah dan kualitas buah (Gardner, 1991). 8. Berat Mentimun per Tanaman (g) Dari (tabel 8) rerata jumlah mentimun per tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan cabang menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 2 cabang dengan tanpa pemangkasan, tetapi tidak berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 2 cabang dan pemangkasan 3

37 cabang maupun perlakuan pemangkasan 3 cabang dengan perlakuan tanpa pemangkasan. Sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan. Berikut ini ditampilkan (tabel 8) mengenai rerata berat mentimun per tanaman. Tabel 8. Rerata Berat mentimun per tanaman (g) Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 1781,11 2068,89 2143,33 1997,78 b P1 1996,67 2141,11 2230,00 2122,59 a P2 1970,00 1965,55 2307,78 2081,11 ab Rerata Z 1915,93 r 2058,52 q 2227,04 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 % Tanda (-) menunjukkan adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan. P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Hal tersebut bisa terjadi karena pada pemberian ZPT paklobutrazol mampu meningkatkan bunga betina yang lebih banyak dibandingkan perlakuan tanpa pemberian ZPT paklobutrazol sehingga jumlah buah yang dihasilkanpun lebih banyak. Pemangkasan cabang dapat merangsang dan memperbanyak cabang-cabang produktif dan meningkatkan translokasi asimilat ke biji, mempengaruhi pertunasan dan percabanga. Keadaan ini mempengaruhi proses metabolisme tanaman dengan menghasilkan asimilat yang maksimal, sehingga pertumbuhan tanaman dan hasil asimilat yang disimpan sebagai storage meningkat yang mendukung pembentukan buah. Selain itu ada beberapa faktor

38 yang dapat mempengaruhi produksi suatu tanaman antara lain faktor lingkugan seperti tanah dan iklim. Seperti yang diungkapkan (Gardner dkk, 1991) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun produksi tanaman antara lain lingkungan, genetik, dan teknik budidaya yang dilakukan. Adanya fluktuasi kombinasi dari perlakuan pemangkasan dan pemberian ZPT dikarenakan iklim mikro belum mampu memanipulasi (lingkungan sekitar tanaman). 9. Hasil ton/hektar Dari (tabel 9) rerata hasil ton/hektar menunjukkan tidak ada interaksi antara pemangkasan cabang dan pemberian ZPT paklobutrazol. Berikut ini ditampilkan (tabel 9) mengenai rerata hasil ton/hektar. Tabel 9. Rerata hasil ton/hektar Perlakuan ZPT Pemangkasan Z0 Z1 Z2 Rerata P P0 71,23 82,73 85,73 79,91 b P1 79,87 85,63 89,20 84,93 a P2 78,8 78,62 92,31 83,23 ab Rerata Z 76,67 r 82,39 q 89,01 p (-) Keterangan : nilai rerata yang diikuti dengan huruf sama pada baris maupun kolom menunjukkan tidak beda nyata berdasarkan DMRT pada taraf α = 5 %. Tanda (-) menunjukkan adanya interaksi antara kedua faktor perlakuan P0 : tanpa dipangkas P1 : pemangkasan dua cabang P2 : pemangkasan tiga cabang Z0 : tanpa ZPT paklobutrazol Z1 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,2 ml/liter Z2 : pemberian ZPT paklobutrazol 0,4 ml/liter Pada perlakuan pemangkasan cabang menunjukan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 2 cabang dengan perlakuan tanpa pemangkasan, tetapi tidak berbeda nyata antara perlakuan pemangkasan 2 cabang

39 dan pemangkasan 3 cabang maupun perlakuan pemangkasan 3 cabang dengan perlakuan tanpa pemangkasan. Sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT paklobutrazol menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan. Pada penelitian ini konsentrasi paklobutrazol yang berpengaruh paling baik dalam mendukung hasil mentimun adalah 0,4 ml/liter air. Sesuai dengan pendapat dan pernyataan Wattimena (1990), dari beberapa teori pemberian zat pengatur tumbuh untuk mempengaruhi pembungaan maka ada tiga hal yang berlaku umum, yaitu: (1) genotip tanaman menentukan pola pembungaan, (2) tanaman harus mencapai stadia matang untuk berbunga baru respon terhadap perlakuan pembungaan dan (3) ada beberapa zat pengatur tumbuh yang mengatur pembungaan itu. Pada tanaman Cucurbitaceae termasuk mentimun, gibberellin mendorong pembentukan bunga jantan. Jadi dengan pemberian zat penghambat paclobutrazol yang berarti menekan pengaruh zat gibberellin yang pada akhirnya mendorong pembentukan bunga betina. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wattimena (1990) menyatakan bahwa zat penghambat uniconassole termasuk paclobutrazol mempertinggi kecenderungan untuk membentuk bunga betina yang mempengaruhi jumlah buah dan semakin menekan terbentuknya bunga jantan. Pertumbuhan dan perkembangan buah juga dipengaruhi oleh adanya zat penghambat pertumbuhan tanaman yang mampu memperlancar penerimaan fotosintat.