Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan

dokumen-dokumen yang mirip
A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

: Pengembangan, Media Komputer Pembelajaran, Video

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU WONDERSHARE DENGAN PENDEKATAN RME PADA MATERI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS)

Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAYA ANTAR MOLEKUL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AURORA 3D OLEH : TRIA SUKMA RRA1C109015

PEMBUATAN CD PEMBELAJARAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI PADA MATERI POKOK MINYAK BUMI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN APLIKASI MACROMEDIA DIRECTOR PADA MATA KULIAH KOMPUTER MULTIMEDIA DI JURUSAN KTP FIP UNP

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Pembelajaran Interaktif Model Borg And Gall Materi Listrik Dinamis Kelas X SMA Negeri 1 Marawola

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar PAI Di SDN 2 Sabang Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HARIO WIJAYANTO A

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSMISI MANUAL DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN MEDIA KOLASE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP 18 BANDA ACEH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SUB TEMA PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANYA BAGI SISWA SMP NEGERI 2 COLOMADU

Muhammad Sugiantoro* Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si.** Hj. Yuniastuti, SH.M.Pd.**

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

JURNAL. Oleh : TRI ANJAYA

PENGEMBANGAN APLIKASI KAMUS ISTILAH FISIKA BERBASIS VISUAL BASIC SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PESERTA DIDIK SMA/MA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA

Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN KKPI MATERI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA KELAS XI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTUNTERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATEI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI SMKN 10 SURABAYA

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2016 Revitalisasi Budaya Lokal dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

Artikel Penelitian Kolaborasi

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: M. RAFIQ RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI SEPTEMBER, 2017

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

ARTIKEL JURNAL. Oleh Lia Endah Kusnawati NIM

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA MATERI HIDROKARBON ALKANA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

LATAR BELAKANG PENELITIAN

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa, baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun pada siswa di kelas kontrol.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR PLC OMRON CPM2A BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN VISUAL BASIC DI SMK NEGERI 3 WONOSARI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. learning sebagai sumber belajar IPS, dapat disimpulkan beberapa hal

Journal of Arabic Learning and Teaching

PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP

PEMETAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Progam Studi PGSD

PENGEMBANGAN KOMIK LIPAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI MENGANALISIS DOKUMEN TRANSAKSI. Nurlaili Latifah.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL PADA MATERI TETAPAN KESETIMBANGAN UNTUK KELAS XI IPA SMA N 6 BATANGHARI KARYA ILMIAH

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ely Mariana Prodi PGSD, Universitas Quality

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

KUKUH KARUNIAWAN A

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 2 AMPEL NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

Rokhani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Interaktif. interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA

Pengaruh Media Game Edukasi Teka Teki Pengetahuan Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN 03 Protomulyo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN MADYOPURO 4 KOTA MALANG

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MICROSOFT POWER POINT PADA SISTEM KOORDINAT KARTESIUS Raqjabul Azhar, M.Pd Akademi Komunitas Negeri Pidie Jaya Email : raqjabul11@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif yang layak digunakan, mudah dipelajari siswa, dapat dipakai untuk pembelajaran mandiri, dan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi sistem koordinat kartesius. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model Borg dan Gall yang dengan model Dick & Carey. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa uji ahli dan uji coba yang dilakukan kualifikasi sangat baik dengan melalui tahapan revisi produk. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan media pembelajaran buku teks. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data dengan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan media pembelajaran buku teks atau pembelajaran secara konvensional. Kata Kunci: Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis komputer, sistem koordinat kartesius PENDAHULUAN Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan visi tersebut, maka mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan pelayanan sekolah kepada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Kurikulum yang telah diperbaharui menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah dari guru saja, melainkan dua arah, timbal balik antara guru dan murid. Dengan model tersebut, Commented [A1]: Kurikulum k13 kah? Kurikulum KTSP kah? Ini perlu diricek lagi dengan penulisnya. Commented [bh2]: Kurikulum siapa yang menyarankan ini?

guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisis berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, dan di saat yang sama pula siswa diharapkan untuk aktif secara mental maupun emosional. Teknologi merupakan media yang baik untuk memaparkan materi kepada peserta didik. Menurut Dewi Salma, teknologi merupakan sebuah pengetahuan untuk memecahkan masalah (mempermudah manusia) dalam bentuk peralatan, teknik, kerajinan serta sistem atau metode dari suatu organisasi. 1 Teknologi informasi atau dalam hal ini komputer, dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang pembelajaran. Menurut Azhar Arsyad, media pembelajaran adalah seluruh alat bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual, sehingga media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. 2 Sedangkan menurut Yudhi Munadi, menyebutkan bahwa dalam proses pembelajaran penggunaan media pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan hasil dan prestasi belajar siswa. 3 Maka media pembelajaran adalah alat atau komponen untuk membantu pembelajaran yang berbentuk nyata dilingkungan belajar. Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad mengatakan bahwa media, apabila dipahami secara garis besar, adalah manusia, materi atau kejadian yang membantu siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. 4 Dengan demikian maka guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Secara umum media pembelajaran berguna untuk proses belajar lebih menarik, interaktif, menyingkat waktu 1 Dewi Salma, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana,2012). Hal.15 2 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2004).cet-4.hal.3 3 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada, 2008) hal.9 4 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran.( Jakarta: CV Rajawali,2011).hal.3

belajar, belajar lebih berkualitas dan proses belajar dapat dilakukan kapan saja baik secara kelompok atau mandiri. 5 Salah satu media pembelajaran adalah komputer yang berbasis microsoft power point. Microsot power point merupakan salah satu program berbasis multimedia. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan prestasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintah pendidikan, maupun program dengan berbagai fitur menu yang mampu menjadikannya sebagai media komunikasi yang baik. 6 Software ini, menyediakan fasilitas dalam bentuk slide-slide yang dapat membantu dalam menyusun suatu presentasi yang efektif, profesional, dan juga mudah. Sehingga memungkinkan para guru sekolah untuk memanfaatkan sebagai media pembelajaran. Keunggulan Microsot power point adalah kemampuan dalam pengolahan teks, warna dan gambar serta animasi yang dapat diolah sendiri sesuai kreativitas penggunanya. 7 Dengan media ini guru dapat menyampaikan materi matematika melalui slideslide yang menarik dan merangsang pemahaman untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model Dick & Carey merupakan salah satu contoh model pengembangan yang berorientasi pada hasil, karena penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip perencanaannya akan menghasilkan bahan pelajaran mandiri. 8 Pembelajaran matematika saat ini masih terkesan membosankan dan monoton, oleh karenanya inovasi-inovasi dalam proses pembelajarannya baik metode yang diterapkan maupun media pembelajaran yang digunakan selalu dibutuhkan. Salah satu materi dalam matematika yaitu sistem koordinat Kartesius yang digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang 5 Daryanto, Media Pembelajaran,(Bandung:PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) hal..50 6 Daryanto, Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. (Yogyakarta: Gava Media. 2010) hal.157 7 Ibid. hal.157 8 Dick, w. dan Carey,L, The Systematic desgn of instruction.(united States of Amerika: Scott Foresman and Company, 2005) hal.9

dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x (absis) dan koordinat y (ordinat) dari titik tersebut. Secara umum, guru cenderung menggunakan metode konvensional, di mana guru menjelaskan menggunakan papan tulis dan penggaris besar kemudian menggambarkannya koordinat x dan y pada papan tulis dan tak jarang dalam proses penggambarannya terdapat kesalahan letak titik koordinat sehingga siswa sulit untuk memahaminya. Sedangkan saat ini penggunaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran harus mengandung 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan menyimpulkan. Dalam proses mengamati guru harus menampilkan gambar yang baik dan menarik bagi siswa agar terjadi proses selanjutnya. Di sinilah peran media pembelajaran interaktif microsoft power point. Ia mampu membuat gambar tampak menarik dan membantu siswa memahami pelajaran sistem koordinat Kartesius sehingga hasil belajar siswa meningkat. Menurut Dimyati dan Moedjono hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar 9, sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 10 Ada 3 macam hasil belajar menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Nana Sudjana yaitu: (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita. 11 Kemudian, hasil belajar juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: a) Faktor Internal yang bersumber dari dalam diri, seperti kondisi fisik dan kejiwaan siswa. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani akan sangat membantu proses dan hasil belajar, b) Faktor Eksternal yang bersumber dari luar diri seseorang atau lingkungan di sekitar siswa seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, tinggi rendahnya penghasilan 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) hal.3 10 Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.(Bandung: Rosda Karya,2004).hal.22 11 Ibid.hal.22

orang tua, cukup atau tidaknya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun tidaknya hubungan orang tua dan anak-anak, semuanya turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar. 12 Sementara lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar siswa seperti; kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan murid per kelas, dan pelaksanaan tata tertib sekolah. Di dalam lingkungan masyarakat terdapat berbagai ragam kehidupan dengan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung dengan sendirinya akan mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar yang akan mengakibatkan prestasi belajarnya menurun. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru mata pelajaran Matematika yaitu Dahniar, S.Pd guru pada SMP Negeri 2 Indra Makmu bahwa hasil belajar siswa masih rendah dan beliau belum pernah menggunakan media komputer terlebih power point dalam pembelajaran. Pembelajaran yang ada masih terfokus pada pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran sistem koordinat kartesius membutuhkan gambaran yang tepat kedudukan antara koordinat x dan koordinat y untuk menentukan kedudukan titik. Kenyataan yang ada di lapangan guru menggunakan media papan tulis, rol panjang untuk menggambarkan koordinat tersebut. Dan tidak semua guru memiliki keterampilan yang sama dalam menggambarkannya. Sehingga pembelajaran tidak begitu menarik bagi murid yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media microsoft power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem koordinat di kelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu. METODE 12 M.Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Hal-59

Penelitian ini dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 2 Indra Makmu kabupaten Aceh Timur. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 103 Orang yang terbagi dalam 4 (empat) kelas, sedangkan sampel penelitian ini adalah 25 orang dari siswa yang ada di kelas VIII-B sebagai kelas Eksperimen dan 26 orang dari siswa Kelas VIII-C sebagai kelas Kontrol. Metode yang digunakan adalah research and development, karena penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan yang dimasukkan untuk menghasilkan produk pembelajaran yang layak digunakan, serta bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan Borg & Gall yang dipadu dengan model pengembangan Dick & Carey yang terbagi menjadi 5 tahapan yaitu; 1) melakukan penelitian pendahuluan, 2) pembuatan desain/ rancangan software 3) pengumpulan bahan, 4) membuat dan memproduksi multimedia interaktif dan 5) review atau uji lapangan dalam rangka evaluasi formatif dan revisi produk. Teknik pengumpulan data pada penelitian pengembangan ini adalah angket yang tersebar ke beberapa fasilitator, soal latihan pre-tes dan post-tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian dalam menarik kesimpulan. Hipotesis penelitian yang akan di uji adalah; Ho : μ 1 = μ 2 Ha : μ 1 > μ 2 Keterangan: μ 1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif.

μ 2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran konvensional. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Uji hipotesis digunakan rumus uji dua pihak. Kriteria pengujian terima Ha jika t hitung > t tabel yang dapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan taraf α = 5 %. Untuk melihat nilai keefektifan media pembelajaran interaktif yang dieksperimenkan digunakan rumusan perhitungan efektifitas. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan Uji perorangan dilakukan pada 3 orang siswa yang terdiri dari 1 siswa yang memiliki prestasi tinggi, 1 orang siswa berprestasi sedang dan 1 orang siswa berprestasi rendah. Tujuan dari ujian coba perorangan ini adalah untuk mengidentifikasikan kekurangan produk pembelajaran setelah ditinjau ulang oleh tenaga ahli. Penilaian dan masukan dari uji coba ini adalah tentang penyajian produk pembelajaran dan aspek kualitas materi pembelajaran dan aspek kualitas teknis atau tampilan yang terdapat pada media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius.

Tabel 1. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba perorangan tentang kualitas materi pembelajaran No Indikator penilaian Responden Jumlah 1 2 3 skor Rata-rata kriteria 1 Kesesuaian materi 5 4 5 14 93,33 % Sangat baik 2 Kejelasan petunjuk belajar 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik 3 Kemudahan memahami 4 5 5 14 93,33 % Sangat baik kalimat pada teks 4 Kemudahan memahami 4 4 5 13 86,67 % Sangat baik pembelajaran 5 Ketepatan urutan penyajian 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik 6 Kecukupan latihan 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik 7 Kejelasan umpan balik 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik 8 Bantuan belajar dengan program 5 5 4 14 93,33 % Sangat baik Rata-rata 105 87,50 % Sangat baik Tabel 2. Skor menunjukkan tanggapan 3 siswa pada uji coba perorangan terhadap media pembelajaran interaktif dari aspek kualitas materi pembelajaran dan secara keseluruhan dinyatakan dalam kriteria Sangat Baik. Tabel 2. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji perorangan tentang aspek kualitas teknis/tampilan. No Responden Jumlah Ratarata Indikator penilaian 1 2 3 Skor Kriteria 1 Keindahan tampilan layar 5 5 4 14 93,33 % Sangat baik 2 Keterbacaan teks 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik 3 Kualitas gambar dan animasi 5 4 5 14 93,33 % Sangat baik 4 Komposisi warna 4 5 5 14 93,33 % Sangat baik 5 Navigasi 5 4 4 13 86,67 % Sangat baik 6 Daya dukung musik 4 4 4 12 80,00 % Sangat baik 7 interaksi 4 5 5 14 93,33 % Sangat baik Rata-rata 93 88,57% Sangat baik

Tanggapan siswa pada uji coba perorangan ditunjukkan pada Tabel 2 dijelaskan bahwa media pembelajaran interaktif dari aspek kualitas teknis atau tampilan mayoritas dinilai secara keseluruhan dinilai "Sangat Baik. 2. Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dilakukan terhadap 9 orang siswa yang terdiri dari 3 siswa yang memiliki prestasi tinggi, 3 orang siswa berprestasi sedang dan 3 orang siswa berprestasi rendah dimaksudkan untuk mengetahui beberapa kelemahan atau hambatan yang dihadapi ketika produk media pembelajaran interaktif digunakan. Tabel 3. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba kelompok kecil tentang kualitas materi pembelajaran. No Indikator penilaian skor 1 2 3 4 5 Rata-rata Kriteria 1 Kesesuaian materi 6 3 86,67 % Sangat baik 2 Kejelasan petunjuk belajar 4 5 91,11 % Sangat baik 3 Kemudahan memahami kalimat 4 5 91,11 % Sangat baik pada teks 4 Kemudahan memahami 6 3 86,67 % Sangat baik pembelajaran 5 Ketepatan urutan penyajian 2 7 95,56 % Sangat baik 6 Kecukupan latihan 3 6 93,33 % Sangat baik 7 Kejelasan umpan balik 4 5 91,11 % Sangat baik 8 Bantuan belajar dengan program 2 7 95,56 % Sangat baik Rata-rata 91,39 % Sangat baik Penilaian pada spek kualitas materi pembelajaran untuk uji coba kelompok kecil yang tampak pada Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam kriteria Sangat Baik. Tabel 4. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji kelompok kecil tentang aspek kualitas teknis/tampilan.

No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria 1 2 3 4 5 1 Keindahan tampilan layar 1 8 97,78 % Sangat baik 2 Keterbacaan teks 1 8 97,78 % Sangat baik 3 Kualitas gambar dan animasi 2 7 95,56 % Sangat baik 4 Komposisi warna 3 6 93,33 % Sangat baik 5 Navigasi 1 8 97,78 % Sangat baik 6 Daya dukung musik 2 7 95,56 % Sangat baik 7 interaksi 1 8 97,78 % Sangat baik Rata- rata 96,51% Sangat baik

3. Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan Uji coba lapangan dilakukan terhadap siswa terdiri dari 52 orang siswa. Uji coba lapangan menghasilkan data-data yang nantinya akan mengukur kelayakan dari produk yang dikembangkan, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar dengan pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius. Tabel 5. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba lapangan pada aspek kualitas materi pembelajaran. No Indikator penilaian skor 1 2 3 4 5 Rata-rata Kriteria 1 Kesesuaian materi 2 50 99,23 % Sangat baik 2 Kejelasan petunjuk belajar 6 46 97,69 % Sangat baik 3 Kemudahan memahami 10 42 96,15% Sangat baik kalimat pada teks 4 Kemudahan memahami 6 46 97,69 % Sangat baik pembelajaran 5 Ketepatan urutan penyajian 6 46 97,69 % Sangat baik 6 Kecukupan latihan 13 39 95,00 % Sangat baik 7 Kejelasan umpan balik 7 45 97,30 % Sangat baik 8 Bantuan belajar dengan program 2 50 99,23 % Sangat baik Rata-rata 97,52 % Sangat baik Hasil evaluasi terhadap media pembelajaran pada aspek kualitas materi pembelajaran. menunjukkan hasil tanggapan siswa pada aspek kualitas teknis atau tampilan untuk uji coba lapangan dan keseluruhannya dalam kriteria Sangat Baik. Tabel 6.. Skor penilaian media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius pada uji lapangan tentang aspek kualitas teknis/tampilan. No Indikator penilaian Skor Rata-rata Kriteria 1 2 3 4 5 1 Keindahan tampilan layar 3 49 98,88 % Sangat baik 2 Keterbacaan teks 6 46 97,69 % Sangat baik 3 Kualitas gambar dan animasi 6 46 97,69 % Sangat baik 4 Komposisi warna 7 45 97,30 % Sangat baik

5 Navigasi 12 40 95,38 % Sangat baik 6 Daya dukung musik 13 39 95,00 % Sangat baik 7 interaksi 3 49 98,88 % Sangat baik Rata- rata 97,26% Sangat baik Hasil uji lapangan terhadap aspek kualitas pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pelajaran sistem koordinat kartesius menyatakan bahwa untuk aspek kualitas teknis/tampilan pada uji coba lapangan menunjukkan 52 orang secara keseluruhan menunjukkan kriteria Sangat Baik 4. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap II Uji Coba Perorangan Berikut menunjukkan persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba perorangan terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 87,50 % dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 88,57% dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik. Tabel 7. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba perorangan. No Kategori Persentase Kriteria rata-rata 1 Aspek kualitas materi pembelajaran 87,50 % Sangat Baik 2 Aspek kualitas teknis/tampilan 88,57 % Sangat Baik Rata-rata 88,04 % Sangat Baik 5. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap III Uji Coba Kelompok Kecil Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba kelompok kecil terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 91,39% dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 96,51% dan kedua-duanya termasuk kategori sangat baik.

Tabel 8. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba kelompok kecil. No Kategori Persentase rata-rata Kriteria 1 Aspek kualitas materi pembelajaran 91,39% Sangat Baik 2 Aspek kualitas teknis/tampilan 96,51% Sangat Baik Rata-rata 93,95 % Sangat Baik 6. Analisis Data Hasil Uji Coba Tahap IV Uji Coba Lapangan Persentase rata-rata hasil penilaian pada uji coba lapangan terhadap aspek kualitas materi pelajaran sebesar 97,52 %dan aspek kualitas atau teknis tampilan sebesar 97,26%dan keduaduanya termasuk kategori sangat baik. Tabel 9. Persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius pada uji coba lapangan. No Kategori Persentase rata-rata Kriteria 1 Aspek kualitas materi pembelajaran 97,52 % Sangat Baik 2 Aspek kualitas teknis/tampilan 97,26% Sangat Baik Rata-rata 97,39 % Sangat Baik Setelah dilakukan uji kelayakan data selesai maka selanjutnya dilakukan uji t pretes penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan awal antara kelas control dan eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t pretes diperoleh t hitung sebesar -1,385 dan t tabel sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 1,385 > 1,67 atau dengan kata lain Ha ditolak, yang menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama dan tidak terdapat perbedaan signifikan.

Uji t Postes Ho : μ 1 = μ 2 Ha : μ 1 > μ 2 Keterangan: μ 1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif. μ 2 =Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran konvensional. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional Ha = Ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Setelah melakukan uji t pretes selesai maka selanjutnya melakukan pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji t postes, untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan cara berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan pada uji t postes diperoleh t hitung sebesar 3,285 dan t tabel sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 95 persen. Maka diperoleh bahwa t hitung > t tabel atau 3,285 > 1,67 atau dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima, yang dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar menggambarkan teknik siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional teruji kebenarannya. Hal ini berarti hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point lebih tinggi dari siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan keefektifan sebesar 80,46 %. Nilai keefektifan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dari nilai keefektifan pembelajaran tanpa media pembelajaran yaitu sebesar 71,72 %. Berikut hasil rangkuman persentase rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif materi pembelajaran sistem koordinat kartesius oleh ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak, uji coba perorangan, uji kelompok kecil dan uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Rangkuman rata-rata hasil penilaian terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius. No Responden Persentase rata-rata Kriteria 1 Ahli Materi 94,10% Sangat Baik 2 Ahli Desain 89,55% Sangat Baik 3 Ahli Rekayasa 93,83% Sangat Baik 4 Siswa pada uji coba perorangan 92,43% Sangat Baik 5 Siswa pada uji coba kelompok kecil 93,63% Sangat Baik 6 Siswa pada uji coba lapangan 97,96% Sangat Baik Rata-rata 93,58% Sangat Baik

B. PEMBAHASAN Produk pengembangan media pembelajaran interaktif pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius adalah materi pembelajaran yang telah dikembangkan dengan memperhatikan aspek pembelajaran dan media sebagai alat yang didesain untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Penelitian pengembangan yang dilakukan ini diarahkan untuk menghasilkan suatu produk yang berupa media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun kompetensi siswa yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa, oleh sebab itu penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses yaitu; (1) studi pendahuluan, (2) mendesain media pembelajaran, (3) melakukan validasi produk dan melakukan revisi dan penyempurnaan berdasarkan analisis data validasi dari ahli materi, (4) ahli desain pembelajaran dan ahli ahli rekayasa perangkat lunak yang dilanjutkan dengan uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan sehingga dihasilkan media pembelajaran yang layak digunakan sesuai dengan karakteristik bidang studi dan siswa sebagai pengguna. Aspek yang direvisi dan disempurnakan berdasarkan analisis data dan uji coba serta saran atau masukan dari ahli materi, ahli desain pembelajaran, ahli rekayasa perangkat lunak dan siswa selaku pengguna media pembelajaran interaktif tersebut, bertujuan untuk menggali beberapa aspek yang lazim dalam proses pengembangan suatu produk. Variabel-variabel media pembelajaran memiliki nilai rata-rata sangat baik. Adapun variabel media pembelajaran yang dinilai meliputi kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, pemrograman, dan grafis. Beberapa kegunaan dan manfaat dalam penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada materi pembelajaran sistem koordinat kartesius sebagai

berikut; (1) materi mudah dipahami karena konsep yang disajikan secara sistematis dirancang untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran, (2) media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu, (3) belajar lebih cepat dan menarik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan karena dilengkapi animasi-animasi berbagai macam corak warna yang begitu menarik serta soal latihan yang bervariasi, (4) adanya kesempatan waktu yang diberikan dalam menjawab soal pada waktu tes jika jawaban dianggap salah dengan tujuan agar siswa dapat memahami materi yang telah dipelajari, (5) media pembelajaran interaktif ini juga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran baik secara kelompok atau individu. Dari hasil pengolahan data penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan hasil belajar materi pembelajaran sistem koordinat kartesius antara siswa yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif dengan siswa yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran interaktif yaitu rata-rata hasil belajar yang belajar menggunakan media pembelajaran interaktif lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang belajar tidak menggunakan media pembelajaran interaktif. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa yang dia ajarkan dengan media pembelajaran interaktif yaitu sebesar 12,06 (80,46 %), sedangkan hasil nilai rata-rata siswa yang tidak diajarkan dengan media pembelajaran interaktif atau secara konvensional sebesar 10,76 (71,72 %). Dari data ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran interaktif lebih baik dari pada belajar tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif atau secara konvensional. Penggunaan media pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran sistem koordinat kartesius karena dari media pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung, memiliki gambar-gambar

animasi, dan sound background, sehingga setiap siswa tidak sulit lagi dalam membayangkan dan membaca gambar karena di dalam media ini dijelaskan secara mendetail. Selain itu media ini sangat praktis, karena media ini dapat dibawa pulang oleh siswa dan dapat belajar mandiri di rumah karena media ini dalam bentuk flash. Media pembelajaran ini juga dapat menguji langsung kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran karena ada tes atau soal-soal latihan Commented [A3]: Saya kurang yakin apakah ini maksudnya aplikasi flash atau Soft copy (italic). Karena yang lain bercerita tentang power point maka kemungkinan yang dimaksud adalah soft copy yang memiliki durasi waktu dan kunci jawaban sehingga skor nilai dalam setiap menjawab soal langsung dapat dilihat. Media pembelajaran interaktif juga disertakan rangkuman materi pembelajaran sehingga memudahkan siswa memperoleh ringkasan materi. Pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point memungkinkan guru bebas melakukan interaksi dengan siswanya sehingga pembelajaran tersebut bersifat interaktif yang membuat pembelajaran terfokus pada informasi yang sedang dipelajari. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran interaktif, siswa tidak berinteraksi langsung pada sumber informasi dan pembelajaran didominasi oleh guru yang menyajikan pembelajaran secara linier atau satu arah, selain itu dalam pembelajaran materi sistem koordinat kartesius sangat dituntut siswa untuk mampu membaca gambar letak titik koordinat dengan tepat. Tanpa media pembelajaran interaktif yang berbasis Microsoft power point, siswa hanya belajar dari buku teks dan menggunakan papan tulis sebagai media menggambar sumbu koordinat, serta saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru yang aktif sedangkan siswa hanya bersifat pasif menerima materi pelajaran. PENUTUP a. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada sistem koordinat kartesius yang diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point pada sistem koordinat kartesius yang dikembangkan menunjukkan bahwa (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik. Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran interaktif ini, menunjukkan bahwa; (1) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik, (2) kualitas desain informasi dinilai sangat baik, (3) kualitas desain interaksi dinilai baik, (4) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik. Hasil validasi dari ahli rekayasa perangkat lunak terhadap media pembelajaran interaktif dinyatakan bahwa; (1) pemrograman dinilai sangat baik, (2) kualitas teknik/tampilan dinilai sangat baik. 2. Menurut tanggapan siswa kelas VII di SMPN 2 Indra Makmu pada uji perorangan dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif memiliki program yang dikategorikan sangat baik. Untuk tanggapan siswa pada uji kelompok kecil disekolah tersebut menyatakan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik. Yang terakhir tanggapan siswa pada uji lapangan menyatakan hal yang sama yaitu media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dinilai sangat baik. 3. Terhadap penggunaan media pembelajaran interaktif pada tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point ( kelas eksperimen) lebih tinggi = 12,06 dari hasil belajar siswa yang diajarkan secara konvensional yang hanya menggunakan buku teks dan media papan tulis (kelas kontrol) = 10,76. Dengan demikian bahwa terdapat

perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan media pembelajaran interaktif dengan hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa media pembelajaran interaktif tersebut. b. Saran Berdasarkan temuan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, berikut ini beberapa saran yang akan dijabarkan yaitu; 1. Media pembelajaran ini adalah alat untuk membantu dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya materi pembelajaran sistem koordinat kartesius dimana keberadaan dosen sebagai fasilitator dan siswa bisa berinteraksi aktif saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Pada kenyataannya hingga saat ini proses pembelajaran sistem koordinat kartesius masih dilaksanakan menggunakan pembelajaran konvensional yang menggunakan buku dan media papan tulis, maka disarankan agar menggunakan media pembelajaran interaktif berbasis Microsoft power point mulai saat ini sudah selayaknya digunakan dengan alasan media pembelajaran interaktif ini mampu memberi umpan balik yang lebih baik lagi bagi siswa. 3. Pada sekolah, hendaknya diadakan sarana dan prasarana yang memadai dan cukup untuk alat-alat pendukung keberadaan media pembelajaran interaktif agar memudahkan guru yang mengajar dan siswa yang belajar agar terciptanya tujuan pembelajaran yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.cet-4, Media Pembelajaran. Jakarta: CV Rajawali,2011. Borg, W. & Gall. M.D. Educational reseach. An introduction (4 nd ed). New York & London: Logman, 1983. Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011., Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.(Yogyakarta:Gava Media, 2010. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006 Dick, w. dan carey,l, The Systematic desgn of instruction. United States of Amerika: Scott Foresman and Company,2005. Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya,2004. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada, 2008 M.Dalyono,Psikologi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Salma,Dewi Wawasan Teknologi Pendidikan,Jakarta: Kencana,2012. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2009. Seels. B. B and Richey. C. R. Teknologi Pembelajaran; Defenisi dan Kawasan. Jakarta: UNJ. 1994. Commented [A4]: Kalau dilayout nya letak daftar pustaka ini tepat setelah paragraph terakhir? Atau memang seperti ini; diletakkan di halaman selanjutnya?