BAB II TINJUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani hedone yang diartikan sebagai pleasure atau kenikmatan.

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada CV.

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan konsumen merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan dunia dewasa ini sangat pesat di segala bidang, terutama

BAB II LANDASAN TEORI. melalui jasa atau produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

A. Penelitian Terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, dalam hal ini adalah laba. Laba dapat diperoleh dari para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan membahas dasar teori variabel-variabel yang membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan konsumen yang loyal pada perusahaan. Babin et al., (2005)

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teori niat berkunjung

BAB II URAIAN TEORITIS. Krisviyanti (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih. seberapa banyaknya kepuasan konsumen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. kesan positif ataukah sebaliknya. Interaksi ini disebut sebagai a moment of truth,

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

BAB II KERANGKA TEORI. kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai

BAB II TELAAH PUSTAKA

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mereka. Hal itu menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan. untuk menciptakan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II TINJUAN PUSTAKA. restoran adalah kepribadian restoran, yakni menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari kata

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI SWALAYAN SURYA LAKSANA PURWODADI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Selain bertujuan bisnis atau mencari keuntungan, Restoran dan Kafe juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Hedonis Kata hedonis diambil dari bahasa Yunani hedonismos dari akar kata hedone yang artinya kesenangan. Menurut Hrichman dan Holbook (1982) bahwa nilai hedonis bersifat lebih subyektif dan dihasilkan dari rasa senang, bukan sebagai pemenuhan sebuah kebutuhan. Sifat petualang nilai hedonis mencerminkan belanja sebagai hiburan dan potensi emosional yang dihasilkan dari pengalaman menyenangkan (Hirchman dan Holbrook, 1982). Overby dan Lee (2006) mendefinisikan nilai hedonis sebagai penilaian secara keseluruhan dari manfaat pengalaman dan pengorbanan, seperti hiburan dan pelarian. Sedangkan dimensi nilai hedonis dari pengalaman konsumen terdiri dari produk atau layanan yang unik, makna simbolis, rangsangan emosional, dan citra yang muncul (Ha dan jang, 2010). Mengacu pada pengertian kata dasar hedonis yang berarti kesenangan, maka konsep hedonis adalah bertumpu pada kesenangan. Sehingga tujuan dari prilaku konsumen hedonis adalah untuk mendapatkan kesenangan atau kegembiraan agar dapat menghilangkan kegelisahan atau kepenatan akan suatu hal. Nilai Hedonis dapat menjadi salah satu alasan bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Sehingga keputusan konsumen untuk 15

16 membeli suatu produk lantaran didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesenangan semata tanpa melihat kebermanfaatan dari suatu produk itu sendiri. Jadi faktor utama konsumen dalam membeli suatu produk dikarenakan untuk kesenangan semata. 2. Nilai Utilitarian Utilitarian berasal dari kata Latin utilis yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah atau menguntungkan. Hirschman dan Holbrook (1982) berpendapat bahwa manfaat utilitarian adalah manfaar-manfaat yang instrumental, fungsional dan kognitif. Dalam Babin et al. (1994) diperoleh fakta bahwa konsumen ingin menghabiskan waktu seminimal mungkin dalam melakukan kegiatan pembelian. Selaras dengan penjelasan Overby dan Lee (2006) bahwa dimensi nilai utilirain adalah yang berhubungan dengan efisien, manfaat utama, dan aspek ekonomis dari produk atau jasa. Konsumen utilitarian adalah konsumen yang akan membeli suatu produk yang memang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhannya, dimana tujuan utamanya adalah manfaat fungsional produk tersebut. Hal ini selaras dengan Hirschman (1984) yang mendekripsikan bahwa nilai utilitarian diakumulasikan melalui assesment pada atribut-atribut berwujud (tangible) dari barang atau jasa yang diolah dalam ranah koginitf pelanggan, dengan demikian fungsi utilitarian bertumbuh jika seseorang pelanggan memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dan semakin bertumbuh jika pelanggan tersebut dapat memperolehnya dengan upaya yang semakin efisien.

17 Menurut Hanzaee (2011) nilai utilitarian adalah nilai yang dipertimbangkan secara objektif dan rasional. Adapun yang termasuk di dalam nilai utilitarian anatara lain: a. Penghematan biaya Penghematan biaya atau cost saving menjadi faktor yang signifikan untuk melakukan pembelian kembali, dimana konsumen akan mencari harga yang paling murah dengan kualitas produk dan pelayanan yang sama. b. Pelayanan Layanan yang ditawarkan juga menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Sedangkan menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001) terdapat dua variabel untuk mengukur nilai-nilai utilitarian: 1) I rely on this product (saya mengandalkan produk ini) 2) This product is necessity for me (Produk ini merupakan kebutuhan saya) 3. Kepuasan Secara sederhana, kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai (Tjipto, 2005). Menurut Kotler dan Keller (2012) Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas

18 kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan maka pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas. Kunci untuk menghasilkan kesetian pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang tinggi. Mowen (1995) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan dan pemakaian. Dengan kata lain, kepuasan konsumen merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian spesifik. Berikut adalah model kepuasan/ketidakpuasan konsumen: Pemakaian/konsumsi produk Harapan akan kinerja/ Kualitas produk Konfirmasi /diskonfirmasi harapan Evaluasi kinerja/ Kualitas produk Evaluasi terhadap keadilan pertukaran Respon emosional Atribusi penyebab kinerja produk Kepuasan/ Ketidakpuasan konsumen Gambar 2.1 Model Kepuasan/Ketidakpuasan (sumber: Tjiptono,2014)

19 Dari Gambar 2.1 di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen akan tercipta apabila produk yang dikonsumsi sesuai dengan harapan konsumen. Namun sebaliknya, apabila produk yang dikonsumsi konsumen tidak sesuai dengan harapan, maka akan timbul dalam diri konsumen ketidakpuasan atas kinerja produk, bahkan bisa tercipta rasa kekecewaan atas ketidaksesuaian produk dengan harapan konsumen. Berikut adalah kombinasi dari tujuh elemen utama untuk program kepuasan konsumen: a. Barang dan jasa berkualitas b. Relationship marketing c. Program promosi loyalitas d. Fokus pada pelanggan terbaik e. Sistem penanganan komplain secara efektif f. Unconditional guarantees g. Program pay for performance Fornell (2005) menyatakan bahwa kepuasan merupakan evaluasi purnabeli keseluruhan yang membandingkan persepsi terhadap kinerja produk dengan ekspektasi pra-pembelian. Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2003) kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas

20 pelayanan (jasa), kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi dari pelanggan Tjiptono (2011) menerangkan bagan konsekuensi kepuasan konsumen sebagai berikut: Kepuasan Konsumen Loyalitas Konsumen Word Of Mouth Positif Minat Pembelian Ulang Konsumen Baru Gambar 2.2 Konsekuensi Kepuasa Konsumen (Sumber: Tjiptono, 2014) Dari Gambar 2.2 di atas, dapat ditarik kesimpuan bahwa menciptakan kepuasan konsumen dengan memberikan kualitas produk yang baik akan menimbulkan manfaat yang menguntungkan bagi perusahaan, dimana ketika konsumen puas maka konsumen akan memiliki niat untuk melakukan pembelian ulang dikemudian hari sehingga dapat dikatakan konsumen tersebut loyal terhadap perusahaan. Selain itu, kepuasan konsumen juga akan menimbulkan niat konsumen untuk mengatakan hal-hal positif tentang perusahaan kepada orang lain dan merekomendasikan hal yang sama kepada orang lain ketika mengunjunginya kembali.

21 4. Niat Perilaku Niat perilaku dapat didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang telah merencanakan secara sadar untuk melakukan atau tidak melakukan beberapa perilaku di masa depan yang telah ditentukan. Menurut teori tindakan beralasan Fishbein dan Ajzen (1975), niat perilaku merupakan komponen motivasi dari perilaku kehendak dan sangat berkorelasi dengan perilaku itu sendiri (Liu dan Jang, 2009). Niat perilaku dapat dikategorikan sebagai suatu yang menguntungkan atau tidak menguntungkan. Niat perilaku yang menguntungkan termasuk kata positif dari mulut ke mulut (mengatakan hal-hal positif dan merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain), membayar harga premium, menghabiskan lebih banyak uang dengan perusahaan, dan tetap setia. Sebaliknya, niat perilaku yang tidak menguntungkan termasuk meninggalkan perusahaan, menghabiskan lebih sedikit uang dengan perusahaan, menyebarkan kata negatif dari mulut ke mulut, dan mengambil tindakan hukum (Ladhari, 2009). Niat perilaku didefinisikan oleh Mowen (2002) sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi konsumen dapat membentuk keinginan untuk mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya dengan sebuah produk, membeli sebuah produk atau jasa tertentu, atau membuang produk dengan cara tertentu.

22 Sebelum melakukan pembelian, konsumen tidak semerta-merta mengambil keputusan untuk membeli atau tidak membeli. banyak pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen, dan semua pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen itu tergantung produk yang akan konsumen beli. banyak faktor yang akan menjadi alasan bagi konsumen untuk mengambil keputusan membeli atau sebaliknya. maka semakin penting suatu produk bagi diri konsumen maka akan semakin besar pertimbanganpertimbangan yang dilakukan oleh konsumen, dan semakin tinggi harga suatu produk yang diinginkan konsumen maka akan semakin besar pertimbanganpertimbangan yang dilakukandan oleh konsumen. pertimbanganpertimbangan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil keputusan itu masuk dalam tahapan-tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil keputusan pembeliaan. seperti yang dijelaskan oleh Kotler dan Keller dalam bukunya. Menurut Kotler dan keller (2012) proses pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen akan melalui beberapa tahap antara lain sebagai berikut: a. Tahap pengenalan masalah b. Pencarian informasi c. Evaluasi alternatif d. Keputusan pembelian e. Perilaku pasca pembelian

23 B. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan nilai hedonis terhadap kepuasan Kepuasan jika dilihat dari sisi nilai hedonis, tercipta ketika konsumen mendapatkan kesenangan, peran emosional, dari suasana hati dan kenikmatan serta pengalaman konsumen selama mengonsumsi produk yang dibelinya. Menurut penelitian yang dilakukan Bagyarta dkk, (2013) menunjukkan bahwa niali hedonis pada industri pusat kebugaran di Sidoarjo mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Hanzaee dan Rezaeyeh 2012), dimana nilai hedonis berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai hedonis yang ditawarkan, maka semakin tinggi pula kepuasan yang timbul pada diri konsumen tersebut. 2. Hubungan nilai utilitarian terhadap kepuasan Kepuasan jika dilihat dari sisi nilai utilitarian, tercipta ketika konsumen mendapatkan manfaat fungsional dari suatu produk yang dibelinya, efisien dan praktis dalam mendapatkan produk tersebut, serta aspek ekonomis dari suatu produk tersebut. Sehingga apabila hal tersebut bisa dirasakan oleh konsumen ketika melakukan pembelian pada suatu produk, maka konsumen akan merasa puas. Nilai utilitarian yang diterima oleh konsumen dapat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan (Ryu dkk, 2010), dimana nilai utilitarian berpengaruh signifikan terhadap kepuasan, namun hasil pada penelitian

24 tersebut mengindikasikan bahwa nilai utilitarian memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan nilai hedonis, walaupun pada penelitian tersebut nilai hedonis dan nilai utilitarian sama-sama berpengaruh terhadap kepuasan. 3. Hubungan nilai hedonis terhadap niat perilaku Nilai hedonis yang dirasakan oleh konsumen akan menciptakan kepuasan atas produk yang dikonsumsi konsumen tersebut. Karena nilai hedonis itu sendiri merupakan kesenangan, kenyamanan dan sebagai hiburan bagi konsumen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2012), yang menyatakan bahwa kesenangan bagi orang lain yang mereka ajak ke restoran merupakan kesenangan tersendiri bagi mereka. Rasa senang yang mereka rasakan tersebut terbentuk karena mereka merasa restoran merupakan tempat yang tepat untuk mengajak orang-orang terdekat mereka merasakan kenyamanan dalam menyantap makanan. Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya nilai hedonis seperti rasa senang dan pengalaman yang dirasakan konsumen berpengaruh terhadap niat konsumen untuk berkunjung kembali di waktu yang akan datang, memberikan informasi positif dan merekomendasikan ke orang lain. 4. Hubungan nilai utilitarian terhadap niat perilaku Nilai utilitarian yang dirasakan oleh konsumen ketika mengonsumsi suatu produk dapat meciptakan kepuasan pada diri konsumen, yang mana kepuasan tersebut menimbulkan niat di dalam diri konsumen untuk datang

25 kembali di waktu yang akan datang, memberikan informasi positif dan merekomendasikan kepada orang lain. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) bahwa nilai utilitarian berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku dan ternyata aspek utilitarian dari kepuasan memainkan peran lebih besar dalam niat perilaku. 5. Hubungan kepuasan konsumen terhadap niat perilaku. Pada saat konsumen mendapatkan kepuasan dari produk yang dikonsumsinya, maka hal tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen pasca konsumsi produk tersebut. Dari kepuasan yang tercipta maka akan muncul pada diri konsumen niat untuk berkunjung kembali di waktu yang akan datang, memberikan informasi kepada orang kain tentang produk tersebut, bahkan konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, seperti kepada keluarga, kerabat dan teman-temannya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) bahwa nilai utilitarian berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku. C. Temuan Riset Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) ini menggunakan sampel penelitian yaitu mahasiswa yang melakukan transaksi pembelian di restoran cepat saji pada Qazvin Islamic Azad University (QIAU) Iran, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai hedonis dan nilai utilitarian memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, lalu kepuasan konsumen memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku

26 dan nilai utilitarian memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku. Namun, pada nilai hedonis tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku, akan tetapi nilai hedonis memiliki pengaruh lebih kuat terhadap kepuasan konsumen dibandingkan nilai utilitarian dan nilai utilitarian memiliki pengaruh lebih kuat terhadap niat perilaku dibandingkan nilai hedonis. Ha dan Jang (2010) juga telah telah melakukan penelitian pada industri restoran di restoran korea yang berada di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai utilitarian dan nilai hedonis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku, lalu kepuasan konsumen juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, nilai utilitarian memiliki pengaruh lebih kuat terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku dibandingkan dengan nilai hedonis. Namun, ketika ada pengaruh dari keakraban maka nilai hedonis lebih berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku dari pada nilai utilitarian. Selain penelitian di atas, Ryu dkk. (2010) telah melakukan penelitian pada fast casual restaurant di Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai utilitarian dan nilai hedonis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku, kemudian kepuasan konsumen juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat perilaku. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, nilai utilitarian memiliki pengaruh lebih kuat terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku dibandingkan nilai hedonis.

27 D. Hipotesis Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1995), hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam penelitian. Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian, dapat ditarik hipotesis atau kesimpulan sementara pada penelitian ini, yaitu: 1. Hubungan nilai hedonis terhadap kepuasan Nilai hedonis adalah nilai yang memiliki arti kesenangan, sedangkan kepuasan konsumen adalah perasaan yang dirasakan oleh konsumen ketika ekspektasi terhadap produk yang dikonsumsinya sama dengan harapan. Ketika konsumen memiliki pengalaman yang menyenangkan mengenai rumah makan seperti konsumen menikmati suasana santai yang ditawarkan oleh rumah makan, merasa nyaman dengan pelayanan yang ditawarkan oleh rumah makan dan hal tersebut sesuai dengan ekspektasi atau harapan konsumen, maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut puas. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel nilai hedonis terhadap variabel kepuasan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang muncul sebagai berikut: H1: Nilai hedonis berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan

28 2. Hubungan nilai utilitarian terhadap kepuasan Nilai utilitarian adalah nilai yang memiliki arti berguna, bermanfaat, berfaedah atau menguntungkan. Nilai ini secara luas dipersepsikan sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan kognitif yang dilakukan oleh konsumen. Sehingga nilai ini adalah nilai yang dipertimbangkan secara objektif dan rasional. Ketika konsumen memiliki pengalaman yang positif tentang rumah makan seperti konsumen mengunjungi restoran dengan tujuan untuk makan dan tujuan konsumen tersebut dapat terpenuhi dan sesuai dengan ekspektasi atau harapan konsumen, maka dapat dikatakan bahwa konsumen tersebut merasa puas. Penelitian yang dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai utilitarian terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang muncul sebagai berikut: H2: Nilai utilitarian berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan 3. Hubungan nilai hedonis terhadap niat perilaku Nilai hedonis konsumen muncul ketika seseorang mengunjungi tempattempat yang dapat membuat konsumen merasa terhibur, senang dan nyaman seperti ke sebuah rumah makan. Ketika konsumen merasa nyaman dan menikmati suasana yang ditawarkan rumah makan, konsumen akan cenderung mengungkapkan pengalamannya kepada orang lain dan kemudian merekomendasikan produk kepada orang lain dan akan memiliki niat untuk

29 mengunjungi kembali di waktu yang akan datang. Sehingga niat perilaku yang dimiliki konsumen adalah niat perilaku positif. Penelitian yang dilakukan oleh Ryu dkk (2010), menunjukkan bahwa nilai hedonis memiliki pengaruh signifikan terhadap niat perilaku. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang muncul sebagai berikut: H3: Nilai hedonis berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat perilaku. 4. Hubungan antara nilai utilitarian terhadap niat perilaku Konsumen utilitarian akan terdorong untuk melakukan pembelian ketika konsumen memiliki suatu kebutuhan. Ketika kebutuhan konsumen yang muncul seperti konsumen mengunjungi restoran dengan tujuan untuk makan dan kebutuhan tersebut didapatkan konsumen dalam waktu yang efisien, maka konsumen akan memiliki niat perilaku positif terhadap restoran, seperti niat untuk mengunjungi kembali dan merekomendasikan restoran kepada orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh oleh Ryu dkk (2010) menyebutkan bahwa nilai utilitarian lebih berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang muncul sebagai berikut: H4: Nilai utilitarian berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat perilaku.

30 5. Hubungan kepuasan terhadap niat perilaku Kepuasan pada konsumen dapat diukur setelah konsumen mengkonsumsi dan memperoleh manfaat dari produk dan hal itu sesuai dengan ekspektasi konsumen. Sedangkan niat perilaku sebagai keinginan sesorang untuk berperilaku dengan cara tertentu. Ketika hasil yang diperoleh sesuai dengan ekspektasi konsumen, maka konsumen akan merasa puas. Konsumen yang merasa puas dengan produk dan pelayanan rrumah makan, maka akan cenderung untuk mengekspresikan pengalamannya dengan cara merekomendasikan hal tersebut kepada orang lain dan berniat untuk mengunjungi kembali. Sehingga konsumen akan memiliki niat perilaku positif terhadap restoran tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hanzaee dan Rezaeyeh (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan terhadap niat perilaku. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang muncul sebagai berikut: H5: Kepuasan berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat perilaku E. Model Penelitian Berdasarkan tinjauan landasan teori, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam Gambar 2.1.

31 Nilai Hedonis (X 1) H 1 H 3 Kepuasan (M) H 5 Niat Perilaku (Y) H 2 Nilai Utilitarian (X 2) H 4 Gambar 2.1 Model Penelitian. Gambar 2.1 di atas merupakan model penelitian dalam penenlitian ini yang didalamnya terdapat empat variabel penelitian. Dimana variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel independen yang terdiri dai nilai hedonis dan nilai utilitarian, kepuasan sebagai variabel mediasi dan niat perilaku sebagai variabel dependen. Diilustrasikan bahwa nilai hedonis dan nilai utilitarian berpengaruh terhadap kepuasan, sehingga kepuasan akan mempengaruhi niat perilaku, nilai hedonis dan nilai utilitarian masing mempengaruhi niat perilaku secara langsung. Terlepas dari positif atau negatif dampak yang muncul antara variabel satu dengan variabel yang lain, dalam penelitian ini akan menurunkan lima hipotesis yang nantinya akan diuji untuk mencari pengaruh keterkaitan antara nilai hedonis dan nilai utilitarian terhadap kepuasan konsumen dan niat perilaku.