penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Peramalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. barang dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Jenis

BAB 2 LANDASAN TEORI

diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI RAMALAN. Kelompok Riki oktavianus. 2. hafiz muliyanto. 3. rizky mardinoto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

Peramalan (Forecasting)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

Menurut Arsyad (2001: 7), peramalan menunjukkan perkiraan yang. akan terjadi pada suatu keadaan tertentu. Ramalan menjadi input bagi proses

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang.

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DESEASONALIZED PADA PERAMALAN BANYAK PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa peristiwa diwaktu yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia meteorologi diasuh dalam Badan Meteorologi dan Geofisika di Jakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu yang akan

BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

BAB 2 LANDASAN TEORI. untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : Sparepart, Peramalan, Trend Moment

Sebelah Utara dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka. Sebelah Timur dengan Provinsi Riau. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dilakukan peramalan, Oleh karena itu perlu diperkirakan atau diramalkan situasi apa dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

Febriyanto, S.E., M.M.

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian KA KA (Kereta Api) merupakan salah satu alat transportasi yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan transportasi lain. KA adalah sarana angkutan yang terdiri atas lokomotif dan serangkaian gerbong penumpang maupun barang yang berjalan diatas rel yang disusun sesuai rencana. Lokomotif berarti yang menarik / menggerakkan rangkaian gerbong. Ada 3 macam rangkaian lokomotif yaitu lokomotif uap yang tenaganya berasal dari pembakaran air di ketel, lokomotif diesel yang tenaganya berasal dari mesin tenaga diesel, dan lokomotif listrik yaitu lokomotif dengan tenaga listrik. KA adalah rangkaian gerbong yang dirangkaikan pada bagian belakang lokomotif yang berfungsi sebagai tempat duduk penumpang (orang). KA dibagi menjadi 3 kelas yaitu KA kelas eksekutif adalah Kereta Api yang memakai AC (Air

Conditioner) dengan jumlah tempat duduk terbatas maksimal 52 tempat duduk pergerbong. KA bisnis adalah Kereta api tanpa AC (Air Conditioner), tetapi memakai kipas angin dengan jumlah tempat duduk maksismal 64 tempat duduk pergerbong. KA ekonomi adalah Kereta Api yang memakai kipas angin dengan jumlah tempat duduk maksimal 106 tempat duduk pergerbong. KA minyak adalah kereta khusus untuk mengangkut minyak, baik minyak solar, premium, maupun minyak kelapa sawit. Gerobak (Kereta Api barang) hanya digunakan untuk angkutan khusus barang seperti; perkebunan, kayu, kerikil, hasil tambang, ternak, produksi pabrik dan sebagainya. Dalam upaya meningakatkan layanan jasa angkutan jalan rel, pemerintah menempuh kebijakan sebagai brikut: 1. Mengarahkan pengembangan perkereta - apian sebagai angkutan masal dan jarak jauh untuk mengurangi kemacetan dan kerusakan jalan antara lain dengan KA berteknologi tinggi. 2. Mengembangkan kapasitas jaringan KA secara bertahap menuju rel ganda dan mengaktifkan fungsi lintas yang potensial. 3. Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanan bagi penumpang, penjual karcis dan penambahan fasilitas umum pada Kereta Api dan Stasiun. 4. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pelayanan angkutan penumpang antar kota.

2.2 Keunggulan Kereta Api 1. Kereta Api adalah tipe alat transportasi yang bersifat angkutan murah, lebih sedikit dalam memakai energi, jangkauan operasionalnya meliputi jarak dekat dan jarak jauh. 2. Perkeretaapian berdampak ekonomis dalam pemakian ruang, serta tidak polutif sehingga mendukung kelestarian lingkungan hidup manusia di masa mendatang. 3. Dalam segi operasional, KA memiliki keandalan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit kendalanya. 4. Perubahan cuaca dan iklim hanya sedikit (tidak terlalu) mempengaruhi angkutan KA. 2.3 Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan terhadap apa yang terjadi di masa mendatang. Adanya kesenjangan waktu (time lag) antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Apabila perbedaan waktu tersebut cukup panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan begitu penting dan sangat dibutuhkan terutama dalam

penentuan kapan terjadinya sesuatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Metode peramalan akan membantu dalam pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan pemikiran, pengerjaan, dan pemecahan yang sistematis serta memberikan keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat. Perspektif pada peramalan mungkin sama beragamnya dengan pandangan setiap kelompok metode ilmiah yang dianut oleh para pengambil keputusan. Sebagian orang mungkin mempertanyakan seberapa jauh validitas dan efektivitas disiplin ilmu yang bertujuan memperkirakan keadaan masa mendatang yang bersifat tidak pasti. Dalam perencanaan disuatu instansi pemerintah maupun swasta, peramalan merupakan kebutuhan mendasar. Kegunaan suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien. 2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang. 3. Untuk membuat keputusan yang tepat. Dari uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar suatu perencanaan dan pengambilan keputusan. 2.4 Jenis Peramalan

Berdasarkan sifatnya, peramalan dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu; 1. Peramalam Kuantitatif Peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu dan dapat digunakan pada tuga kondisi berikut yaitu: a. Tersedia informasi tentang masa lalu. b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Peramalan kuantitatif dibedakan atas: 1. Metode deret berkala (time series) yaitu: a. Metode Pemulusan (Smoothing) b. Metode box Jenkins c. Metode proyeksi trend dengan regresi 2. Metode Kausal yaitu: a. Metode regresi dan korelasi b. Metode ekonometrik c. Metode input output 2. Peramalan Kualitatif Peramalan yang didasarakan atas data kualitatif. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada penyusunnya, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari orang-orang yang menyusunnya. Metode peramalan kualitatif atau teknologi, dilain

pihak tidak memerlukan data seperti metode peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode tertentu dan biasanya hasil dari pemikiran intuitif, perkiraan (judgement), dan pengetahuan yanh telah didapat. Biasanya dilakukan dengan pendekatan teknologis, tetapi pendekatan teknologis sering kali membutuhkan input dari sejumlah orang terlatih secara khusus. Jika dilihat dari sifat penyusunannya maka peramalan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya 2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam melakukan analisis. Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan dua macam, yaitu: 1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. 2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu satu setengah tahun atau tiga semester. Pada penyusunan Tugas Akhir ini, peramalan yang digunakan penulis adalah peramalan kuantitatif.

2.5 Metode Dekomposisi 2.5.1 Pengertian Metode Dekomposisi Metode dekomposisi sering disebut juga sebagai metode time series. Saat ini banyak metode yang digunakan untuk melakukan forecasting, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode dekomposisi. Dekomposisi (pemecahan/dipecah) yaitu suatu pola menjadi sub pola yang menunjukkan tiap-tiap komponen deret berkala secara terpisah. Pemisahan tersebut sering kali membantu meningkatkan ketepatan peramalan dan membantu pemahaman atas prilaku deret data secara lebih baik (Spyros, 1993:123). Pada metode dekomposisi (pemecahan) ini dibagi kedalam 4 komponen/pola perubahan yaitu: a. Trend (T) b. Fluktuasi Musiman (M) c. Fluktuasi Siklis (S) d. Perubahan-perubahan yang bersifat random (R) Masing-masing pola perubahan akan dicari satu persatu, setelah ditemukan akan digabungkan menjadi nilai taksiran atau ramalan. Dalam hal ini menggunakan cara penggabungan dengan mengalikan atau dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai brikut: X= T M S R ; dimana X merupakan nilai yang terjadi sebenarnya.

2.5.2 Mencari Persamaan Trend Pada metode ini tahun dasar berada ditengah, persamaan trendnya sebagai berikut: Ŷ= a + bx Y dimana a = n b = XY X 2 keterangan: Ŷ= nilai trend a = bilangan konstan b = slope atau koefisien kecenderungan garis trend X = waktu atau tahun 1. Mengubah Bentuk Persamaan Trend Ŷ pada persamaan trend yang dibuat di atas menyatakan jumlah penumpang KA setiap tahun. Persamaan tersebut dapat diubah menjadi sebagai berikut:

a. Memindah Origin Tahun yang merupakan origin dapat di pindah, dalam memindah origin yang diganti hanya nilai konstanta nya (a). Nilai a yang baru sebesar nilai trend pada tahun yang menjadi origin baru. b. Trend Rata-rata Dari persamaan trend tahunan yang telah diperolehdapat diubah menjadi persamaan trend rata-rata tiap bulan yaitu dengan membagi a dan b dengan 12, sedangkan jika akan dijadikan trend kuartalan maka a dan b masing-masing dibagi 4, Jika disubstitusikan nilai x pada tahun yang bersangkutan maka akan di dapat nilai trend (Ŷ) yang merupakan trend rata-rata. Trend bulanan adalah trend dari bulan yang satu ke bulan brikutnya, menunjukkan perkiraan kenaikan atau perubahan setiap bulannya. Jika persamaan trend tahunan dengan satuan x akan diubah menjadi trend bulanan maka a dan b dibagi 12. Trend kuartalan adalah trend yang menunjukkan perubahan dari kuartal ke kuartal. Jika dari persamaan trend tahunan yang satuan X nya setengah tahun dan akan diubah menjadi trend bulanan, a dibagi 12 dab b dibagi 12 2 /2. Jika ingin diubah menjadi trend kuartalan a dibagi 4 dan b dibagi (4 2 )/2. Nilai X baik untuk trend kuartalan maupun bulanan mempunyai selisih satu, dimana untuk bulanan kuartal yang mendekati tengah diberi nilai ½ atau -½.

2. Gelombang atau Fluktuasi Musim Gelombang musim adalah gelombang pasang surut yang berulang kembali dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Dalam forecasting biasanya gelombang musim ini dinyatakan dalam bentuk indeks, dinamakan indeks musim. Untuk menghitung indeks musim dapat digunakan beberapa metode, antara lain metode rata-rata sederhana, metode persentase terhadap trend, dan metode persentase terhadap rata-rata bergerak. 3. Variasi Siklis Variasi Siklis adalah perubahan suatu hal yang berulang kembali dalam waktu lebih dari satu tahun. Variasi siklis dinyatakan dalam bentuk indeks siklis. Metode yang biasakan digunakan untuk mengetahui indeks siklis adalah metode residual. Tahaptahap khusus dalam metode residual tergantung pada apakah analisis dimulai dari tahunan, triwulanan, atau bulanan. Jika data yang digunakan adalah bulanan/ triwulanan, maka pengaruh trend dan gelombang musim dihilangkan. Jika datanya tahunan, maka hanya pengaruh siklis saja yang dihilangkan. 4.Variasi Random Variasi random merupakan perubahan suatu hal yang biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sukar diperkirakan. Biasanya ini terjadi secara kebetulan dan sukar diramalkan.