Perbedaan Sensitivitas Kuman Pseudomonas Aeruginosa Penyebab Infeksi Nosokomial Terhadap Beberapa Antibiotika Generik dan Paten

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN SENSITIVITAS KUMAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL TERHADAP ANTIBIOTIKA GENERIK DAN ANTIBIOTIKA PATEN.

Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat

Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Puti Anggun Sari 1, Erly 2, Dessy Arisanty 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

ABSTRAK. Michael Jonathan, 2012; Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja, M.Si Pembimbing II: dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK AKTIVITAS TEH HIJAU SEBAGAI ANTIMIKROBA PADA MIKROBA PENYEBAB LUKA ABSES TERINFEKSI SECARA IN VITRO

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

ALUR GYSSEN Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik

LAPORAN HASIL PENELITIAN. Oleh : VINISIA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2015 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

(Juniatiningsih, 2008). Sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari - Desember 2010 angka kejadian sepsis neonatorum 5% dengan angka kematian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

ABSTRAK AKTIVITAS ANTIMIKROBA MADU IN VITRO TERHADAP ISOLASI BAKTERI DARI LUKA

EVALUATION OF SIDE EFFECTS OF ANTIBIOTIC DRUG IN PATIENTS IN HOSPITAL IN HOSPITAL "X" JAKARTA, INDONESIA Jerry

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN. paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO 2 atau pengambilan O 2 dari atmosfir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PADA TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS DI RUANG INTENSIVECARE UNIT (ICU) DAN RUANG PERAWATAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL MOELOEK

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

ABSTRAK Pola Penulisan Resep Antibiotika oleh Dokter Praktek Swasta di Apotek Praktek Bersama di Kota Bandung

DAYA HAMBAT EKSTRAK SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DESKRIPSI DAN EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GENERIK DI APOTEK K24 WIYUNG DAN KARAH AGUNG SURABAYA

H Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Ismail Fajri 1, Erly 2, Elly Usman 3

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEKTIVIT AS IN VITRO AMPISILIN, GENTAMISIN DAN KOMBINASINY A TERHADAP Streptococcus pyogenes

UJI ANTI MIKROBA EKSTRAK METANOL BUNGA CENGKEH TERHADAP BAKTERI PENYEBAB KARIES GIGI, Streptococcus mutans SKRIPSI

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Jaka Kurniawan 1, Erly 2, Rima Semiarty 3

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh : Tri Ika Kusuma Ningrum NIM : G2A

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA BAWANG PUTIH (Allium sativum) DAN CABAI MERAH (Capsicum annuum) TERHADAP Staphylococcus aureus IN VITRO

25 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia. Bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia coli secara In. Vitro. Oleh: MICHAEL

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

SENSITIVITAS BAKTERI Staphylococcus aureus HASIL ISOLASI SPUTUM PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KEMBARAN I KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN SENSITIVITAS METRONIDAZOL DAN MEROPENEM

Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

Daya Antibakteri Air Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus aureus dan Escherichia coli yang Diuji Secara In Vitro

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya bakteri. Untuk menanggulangi penyakit infeksi ini maka digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

SENSITIVITAS ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEPSIS DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Ringkasan dalam bahasa Indonesia (Indonesian summary)

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

PERBANDINGANN KEPEKAAN BAKTERI Pseudomonas aeruginosa TERHADAP ANTIBIOTIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

PENDAHULUAN. kejadian VAP di Indonesia, namun berdasarkan kepustakaan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

Transkripsi:

327 Artikel Penelitian Perbedaan Sensitivitas Kuman Pseudomonas Aeruginosa Penyebab Infeksi sokomial Terhadap Beberapa Antibiotika dan Ayu Andrian Putri 1, Roslaili Rasyid 2, Rahmatini 3 Abstrak Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit, terjadi sesudah 72 jam perawatan pada pasien rawat inap dan bisa juga pada pasien yang dirawat lebih lama dari masa inkubasi suatu penyakit. Menurut penelitian, salah satu kuman penyebab infeksi nosokomial adalah Pseudomonas aeruginosa. Tingginya biaya kesehatan yang bersumber dari obat sebenarnya bisa ditekan secara signifikan jika pasien menggunakan obat generik. Namun telah terjadi salah persepsi di kalangan masyarakat luas bahwa obat generik adalah obat kelas dua yang khasiatnya kurang dibandingkan dengan obat paten. Beberapa penelitian juga sudah membuktikan bahwa efektivitas dari obat generik dan paten adalah sama. Tujuan penelitian ini untuk melihat dan membandingkan zona bebas kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial setelah pemberian antibiotika generik dan paten.penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 - Desember 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Andalas. Penelitian menggunakan 24 sampel biakan kuman P. aeruginosa dari pasien infeksi nosokomial di RSUP dr. M. Djamil Padang yang ditentukan berdasarkan rumus simple random sampling menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan dihitung zona bebas kuman terhadap 4 antibiotika generik dan paten yang diuji.dari hasil penelitian ditemukan amoxicillin dan eritromisin generik dan paten tidak menghasilkan zona bebas kuman, zona bebas kuman dari 3 sampel yang diuji dengan kloramfenikol generik lebih besar daripada yang paten sedangkan 21 sampel sisanya sebaliknya, dan zona bebas kuman dari 8 sampel yang diuji dengan siprofloksasin generik lebih besar daripada yang paten sedangkan 16 sampel sisanya sebaliknya.setelah dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS dengan uji T- test independen menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara sensitivitas kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial terhadap kloramfenikol dan siprofloksasin generik dan paten. Sedangkan resistensi yang terjadi pada amoxicillin dan eritromisin diduga dipengaruhi oleh pemberian antibiotik. Kata kunci: Pseudomonas aeruginosa, infeksi nosokomial, sensitivitas, antibiotika generik dan paten Abstract socomial infections are infections acquired in hospitals, occurred after 72 hours of treatment in hospitalized patients and could also in patients treated for longer than the incubation period of a disease. According to research, one of the causative organism of nosocomial infection is Pseudomonas aeruginosa. The high cost of health care is actually derived from the drug can be suppressed significantly if patients use generics. But, there has been a wrong perception among the public that generic drugs are the properties of two classes of drugs less than branded name medicine. Some of studies proved that the effectiveness of generic drugs and patent are the same. The goal was to see and compare the germ-free zone of Pseudomonas aeruginosa causing nosocomial infection after given the antibiotics generic and branded name. The experiment was conducted from June 2013 to December 2013 at the Microbiology Laboratory of the Andalas University. The experiment used 24 sample of P. aeruginosa from nosocomial infection patient in RSUP Dr. M. Djamil Padang that determinded by simple random sampling formula and used Kirby- Bauer diffusion method then counted the free zone germ towards 4 antibiotics generic and branded name. From the results founded that generic and branded name of amoxicillin and erythromycin did not have results of germ-free zone,

328 the germ-free zone of 3 sample that tested with generic kloramfenikol is bigger than the branded name and the less are the other way and the germ-free zone of 8 sample that tested with generic siprofloksasin is bigger than the branded name and the less are the other way.after doing statistical analysis using SPSS through the independent T- test showed that there was no significant difference between the sensitivity of Pseudomonas aeruginosa causes of nosocomial infections between generic and branded name of chloramphenicol and ciprofloxacin. Whereas about the resistance in amoxicillin dan eritromisin assumed because the influenced by irrasional antibiotics given in hospital and the prescription from the doctor. Keywords: Pseudomonas aeruginosa, nosocomial infection, sensitivity, generic and branded name antibiotic Affiliasi penulis : 1. Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2. Bagian Mikrobiologi FK UNAND, 3. Bagian Farmakologi FK UNAND. Korespondensi : Ayu Andrian Putri, email: ayu.andrian@gmail.com, Telp: 082172616379 PENDAHULUAN Pseudomonas aeruginosa adalah kuman patogen oportunistik yang dapat menyebabkan keadaan yang invasif pada pasien dengan penyakit kritis maupun pasien yang memiliki tingkat imunitas yang sangat rendah. Umumnya kuman ini sering ditemukan sebagai penyebab infeksi nosokomial di rumah sakit khususnya di Intensive Care Unit (ICU). 1 Rumah sakit bisa membahayakan pasiennya melalui infeksi karena mikroorganisme patogen yang ada di rumah sakit tersebut. Istilah untuk infeksi ini adalah infeksi nosokomial, dan sudah dikenal sejak tahun 1960-an. 2 Bakteri memiliki beberapa mekanisme sehingga bisa dikatakan resisten terhadap antibiotika. Resistensi ini dibagi menjadi dua kelompok, resistensi alami dan resistensi didapat. Resistensi alami yaitu suatu sifat bakteri yang memang kurang atau tidak aktif terhadap suatu antibiotika, seperti P. aeruginosa yang tidak pernah sensitif terhadap kloramfenikol. Sedangkan resistensi didapat yaitu resistensi yang terjadi pada bakteri yang sebelumnya sensitif kemudian bisa berubah menjadi resisten. 3 Tingginya biaya kesehatan yang bersumber dari obat sebenarnya bisa ditekan secara signifikan jika pasien menggunakan obat generik. Namun telah terjadi salah persepsi yang mendalam dan berlangsung lama mengenai manfaat dan kelebihan obat generik. Muncul persepsi di kalangan masyarakat luas bahwa obat generik adalah obat kelas dua yang khasiatnya kalah jauh dibanding obat paten. Sebenarnya kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek lainnya. Hal ini dikarenakan obat generik juga mengikuti persyaratan dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Obat generik juga harus lulus uji bioavailabilitas / bioekivalensi (BA/BE). Uji ini dilakukan untuk menjaga mutu obat generik. 4 METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, menggunakan desain Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas periode Juni 2013 - Desember 2013. Sampel penelitian ini adalah koloni/ isolasi kuman P. aeruginosa penyebab infeksi nosokomial di laboratorium mikrobiologi RSUP M. Djamil Padang yang diambil berdasarkan sistem simple random sampling. Jumlah sampel dihitung berdasarkan minimal adequate sample size dan didapatkan jumlah sampel 24 spesimen pasien terinfeksi nosokomial. Variabel bebas peneltian ini adalah antibiotika golongan Penisilin (amoxicillin), Makrolid (eritromisin), Kloramfenikol (kloramfenikol) dan Fluorokuinolon (siprofloksasin) generik dan paten. Variabel terikat penelitian ini adalah sensitivitas kuman P. aeruginosa. Obat generik adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang dikandungnya, sesuai nama resmi International n Proprietary Names yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia. Obat paten adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang ditemukannya berdasarkan riset. Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah ditetapkan secara internasional. Uji sensitivitas adalah penentuan terhadap bakteri penyebab penyakit yang

329 kemungkinan menunjukkan resistensi terhadap suatu antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang tumbuh in vitro, sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi untuk pengobatan. Hasil pengamatan di Laboratorium yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. HASIL Tabel 1. Rata-rata Zona Bebas Kuman Setelah Pemberian Amoxicillin dan Eritromisin dan. amoxicillin & eritromisin (mm) 1. 0 0 2. 0 0 3. 0 0 4. 0 0 5. 0 0 6. 0 0 7. 0 0 8. 0 0 9. 0 0 10. 0 0 11. 0 0 12. 0 0 13. 0 0 14. 0 0 15. 0 0 16. 0 0 17. 0 0 18. 0 0 19. 0 0 20. 0 0 21. 0 0 22. 0 0 23. 0 0 24. 0 0 Tabel 1 menunjukkan bahwa amoxicillin dan eritromicin baik generik maupun paten tidak menghasilkan zona bebas kuman. Tabel 2. Rata-rata Zona Bebas Kuman Setelah Pemberian Kloramfenikol dan. kloramfenikol (mm) 1. 0 0 2. 0 0 3. 11 15 4. 0 0 5. 15 18 6. 14 16.5 7. 15 15 8. 17.5 20 9. 20 20 10. 25 17.5 11. 10 17 12. 16 12.5 13. 11 13.5 14. 0 0 15. 0 0 16. 30,5 30 17. 0 0 18. 0 0 19. 0 0 20. 0 0 21. 16 20 22. 21 23 23. 10 15 24. 11 14 Tabel 2 menunjukkan bahwa ada 3 sampel yang zona bebas kuman dari obat generiknya lebih besar daripada yang paten yaitu sampel nomor 10, 12 dan 16, dan 21 sampel sisanya menunjukkan obat paten lebih baik daripada obat generik. Tabel 3 menunjukkan bahwa ada 8 sampel yang zona bebas kuman dari obat generiknya lebih besar daripada yang paten yaitu sampel nomor 1,3,8,11,12,15,20 dan 21, dan 16 sampel sisanya menunjukkan obat paten lebih baik daripada obat generik.

330 Tabel 3. Rata-Rata Zona Bebas Kuman Setelah Pemberian Siprofloksasin dan siprofloksasin (mm) 1. 36.5 32 2. 25 26 3. 34.5 30 4. 27.5 32.5 5. 37.5 37.5 6. 40 44.5 7. 42.5 42.5 8. 44.5 37.5 9. 35 40 10. 35 35 11. 40 35 12. 45 40 13. 35.5 45 14. 20 38.5 15. 23 20.5 16. 16 20 17. 12.5 12.5 18. 10 14.5 19. 5 5 20. 11 10 21. 33.5 30.5 22. 21 23.5 23. 33.5 39 24. 39.5 39.5 PEMBAHASAN Pada tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar rata-rata zona bebas kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial terhadap siprofloksasin dan kloramfenikol paten lebih besar dari pada yang generik. Hasil analisis statistik menggunakan SPSS melalui uji T tidak berpasangan dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan signifikansi dari kedua macam antibiotika tersebut 0,05, yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara sensitivitas kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial terhadap antibiotika kloramfenikol dan siprofloksasin yang generik dengan antibiotika kloramfenikol dan siprofloksasin yang paten. Tabel 4. Hasil uji T Tidak Berpasangan Antibiotika Sig ( p ) 1. amoxicillin 0 2. eritromisin 0 3. kloramfenikol 0, 350 4. siprofloksasin 0, 859 Hal ini dapat terjadi karena zat aktif, bahan tambahan, kekuatan maupun dosis yang dikandung di dalam kedua obat ini sama. Perbedaan yang mencolok dari obat generik dan paten hanya terlihat dari harga, dikarenakan di dalam obat paten terdapat biaya pemasaran, biaya penelitian, laba perusahaan dan biaya pendaftaran nama dagang. 5 Penggunaan obat generik juga dapat dipengaruhi pemberian resep oleh dokter. Tidak semua dokter dengan senang hati memberikan resep obat generik kepada pasien. Banyak alasan yang menjadi latar belakang hal tersebut, salah satunya adalah pandangan masyarakat yang menganggap remeh obat generik sehingga akhirnya akan mengurangi reputasi dokter. Hal lain yang bisa mempengaruhi yaitu adanya pesan sponsor kepada dokter tersebut dan belum adanya obat generik dari obat paten yang akan diberikan kepada pasien. Selain itu, pasien biasanya juga enggan untuk meminta obat generik kepada dokternya sehingga penggunaan obat generik dengan resep dokter masih sangat kurang. 4 Keadaan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Happy pada tahun 2007 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari ampisillin, eritromisin, amoksisilin dan tetrasiklin generik dan paten terhadap kuman Staphylococcus aureus dan Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Guptaja Kusumah Nagara pada tahun 2007 yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dari antibiotika Cefoperazon As. Klavulanat generik dan paten dalam berbagai konsentrasi terhadap kuman Pseudomonas aeruginosa. 6,7 Rata-rata zona bebas yang dihasilkan apabila dikonversikan ke dalam standar yang dikeluarkan oleh

331 National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS), amoxicilin dan eritromisin termasuk ke dalam kriteria resisten, karena kedua obat ini sama sekali tidak menampakkan hasil diameter zona bebas, dalam kata lain diameternya 15 mm. Secara garis besar, ada beberapa mekanisme kuman dapat menjadi resisten terhadap suatu antibiotika diantaranya obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya didalam sel mikroba, inaktivasi obat dan mikroba mengubah tempat ikatan antibiotika/ modifikasi target antibiotika. 8 Keadaan Multi Drug Resistance (MDR) pada kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial diduga karena penggunaan antibiotika yang tidak rasional di rumah sakit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sistem The National socomial Infection Surveillance (NNIS) dan beberapa penelitian lain yang dilakukan di bangsal n-intensive Care Unit (ICU) dan ICU mendapatkan hubungan langsung antara penggunaan antibiotika yang tinggi terhadap insiden terjadinya resistensi obat. Studi ini menemukan adanya pemberian terapi yang tidak seharusnya, dosis yang tidak adekuat serta durasi penggunaan obat yang tidak benar di rumah sakit. Hal ini akan berpengaruh terhadap perubahan pola bakteri penyebab infeksi dan pola resistensinya terhadap berbagai antibiotika. 2 Terjadinya penggunaan antibiotika yang tidak rasional telah diamati sejak lama. Suatu survei yang dilakukan oleh tim Anti Microbial Resistance in Indonesia (AMRIN) study di RS. Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP. Dr. Kariadi Semarang tahun 2002 menunjukkan 83% pasien mendapat antibiotika dan penggunaan antibiotika yang tidak rasional sebanyak 60%. Dari 2058 penulisan resep dapat dikategorikan 53% digunakan sebagai terapi, 15% sebagai pencegahan dan 32% penulisan tidak diketahui indikasinya. 8 KESIMPULAN 1. Kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial yang diuji termasuk ke kriteria resisten terhadap antibiotika amoxicillin, eritromicin dan kloramfenikol generik dan paten, dan kriteria sensitif terhadap antibiotika siprofloksasin generik dan paten. 2. Tidak ada perbedaan yang bermakna dari sensitivitas kuman Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial yang diuji terhadap antibiotika kloramfenikol dan siprofloksasin generik dan paten. DAFTAR PUSTAKA 1. Slama, Karim B, Skander G, Ahlem J, Meriem M, Chedlia F, et al. Epidemiology of pseudomonas aeruginosa in intensive care unit and otolaryngology department of a tunisian hospital. African Journal of Microbiology Research. 2011;5(19):1. 2. Editorial. Pseudomonas, penyebab infeksi nosokomial. Cermin Dunia Kedokteran. 2011:1. 3. Harniza Y. Pola resistensi bakteri yang diisolasi dari bangsal bedah rumah sakit umum pusat nasional Cipto Mangunkusumo Periode Tahun 2003-2006 (minithesis). Jakarta; Universitas Indonesia; 2009. 4. Salingga I. Obat (Don t Judge it By The Name!). Chem ITB Article. 2011: 2-3. 5. FDA (U.S. Food and Drug Administration). Facts about generic drugs. Med J USA. 2012: 1-4. 6. Happy S. Pola kepekaan kuman Staphylococcus aureus terhadap antibiotika generik dan non generik (minithesis). Padang: Universitas Andalas; 2007. 7. Nagara GK. Uji sensitivitas kuman Pseudomonas aeruginosa terhadap cefoperazon-as. klavulanat sediaan generik dibandingkan dengan bernama dagang (minithesis). Padang: Universitas Andalas; 2007. 8. Andrea D. Penggunaan antibiotik irasional [serial online] 2011 (diunduh tanggal 2 Juli 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://digilibunimus.ac.id.