BAB IV DATA HASIL. Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : Tutup Radiator. Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PENDINGIN PADA MESIN MITSUBISHI LANCER SL SPESIFIKASI DRIFTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur dan Observasi. Penyediaan Alat dan Bahan. Analisis Desain Dan Pembuatan Muffler Konfigurasi 4-1

1. EMISI GAS BUANG EURO2

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN MITSUBISHI GALANT 2500 CC

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

TUGAS AKHIR ANALISA KETEPATAN TEKANAN PADA TUTUP RADIATOR BUS HINO R260

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI L300

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB III ANALISA DATA

ANALISA TROUBLE SHOOTING SISTEM PENDINGIN LIQUID DENGAN POMPA PADA KENDARAAN DAIHATSU CHARADE 1981 TUGAS AKHIR

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K


BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Pendingin. Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

UJI PERHITUNGAN DAN PERBANDINGAN ALAT FUEL SAVER, UNTUK MENINGKATKAN TENAGA DAN MENGURANGI KOMSUMSI BAHAN BAKAR

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB IV PEMBAHASAN Perbedaan Sebelum di Development. dan tenaga yang di hasilkan kurang sempurna. menurunkan performa mesin.

PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI DIAMETER PULI POMPA AIR TERHADAP KERJA SISTEM PENDINGIN PADA MESIN KIJANG TIPE 5K 4 SILINDER

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

III. METODOLOGI PENELITIAN


Engine Tune Up Engine Conventional

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB III ANALISIS PERAWATAN SISTEM PENDINGIN ENGINE 7K PADA TOYOTA KIJANG LSX KF80 TAHUN A. Spesifikasi Komponen Utama dan Sistem Pendingin

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL


BAB III KEGIATAN PENGUJIAN DAN PERAWATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

PENGARUH VARIASI SUDU KIPAS RADIATOR TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN PADA MOBIL TOYOTA K3-VI, 1300 CC. Mastur 1, Nugroho Aji

BAB II TINJAUAN LITERATUR

MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN

MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

BAB III METODE PENELITIAN

TANPA MELAKUKAN PEMBONGKARAN MESIN

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

IDENTIFIKASI DAN SERVICE SISTEM PENDINGIN TOYOTA KIJANG INNOVA 1 TR-FE

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada sebuah perusahaan bus pengangkutan karyawan dengan operasional rata rata

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Transkripsi:

BAB IV DATA HASIL 4.1 Data Komponen Awal Data komponen awal pada sistem pendingin meliputi : 4.1.1 Tutup Radiator Pada komponen ini yaitu tutup radiator mobil ini memiliki spesifikasi pembukaan katup dengan tekanan 0,9 Bar, kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan alat radiator cup tester untuk mengetahui besarnya tekanan yang diperlukan untuk membuka katup pada tutup radiator apakah masih dalam spesifikasinya atau tidak, maka setelah dilakukan pengujian katup pada radiator cup tester tersebut katup membuka sesuai dengan spesifikasinya (0,9 Bar) sehingga kondisi komponen tersebut dalam kondisi baik dan layak pakai. Gambar 4.1 Pengetesan dan Kondisi Tutup Radiator 54

55 4.1.2 Selang Radiator Pada komponen ini yaitu selang radiator dalam kondisi yang tidak layak pakai karena selang atas sudah mengalami kebocoran dan sudah robek, sedangkan pada selang bagian bawah sendiri juga sudah tidak layak pakai karena kondisinya sudah terdapat banyak retakan retakan pada bagianya. Apabila selang tersebut tetap digunakan maka dapat mengakibatkan kebocoran air radiator yang dapat mengakibatkan mesin overheat dan mesin menjadi rusak. Gambar 4.2 (kiri) kondisi selang bagian atas dan (kanan) kondisi selang bagian bawah 4.2.3 Radiator Pada komponen radiator Lancer SL sendiri sudah dalam kondisi yang kurang baik karena didalam radiator sudah banyak kerak-kerak yang menempel didalamnya dan terdapat 3 titik kebocoran pada bagian atas radiator tersebut, Namun hal tersebut masih bisa

56 diantisipasi dengan cara diperbaiki ke bengkel spesialis radiator sehingga kerak-kerak pada radiator tersebut dapat dibersihkan dan kebocoran pada radiator tersebut juga dapat ditambal (diperbaiki) sehingga radiator dapat dipakai kembali. Gambar 4.3 kondisi Radiator Lancer SL 4.2.4 Reservoir tank Pada komponen ini yaitu Reservoir Tank terdapat sedikit kebocoran pada bagian bawah dan bagian dalamnya sendiri dalam kondisi kotor karena banyaknya kerak yang menempel pada radiator ikut terdorong masuk kedalam tangki tersebut, sehingga pada komponen ini hanya perlu sedikit dibersihkan dan diberikan sedikit lem perekat pada bagian bawah untuk menutup kebocoran yang terjadi sehingga reservoir tank sendiri layak untuk digunakan kembali.

57 Gambar 4.4 Kondisi Reservoir Tank 4.2.5 Water Pump ( Pompa Air) Pada komponen ini sudah mengalami kebocoran pada saat pompa air dalam kondisi terpasang pada mobil sehingga mengakibatkan air pada sirkulasi sistem pendingin selalu berkurang mengakibatkan panas yang berlebih. Pada saat komponen ini dilepaskan dari bagian mesin sudah dalam kondisi yang menghawatirkan karena sudah banyak kerak yang menempel pada bagian dalam dan bagian saluran keluar sehingga perputaran air dalam sistem pendingin kurang maksimal,juga pada bagian atas ( saluran keluar ) sudah mengalami retakan-retakan yang mengakibatkan kebocoran pada selang sehingga komponen pompa air perlu diganti yaitu untuk menjaga air dalam kondisi yang stabil dan kinerja dari sistem pendingin agar lebih maksimal.

58 Gambar 4.5 Kondisi Waterpump (pompa air) 4.2.6 Kondisi Water Jacket Pada bagian ini sudah terdapat banyak kerak yang menempel sehingga mengakibatkan panas mesin menjadi berlebih karena banyaknya kerak yang menempel mengakibatkan aliran air yang berfungsi mendinginkan menjadi kurang optimal dan pada beberapa bagian juga sudah mengalami kerak yang cukup parah sehingga perlu dibersihkan untuk memaksimalkan aliran air sehingga panas berlebih tidak terjadi lagi. Gambar 4.6 Kondisi awal pada Water jacket

59 4.2.7 Kondisi Kipas Radiator Pada komponen ini yaitu kipas radiator dalam kondisi yang masih baik dan hanya mengalami kotor sehingga perlu dibersihkan, untuk kondisi dari komponen ini masih layak pakai namun hanya pada komponen belt sudah agak kendor sehingga perlu dilakukan penyetelan ulang atau apabila tidak dapat distel ulang dapat diganti dengan belt yang baru. Gambar 4.7 Kondisi Kipas Radiator 4.2.8 Thermostat Pada komponen ini dimobil sendiri sudah tidak ada atau sudah dilepas oleh pemilik mobil terdahulunya sehingga tidak dapat diketahui keadaan dari termostat mobil ini, namun akibat dari dilepasnya thermostat ini mengakibatkan tercapainya suhu ideal kerja pada mesin lebih lama didapatkan karena tidak adanya thermostat.

60 4.3 Data Dyno Test awal sebelum dilakukanya development Pengambilan data dilakukan dengan kondisi : 1. Kondisi mesin masih dalam kondisi standar. 2. Kondisi kaki kaki (roda,suspensi,velg) dalam kondisi standar. 3. Bahan bakar premium. 4. Sistem pendingin kondisi standart. Gambar 4.8 Dynotest awal

61 Data test dyno dapat disimpulkan : a. Torsi : 30,1 Nm @ 84 KPH (On Wheel) b. Power : 22,6 Horse Power (HP) (On Wheel) Sehingga dapat disimpulkan : Sebelum dilakukan dynotest kondisi dari mobil sudah mengalami overheat (panas berlebih) pada mesin, sehingga mengakibatkan efek tenaga dari mesin akan melemah sehingga mengakibatkan performa dari mesin kendaraan tersebut akan menurun dari yang semestinya, serta akibat dari terjadinya overheat juga mengakibatkan pembakaran akan menjadi tidak normal sehingga mengakibatkan knocking dan ditunjang lagi dengan keadaan pada bagian yang lain seperti melemahnya kompresi, sistem pemindah tenaga yang tidak maksimal, kondisi pegas, kondisi ban pada mobil tersebut sehingga akan menyebabkan performa yang dihasilkan akan menurun. 4.4 Data Suhu Panas Kendaraan Metode pengujian yang digunakan adalah : 1. Sistem pendingin dalam kondisi standar 2. Mesin dalam kondisi standar 3. Bahan bakar yang dipakai jenis premium 4. Digunakan berjalan sejauh 25 km dengan kecepatan 40 KPJ (Kilometer Per Jam)

62 1. 2. 3. 4. Exhaust Intake

63 Radiator bagian Atas RadiatorBagian Bawah Gambar 4.9 Suhu Panas Kendaraan Suhu diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Suhu pada exhaust (kenalpot) mencapai 134º Celcius 2. Suhu pada intake (manifold) mencapai 85º Celcius 3. Suhu pada radiator (bagian atas) mencapai 92,7º Celcius 4. Suhu pada Radiator (Bagian Bawah) mencapai 71,9º Celcius Sehingga dapat disimpulkan kerusakan yang terjadi adalah : 1. Radiator bocor tiga (3) titik dibagian atas sehingga air radiator sudah berkurang cukup banyak dan juga tingkat kekotoran (kerak) diradiator sudah cukup kotor 2. Water pump (pompa air) sudah terlalu banyak kerak dan mengalami kebocoran pada bagian seal dan juga pada bagian saluran keluar (output) sudah mengalami keausan yang cukup banyak.

64 3. Selang pada radiator bagian atas sudah mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan kebocoran air dan untuk bagian bawah sendiri sudah mengalami retak retak mengakibatkan sedikit rembesan air. 4. Keadaan tali kipas sudah kendor sehingga proses pendinginan kurang optimal. 5. Keadaan selang pengembali dalam keadaan sudah sobek sehingga air pada radiator kemudian masuk ke reservoir tank tidak masuk ke dalam tangki melainkan sebagian keluar dari rangkaian sistem pendingin. 6. Keadaan air dari reservoir tank dibawah ambang batas lower. 4.5 Data Bahan Bakar Metode Pengujian yang dilakukan adalah : 1. Karburator dalam kondisi standar 2. Kondisi kepala silinder dalam kondisi standar 3. Kondisi manifold kondisi standar 4. Putaran mesin stationer (800 RPM) 5. Tidak menggunakan thermostat pada sistem pendingin Data untuk bahan bakar sendiri diperoleh untuk satu (1) ruang pelampung sendiri berkapasitas 120 cc dengan pembukaan gas stationer sendiri adalah dengan waktu 1 menit 11 detik. Sehingga dapat disimpulkan : Borosnya bahan bakar tersebut diakibatkan oleh panas yang dicapai oleh mesin tidak tercapai didalam ruang bakar tersebut (750º Celcius) sehingga

65 percampuran bahan bakar menjadi tidak ideal (membutuhkan lebih banyak campuran bahan bakar dari semestinya) untuk mencapai suhu yang ideal diruang bakar tersebut, akibat tidak adanya thermostat pada komponen sistem pendingin. Dapat disimpulkan sehingga dari data yang diperoleh sebagai berikut : Analisis Diagram Fish Bone : Gambar 4.10 Diagram Fishbone

66 4.1 Data Akhir (Data B) Adalah sebagai berikut setelah dilakukanya development 4.1.1 Data Akhir Komponen Sistem Pendingin Tabel 4.1 Data Komponen setelah development Nama Komponen Tutup Radiator Selang Radiator Radiator Reservoir Tank (Tangki Cadangan) Waterpump (pompa air) Kipas Radiator Waterjacket (jalur air) Thermostat Kondisi Komponen Baik Baik Layak Pakai Baik Baik Bersih Cukup baik Sudah ada (82º Celcius) Analisis setelah dilakukan development pada komponen sistem pendingin adalah : 1. Tutup Radiator sendiri kondisinya sudah bersih dan lebih layak pakai. 2. Selang Radiator yang semula mengalami kebocoran sudah tidak mengalami kebocoran karena sudah diganti dengan yang baru dan diberi perapat berupa sealer dan klem pada tiap selangnya. 3. Radiator yang mengalami kebocoran sudah berhasil diperbaiki dengan cara ditambal dan dibersihkan dibagian dalamnya sehingga proses pendinginan lebih maksimal lagi.

67 4. Tangki reservoir sudah tidak ada kebocoran karena sudah diberi lem perekat untuk menutup kebocoran tersebut serta bagian dalamnya juga dibersihkan agar kebersihan air sistem pendingin lebih terjaga 5. Waterpump sudah diganti dengan yang baru hal ini ditujukan agar persirklulasian air lebih optimal lagi serta mengatasi kebocoran yang terjadi pada waterpump sebelumnya, hal ini dilakukan untuk menjaga air pada sistem pendingin tetap penuh. 6. Kipas radiator sendiri yang semula kotor sudah lebih bersih dari kondisi sebelumnya. 7. Waterjacket sendiri kondisinya sudah lebih bersih dari sebelumnya, pembersihan ini dimaksudkan untuk memperlancar sirkulasi air pada sistem pendingin agar lebih optimal lagi sehingga suhu akan tetap lebih ideal. 8. Thermostat ini diberikan dimaksudkan agar suhu ideal kerja pada mesin agar lebih cepat tercapai dengan begitu tenaga yang dihasilkan mesin akan lebih optimal dan lebih hemat dalam penggunaan bahan bakar. Penggunaan thermostat dengan suhu 82º celcius ini digunakan sesuai dengan spesifikasi dari mobil Mitsubishi Lancer SL itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan : Setelah dilakukanya penggantian pada komponen selang radiator, waterpump,dan penambalan pada radiator, kebocoran pada sistem pendingin di dalam sistem pendingin tersebut dapat diatasi, sehingga terjadinya overheat pada mesin tersebut dapat diminimalasirkan.

68 4.1.2 Data Panas Suhu mesin setelah di development Metode yang dilakukan adalah: 1. Mesin sudah tidak standar (dilakukan pemapasan kepala silinder dan penggantian ring piston sehingga meningkatkan kompresi, pemorting pada intake dan exhaust ) 2. Sistem pendingin sudah dilakukan development 3. Mobil berjalan sejauh 25 km dengan kecepatan 40 Kpj (Kilometer Per Jam) 4. Bahan bakar yang digunakan adalah premium 5. Sudah ditambah thermostat pada sistem pendingin. 1. 2.

69 3. 4. Exhaust Intake Radiator bagian Atas RadiatorBagian Bawah Gambar 4.11 Suhu Kendaraan setelah Development

70 Tabel 4.2 Suhu Panas setelah development Jarak yang ditempuh Komponen Suhu 25 km Exhaust (kenalpot) 120º Celcius 25 km Intake (Manifold) 80º Celcius 25 km Radiator (atas) 86º Celcius 25km Radiator (Bawah) 60º Celcius Sehingga dapat disimpulkan : Setelah dilakukanya perbaikan dalam sistem pendingin sendiri suhu yang awalnya sangat panas pada mesin dapat diturunkan, namun dengan adanya kenaikan kompresi pada mesin ini sangat berpengaruh pada suhu kendaraan karena dengan semakin tingginya kompresi pada mesin maka suhu mesin akan lebih cepat panas dari sebelumnya, selain itu pada bagian luar mesin yang awalnya tidak diberi cat dan setelah didevelopment bagian mesin diberi cat tersebut dapat menghambat pelepasan panas yang dilakukan mesin ke udara yang diakibatkan tertutupnya pori pori pada mesin tersebut sehingga memperlambat proses pendinginan itu sendiri. 4.1.3 Data Dynotest setelah di development Metode yang dilakukan adalah : 1. Mesin sudah tidak standar lagi (dilakukan pemapasan kepala silinder dan penggantian ring piston sehingga meningkatkan kompresi, pemorting pada intake dan exhaust)

71 2. Sistem pendingin sudah di development 3. Penggunaan bahan bakar premium 4. Pada bagian kaki kaki sudah dilakukan development ( ban, suspensi, velg) Gambar 4.12 Dynotest Setelah Development

72 Tabel 4.3 Data Dynotest setelah Development Torsi Power 38,6 Nm 122 Kph (On Wheel) 30,3 HP (On Wheel) Sehingga dapat disimpulkan : Sebelum dilakukanya uji dynotest kondisi dari suhu mesin ideal (tidak mengalami overheat) serta kebocoran yang terjadi pada sistem pendingin juga sudah dapat diatasi sehingga kondisi air dari sistem pendingin ini tetap terjaga mengakibatkan tenaga yang dihasilkan dari mesin akan lebih optimal dari sebelumnya serta penggunaan bahan bakar juga akan lebih efisien dan dilakukanya development pada bagian mesin, perbaikan pada sistem suspensi, dan penggantian pada ban menyebabkan performa dari mesin tersebut meningkat. 4.1.4 Data bahan Bakar setelah di development Metode yang dilakukan adalah : 1. Karburator dalam kondisi sudah tidak standar ( dilakukan penggantian pilot jet dan main jet ) 2. Kondisi kepala silinder sudah tidak standar (akibat dilakukanya pemortingan pada intake dan exhaust) 3. Kondisi manifold dalam kondisi yang tidak standar, karena sudah dilakukan pemortingan 4. Putaran mesin stationer (800 RPM) 5. Ditambahkanya komponen thermostat pada sistem pendingin

73 Tabel 4.4 Data Bahan Bakar setelah development Jumlah Bahan Bakar Kapasitas ruang pelampung (cc) Waktu Satu ruang pelampung 120 cc 58 detik Sehingga dapat disimpulkan : Setelah dilakukanya development sendiri bahan bakar menjadi lebih boros karena efek dari development yang dilakukan pada karburator, kepala silinder, manifold sendiri mengakibatkan aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar menjadi lebih banyak dari semestinya serta lebih lancarnya aliran bahan bakar yang masuk ke mesin mengakibatkan bahan bakar menjadi lebih lebih boros dari sebelumnya, namun disatu sisi development ini dilakukan untuk mendongkrak performa dari mesin agar lebih baik dari sebelumnya.