GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP)

ASPEK SAFEGUARD DAN PROTEKSI FISIK FASILITAS PERANGKAT SUBKRITIK SAMOP

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

Disusun oleh: SUSANTI M SKRIPSI

ANALISIS JUMLAH PRODUK MOLYBDENUM-99 ( 99 Mo) SEBAGAI FUNGSI WAKTU BURN-UP PADA NILAI KRITIKALITAS OPTIMUM PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR (AHR)

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

ANALISIS IRADIASI TARGET TULIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. KATA PENGANTAR...

ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI SUHU PEN- DINGIN PRIMER PADA DAERAH RING B, C, D, E DAN F TERAS KARTINI UNTUK DAYA 250 KW.

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

ANALISIS AKTIVITAS ISOTOP MO-99 DI REAKTOR RSG-GAS. Sri Kuntjoro Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder

Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor

ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

RANCANGAN KONSEPTUAL REAKTOR SUBKRITIK UNTUK KAJIAN TRANSMUTASI LIMBAH PLTN BERBASIS REAKTOR KARTINI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

ANALISIS PRODUKSI RADIOISOTOP 99 MO PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR 6 HARI BURN-UP DENGAN METODE KOMPUTASI

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

REAKTOR NUKLIR. Sulistyani, M.Si.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

ANALISIS NEUTRONIK TERAS SILISIDA DENGAN KERAPATAN 5,2 g U/cc REAKTOR RSG-GAS Lily Suparlina *)

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

Kimia Inti dan Radiokimia

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

ANALISIS PERHITUNGAN TRANSMUTASI LIMBAH AKTINIDA MINOR: KAJIAN AWAL SMALL-SCALE ACCELERATOR DRIVEN SYSTEM BERBASIS REAKTOR KARTINI

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

PE GARUH BUR -UP TERHADAP KUA TITAS DA KARAKTERISTIK BAHA BAKAR UKLIR BEKAS PLT. urokhim Pusat Teknology Limbah Radioaktif-BATAN

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR BEKAS BERBAGAI TIPE REAKTOR. Kuat Heriyanto, Nurokhim, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

SISTEM PERHITUNGAN PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DAN GENERATOR Mo-99/Tc-99M MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

PENENTUAN FAKTOR KOREKSI DOSIS RADIASI ELEMEN BAKAR BEKAS RSG-GAS Ardani *)

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

ANALISIS KESELAMATAN KRITIKALITAS LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN MCNP5

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

PENENTUAN INTENSITAS SUMBER GAMMA DI TERAS REAKTOR RISET BERBAHAN BAKAR URANIUM MOLIBDENUM ABSTRAK

YUNITA ANGGRAINI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian. persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR

ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

ANALISIS KONSENTRASI UDARA AKIBAT KECELAKAAN REAKTOR KARTINI DITINJAU VARIASI BAHAN BAKAR YANG MELELEH DENGAN SOFTWARE PC-COSYMA

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

Asisten : Astari Rantiza/ Tanggal Praktikum : 24 Februari 2015

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

Transkripsi:

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI Edi Trijono Budisantoso, Syarip Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI. Telah dilakukan analisis simulasi larutan U-nitrat sebagai target iradiasi neutron untuk produksi radioisotop Mo-99. Uranium dalam senyawa nitrat diperkaya dengan 20% berat U-235. Analisis simulasi dilakukan berdasarkan pada perhitungan program ORIGEN2 dimana variasi simulasi konsentrasi U-nitrat yang diuraikan dalam data komposisi unsur dalam larutan dijadikan masukan program ORIGEN2. Program ORIGEN2 digunakan untuk menghitung perubahan komposisi unsur apabila larutan teriradiasi neutron dengan fluks 5x10 11 n/cm 2 det dengan lama iradiasi mulai dari 1 hari sampai dengan 8 hari. Untuk menyederhanakan analisis dibuat representasi grafis terhadap hasil perhitungan terhadap parameter K~, Energi fisi, radioaktivitas MO-99 dan kontur peluruhan Mo setelah selesai iradiasi. Dari hasil analisis simulasi dapat disimpulkan bahwa radioisotop Mo-99 dapat diproduksi dengan melalui iradiasi larutan U-nitrat 102 g/l dengan uranium diperkaya 20% berat U-235 pada reaktor Kartini. Produksi yang dapat dicapai adalah 3.23 Ci Mo-99 per 300 cc larutan dengan lama iradiasi 5 hari. Daya thermal yang dibangkitkan dalam larutan selama proses iradiasi sebesar 89.3 watt didinginkan oleh sistem sirkulasi air kolam reaktor. ABSTRACT STUDY FOR Mo-99 PRODUCTION BY IRRADIATING URANYL NITRATE SOLUTION AT KARTINI REACTOR. The analysis of U-nitrat as a neutron irradiation target to produce Mo-99 radioisotop has been simulated. Uranium in nitrate compound is enriched by 20% weight of U-235. Simulation nalysis is done by ORIGEN2 code calculation where the simulation variation of U-nitrat concentration elaborated in data of element composition in nitrate solution is made for the input of ORIGEN2 code. The code is used to calculate the change of element composition in the U-nitrat solution irradiated in the neutron with the flux of 5x10 11 ncm -2 sec -1 with the time variation from 1 day up to 8 days. To simplify, the analysis is made by graphical representation of the calculation result e.g. K ~, fisile power, radioactivity of Mo-99 and decay contour of Mo after finishing irradiation related to the time and U-nitrate consentration. From the simulation analysis result can be concluded that the Mo-99 can be produced in the Kartini reactor by irradiating 102 g/l of U-Nitrat solution with uranium enriched by 20% weight of U-235. The production is 3.23 Ci Mo-99 per 300 cc of solution by 5 days irradiation at Kartini reactor. The thermal power generation in the solution during irradiation process is equal to 89.3 watt is can be cooled by existing reactor core cooling system. PENDAHULUAN ingga sekarang ini kebanyakan H Mo-99 dibuat dengan cara aktivasi U-235. Siapan terhadap target iradiasi ini dapat dibuat dalam berbagai variasi yaitu siapan U-235 dalam bentuk U-metal alloy atau U-235 yang dilapiskan secara elektroplating pada metal stainless steel. Perbedaan bentuk siapan target iradiasi ini mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing. Sebagai target iradiasi dalam bentuk U-metal alloy dalam mendapatkan radioisotop Mo-99 memerlukan proses pelarutan yang membutuhkan waktu yang lebih lama daripada proses pelarutan dari target iradiasi dengan U-235 yang dilapiskan pada metal stainless steel 1

ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. V, No. 1 dengan cara elektroplating. Kekurangan pada siapan target iradiasi dengan cara elektroplating adalah pada kapasitas produksi yang kecil karena proses elektroplating hanya dapat memberikan lapisan U-235 dengan ketebalan dalam satuan 1/1000 mm pada luasan permukaan stainless steel. Kemungkinan lain bentuk target iradiasi adalah dalam bentuk larutan garam uranium. Dengan membuat bentuk target aktivasi sebagai larutan telah dapat memendekkan daur ekstraksi Mo-99 karena tidak memerlukan proses pelarutan. Pada tulisan ini akan dipelajari kemungkinan produksi Mo-99 dengan target iradiasi larutan garam uranil nitrat dengan uranium diperkaya dengan 20% berat U-235 dengan kekentalan larutan yang divariasi. Diharapkan dari perhitungan ini dapat diperoleh ukuran konsentrasi larutan uranil nitrat yang dapat menghasilkan radioisotop Mo-99 ekonomis dengan syarat keselamatan yang dapat dipertanggung-jawabkan. TATA KERJA Radioisotop Mo-99 adalah radionuklida buatan yang dapat diperoleh dengan banyak cara yang dapat dijelaskan seperti pada Gambar 1 sebagai berikut: U-235 ( n, f ), U-238 ( n, f ), Mo-98 ( n, γ ), Mo-99 y = 0.125 y = 0.875 E β = 1, 2 Mev t = 66 jam 1/2 Tc-99* Tc-99 Gambar 1. Skema proses pembentukan radioisotop Mo-99 dan peluruhannya. E γ = 0.141 Mev t 1/2 = 6 jam Kelimpahan radioisotop Mo-99 terbesar diperoleh dari hasil reaksi fisi pembelahan atom U-235. Radioisotop Mo-99 dalam peluruhannya menghasilkan radiasi beta dengan umur paro 66 jam membentuk anak luruh 87,5% radioisotop meta stabil Tc-99* dan 12,5% isotop Tc-99 stabil. Pada kegiatan kedokteran nuklir, radioisotop Mo-99 dimanfaatkan sebagai generator Tc-99* dengan menggunakan peralatan kolom penukar ion yang berperisai timah. Di dalam kolom tersebut radioisotop Mo-99 dengan radioaktivitas terukur disiapkan terikat (adsorbsi) dalam senyawa alumina (Al 2 O 3 ). Secara periodik radioisotop Tc- 99* dapat diambil dari kolom tersebut dengan cara pelarutan (elusi) sehingga menghasilkan larutan sodium pertechtenate (NaTc-99*O 4 ) yang steril dan bebas pyrogen. Radioaktivitas Tc-99* yang diperlukan dalam kedokteran nuklir adalah dalam jangkau 0,5-30 mci. Aktivitas ini dapat digenerasikan dengan Mo-99 yang mempunyai radioaktivitas paling sedikit sama dengan radioaktivitas Tc-99* yang dibutuhkannya sehingga phenomena ini dapat menjadi pedoman untuk menentukan batas minimal tingkat radioaktivitas Mo-99 yang dibutuhkannya. Dalam tulisan ini akan dicoba kemungkinannya simulasi untuk memproduksi radioisotop Mo-99 dengan cara aktivasi atom U-235 pada teras reaktor Kartini yang mempunyai jangkau fluks neutron di teras reaktor pada nilai 5x10 11 3x10 12 n/cm 2 det. Jangkau fluks neutron ini menentukan terhadap tingkat radioaktivitas Mo-99 yang didapat dari hasil aktivasinya. Ujicoba simulasi dilakukan berdasarkan pada perhitungan paket program ORIGEN2 yang dikondisikan seperti teras reaktor Kartini. Input data program ORIGEN2 disusun sedemikian rupa sehingga program dapat menghitung seluruh ragam radionuklida yang terbentuk dalam larutan selama proses iradiasi di teras reaktor dengan fluks neutron teras dibuat sebagai tetapan sebesar 5x10 11 n/cm 2 det. ORIGEN2 juga digunakan untuk menghitung daya thermal yang dibangkitkan dan faktor multiplikasi neutron (k~) dalam larutan yang dapat digunakan 2

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 sebagai parameter keselamatan. Dalam perhitungan simulasi ini larutan uranil nitrat ditempatkan dalam sebuah kapsul stainless steel yang mem-punyai bentuk menyerupai elemen bakar dengan kapasitas larutan 300 cc. Diagram kapsul ditampilkan pada Gambar 2. Rongga Udara Larutan Uranil Nitrat Kapsul Stainless steel berisi Uranil Nitrat Kapasitas:300 cc Panjang :30 cm Diameter : 3.5 cm hidrate yang mempunyai senyawa kimia UO 2 (NO 3 ) 2 6H 2 O dengan titik leleh 60,2 0 C dan titik didih 118 0 C, mempunyai rapat massa 2,807 g/cc. Kelarutan maksimum uranium dalam larutan adalah 660 g U/liter uranil nitrat atau sebanding dengan pelarutan 1394 g kristal uranil nitrat heksa hidrat menjadi satu liter larutan uranil nitrate. Siapan target iradiasi dibuat dengan cara melarutkan kristal garam uranil nitrat ke dalam H 2 O dengan perbandingan berat masing-masing komponennya ditetapkan sesuai dengan konsentrasi uranil nitrat yang dikehendaki dalam larutannya. Formulasi perbandingan berat tersebut dibuat sebagai berikut: X C1 = 1000 (1) Gambar 2. Diagram kapsul stainless steel berisi larutan uranil nitrat untuk menghasilkan radioisotop Mo-99. Nilai ekonomis laju pembentukan radioisotop Mo-99 di dalam kapsul dan tingkat keselamatan iradiasinya dihitung dengan program ORIGEN2 dengan membuat variasi konsentrasi uranil nitrat dalam larutan target iradiasinya. Parameter keselamatan ditentukan berdasarkan pada sifat multiplikasi neutron dalam larutannya dan tingkat daya yang dibangkitkan dalam kapsul. Bahan target aktivasi disimulasi sebagai larutan uranil nitrat dengan uranium diperkaya dengan 20% berat U-235 dengan konsentrasi uranil nitrat dalam larutan divariasi. Dalam keadaan normal uranil nitrat berbentuk kristal garam uranil nitrat heksa dengan ketentuan X = berat U nitrat yang dilarutkan (gr) = rapat massa kristal U nitrat C 1 = konsentrasi U-nitrat yang dikehendaki sebesar X (gr/liter) 1 = rapat massa larutan U nitrat (gr/cc) 1000 = volume larutan yang diperoleh (cc) = fraksi uranil nitrate dalam UN heksahidrate = 0,785 Komposisi unsur dalam larutan U-nitrat ditetapkan berdasarkan pada perbandingan berat atomnya yang diformulasikan sebagai berikut: (2) (3) (4) 3

ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. V, No. 1 dengan ketentuan (5) (6) m U-235,m U-238,m N,m O,m H = massa unsur-unsur dalam larutan (gram) A U-235,A U-238,A N,A O,A H = nomor massa unsur dalam larutan Komposisi material yang ditetapkan dengan formulasi (1) sampai dengan (6) adalah komposisi dalam 1000 cc larutan, sedangkan komposisi material dalam larutan 300 cc dapat diperoleh berdasarkan pada koreksi perbandingan volumenya. Tujuan terhadap variasi konsentrasi U-nitrat tersebut adalah untuk mendapatkan komposisi larutan U-nitrat yang menghasilkan reaktivitas teras yang memenuhi syarat keselamatan teras reaktor Kartini. Komposisi material larutan dijadikan data masukan program ORIGEN2 guna menghasilkan data sifat multiplikasi neutron, pembangkitan daya dan inventaris Mo-99 yang terbentuk dalam larutan. PERCOBAAN DAN HASIL Larutan U-nitrat dipersiapkan dalam variasi 6 tingkat konsentrasi larutan yaitu: 78,5 g/l, 102 g/l, 156,9 g/l, 235,4 g/l, 313,8 g/l dan 392,3 g/l. Komposisi material dalam masing-masing larutan ditampilkan pada Tabel 1. Program ORIGEN2 dipersiapkan untuk menghitung transmutasi inti unsur-unsur yang terjadi dalam larutan bilamana diradiasi dalam medan neutron dengan fluks 5x10 11 n/cm 2 det dalam variasi waktu antara 1 sampai dengan 8 hari. Perhitungan ini mensimulasikan proses produksi radioisotop MO-99 di dalam sample U-nitrat yang di iradiasi di reaktor Kartini. Hasil perhitungan ORIGEN2 me-liputi semua radioisotop hasil reaksi fisi dan hasil aktivasi neutron terhadap unsur-unsur di dalam larutan berikut energi fisi dan faktor multiplikasi neutron yang dihasilkan dalam larutan U-nitrat. Untuk analisis produksi Mo-99 dalam larutan, perhatian diberikan pada output ORIGEN2 yang menyangkut radioaktivitas Mo-99, faktor multiplikasi neutron dan energi fisi di dalam larutan target iradiasinya. Hasil pemilihan terhadap output ORIGEN2 ditampilkan secara grafis sebagai fungsi konsentrasi larutan, lama iradiasi dan lama peluruhan yang ditampilkan pada Gambar 3,4,5 dan 6. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dipelajari pengaruh konsentrasi uranil nitrat dalam larutan terhadap produktivitas radioisotop Mo-99 dan keselamatan proses iradiasinya. PEMBAHASAN Uranium dalam larutan target iradiasi disimulasikan dengan pengkayaan 20% berat U-235 sehingga ada potensi mengalami reaksi pembelahan dengan neutron dan menghasilkan energi fisi dan neutron baru. Energi fisi akan menghasilkan panas pada larutan target iradiasinya dan neutron baru akan mempengaruhi populasi neutron disekitar target iradiasinya. Hasil perhitungan ORIGEN2 terhadap target iradiasi, menampilkan daya fisi larutan yang dipresentasikan secara grafis pada Gambar 3. Daya fisi yang dibangkit-kan dalam larutan berbeda-beda bergantung pada konsentrasi U-nitrat dalam larutannya. Pembangkitan daya ini memberikan pengaruh pada suhu larutannya yang dapat menggeser fasa cair pada larutan menjadi fasa campuran antara cair dan uap. Sistem pendingin larutan diperlukan untuk menjaga pergeseran fasa larutan tidak melebihi batas keselamatan kapsul iradiasinya. Neutron baru yang dihasilkan oleh peristiwa pembelahan dalam target iradiasi 4

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 akan menghasilkan peningkatan populasi neutron yang diperhitungkan sebagai reaktivitas positif. Prosedur pengoperasian reaktor mensyaratkan bahwa seluruh komponen reaktivitas teras harus terukur sehingga dapat diperhitungkan kesetimbangan antara reaktivitas negatif batang kendali dengan reaktivitas positif dari bahan bakar dan bahan lainnya dalam teras sehingga syarat keselamatan operasi reaktor dapat terpenuhi. Keberadaan reaktivitas positif yang ditimbulkan oleh sample iradiasi perlu diketahui nilai reaktivitasnya sehingga kontribusi keseimbangannya dapat terukur. Dalam simulasi ini telah dibuat 6 macam variasi konsentrasi larutan U-nitrat sehingga dapat diketahui batas sifat multiplikasi neutron dalam larutan yang dapat memenuhi batas keselamatan iradiasi yang ditetapkan. Pada Gambar 4 ditunjukkan hasil perhitungan program ORIGEN2 terhadap faktor multiplikasi neutron dalam larutan sebagai fungsi konsentrasi U-nitrat. Pada gambar tersebut K~ larutan akan makin tinggi apabila konsentrasi U-nitrat dinaikkan. Secara grafis dapat diketahui konsentrasi larutan yang menghasilkan K~ sama dengan 1 terjadi pada konsentrasi larutan U-nitrat 102 g/l. Pada konsentrasi ini larutan U-nitrat tidak menyumbangkan reaktivitas positif di teras yang untuk sementara dapat diperkirakan sebagai batas konsentrasi larutan yang memenuhi syarat keselamatan target iradiasi di dalam teras reaktor Kartini tanpa membuat analisis keseimbangan reaktivitas terasnya.. Produktivitas Mo-99 dalam larutan dapat dikaji berdasarkan pada presentasi grafik hasil perhitungan ORIGEN2 terhadap larutan U-nitrat yang diiradiasi dalam medan neutron dengan lama iradiasi yang berbeda-beda. Presentasi grafik tersebut ditampilkan pada Gambar 5. Tampak pada gambar tesebut bahwa produktivitas Mo-99 dalam larutan didukung oleh tingkat konsentrasi U-nitrat dalam larutannya, makin tinggi konsentrasi U-nitrat dalam larutan akan menghasilkan radioaktivitas Mo-99 yang makin besar. Usaha untuk meningkatan produktivitas Mo-99 dengan meningkatkan konsentrasi U-nitrat dalam larutan perlu disertai dengan analisis keseimbangan reaktivitas teras karena berdasarkan pada Gambar 4, konsentrasi U-nitrat mempengaruhi sifat multiplikasi neutron pada larutannya. Pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa kenaikan radioaktivitas Mo-99 dalam larutan bergantung pada lama iradiasinya. Dengan umur paro 66 jam radioisotop Mo-99 dapat mencapai kejenuhan setelah mengalami lama iradiasi lebih dari 4 kali umur paronya. Berdasarkan pada Gambar 5 dapat diketahui bahwa pada lama iradiasi 8 hari radioaktivitas Mo-99 mulai mendekati pada batas kejenuhannya. Gambar 5 tersebut menggambarkan hasil simulasi perhitungan radioaktivitas Mo-99 dari hasil iradiasi 300cc larutan U-nitrat dalam fluks neutron 5x10 11 n/cm 2 det. Apabila diperhitungkan lama iradiasi yang signifikan adalah 5 hari maka dalam kurun waktu iradiasi tersebut diperoleh radioaktivitas Mo-99 mencapai 2.5 Ci sampai dengan 12.44 Ci per 300 cc larutan bergantung pada tingkat konsentrasi U-nitrat dalam larutannya. Pada konsentrasi larutan 102 g/l radioaktivitas Mo-99 yang dihasilkan sebesar 3.23 Ci per 300 cc. Sebagai hasil fisi, radioisotop Mo-99 terbentuk bersamasama dengan radioisotop Mo yang lainnya yang kebanyakan berumur paro lebih pendek. Untuk mendapatkan radioisotop Mo-99 yang murni memerlukan periode peluruhan yang dapat diperkirakan berdasarkan pada perbandingan radioaktivitas Mo-99 terhadap radioaktivitas total Mo. Hasil representasi grafik dari perhitungan ORIGEN2 yang ditampilkan pada Gambar 6, menunjukkan bahwa kebanyakan 5

ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. V, No. 1 radioisotop Mo yang berumur pendek akan hilang setelah masa peluruhan 3 jam. Setelah lebih dari masa peluruhan tersebut radioisotop Mo sepenuhnya berasal dari radioisotop Mo-99 dengan umur paro 66 jam. Dalam kedokteran nuklir Mo-99 digunakan sebagai generator radioisotop Tc-99 yang umur paronya 6 jam. Radioisotop Tc-99 diekstrak dari radioisotop induknya secara periodis setelah diperoleh batas kejenuhan akumulasinya yang memerlukan waktu kurang lebih 30 jam dari saat ekstraksinya. Minimal Aktivitas Mo-99 yang masih dapat digunakan dalam kedokteran nuklir adalah 30 mci sehingga produksi Mo-99 sebagai generator Tc-99 harus mempunyai aktivitas lebih besar dari 30.mCi. Apabila ditinjau radioaktivitas Mo-99 dalam 300 cc larutan U-nitrat dapat mencapai 3.23 Ci dan menjadi 2.97 Ci setelah 8 jam peluruhan, maka radioaktivitas Mo-99 tersebut dapat diolah menjadi radioisotop generator radiooisotop Tc-99 yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kedokteran nuklir. KESIMPULAN Berdasarkan pada analisis simulasi program ORIGEN2 dapat disimpulkan bahwa radioisotop Mo-99 mempunyai kemungkinan dapat diproduksi di teras reaktor Kartini dengan target iradiasi larutan U-nitrat dengan konsentrasi 102 g/l dengan pengkayaan uranium 20% berat U-235. Produksi yang dapat dicapai adalah 3.23 Ci Mo-99 per 300 cc larutan dengan lama iradiasi 5 hari. Daya thermal yang dibangkitkan dalam larutan selama proses iradiasi sebesar 89.3 watt didinginkan oleh sistem sirkulasi air kolam reaktor. Kesimpulan ini diperoleh sebagai studi awal terhadap kemungkinan produksi Mo-99 dengan bahan target larutan U-nitrat. Realisasi terhadap produksi radioisotop Mo-99, masih memerlukan beberapa penelitian lanjutan yang meliputi, desain kapsul iradiasi, perilaku fase larutan dalam medan neutron, perilaku fisika dan kimia larutan U-nitrat selama proses iradiasi dan pengujian keselamatan proses iradiasinya. ACUAN 1. A.G. CROFF, A User Manual for The ORIGEN2 Computer Code, ORNL/ TM-7175, July 1980. 2. REAKTOR KARTINI, Laporan Analisis Kecelakaan Reaktor Kartini Tahun 1996, P3TM-BATAN, Yogyakarta. 3. HECTOR J. COLS Et. Al., Mo-99 From Low-Enriched Uranium, CNEA, Argentina. 4. MEDI-PHYSICS, INC., Product Information Issue, May, 1997 LAMPIRAN Tabel 1. Komposisi unsur dalam larutan dengan berbagai konsentrasi U-Nitrat. No Konsentrasi Komposisi Unsur dlm 300cc larutan U-nitrat (g) U-nitrat (g/l) H O N U-238 U-235 1 392.3 30.981 294.465 8.37 56.892 14.223 2 313.8 31.268 280.612 6.693 45.513 11.378 3 235.4 31.922 278.325 5.02 34.135 8.534 4 156.9 32.391 274.439 3.348 22.757 5.689 5 102.0 32.557 273.078 2.762 18.774 4.694 6 78.5 32.722 270.818 2.1762 14.792 3.698 6

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 350 343 300 Pembangkitan Daya Dalam Larutan (Watt) 250 200 150 100 69.1 89.3 113 137 206 275 50 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Konsentrasi Larutan (gr/liter) Gambar 3. Pembangkitan daya sebagai akibat proses fisi U-235 dalam larutan 1.6 1.60 1.5 1.52 1.4 1.41 Faktor Multiplikasi Neutron (K~) 1.3 1.2 1.1 1 1.01 1.13 1.22 0.9 0.88 0.8 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Konsentrasi U-nitrat dalam larutan (gr/l) Gambar 4. Sifat multiplikasi neutron larutan dalam medan neutron yang dinyatakan dengan parameter 7

ISSN 1410-6957 GANENDRA, Vol. V, No. 1 16 14 392,3 g/l 12 12.44 313,8 g/l Radioaktivitas Mo-99 ( Ci) 10 8 6 9.95 7.46 4.97 235,4 g/l 156,9 g/l 4 2 3.23 2.50 102,0 g/l 78,5 g/l 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lama iradiasi (hari) Gambar 5. Radioaktivitas Mo-99 selama proses pembentukan dalam larutan U-nitrat yang teriradiasi neutron dengan fluks neutron 5x10 11 n/cm 2 det. 16 14 14.82 12 Radioaktivitas (Curie) 10 8 6 Mo-elemen 4 Mo-99 3.17 2.97 2 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu Peluruhan (jam) 9 Gambar 6. Perluruhan radioisotop Mo-total dan Mo-99 dalam larutan U-nitrat 8