BAB 8 Perencanaan Base Plate

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SAMBUNGAN KOLOM BAJA DENGAN PONDASI BETON YANG MENERIMA BEBAN AXIAL, GESER, DAN MOMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur atas dan struktur bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban dari kolom

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri ke dalam tanah

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. baseplate berdasarkan metode AISC- LRFD dan simulasi program ANSYS. Adapun

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

ANALISIS DIMENSI PELAT DASAR (BASE PLATE) PADA KOLOM STRUKTUR BAJA YANG MAMPU TAHAN TERHADAP EFEK PRAY

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

KOMPUTERISASI SAMBUNGAN LAS YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG DENGAN METODE KEKUATAN BATAS BERDASARKAN SPESIFIKASI AISC LRFD 1999

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

Contoh Soal 1: Sambungan Sebidang/Tipe Tumpu Jawab :

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

Struktur Baja 2. Kolom

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

Perhitungan Penulangan Kolom Suatu kolom portal beton bertulang, yang juga berfungsi menahan beban lateral, dengan dimensi seperti gambar :

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

ANALISIS SAMBUNGAN ANTARA RIGID CONNECTION DAN SEMI-RIGID CONNECTION PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM PORTAL BAJA

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

MODUL 6. S e s i 5 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

Bab II STUDI PUSTAKA

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTARISI DAFTARGAMBAR DAFTARTABEL DAFTARNOTASI DAFTAR LAMPIRAN BABI PENDAHULUAN ' 1.

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

3.6.4 Perhitungan Sambungan Balok dan Kolom

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

Filosofi Desain Struktur Baja

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

Beberapa hal yang dapat diperoleh dari perhitungan analisis sambungan tiang

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

REVIEW DESAIN STRUKTUR GEDUNG CENTER FOR DEVELOPMENT OF ADVANCE SCIENCE AND TECHNOLOGY (CDAST) UNIVERSITAS JEMBER DENGAN KONSTRUKSI BAJA TAHAN GEMPA

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

2.1.1 Penelitian Sugeng Siswali dan Nurhayanto Penelitian Akbar Han Susanto dan Dezy Patwoko 8

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN BANGUNAN KUBAH (DOME) MENGGUNAKAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BATANG BAJA (TRUSS STRUCTURE)

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Sambungan diperlukan jika

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

BAB III METODE PENELITIAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB VIII PERENCANAAN JOINT

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Permasalahan utama yang dihadapi dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN 1-1

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:

Dinding Penahan Tanah

BAB I. Perencanaan Atap

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

Transkripsi:

BAB 8 Perencanaan Base Plate Perencanaan dimensi baseplate melibatkan gaya vertikal, momen dan geser, oleh karena itu diperlukan perhitungan dimensi baseplate untuk menahan gaya-gayatersebut. Umumnya, ukuran baseplate dihitung berdasarkan kekuatan beton pada pondasi saat hancur karena terbebani oleh beban diatasnya. Ketebalan baseplate dihitung berdasarkan batas plastis yang disebabkan oleh bengkoknya bagian kritis pada plat tersebut. Perancangan baseplate meliputi dua langkah utama yaitu dengan menentukan ukuran panjang dan lebar baseplate dan menentukan ketebalan baseplate. Antara kolom baja dan baseplate harus terikat menjadi satu kesatuan, oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan sambungan yang berfungsi untuk menyatukan kolom dengan baseplate tersebut. Alat sambung yang digunakan umumnya berupa las, karena las lebih mudah dikerjakan dan difabrikasi. Gambar. 31 Macam-macam type Base Plate Perencanaan Baseplate Dengan Metode AISC-LRFD Perencanaan baseplate terdiri dari perhitungan baseplate akibat beban vertikal saja, perhitungan baseplate akibat beban vertikal dan momen, serta perhitungan baseplate dengan beban geser. 8.1 Baseplate Dengan Beban vertikal Perencanaan Baseplate dengan beban vertikal diasumsikan bahwa beban vertikal adalah beban terpusat pada pelat yang selanjutnya menjadi beban terbagi rata untuk struktur di dibawahnya.

Gambar.3 Ukuran Pelat Untuk menghitung dimensi berdasarkan beban vertikal dengan metode LRFD dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sesuai prosedur berikut : 1. Mentukan beban vertikal (Pu).. Menentukan luasan pelat ( A1 ), didasarkan pada sifat-sifat dari pondasi yang menahan dasar kolom baja tersebut, yaitu : A 1 = Pu Pu = Beban vertikal (Newton) φ c = Faktor resistensi beton, 0.6 fc = Mutu beton (MPa) φ c 0.85 f c (mm ).(.17) Menentukan dimensi pelat ( B dan N ), sehingga m dan n kira-kira sama. Gambar.33 Ukuran pelat

Dilihat dari batasan kritis pada pelat itu sendiri, yaitu : N = A 1 + d + 100 (mm) 100 mm tambahan diperlukan untuk tempat baut angker N = Panjang pelat (mm) A1 = Luasan pelat (mm ) Δ = 0.5 (0.95d 0.8b f ) (mm) B = A 1 N b f + 100 (mm) B = Lebar pelat (mm) 1. Menetukan nilai m dan n, sebagai berikut : m = N 0.95d (mm) n = B 0.8 b f (mm) d = kedalaman sayap dari kolom (mm) b f = lebar sayap dari kolom (mm) 1. Menentukan ketebalan pelat ( tp ) didasarkan dari besaran nilai m atau n yangdilihat pada gambar.3 di atas dan diambil nilai yang terbesar. Untukmenentukan ketebalan pelat yaitu: t p = (m atau n).p 0.9Fy.B.N (mm).(.1) t p = Tebal pelat (mm) F y = Mutu baja (MPa)

. Menentukan luas dasar beton (bantalan), yaitu: A = 4 N B..(.) 8. Baseplate Dengan Beban vertikal dan Momen Terdapat dua metode perencanaan untuk menentukan dimensi baseplate yangterbebani oleh gaya aksial dan momen, yaitu : 1. Perhitungan untuk eksentrisitas (e) kecil dan sedang.. Perhitungan untuk eksentrisitas (e) besar. 8..1 Perhitungan Eksentrisitas (e) Kecil dan Sedang Gambar.34 Base plate dengan eksenstrisitas besar Jika nilai eksentrisitas (e) sama atau lebih kecil dari N/6, distribusi gaya tekanterjadi di seluruh permukaan baseplate, seperti yang terlihat pada gambar.13. Gaya f 1, dapat dihitung sebagai berikut : f 1. = Dimana: P ± M.c B.N I < F p (MPa)..(.3) B, N = dimensi baseplate (mm) c = N / (mm) I = momen inersia. ( B x N 3 ) / 1 (mm 4 ) Berdasarkan LRFD (Load & Resistance Factor Design), gaya tekan maksimum (f 1 ) tidak boleh melebihi gaya tekan yang diizinkan (F p ) :

F p = 0.85 φ c f c A A 1 (MPa).. (.4) f c = Mutu beton (ksi) A 1 = Luas baseplate (in ) A = Luas beton dasar (bantalan) (in ) φ c = Faktor resistensi pada beton, 0.6 Untuk menghitungnya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Pu dan Mu. Menentukan tegangan desain bantalan maksimum Fp = 0.85φ c f c A A1 1.7φ c f c.. (.5) 3. Menentukan nilai N dan B dengan perkiraan 4. Menentukan tegangan bantalan yang terjadi dengan rumus f 1. = P ± M.C B.N I 5. Memeriksa apakah nilai e = M P N 6 dan nilai f 1, < F p. Jika nilainya memenuhi maka diteruskan kelangkah selanjutnya, jika tidak kembali ke langkah 3. 6. Menentukan tebal pelat t p = 4Mplu 0.90 Fy Gambar.35 Beban dengan Eksentrisitas sedang Jika nilai eksentrisitas (e) diantara N/6 dan N/, distribusi gaya tekan terjadi hanyapada sebagian baseplate, seperti yang terlihat pada gambar.14. Agar seimbang,distribusi

gaya tekan harus sama dengan beban vertikal dan berada pada jarak etitik tengah dari baseplate. Gaya maksimum f1 dihitung sebagai berikut : f 1 =.P A.B (MPa).. (.6) A = Panjang tegangan yang terjadi, 3 (N/ e) 8.. Perhitungan Eksentrisitas (e) Besar m f 3 f 3 f f 3 f 4 = f - f 3 Gambar.36 Beban dengan Eksentrisitas besar Saat terjadi eksentrisitas (e) yang besar, maka disarankan menggunakanjangkar (anchor bolt) untuk meredam peregangan komponen pada saat beban momenbekerja. Hal ini diperlihatkan pada gambar.36. Untuk menghitungnya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Pu dan Mu. Tentukan nilai N dan B dengan coba-coba. 1. Hitung nilai eksentrisitras e = M / P. Menentukan tegangan bantalan maksimum f,1 = P M.N B.N I F p F p = Tegangan beton yg diperbolehkan F p = 0.85 c f c A A1 1.7 c f c.. (.7) 3. Letak garis netral dan tegangan-tegangan

A = f f +f 1 *N f 3 = A m A f f 4 = f - f 3 4. Menghitung momen M plu = (1/ f 3 + 1/3 f 4 ) m *B 5. Menghitung kapasitas jangkar (T) T = f p A B 6. Menentukan tebal pelat (t p ) P.. (.8) t p = 4Mplu 0.9 N Fy.. (.9) 8..3 Desain Tambahan Untuk Perhitungan Eksentrisitas Besar Saat pelat dasar menerima beban vertikal dan beban momen yang cenderungbesar, terjadi eksentrisitas yang besar pula. Keadaan ini berakibat tidak seimbangnyapelat dasar yang selanjutnya dapat menyulitkan pengerjaan terutama pada saat awalkonstruksi berlangsung. Untuk itu, diperlukan pengikat antara pelat dasar danpondasi agar dapat menahan gaya guling yang terjadi. Pengikat yang dimaksudadalah anchor bolt (baut angkur). Maitra (1978) telah mengembangkan suatu solusi grafis untuk kasus pelatdasar yang memiliki beban eksentris yang besar. Grafik yang dimaksud adalahsebagai berikut : Gambar.37 Grafik Desain Tambahan Untuk Baseplate Dengan Beban vertikal dan Momen

Untuk menentukan resultan gaya (T) dari ankur (anchor bolt), dapat dihitungdengan prosedur sebagai berikut: 1. Menentukan Pu dan Mu. Menentukan tegangan desain bantalan maksimum 3. Fp = 0.85φf c A A1 ksi (.31) 4. Menentukan nilai N dan B dengan asumsi. 5. Hitung β = [ M+P.A fp.b.n ]sehingga dari grafik didapat A/N 6. Dari nilai A/N` didapat nilai A. Jika nilai A sesuai maka lanjutkan ke langkahselanjutnya, jika tidak ulangi langkah 3. 7. Dari grafik juga di dapat nilai α. Sehingga dapat dicari kapasitas angkur T = M+PA α.n P (.3) Dimana = koefisien jarak angkur dari pusat distribusi beban 8.3 Baseplate Dengan Beban Geser Biasanya, gaya geser kolom dasar secara keseluruhan dilawan oleh gesekankarena adanya beban tekan aksial. Karena itu biasanya tidak diperlukan untukperencanaan geser. Namun ada beberapa kasus dimana perencanaan geserdiperlukan. Ada 4 cara untuk menahan gaya geser yaitu: dengan pengembangan gayagesek; dengan baut geser / bantalan, penggunaan penahan geser (shear lug) dandengan penanaman kolom ke pondasi. Gambar.38 Baseplate dengan beban geser

Untuk merencanakan dimensi baseplate dengan beban geser dapat mengikuti langkah berikut: 1. Menentukan bagian geser yang dapat ditransfer oleh gesekan sebesar μ dikalikandengan factor beban mati Vlgu, ditambah dengan bagian yang sesuai dari bebanhidup yang menghasilkan gaya geser. Bagian ini ditahan oleh penahan geser(shear lug), adalah berbeda antara beban geser yang diperhitungkan dankekuatan ini. Vlgu = (faktor beban geser x gaya horizontal) - ( μ x faktor beban mati x bebanmati). Menghitung daerah bantalan yang diperlukan untuk penahan geser (shear lug) Algu = Vlgu 0.85φcf c (.33) 3. Menentukan dimensi penahan geser dengan asumsi bahwa bantalan terjadi pada bagian di bawah pondasi beton. H G = Algu dimana W= Asumsi lebar shear slug W 4. Menghitung momen pada penahan geser Mlgu = Vlgu W [(H+G) ] (.34) 5. Menghitung ketebalan shear lug tlg = 4Mlgu 0.9Fy (.35) Desain Baut Angkur Baut angkur diperlukan untuk semua baseplate. Baut angkur digunakan untukmemperkuat semua pelat dan untuk mencegah kolom terbalik. Baut angkur jugadiperlukan ketika pelat menerima beban yang besar atau uplift. Gambar.39 Type Baut Angkur

Untuk menentukan panjang baut angkur yang dibutuhkan, didasarkan pada luas permukaan pelat dan kapasitas baut angkur itu sendiri. Dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menghitung luas baru Ag Ag = Tu 0.75 φt.fu (.36) Tu = Kapasitas angkur (kip) φt = faktor tahanan untuk tegangan = 0.75 Fu = Kekuatan tarik minimum (Ksi). Menghitung luasan yang diproyeksikan Apsf = Dimana Gambar.40Bidang runtuh Tu 4φt f c (in ) (.37) Tu = Kapasitas angkur (kip) φt = faktor tahanan untuk tegangan = 0.75 Fu = Kekuatan tarik minimum (Ksi) 3. L = Apsf 3.14 (in) (.38) dimana Apsf = Luas permukaan pelat (in ) Panjang jangkar ini berlaku apabila luas proyeksi dianggap penuh, artinya tidakterpotong oleh tepi pondasi beton.pada tahun (1983) Shipp and Haninger telah menyajikan panjang minimum

jangkaryang tertanam dan juga jarak minimumnya keujung bawah pondasi. Disajikan dalam table berikut Contoh Perhitungan: 1. Kasus kolom dengan beban vertikal saja Pu = 800 kn Kolom WF 00x00 d =00 mm t w = 8 mm A = 11080 mm b f = 00 mm t f = 1 mm f c = 0 MPa I x = 47. E6 mm 4 I y = 16 E6 mm 4 f y = 40 MPa W x = 47 E3 mm 3 W y = 160 E3 mm 3 r x = 86. mm r y = 50. mm Luas pelat: A 1 = Pu = 800000 0.85 φ c fc 0.85 0.6 0 = 7843 Δ = 0.5 (0.95d 0.8b f ) = 0.5 (0.95*00 0.8*00) = 15 (mm) N = A 1 + = 7843 + 15 = 95 300 (mm) B = A 1 = 7843 = 61 300 (mm) N 300

Cek tegangan beton f c F p Dipakai dimensi kolom 350x350 mm A = 1.5 10 4 mm Luas pelat A 1 = 300x300 = 9 10 4 mm F p = 0.85 φ c f c A A 1 = 0.85*0.6*0 1.5 9 = 11.9 Tebal pelat f c = Pu / A 1 = 800000 / 9 10 4 = 8.9 < F p OK! m = N 0.95d n = B 0.8 b f = 300 0.95 00 = 300 0.8 00 = 55 (mm) = 70 (mm) t p = (m atau n).p 0.9Fy.B.N = 70* 800000 0.9 40 300 300 = 0.1 mm 0 mm Kesimpulan: Pelat ukuran 300x300x0 mm; kolom ukuran 350x350 mm. Kasus kolom dengan beban vertikal dan momen (eksentrisitas kecil) Pu = 800 kn ; Mux = 40 knm Kolom WF 00x00 d =00 mm t w = 8 mm A = 11080 mm b f = 00 mm t f = 1 mm f c = 0 MPa I x = 47. E6 mm 4 I y = 16 E6 mm 4 f y = 40 MPa W x = 47 E3 mm 3 W y = 160 E3 mm 3 r x = 86. mm r y = 50. mm Coba B = 300 mm, N = 300 mm A = 90000 mm e = Mu / Pu = 0 / 800 = 0.05 mm = 5 mm < N/6 = 50 mm (eksentrisitas kecil) f 1. = P ± M.c B.N I = 800000 300 300 f 1 = 13.33 dan f = 4.44 0000000 150 ± 300 4 / 1 = 8.89 4.44 < F p (MPa) Coba luas kolom beton 400 x 400 mm A = 160000 mm F p = 0.85 φ c f c A A 1 = 0.85*0.6*0 16 9 = 13.6 (MPa) f 1 = 13.33 < F p OK!

Menentukan tebal pelat m = N 0.95d n = B 0.8 b f = 300 0.95 00 = 300 0.8 00 = 55 (mm) = 70 (mm) Momen pada garis kritis M plu = ½ *f 1 *m *B = ½ *13.33*55 *300 = 6048488 Kapasitas moment pelat Mn = φ y Z f y = φ y ( ¼ B t p )*f y = 0.9*( ¼ B t p )*f y = M plu t p = 4Mplu = 4 6048488 = 19.3 0 mm 0.9 B Fy 0.9 300 40 Kesimpulan: Pelat ukuran 300x300x0 mm ; kolom ukuran 400x400 mm 3. Kasus kolom dengan beban vertikal dan momen (eksentrisitas besar) Pu = 00 kn ; Mux = 80 knm Kolom WF 00x00 d =00 mm t w = 8 mm A = 11080 mm b f = 00 mm t f = 1 mm f c = 0 MPa I x = 47. E6 mm 4 I y = 16 E6 mm 4 f y = 40 MPa W x = 47 E3 mm 3 W y = 160 E3 mm 3 r x = 86. mm r y = 50. mm Coba B = 350 mm, N = 350 mm A 1 = 1500 mm e = Mu / Pu = 80 / 00 = 0.4 m = 400 mm > N/ = 175 mm (eksentrisitas besar) f 1. = P ± M.c B.N I f 1 = -9.6 dan f = 1.8 = 00000 350 350 80000000 175 ± 350 4 / 1 = 1.6 11. Coba luas kolom beton 450 x 450 mm A = 0500 mm A / A 1 = 0500 / 1500 = 1.653

F p = 0.85 φ c f c A A 1 = 0.85*0.6*0* 1.653 = 13.1 (MPa) f = 1.8 < F p OK! m m f 1 f 3 f 3 f 3 f f 4 = f - f 3 Menentukan tebal pelat m = N 0.95d n = B 0.8 b f Letak garis netral A = f 3 = A m A = 350 0.95 00 = 350 0.8 00 f 1 f +f 1 *N = f = 00 80 00 = 80 (mm) = 95 (mm) 1.8 1.8+9.6 f 4 = f - f 3 = 1.8 7.68 = 5.1 * 350 = 00 1.8 = 7.68 M plu = (1/ f 3 + 1/3 f 4 ) m *B = (7.68/+5.1/3)*80 *350 = 144533 Kapasitas moment pelat Mn = φ y Z f y = φ y ( ¼ B t p )*f y = 0.9*( ¼ B t p )*f y = M plu t p = 4Mplu = 4 144533 = 5.6 6 mm 0.9 B Fy 0.9 350 40 Kesimpulan: Pelat ukuran 350x350x6 mm ; kolom ukuran 400x400 mm