13. PERMA No. 1 Tahun 2009 tentang Mediasi;

dokumen-dokumen yang mirip
STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

URAIAN KEGIATAN. No KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PEMOHON JSP. 1. Pendaftaran Perkara Permohonan cerai Talak

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENERIMAAN DAN PEMBUATAN LAPORAN PERKARA BANDING DI PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

Nomor SOP : Tanggal Pembuatan. : Tanggal Revisi : Tanggal Efektif :

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Persiapan Sidang

PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) Demak 59516

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL / STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP) PELAKSANAAN PANGGILAN SIDANG PERKARA PERDATA (PERMOHONAN DAN GUGATAN)

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Banding

Standard Operating Procedures SITA DI PENGADILAN AGAMA TABANAN

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

Tanggal ditetapkan April 2014 Jumlah halaman : 8 halaman

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

Nomor SOP : Revisi Tgl. : Tgl. Ditetapkan : Halaman : 1 dari 4 hal

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

Nomor SK W23-A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP. SOP EKSEKUSI RIIL, PENGOSONGAN DAN PEMBONGKARAN Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Peninjauan Kembali

Nomor SOP W4-A7/336.a/OT.01.3/IV/2014 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan April 2014 Jumlah halaman : 8 halaman

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari 2017

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon

Standard Operating Procedures SITA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

1. S1 Hukum 2. S2 Hukum

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI

SOP PERKARA EKSEKUSI RIIL

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

Nomor SOP : Revisi Tgl. : Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 8 halaman

Kasir/ Bendahara/ Bank. Ketua. 2 Memeriksa kelengkapan berkas banding 10 Mnt Terlaksananya koreksi berkas

SOP EKSEKUSI LELANG. 1. S-1 Sederajat 2. memahami pola bindalmin 3. menguasai hukum acara 4. menguasai Siadpa Plus. Panitera / Jurusita Ketua Kantor

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi - Tanggal Efektif 03 Januari Buku Register

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Pelayanan Perkara Perdata

5. Mengirim surat pemberitahuan untuk melengkapi berkas tersebut melalui bagian umum

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

SOP PENGADILAN AGAMA SUNGAILIAT

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KEBUMEN Nomor : W.11-A10/110 /OT.01.3/I/2013

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR IYAH 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Sistem pelayanan

Dra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Persiapan Sidang

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Nomor : W2-A/ 1267 /HK.05/V/2010

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan

PENGADILAN AGAMA PURWAKARTA KELAS IB

A. PELAYANAN MASYARAKAT

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

Standart Operating Procedure SOP Kepaniteraan. Standart Operating Procedure Pengadilan Agama Sanggau

Standard Operating Procedures PENERIMAAN PERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) Website:

Dra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Pencabutan Perkara Tingkat Pertama

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

DAFTAR ISI SOP PERKARA PENGADILAN AGAMA SURABAYA

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

BAB II PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA INDONESIA

Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut:

1. S1 Hukum 2. S2 Hukum

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

PENGADILAN NEGERI BANGIL KELAS I B LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN SOP PROSES PENYELESAIAN UPAYA HUKUM PERKARA PERDATA KASASI

1. Menerima surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Penggugat/Pemohon

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL/ STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP)

SOP PENERIMAAN PERKARA PADA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

Petugas perwakilan RI yang ditunjuk. Petugas Perwakilan RI yang ditunjuk. Petugas perwakilan RI yang ditunjuk. Petugas perwakilan RI yang ditunjuk

PENGADILAN NEGERI BANGIL KELAS I B

BAB III PENETAPAN PENGADILAN AGAMA KENDAL TENTANG PERUBAHAN BIODATA PADA AKTA NIKAH

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU

LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Transkripsi:

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA GUGATAN CERAI PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG A. DASAR HUKUM 1. HIR, Pasal 118, Pasal 121 ayat (4) Pasal182, Pasal 237 Pasal 121,124, dan 125, R.Bg Pasal 142, 273 dan 145; 2. Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; 3. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung RI; 4. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pertadilan Agama; 5. Undang Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 11989 tentang Peradilan Agama; 6. Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; 7. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/001/SK/1991 tentang Pola pembinaan dan pengendalian Administrasi perkara; 8. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/004/SK/1992 tentang Kepaniteraan Pengadilan Agama; 9. Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor : 13/Tahun/2010 tentang Pembuatan SOP (Standard Operation Procedure); 10. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/032/SK/IV/2006 tentang Pemberlakuan Buku II pedoman Pelaksanaan Tugas dan Aministrasi Peradilan; 11. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan; 12. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayan Informasi di Pengadilan. 13. PERMA No. 1 Tahun 2009 tentang Mediasi; B.URAIAN KEGIATAN No KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PENGGUGAT 1. Pendaftaran Perkara Gugatan 1. ihak berperkara datang ke Pengadilan Agama/mahkama h syar iyah dengan membawa surat gugatan atau permohonan. 2. Pihak berperkara menghadap petugas meja Pertama dan PELAKSANA PANMUD GUGATAN WAKIL PANITERA UNIT/ PEJABAT TERKAIT KETUA PANIETARA KETUA MAJELIS ANGGOTA MAJELIS PANITERA PENGGANTI JSP PIHAK BANK WAKTU

surat gugatan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat. 3. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk nenyelesaikan perkara tersebut, 4. Petugas Meja Pertama kembali surat gugatan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) 30 menit

dalam rangkap 3 (tiga). 5. Pikah berperkara kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan tersebut dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). 6. Pemegang kas asli surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke Bank. 7. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak berperkara slip bank yang telah 25 menit

diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut. 8. Setelah berperkara menerima slip bank yang telah dipalidasi dari petugas layanan bank. Pihak berperkara menunjukan slip bank tersebut dan surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas. 9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian kembali kepada pikah berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan kembali kepada pikah berperkara asli dan tindasan 10 menit

pertama surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan. 10. Pihak berperkara kepada petugas Meja Dua surat gugatan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) 11. Petugas Meja Kedua mendaftarkan/men catat surat gugatan dalam register bersangkutan serta memberi nomor pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas. 12 Petugas Meja Kedua meneyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat 10 menit 10 menit

gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara. PENDAFTARAN SELESAI LANGKAH SELANJUTNYA : 1. Menyerahkan berkas perkara Gugatan tersebut kepada Ketua PA untuk ditetapkan PMH melalui Panumun Gugatan, Wapan dan Panitera 2. Panmun membuat surat penunjukan Majelis Hakim (PMH) 3. Ketua menandatangani PMH 4. Menyerahkan berkas perkara yang sudah dibuat penunjukan Majelisnya kepada Panitera 5. Panitera membuat dan menandatangani Surat Penunjukan 10 menit

Panitera Pengganti (SPPP) untuk ditentukan PPnya dan JSP nya 6. Menandatangani Surat Penunuukan Panitera Pengganti untuk membantu dan mendampingi Majelis dalam persidangan 7. Menyerahkan berkas perkara tersebut kepada Ketua Majelis Hakim yang menanganinya melalui Petugas ; 8. Meneliti dan mempelajari barkas perkara gugatan tersebut dan membuat resumenya. 9. Menyerakan masing-masing 1 rangkap surat gugat kepada Anggota Majelis I dan Majelis II untuk dibaca dan dipelajari 10. Ketua majelis membuat PHS untuk memanggil

2 para pihak oleh jurusita Pengganti melalui Panitera Pengganti 11. Jurusita Pengganti menyarahkan relaas kepada Ketua Majelis melalui Panitera Pengganti 12. Menyerakan berkas perkara kepada Anggota Majelis II untuk dibaca dan dipelajari 13. Panitera Penggganti menerima Relaas dari JSP dan disatukan ppada berkasnya lalu diserahkan pada Ketua majelis. 14. Pihak/pihakpihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita pengganti untuk menghadap ke persidangan Tahapan setelah persidangan ditetapkan Susunan Majelis 10 menit

Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (PHS). a. Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Apabila tidak berhasil,maka hakim mewajibkan kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi b. pabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab menjawab, 40 hari

pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian) Tergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi TAHAPAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA/MAHKA MAH SYAR IYAH ATAS CERAI GUGAT 14 hari Kemudian Putusan disampaikan/diteri makan oleh para pihak melalui meja III