KA JIAN KELAYAKAN DAN RESIKO INVESTASI BUS TRANS PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

feeder) terhadap layanan angkutan umum lainnya. Pelayanan yang baik dari angkutan umum khususnya taksi merupakan kiat untuk mendapatkan konsumen. Sala

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ANGKUTAN UMUM (ANGKOT) KOTA PARIAMAN ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

III. METODE PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 5.2 Skema Pembiayaan Rumah Susun Studi dengan Menggunakan Pola Swasta

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Perumahan Griya Pekerja Sejahtera, Sorong, Papua Barat)

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS)

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

Manajemen Keuangan. Penganggaran Modal Payback periode Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Perbandigan NPV dan IRR

STUDI KELAYAKAN SECARA EKONOMI PADA PROYEK MONOREL KOTA BANDUNG KORIDOR TRANS CIKAPUNDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat kota Padang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari sangat tinggi.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

Investasi dalam aktiva tetap

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR GRAFIK...

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL TIRTONADI TIPE A

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Investasi salah satu kebutuhan pokok di pusat layanan kesehatan meliputi pengadaan: Sarana fisik Alat medik Alat non medik Sumber daya manusia

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA

EVALUASI PENGOPERASIAN TERMINAL DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV. METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

PENGANGGARAN MODAL. Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Event Point (BEP), Annual Equivalen (AE), dan Benefit Cost Ratio (BCR)

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Transkripsi:

JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id KA JIAN KELAYAKAN DAN RESIKO INVESTASI BUS TRANS PADANG HERRI AGUSTIAWAN 1, PURNAWAN 2, ELSA EKA PUTRI 3 1 Prodi Magister Teknik Sipil, Universitas Andalas. (herri.agustiawan@gmail.com) 2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas ( purnawan@ft.unand.ac.id) 3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas (elsa@ft.unand.ac.id) Naskah diterima : 17 Juli 2017. Disetujui: 26 Agustus 2017. Diterbitkan : 22 Oktober 2017 ABSTRAK Kemacetan adalah masalah utama dalam transportasi perkotaan, termasuk di Kota Padang. Untuk menanggulangi masalah tersebut, sejak tahun 2007 pemerintah telah merencanakan untuk mengadakan Bus Rapid Transit (BRT), dan pada tanggal 14 Februari 2014, bus Trans Padang secara resmi dioperasikan. Untuk mengelola bus secara maksimal, mengingat pertumbuhan kota padang yang cukup pesat, pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta agar dapat mengakomodir semua demand dan tetap menciptakan sarana transportasi yang nyaman, aman, dan efisien. Studi analisa kelayakan investasi bus Trans Padang ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan investasi tersebut dari aspek finansial serta analisis resiko dalam investasi bus. Dari hasil analisis didapat bahwa skenario terbaik dalam pengelolaan bus Trans Padang adalah dengan kondisi seperti yang telah berjalan saat ini, dimana bus, kantor dan halte merupakan bantuan dari pemerintah, Biaya Operasional Kendaraan (BOK) tidak mengalami perubahan dan pendapatan berdasarkan hasil permodelan. Apabila investasi dilakukan dari awal oleh investor, dengan memperhitungkan biaya pembelian bus, halte, dan kantor, dengan demand yang ada saat ini maka investasi dikatakan tidak layak secara finansial. Masih terdapat 2 dari 6 skenario yang dikategorikan tidak layak secara finansial. Untuk analisis resiko, bus trans padang ini memiliki probablitas resiko sebesar 0.42 apabila diambil alih oleh investor. Sebuah investasi yang cukup beresiko. Kata kunci : Bus Rapid Transit, Demand, Kelayakan Investasi, Analisis Resiko, Trans Padang 1. PENDAHULUAN Kota Padang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Barat yang beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini mengakibatkan kebutuhan akan transportasi juga ikut bertambah. Hal ini menuntut pemerintah kota Padang untuk menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang bisa mengakomodir semua kebutuhan transportasi masyarakat Kota Padang. Untuk mengatasi hal demikian, sejak tahun 2007 pemerintah kota Padang sudah merencanakan untuk pengadaan Bus Rapid Transit (BRT) yang diprediksi bisa menanggulangi masalah kemacetan akibat banyaknya penggunaan kendaraan pribadi dan kurang memadainya sarana jalan yang tersedia. Bus Rapid Transit (BRT) yang dinamai https://doi.org/1010.25077/jrs.13.2.67-78.2017 Attribution-NonCommercial 4.0 International. Some rights reserved 67

Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang Trans Padang ini resmi dioperasikan oleh pemerintah pada hari Jum at tanggal 14 Februari 2014. Namun, sampai akhir 2015 armada yang tersedia hanya berjumlah 15 unit saja. Jalur yang dioperasikanpun hanya Koridor I. Tarif yang dikenakan untuk penumpang Trans Padang untuk penumpang umum sebesar Rp. 3.500,- dan untuk pelajar Rp. 1.500,-. (Dishubkominfo Padang, 2015) Mengingat akan terus berkembangnya transportasi di Kota Padang, maka sudah dipastikan 15 unit BRT yang beroperasi sekarang tidak akan mampu untuk mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat kota Padang. Untuk itu, dimasa yang akan datang diharapkan pemerintah dapat bekerjasama dengan investor-investor baik lokal maupun investor asing dalam pengelolaan Trans Padang sehingga tercipta sarana transportasi yang dapat mengakomodir semua demand dengan tetap mengutamakan kenyamanan, keamanan, dan angkutan umum yang efisien. Untuk menghindari kerugian dari investor, meningkatkan keuntungan, serta untuk menjaga kualitas pelayanan yang baik maka diperlukan analisis finansial dan analisis resiko dalam investasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Padang. 2. ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 2.1. Metode nilai sekarang bersih (net present value) Menurut Kasmir (2003) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Dasar dari metoda ini adalah semua keuntungan (benefit) ataupun biaya (cost) mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek diubah ke nilai sekarang (present value), dengan menggunakan tingkat bunga tertentu. Proyek dikatakan layak apabila NPV bernilai positif. 2.2. Metode tingkat pengembalian internal (internal rate of return) Menurut Keown (2005) Internal rate of return (IRR) digunakan untuk mengetahui tingkat suku bunga pada saat ini NPV=0. Perhitungan untuk dapat memperoleh nilai IRR ini dilakukan dengan cara coba-coba (Trial and Error). Jika nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku, maka proyek mempunyai keuntungan ekonomi. 2.3. Metode nisbah keuntungan biaya (benefit cost ratio) Benefit cost ratio adalah nisbah antara present value benefit dibagi dengan present value cost. Hasil BCR dari suatu proyek dikatakan layak secara finansial bila nilai BCR lebih besar dari 1 (>1) (Ardalan, 2000). 2.4. Analisis break even point (titik impas) Menurut Ibrahim (1997), Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana Total Revenue (TR) sama dengan Total Cost (TC). 2.5. Payback period Menurut Ibrahim (1997), payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk nilai sekarang (present value). 68 JURNAL REKAYASA SIPIL

Herri Agustiawan, Purnawan, Elsa Eka Putri 2.6. Analisis Resiko Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan sebagai sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan, kemudian menganalisanya untuk memastikan hasil pembongkaran, dan menyoroti bagaimana dampak dampak yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi (ISO 1799 An Introduction to Risk Analysis). Salah satu metode untuk memasukkan resiko ke dalam analitis yaitu: Metoda Ekivalen Kepastian. Dalam menyederhanakan perhitungan dan persoalan di masa yang akan datang, maka dapat didefinisikan Koefisien Ekuivalen (αt), yang mewakili rasio hasil pasti tertentu terhadap hasil berisiko, dengan rumus yang dinyatakan sebagai berikut (Suparmoko, M 1999): Arus Kas yang Pasti (αt) = Arus Kas Beresiko (1) 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Pembagian Zona Dalam penelitian ini, zona penelitian dibagi menjadi 6 zona di sepanjang koridor I bus Trans Padang. Pembagian zona diambil berdasarkan ruas jalan yang dilalui rute bus Trans Padang. Adapun pembagian zona adalah sebagai berikut: Zona 1: Jl. Bagindo Aziz Chan kecamatan Padang Selatan Zona 2: Jl. Jendral Sudirman kecamatan Padang Timur dan Padang Selatan Zona 3: Jl. Rasuna Said kecamatan Padang Barat Zona 4: Jl. Khatib Sulaiman kecamatan Padang Utara Zona 5: Jl. Prof. Dr. Hamka kecamatan Padang utara Zona 6: Jl. Adinegoro kecamatan Koto Tangah 3.2. Prediksi demand penumpang Metode yang digunakan untuk memprediksi demand penumpang pada masa yang akan datang adalah matriks asal tujuan model Gravity jenis DCGR (Duobly Contrain Gravity Method). Data karakteristik penumpang diperoleh melalui survey asal tujuan dilapangan dengan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin sebanyak 400 sampel. Data-data sekunder lainnya diperoleh dari Dishub dan UPT Trans Padang. Dari hasil analisis dan pengolahan data, didapat hasil matriks asal tujuan di pertengahan dan akhir tahun analisis seperti yang dijelaskan dalam Tabel 1 berikut. Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 69

Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang Tabel 1. Matriks Asal Tujuan di pertengahan dan akhir tahun analisis (2020 dan 2025) ZONA 1 2 3 4 5 6 ZONA 1 2 3 4 5 6 1 0 237 170 121 62 10 1 0 238 170 121 62 10 2 200 0 242 198 133 21 2 200 0 243 198 134 22 3 144 244 0 245 248 40 3 144 245 0 245 249 41 4 136 264 325 0 528 84 4 137 266 327 0 534 87 5 29 74 137 221 576 182 5 29 75 138 221 581 186 6 12 29 54 87 448 548 6 12 31 57 91 472 587 Tabel 2 menjelaskan tentang hasil akhir dari prediksi demand penumpang di masa yang akan datang. Berikut adalah rekapitulasi hasil akhir permodelan di sepanjang tahun analisis, No tahun Jumlah Penumpang 70 JURNAL REKAYASA SIPIL Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Akhir Permodelan Setelah Kalibrasi Jumlah Penumpang untuk 1 bus Proporsi Penumpang Pelajar Proporsi Penumpang Umum Keterangan 1 2015 6979 Data Real 2 2015 5956 6979 465 127 338 Hasil Permodelan 3 2016 5974 7000 467 128 339 Hasil Permodelan 4 2017 5992 7022 468 128 340 Hasil Permodelan 5 2018 6011 7044 470 128 341 Hasil Permodelan 6 2019 6030 7066 471 129 342 Hasil Permodelan 7 2020 6049 7089 473 129 343 Hasil Permodelan 8 2021 6069 7112 474 130 345 Hasil Permodelan 9 2022 6089 7136 476 130 346 Hasil Permodelan 10 2023 6110 7160 477 130 347 Hasil Permodelan 11 2024 6131 7185 479 131 348 Hasil Permodelan 12 2025 6153 7210 481 131 349 Hasil Permodelan Faktor kalibrasi F = Data Real Tahun 2015 Data Permodelan Tahun 2015 = 6979 5965 = 1.17 3.3. Pendapatan bus Pendapatan Bus Trans Padang ini didapatkan dari penjualan karcis dengan harga yang sudah dipaparkan sebelumnya yaitu sebesar Rp. 3,500,- untuk umum dan Rp. 1.500,- untuk pelajar. Dalam penelitian ini, pendapatan didapat dari hasil permodelan bangkitan dan tarikan perjalanan bus Trans Padang selama masa analisis. 3.4. Biaya investasi awal dan biaya operasional kendaraan Untuk biaya investasi awal dalam analisis kelayakan Investasi bus Trans Padang digunakan 3 alternatif, dengan uraian sebagai berikut: 1. Alternatif 1 Bus, Bangunan Kantor dan Halte merupakan Bantuan dari Pemerintah. 2. Alternatif 2 Biaya pembelian Bus dilakukan secara Tunai seharga Rp. 630.000.000,-

Herri Agustiawan, Purnawan, Elsa Eka Putri Biaya Pembangunan Kantor senilai Rp. 2.000.000.000,- Biaya Pembangunan Halte sejumlah 71 buah seharga Rp. 10.000.000,- / unit. Total pembangunan halte sebesar Rp. 710.000.000,- 3. Alternatif 3 Biaya Pembelian Bus dilakukan secara kredit dengan uang muka sebesar 30% dari Harga cash, yaitu sebesar Rp. 189.000.000,- dengan lama pengembalian 4 tahun dengan cicilan sebesar Rp.88.200.000,- / tahun Biaya Pembangunan Kantor senilai Rp. 2.000.000.000,- Biaya Pembangunan Halte sejumlah 71 buah seharga Rp. 10.000.000,- / unit. Total pembangunan halte sebesar Rp. 710.000.000,- Untuk Biaya Operasional Kendaraan didapatkan dari data yang diberikan oleh Dishubkominfo kota Padang. Digunakan 2 alternatif dalam analisis dimana alternatif 1 menggunakan BOK yang dikeluarkan oleh Dishubkominfo secara tetap selama tahun analisis dan Alternatif 2 menggunakan BOK dari Dishubkominfo dan diasumsikan mengalami Kenaikan 3 % per tahun yang disebabkan oleh faktor kondisi bus dan fluktuasi harga bahan bakar minyak. 3.5. Analisa kelayakan investasi Untuk menganalisis kelayakan dalam berinvetasi di Bus Trans Padang ini digunakan beberapa metoda analisis diantaranya: Net Present value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, dan Break Even Point (BEP). Dan untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih luas, digunakan beberapa scenario analisis diantaranya: 1. Skenario 1 Kondisi nyata pada saat ini, dimana Bus, bangunan kantor, bengkel, dan halte merupakan bantuan dari pemerintah (alternatif 1). BOK menggunakan kondisi Real dengan data dari Dishubkominfo (alternatif 1). Pendapatan bus sesuai hasil permodelan 2. Skenario 2 Investasi awal menggunakan alternatif 1, BOK menggunakan alternatif 2 dan pendapatan sesuai hasil permodelan 3. Skenario 3 Pendapatan Sesuai hasil permodelan, Investasi menggunakan Alternatif 2, dan BOK menggunakan alternatif 1 4. Skenario 4 Pendapatan sesuai hasil permodelan, Investasi menggunakan alternatif 2, dan BOK menggunakan alternatif 2. 5. Skenario 5 Pendapatan sesuai hasil permodelan, investasi menggunakan Alternatif 3, dan BOK menggunakan alternatif 2 Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 71

Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang 6. Skenario 6 3.5.1. Skenario 1 a. NPV dan BCR Pendapatan sesuai hasil permodelan, investasi menggunakan alternative 3, dan BOK menggunakan alternatif 1. Dari data rekapitulasi jumlah penumpang bus Trans Padang Tahun 2015, didapat persentase penumpang umum sebesar 72,67% dan persentase penumpang pelajar sebesar 27.33%. Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 1: NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. 763,618,243,- BCR di akhir tahun analisis: 1.22 Kategori : Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 1. Gambar 1. Pertumbuhan NPV dan BCR Skenario 1 b. Break Even Point dan Payback Period Break Even point terjadi pada tahun 2017 bulan ke 3 dan Payback Period terjadi selama 3 tahun 3 bulan. c. Internal rate of Return Untuk skenario 1, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: Rp. 788.146.285,-. Sedangkan dengan iterasi kedua nilai i=50%, didapat nilai NPV sebesar: Rp. 143.495.298. dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 59,26%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR>MARR sehingga investasi dinilai layak. 3.5.2. Skenario 2 a. NPV dan BCR Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 2: 72 JURNAL REKAYASA SIPIL

Herri Agustiawan, Purnawan, Elsa Eka Putri NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. 289,133,950,- BCR di akhir tahun analisis: 1.07 Kategori : Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 2. Gambar 2. Pertumbuhan nilai NPV dan BCR untuk Skenario 2 b. Break Even Point dan Payback Period Break Even point terjadi pada tahun 2017 bulan ke 9 dan Payback Period terjadi selama 3 tahun 9 bulan. c. Internal rate of Return Untuk scenario 2, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: Rp. 237.933.766-. Sedangkan dengan iterasi kedua nilai i=50%, didapat nilai NPV sebesar: Rp. 2.658.614,- dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 50.37%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR>MARR sehingga investasi dinilai layak. 3.5.3. Skenario 3 a. NPV dan BCR Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 3: NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. 11,458,169,- BCR di akhir tahun analisis: 1.002 Kategori : Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan nilai NPV dan BCR untuk Skenario 3 Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 73

Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang b. Break Even Point dan Payback Period Break Even point terjadi pada tahun 2024 bulan ke 12 dan Payback Period terjadi selama 9 tahun 12 bulan. c. Internal rate of Return Untuk skenario 3, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: Rp. -313.421228,-. dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 10.18%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR>MARR sehingga investasi dinilai layak. 3.5.4. Skenario 4 a. NPV dan BCR Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 4: NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. -104,948,885 BCR di akhir tahun analisis: 0.97 Kategori : Tidak Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 4. Gambar 4. Pertumbuhan nilai NPV dan BCR untuk Skenario 4 b. Break Even Point dan Payback Period Invetasi untuk skenario 4 memiliki nilai NPV negative dan BCR < 1 sehingga proyek dikatakan tidak layak secara finansial. Untuk skenario 4, proyek tidak memiliki nilai BEP dan Payback Period selama masa analisis. c. Internal rate of Return Untuk skenario 4, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: -Rp. 504.531.661,-. Sedangkan dengan iterasi kedua nilai i=20%, didapat nilai NPV sebesar: -Rp. 44.999.459.196 dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 8.69%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR<MARR sehingga investasi dinilai tidak layak. 74 JURNAL REKAYASA SIPIL

Herri Agustiawan, Purnawan, Elsa Eka Putri 3.5.5. Skenario 5 a. NPV dan BCR Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 5: NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. -97,640,058 BCR di akhir tahun analisis: 0.97 Kategori : Tidak Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 5. Gambar 5. Pertumbuhan nilai NPV dan BCR untuk Skenario 5 b. Break Even Point dan Payback Period Skenario 5 memiliki nilai NPV negative dan BCR < 1 sehingga proyek dikatakan tidak layak secara finansial. Untuk skenario 4, proyek tidak memiliki nilai BEP dan Payback Period selama masa analisis. c. Internal rate of Return Untuk scenario 5, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: -Rp. 2.673.080.204,-. dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 9.81%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR<MARR sehingga investasi dinilai tidak layak. 3.5.6. Skenario 6 a. NPV dan BCR Berdasarkan tabel akumulasi pendapatan dan pengeluaran selama tahun analisis, maka diperoleh nilai NPV dan BCR untuk skenario 6: NPV di akhir Tahun Analisis: Rp. 150,873,263 BCR di akhir tahun analisis: 1.03 Kategori : Layak secara finansial. Grafik pertumbuhan nilai NPV dan BCR dijelaskan pada Gambar 6. Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 75

Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang Gambar 6. Pertumbuhan nilai NPV dan BCR untuk Skenario 6 b. Break Even Point dan Payback Period Break Even point terjadi pada tahun 2024 bulan ke 3 dan Payback Period terjadi selama 9 tahun 3 bulan. c. Internal rate of Return Untuk skenario 6, dengan metoda iterasi menggunakan nilai i=15% diperoleh nilai NPV sebesar: - Rp. 62.046.188,-. dengan data tersebut dapat kita peroleh nilai IRR dengan menggunakan metoda interpolasi. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 13.54%. Dengan nilai MARR sebesar 10% maka, IRR>MARR sehingga investasi dinilai layak. 3.6. Analisa Resiko Investasi Dalam analisis Investasi ini, metoda yang digunakan adalah metoda Ekivalen Kepastian. Yaitu, suatu metode dengan memasukkan risiko ke dalam keputusan penganggaran modal dimana pengambil keputusan mensubstitusi sekelompok arus kas yang diharapkan dan kemudian mendiskontokan arus kas tersebut kembali ke masa yang akan datang (Suparmoko, 1999). Dalam menyederhanakan perhitungan dan persoalan di masa yang akan datang, maka dapat didefinisikan Koefisien Ekuivalen (αt), yang mewakili rasio hasil pasti tertentu terhadap hasil berisiko, dengan rumus seperti persamaan 1. Hal yang paling berpengaruh dalam untung atau tidaknya suatu investasi adalah pendapatan. Oleh karena itu, dalam analisis resiko ini kita menggunakan pendapatan sebagai dasar analisis resiko yang akan dilakukan. Suatu investasi dikatakan beresiko apabila probablitas proyek mengalami kerugian cukup tinggi. Dalam penelitian ini, studi analisis resiko diambil berdasarkan skenario 6. Dimana semua modal investasi ditanggung oleh investor, pendapatan bus sesuai dengan angka yang dihasilkan dari permodelan, dan BOK didasarkan dari BOK real dari Dishubkomnfo Kota Padang. Analisis dilakukan dari rekap data penumpang perbulan di tahun 2015. Diketahui bahwa, jumlah penumpang harian rata-rata pada tahun 2015 sebesar 6.979 orang/ hari. Dimana pada skenario 6, pada akhir masa analisis proyek masih dikatakan layak secara finansial. Dari data hasil permodelan, diketahui bahwa setiap tahun, penumpang 76 JURNAL REKAYASA SIPIL

Herri Agustiawan, Purnawan, Elsa Eka Putri mengalami pertumbuhan sebesar 1.003% dan jumlah penumpang harian rata-rata selama 10 tahun proyeksi sebesar 7093. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa proyek akan mengalami kerugian atau tidak layak apabila jumlah penumpang harian rata-rata dibawah 6975 org/hari. Berdasarkan rekapitulasi penumpang pada tahun 2015, disepanjang tahun didapatkan jumlah penumpang yang bebas resiko adalah sebesar 171 kali, sedangkan 194 lainnya dikatakan beresiko. Hal ini berarti, probablitas proyek mengalami kerugian adalah sebesar 0,53. Angka ini menunjukkan bahwa investasi dalam bus Trans Padang masih beresiko tinggi. 4. KESIMPULAN Analisa kelayakan investasi pada dasarnya dikembangkan dalam usaha mencari suatu ukuran yang menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan pembelian bus. Berdasarkan perhitungan simulasi yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil analisa kelayakan investasi sebagai berikut : Masa analisis kelayakan dilakukan selama 10 tahun, dengan 6 skenario yang berbeda, demand bus didapat dengan permodelan menggunakan Matriks Asal Tujuan (MAT). Dari 6 skenario yang dilakukan terdapat 2 skenario yang dikategorikan tidak layak secara finansial. Skenario yang dimaksud adalah dimana investor mengambil alih investasi sejak awal dengan mengasumsikan bahwa BOK mengalami kanaikan 3% per tahun. Investasi dikatakan layak apabila adanya kerjasama antara pemerintah dan pihak investor. Modal awal investasi dari pemerintah, selanjutnya dilanjutkan oleh investor (skenario 1 & 2). Apabila investor ingin mengambil alih investasi secara penuh, maka investasi dapat dilakukan dengan mengantisipasi kenaikan BOK pertahun (Skenario 3 & 6), sehingga pada akhir tahun analisis investor bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk analisis resiko investasi, diperoleh probablitas proyek akan mengalami kerugian sebesar 0,53. Hal ini berarti terdapat peluang sebesar 53% proyek akan mengalami kerugian investasi di 10 tahun yang akan datang. Proyek bus Trans Padang ini masih dalam kategori invetasi beresiko tinggi. DAFTAR KEPUSTAKAAN Ardalan, A., (2000). Economic & Financial Analysis For Engineering and Project Management. Techonomic Publishing Company, Inc. Ibrahim, Y., (1997). Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta ISO 1799, An Introduction To Risk Analysis, 2012 Joyowijoyono, Y., (1983), Ekonomi Teknik: Jilid 1, Jakarta Kasmir., (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Keown, Arthur J. Et al. 2005. Financial Management : Principles and Aplications, 10th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Suparmoko, M. (1999). Ekonomika untuk Manajer Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 77

78 JURNAL REKAYASA SIPIL Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang