BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kuisioner Dampak Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB. III METODE PENELITIAN. Tehnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Efek Indonesia (BEI) periode Pemilihan sampel penelitian didasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 199: 115). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

2 METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan


BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan. Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum obyek penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

Transkripsi:

36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan yang disusun secara tertulis. Kuisioner tersebut disebarkan secara langsung kepada responden. Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3.2.2 Sampel Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangann dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki tugas dan fungsi sebagai penyusun laporan keuangan pemerintah daerah.

37 3.3 Teknik Pengambilan Sampel Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Purposive sampling menurut Sugiyono (2010) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Responden yang dipilih yaitu pihak yang menyusun regulasi pengimplementasian standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. 2. Responden yang dipilih yaitu pihak yang menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. 3. Responden yang dipilih yaitu pihak yang memiliki wewenang dalam menyusun laporan keuangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuisioner. Kuisioner adalah pertanyaan tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian agar diperoleh data lapangan empiris untuk memecahkan masalah penelitian. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dalam bentuk daftar pertanyaan yng disusun secara tertulis kepada responden dan disebarkan secara langsung kepada responden. Kuisioner ini terdiri dari beberapa bagian yang telah dirancang sesuai standar agar informasi didapat secara maksimal. Bagian pertama yaitu berisikan data dari responden, bagian kedua berisikan pernyataan pengetahuan responden tentang pengimplementasian standar akuntasi pemerintahan berbasis akrual. Bagian ketiga berisikan pernyataan tentang akuntabilitas laporan dan pengelolaan keuangan,

38 bagian keempat yaitu pernyataan tentang transparansi laporan dan pengelolaan keuangan, dan bagian terakhir tentang hubungan kualitas pengambilan keputusan dengan implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Tujuan dari penyebaran kuisioner ini adalah untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden dan kuisioner yang akan disebar sebanyak 100 kuisioner. 3.5 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subjek dalam bentuk respon tulisan yaitu jenis data yang diberikan berupa opini, sikap, dan pengalaman yang dimiliki oleh pegawai pemerintah daerah dalam implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagai tanggap atas pertanyaan tertulis atau kuisioner yang diberikan oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang diperoleh dari sumber pertama dari perorangan atau individu. 3.6 Defini Operasional dan Pengukuran Variabel 3.6.1 Variabel Penelitian Variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas dalam penelitian ini adalah akuntabilitas laporan keuangan (Y1), transparansi laporan keuangan (Y2), dan kualitas pengambilan keputusan (Y3). Variabel independen atau variabel bebas yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual (X1).

39 Dimana tingkat preferensi responden menggunakan skala likert 6 poin yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, agak tidak setuju, agak setuju, setuju, dan sangat setuju. Item likert sebuah pertanyaan dimana responden diminta untuk mengevaluasi sesuai dengan segala jenis kriteria tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan. 3.6.2 Definisi Operasional Variabel 3.6.2.1 Akuntabilitas Laporan Keuangan (Y1) Implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah lama digalakkan terutama oada departemen keuangan dan implementasi ini diharapkan dapat mengarahkan budaya organisasi menjadi lebih akuntabel dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Akuntabilitas dapat diwujudkan dengan memberikan informasi dan pengungkapan aktivitas keuangan melalui laporan keuangan yang dibuat oleh entitas dan ditujukan kepada seluruh stakeholder. Akuntabilitas dilakukan untuk memenuhi hak-hak publik yaitu hak untuk didengarkan aspirasinya dan hak untuk mengetahui aktivitas keuangan suatu entitas dalam memanfaatkan sumber daya. Variabel ini diukur menggunakan 15 item pernyataan yang diadopsi dari dan Mardiasmo (2006) yang disajikan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Item Pernyataan Variabel Akuntabilitas Laporan Keuangan ALK Laporan pertanggungjawaban keuangan telah mengungkapkan secara lengkap semua informasi relevan yang dibutuhkan oleh pengguna dengan jujur dan objektif Laporan keuangan berbasis akrual akan lebih dapat mengamankan aset daerah

40 Tabel 3.1 (Lanjutan) Laporan pertanggungjawaban pemda disampaikan kepada DPRD tepat waktu Laporan pertanggungjawaban pemda mudah dipahami, diakses dan bersifat terbuka bagi pihak-pihak yang membutuhkan (stakeholders) Laporan pertanggungjawaban pemda belum menunjukkan pencapaian hasil progam/kegiatan secara efektif Laporan perhitungan anggaran harus dibarengi dengan laporan yang menggambarkan dampak pengelolaan anggaran terhadap aset, utang dan ekuitas sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan pemda secara lebih baik Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sudah mencerminkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat ALK Pengendalian keuangan daerah semakin baik dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi, efisien dan efektifitas Pertanggungjawaban laporan keuangan oleh Kepala Daerah kepada DPRD pada akhir tahun bersifat terbuka untuk masyarakat umum Pemda responsif terhadap tanggapan yang disampaikan oleh masyarakat/dprd atas pelaporan keuangan pemda Pelaksanaan APBD selalu diaudit oleh Inspektorat selaku auditor internal Dengan adanya sistem pengelolaan dan pelaporan keuangan, akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya Opini laporan keuangan yang BPK menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan daerah Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemda (eksekutif dan legislatif) mendukung terjadinya akuntabilitas pada laporan keuangan Mardiasmo (2006)

41 3.6.2.2 Transparansi Laporan Keuangan Menurut Widjadarso (2011) tujuan implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual salah satunya adalah untuk mencapai transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah. Maka dari itu, transparansi perlu dilakukan dengan cara memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan jujur tentang aktivitas keuangan pemerintah. Variabel ini diukur menggunakan 10 item pertanyaan yang diadopsi dari dan Mulyana (2006) yang disajikan pada Tabel 3.2 TLK Tabel 3.2 Item Pernyataan Variabel Transparansi Laporan Keuangan Transparansi dapat dicapai apabila ada kejelasan Mulyana tugas dan kewenangan, ketersediaan informasi (2006) kepada publik, dan proses penganggaran yang terbuka Laporan keuangan Pemda audited beserta lampirannya dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat umum Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dapat diakses masyarakat dengan mudah Media yang digunakan oleh pemda dalam mempublikasikan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dinilai efektif Laporan keuangan pemda yang telah diaudit BPK dan opininya dipublikasikan dan terbuka untuk masyarakat umum. Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada DPRD sama dengan LRA yang dipublikasikan. Laporan Keuangan pemda disajikan dengan wajar, objektif dan mudah dipahami oleh masyarakat luas. Transparansi Pengelolaan Anggaran pemda sudah dapat dibaca dari penyajian laporan keuangan.

42 TLK Tabel 3.2 (Lanjutan) Laporan keuangan pemda tidak hanya dapat diakses oleh DPRD maupun auditor, tetapi juga oleh masyarakat luas. Penerapan akuntansi berbasis akrual akan lebih menunjukkan transparansi pengelolaan keuangan daerah 3.6.2.3 Kualitas Pengambilan Keputusan Dampak implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual selain meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, dampak implementasi basis akrual adalah dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan karena suatu entitas dapat melihat secara menyeluruh biaya0biaya yang telah digunakan atau dimanfaatkan. Maka dari itum sebagai pengguna laporan keuangan dapat mengambil berbagai keputusan agar biaya-biaya tersebut digunakan secara efektif dan efisien. Variabel ini diukur menggunakan 2 item pertanyaan dan 1 item uraian yang diadopsi dari, Mardiasmo (2006), dan Damayanti yang disajikan pada Tabel 3.3 KPK Tabel 3.3 Item Pernyataan Variabel Kualitas Pengambilan Keputusan Laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAP Mardiasmo berbasis akrual menyediakan informasi yang lebih baik (2006) Laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAP menyediakan informasi yang lebih berguna dalam pengambilan keputusan

43 Tabel 3.3 (Lanjutan) Mohon uraikan pendapat Bapak/Ibu/Sdr/i tentang apakah laporan keuangan pemerintah daerah tidak hanya digunakan sebagai sumber informasi tetapi juga Damayanti KPK dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan? Sertakan alasan Bapak/Ibu/Sdr/i: 3.6.2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Reformasi keuangan yang dilakukan oleh pemerintah Indoensia yaitu perubahan dari standar akuntansi pemerintahan berbasis kas menjadi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual adalah pilihan terbaik. Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual diharapkan dapat memperbaiki kualitas kinerja, akuntabilitas, dan transparansi keuangan pemerintah di Indonesia. Variabel ini diukur menggunakan 15 item pernyataan yang diadopsi dari dan Mulyana (2009) yang disajikan pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Item Pernyataan Variabel Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Bapak/Ibu sudah memahami akuntansi berbasis akrual SAPBA Bapak/Ibu sudah mampu atau tidak lagi mengalami kesulitan dalam menerapkan kebijakan pengelolaan keuangan yang berlaku sekarang ini SAP berbasis akrual memberikan informasi keuangan yang komprehensif dan lebih dapat digunakan sebagai informasi dasar penyusunan perencanaan anggaran berikutnya Apakah penganggaran secara akrual dapat menimbulkan resiko disiplin anggaran Mulyana (2009)

44 Tabel 3.4 (Lanjutan) Penerapan SAP berbasis akrual akan menambah kesulitan bagi pemda dalam menyusun laporan keuangan Asistensi BPKP ataupun Perguruan tinggi dalam penerapan SAP akrual belum memadai Fungsi Inspektorat Daerah diperlukan dalam penerapan SAP berbasis akrual di setiap SKPD untuk peningkatan akuntabilitas dan transparansi keuangan daerah Pengetahuan anggota DPRD terhadap akuntansi belum memadai sehingga perlu sosialisasi atau pelatihan khusus Dukungan dan komitmen dari para pemimpin di Mulyana sektor publik adalah faktor kunci keberhasilan (2009) dalam implementasi SAP akrual Sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya SAP berbasis akrual (misalnya: SAPBA Sistem pengelolaan dan akuntansi daerah), belum memadai Kualitas SDM sebagai pelaksana penatausahaan keuangan dan pelaksanaan akuntansi belum memadai Kualifikasi pendidikan dibidang akuntansi berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan yang disajikan SKPD. Peningkatan pemahaman akan penerapan akuntansi basis akrual melalui kursus, pelatihan, sosialisasi, workshop, dsb sudah memadai PPK SKPD/Bendahara paling wajib mengetahui tentang akuntansi berbasis akrual dalam penatausahaan keuangan daerah Pertanggungjawaban dan pengelolaan keuangan daerah tidak tergantung kepada basis akuntansi yang digunakan tetapi tergantung sistem pengendalian intern 3.7 Teknik Analisis Data Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least Squares). PLS adalah metode alternatif dalam persamaan struktural. PLS

45 merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut sebagai soft modeling karena meniadakan asumsi-asumsi Ordinary Least Square regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen (Ghozali, 2012). 3.7.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis berbagai perilaku variabel berdasarkan pada berbagai teori dan pendekatan yang relevan. 3.7.2 Model Pengukuran dan Model Struktural Menurut Ghozali (2012), analisis PLS-SEM terdiri dari dua model. Pertama, yaitu model pengkuran (outer model) untuk menunjukkan bagaimana variabel manifest merepresentasi variabel laten untuk diukur dan evaluasi model pengukuran dilakukan untuk menilai validitas dan reabilitas. Kedua yaitu model struktural (inner model) untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk dan evaluasi model struktural dilakukan untuk memprediksi hubungan antar variabel laten. 3.7.3 Evaluasi Model Pengukuran 3.7.3.1 Uji Reliabilitas Menurut Jogiyanto, uji reliabilitas memiliki tujuan untuk menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Suatu alat ukur dinyatakan reliabel jika alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas tinggi. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Dalam PLS-SEM dengan menggunakan program SmartPLS, untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk

46 dapat dilakukan dengan menggunakan composite reliability. Reliabilitas konstruk dikatakan baik jika nilai composite reliability lebih dari 0,70 (Ghozali, 2012). 3.7.3.2 Uji Validitas Menurut Ghozali (2012) nilai convergen validity adalah nilai faktor loading pada variabel laten dengan indikator-indikatornya, hal ini untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. Ukuran releksi individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Akan tetapi untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998) dalam (Ghozali, 2012). Discriminant validity dari model pengukuran dengan releksi indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Nilai dari cross loading untuk setiap variabel harus lebih dari 0,70. Cara lain dapat dilakukan untuk menguji discriminant validity dengan membandingkan nilai akar AVE dengan nilai korelasi antar variabel laten. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Ghozali, 2012). 3.7.4 Evaluasi Model Struktural 3.7.4.1 Uji R-square (R 2 ) Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten indenpenden tertentu terhadap variabel laten dependen apakah

47 mempunyai pengaruh yang substantive. Nilai R-squares 0,75, 0,50, dan 0,25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat, dan lemah (Ghozali, 2012). 3.7.4.2 Uji T-Statistik Uji T-statistik yaitu dengan membandingkan antara hasil T hitung (T statistik) dengan t-tabel. Uji t dengan tingkat signifikansi pada 0,05 (t-hitung lebih besar dari t-tabel) dari parameter jalur struktural (Ghozali, 2012). 3.7.4.3 Path coefficients Path coefficients adlah suatu koefisien regresi terstandarisasi yang menunjukkan efek langsung dari suatu variabel independen dalam suatu variabel dependen di dalam path model. Maka dari itu, ketika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel kausal, path coefficients merupakan koefisien parsial regresi yang mengukur tingkat efek dari satu variabel pada variabel yang lain dalam pengontrolan path model untuk variabel utama lainnya, penggunaan data yang tersandarisasi atau matriks korelasi sebagai input (Gunawan, 2010). 3.7.4.4 Hipotesis Operasional Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, serta mengacu pada teori, maka dapat dirumuskan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif (HA) yang kemudian dilakukan pengujian atas Hipotesis Nol (H0) tersebut untuk membuktikan apakah Hipotesis Nol (H0) tersebut ditolak atau gagal ditolak. Jika nitai t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel maka H0 diterima dan HA ditolak. Jika nilai t-statistik lebih besar atau sama dengan t-tabel maka H0 ditolak dan HA diterima.

48 Maka dari itu, hipotesis dapat dinotasikan sebagai berikut: H1: Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah H01 : Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah HA1 : Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah H2: Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah daerah H02 : Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh negatif terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah daerah HA2 : Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah daerah H3: Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas pengambilan keputusan pemerintah daerah H03 : Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh negatif terhadap kualitas pengambilan keputusan pemerintah daerah HA3: Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif terhadap kualitas pengambilan keputusan pemerintah daerah