PANDUAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEKANISME PENGUSULAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET,

dokumen-dokumen yang mirip
Web site SETNEG RI, Kamis, 26 Februari 2009

TATA CARA PENGUSULAN DAN PEMAKAIAN TANDA KEHORMATAN RI Kamis, 26 Februari 2009

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prosedur Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Tahun 2017 Senin, 13 Pebruari 2017

2016, No tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Repu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG GELAR KEHORMATAN, WARGA KEHORMATAN, DAN PENGHARGAAN DAERAH

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

Prosedur Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Tahun 2014 Selasa, 03 Desember 2013

Prosedur Pemberian Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Tahun 2015 Senin, 17 Oktober 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1994 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 1980 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA

KERANGKA ACUAN KERJA PENGANUGERAHAN TANDA JASA KEPADA PNS PROV. JAWA TENGAH DAN PNS KAB. /KOTA SE JAWA TENGAH TAHUN 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

PP 25/1994, TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA KARYA SATYA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

TANDA-TANDA KEHORMATAN UNDANG UNDANG. NOMOR 4 Drt. TAHUN 1959 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM MENGENAI TANDA-TANDA KEHORMATAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502);

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1959 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM MENGENAI TANDA-TANDA KEHORMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI. NOMOR : 154 Tahun 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

PANDUAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 123 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERIAN TANDA-TANDA KEHORMATAN BINTANG SAKTI DAN BINTANG DARMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 55 TAHUN 2003 (55/2003) TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 65 TAHUN 1958 (65/1958) Tanggal: 11 AGUSTUS 1958 (JAKARTA)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1959 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG MAHAPUTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1958 TENTANG PEMBERIAN TANDA-TANDA KEHORMATAN BINTANG SAKTI DAN BINTANG DARMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 5 TAHUN 1963 (5/1963) Tanggal: 22 JULI 1963 (JAKARTA)

21) PROSEDUR PENGUSULAN SATYA LENCANA KARYA SATYA BAGI PNS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203 TAHUN 1961 TENTANG SATYALANCANA "SATYA DASAWARSA" BAGI PARA ANGGOTA-ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG TANDA PENGHARGAAN DHARMA PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Bintang Jasa. B. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

MANUAL PROSEDUR PENGHARGAAN SATYALANCANA KARYA SATYA PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG SWA BHUWANA PAKSA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN :

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik I

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

5) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang sesuai dengan ijazah yang diperoleh;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROSEDUR PEMBERIAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012

Transkripsi:

PANDUAN DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEKANISME PENGUSULAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2017

KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniannya, sehingga dapat menyelesaikan Pembuatan Panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Mekanisme Pengusulan Pemberian Penghargaan bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kemenristekdikti dalam rangka tugas Pendidikan Latihan Kepimpinan IV angkatan I tahun 2017 yang di susun oleh Kepala Subbagian Kinerja dan Penghargaan yaitu Sdr. Untung Suprapto Hal ini adalah salah satu agenda penting dari program kerja Biro Sumber Daya Manusia berupa Panduan dan SOP pemberian penghargaan Satyalancana Karya Satya di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, ini merupakan momentum yang baik dalam melakukan upaya melancarkan dan menyeragamkan proses pengusulan Satyalancana Karya Satya yang mengacu kepada Peraturan Perundang-undangan Sekretariat Militer, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia tentang tata cara prosedur usulan penghargaan Panduan ini dibuat pertama untuk memberikan gambaran umum kepada para stakeholder tentang Proses panduan umum, dan beberapa informasi penting untuk melaksanakan pemrosesan usulan pemberian penghargaan dari unit kerja pengusul dan mengoptimalkan proses penyelesaian usulan pemberian penghargaan dan meningkatkan kinerja Biro Sumber Daya Manusia Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan yang kedua bagi pihak stakeholder merupakan panduan untuk mengusulkan pemberian penghargaan bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan unit kerjanya serta mengurangi tingkat kesalahan dalam pemberkasan Akhirnya, kami sangat menyadari, keberhasilan membuat panduan ini, tidak terlepas dari perhatian dan bantuan dari banyak pihak. Demikianlah, terima kasih atas perhatian bapak/ibu, mudah-mudahan apa yang kami lakukan hari ini mendapat berkah dari Allah SWT. Amien. Jakarta, Desember 2017 Kepala Biro Sumber Daya Manusia ttd Ari Hendrarto Saleh 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 4 B.Tujuan... 4 C. RUANG LINGKUP... 5 D. DASAR HUKUM... 5 BAB II : MEKANISME DAN PROSEDUR 1. Tanda Kehormatan... 6 a. Bintang... 6 b. Parasamya Purnakarya Nugraha... 7 c. Satyalancana... 7 2. Tanda Penghormatan... 8 a. Hadiah Seni... 8 b. Hadiah Ilmu Pengetahuan... 9 c. Hadiah Pendidikan... 10 d. Hadiah Pengabdian... 10 e. Hadiah Olah Raga... 11 3. Tanda Kehormatan Asing... 11 A. MEKANISME 1. Tanda Kehormatan... 12 a. Bintang... 12 b. Parasamya Purnakarya Nugraha... 12 c. Satyalancana... 14 1. Satyalancana Pembangunan... 37 2. Satyalancana Wira Karya... 38 3. Satyalancana Karya Satya... 39 2. Tanda Penghargaan... 40 a. Hadiah Seni... 25 b. Hadiah Ilmu Pengetahuan... 26 2

c. Hadiah Pendidikan... 27 d. Hadiah Pengabdian... 28 e. Hadiah Olah Raga... 29 3. Tanda Kehormatan Asing... 24 C. PROSEDUR 1. Tanda Kehormatan... 13 2. Tanda Penghormatan... 28 3. Tanda Kehormatan Asing... 29 BAB III : TEKNIS PELAKSANAAN A. Bintang... B. Parasamya Purnakarya Nugraha C. Satyalancana D. Tanda Penghargaan E. Tanda Penghormatan Asing F. Tata Urutan Pemakaian... 21 G. Tata Cara Pemakaian H. Larangan Penyerahan I. Hal Lain Penerimaan Tanda Kehormatan Bintang J. Pencabutan...22 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian tanda kehormatan dan penghargaan adalah pernyataan penghargaan atas jasa-jasa dengan tujuan memberi dorongan yang kuat, memelihara kebanggaan, kegembiraan serta kegiatan bekerja, sekaligus member teladan bagi yang lain untuk berbuat dan berlaku demikian terhadap Negara dan bangsa.. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pemberian tanda kehormatan dan penghargaan itu harus dilakukan dengan sangat berhati-hati, secara adil dan seksama. Tanda kehormatan dan penghargaan harus diberikan kepada mereka yang benar-benar memperolehnya, oleh karena itu pertimbangan dan keputusan pemberian tanda kehormatan dan penghargaan suatu mekanisme daanprosedur yang dapat menjamin keseragaman dalam pemberiannya. B. Tujuan Tujuan pemberian tanda kehormatan dan penghargaan adalah : 1. Memberian penhargaan kepada mereka yang telah berjasa kepada nusa dan bangsa; 2. Mendatangkan kebanggaan, kegembiraan dan meningkatkan prestasi kerja bagi mereka yang menerima tanda kehormatan dan penghargaan; 3. Menjadi tauladan bagi orang lain; 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menhormati jasa-jasa seseorang C. Ruang Lingkup Pemberian Tanda Kehormatan yang akan dijelaskan dalam panduan ini dibatasi pada tanda kehormatan yang dikelola oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Gambaran yang menyeluruh tentang 4

pemberian Tanda Kehormatan dan Penghargaan disusun secara sistematika : BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Dasar Hukum BAB II Mekanisme dan Prosedur 1. Mekanisme 2. Prosedur BAB III Teknis Pelaksanaan Lampiran-lampiran D. Dasar Hukum Dasar hukum pemberian tanda kehormatandan penghargaan ini adalah : 1. Undang - Undang Dasar 1945 2. Undang Undang : a. Undang Undang Nomor 4 Drt tahun 1959 tentang ketentuan Umum mengenai Tanda-tanda kehormatan; b. Undang Undang Nomor 5 Drt tahun 1959 c. Undang Undang Nomor 6 Drt tahun 1959 d. Undang Undang Nomor 20 tahun 2009 3. Peraturan Pemerintah : a. Nomor 1 tahun 2010 b. Nomor 35 tahun 2010 5

BAB II MEKANISME DAN PROSEDUR A. UMUM A.1. TANDA KEHORMATAN a. BINTANG Bintang terbagi atas 4 macam : 1) Bintang Republik Indonesia (BRI) 2) Bintang Mahaputra (BMP) 3) Bintang Jasa 4) Bintang Budaya Parama Dharma 1. Bintang Republik Indonesia Dasar : Undang-Undang Darurat Nomor 5 tahun 1959 Bintang Republik Indonesia adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada mereka yang berjasa sangat luar biasa guna keutuhan, kelangsungan dan kejayaan negara. Bintang Republik Indonesia terbagi lagi atas 5 tingkat/kelas : a. Adipura (kelas I) b. Adipradana (kelas II) c. Utama (kelas III) d. Pratama (kelas IV) e. Nararya (kelas V) Tanda Kehormatan ini dapat diberikan kepada Warga Negara Asing yang berjasa sangat luar biasa terhadap Republik Indonesia dengan ketentuan bahwa Bintang Republik Indonesia Asing (kelas I) hanya diberikan kepada Kepala Negara Asing. Selain itu tanda kehormatan ini dapat diberikan secara anumerta. 2. Bintang Mahaputra Dasar : Undang-Undang Darurat Nomor 6 tahun 1959 Bintang Mahaputra adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada mereka yang berjasa luar biasa terhadap Nusa dan Bangsa disuatu bidang yang tertentu di luar bidang militer. Bintang Mahaputra terbagi lagi atas 5 tingkat/kelas : a. Adipura (kelas I) b. Adipradana (kelas II) 6

c. Utama (kelas III) d. Pratama (kelas IV) e. Nararya (kelas V) Bintang Mahaputra dapat pula diberikan kepada Warga Negara Asing yang berjasa luar biasa kepada Negara Republik Indonesia. Selanjtnya Bintang Mahaputra ini dapat diberikan secara anumerta. 3. Bintang Jasa Dasar : Undang-Undang Darurat Nomor 5 tahun 1963 Bintang Jasa adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang berjasa besar terhadap Nusa dan bangasa dalam suatu bidang atas peristiwa tertentu Bintang Jasa terbagi lagi atas 3 tingkat/kelas : a. Utama (kelas I) b. Pratama (kelas II) c. Nararya (kelas III) Bintang Jasa dapat pula diberikan kepada Warga Negara Asing yang berjasa luar biasa kepada Negara Republik Indonesia. Selanjtnya Bintang Mahaputra ini dapat diberikan secara anumerta 4. Bintang Budaya Parama Dharma Dasar : Undang-Undang Darurat Nomor 10 tahun 1980 Bintang Budaya Parama Dharma adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang berjasa besar terhadap Nusa dan bangasa dalam bidang Kebudayaan Nasional Bintang Budaya Parama Dharma tidak bertingkat/kelas, Bintang ini tidak dapat diberikan kepada Warga Negara Asing. Selanjtnya Bintang ini dapat diberikan secara anumerta. Kedudukan tanda kehormatan berdasarkan urutan penyebutan, kecuali Bintang Budaya Parama Dharma sama kedudukannya dengan Bintang Jasa Utama (Kelas I) b. PARASAMYA PURNAKARYA NUGRAHA Dasar : Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1973 Parasamya Purnakarya Nugraha berarti Anugrah atas pekerjaan yang baik sempurna untuk (kepentingan) semua orang. 7

Parasamya Purnakarya Nugrahanadalah penghargaan yang diberikan kepada Propinsi/Daerah Tingkat I dan Kabupaten/kota madya Daerah Tingkat II yang menunjukkan hasil karya tertinggi pelaksanaan pembangunan. Penghargaan ini diberikan dengan maksud untuk mendorong agar daerah yang bersangkutan lebih meningkatkan hasil karyanya dalam pelaksanaan pembangunan selanjutnya, untuk menjadi teladan serta dorongan bagi daerahdaerah lainnya dan untuk memupuk kompetensi yang sehat guna meningkatkan pembangunan daerahnya masing-masing. c. SATYALANCANA Dasar : Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1959 Satyalancana terdiri atas : 1) Satyalancana Pembangunan 2) Satyalancana Kebudayaan 3) Satyalancana Wirakarya 4) Satyalancana Pendidikan 5) Satyalancana Karya Satya 1) Satyalancana Pembangunan Adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang berjasa besar terhadap negara dan masyarakat Indonesia dalam lapangan pembangunan negara pada umumnya ataudalam lapanganpembangunan dalam suatu bidang tertentu pada khususnya. Tanda Kehormatan ini tidak berkelas. Satyalancana Pembangunan dapat diberikan pula kepada Warga Negara Asing yang berjasa besar terhadap Negara Republik Indonesia dalam lapangan Pembangunan 2) Satyalancana kebudayaan Adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang berjasa besar dalam lapangan kebudayaan pada umumnya atau dalam sesuatu bidang kebudayaan tertentu pada khususnya. Tanda kehormatan inui tidak berkelas, Satyalancana Kebudayaan dapat diberikan kepada Ewarga Negara Asing. 8

3) Satyalancana Wira Karya Adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang memberikan darma baktinya yang besar kepada nusa dan bangsa, sehingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain. 4) Satyalancana Pendidikan Adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada guru yang menunjukkan pengabdian dan darma baktinya yang besar di daerah terpencil dan sulit. Satyalanca pendidikan dapat diberikan secara anumerta dan pada Warga Negara Asing yang telah memberikan pengabdian dan darma baktinya yang besar dalam bidang pendidikan. 5) Satyalancana Karya Satya Adalah Tanda Kehormatan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan tugasnya terus menerus selama 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun dengan menunjukkan kesetiaan, pengabtian, kecakapan, kerajinan dan kedisiplinannya. Kedudukannya semua Satyalancana di atas adalah sama. A.2. TANDA PENGHARGAAN Dasar : Keputusan Presiden republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1976 Tanda Penghargaan terdiri atas 4 jenis : 1. Hadiah Seni Adalah penghargaan yang diberikan kepada seorang Warga Negara Indonesia yang telah berjasa atau menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam meningkatkan dan mengembangkan seni budaya Bangsa Indonesia. 2. Hadiah Ilmu Pengetahuan Adalah penghargaan yang diberikan kepada sseorang Warga Negara Indonesia yang telah berjasa atau menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam meningkatkan dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan. 3. Hadiah Pendidikan Adalah penghargaan yang diberikan kepada sseorang Warga Negara Indonesia yang telah berjasa atau menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam bidang pengabdian dan mengembangkan pendidikan. 9

4. Hadiah Pengabdian Adalah penghargaan yang diberikan kepada sseorang Warga Negara Indonesia yang telah berjasa atau menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam bidang pengabdian masyarakat. A.3. TANDA KEHORMATAN ASING Dasar : Undang-Undang Nomor 4 Drt Tahun 1959 Tanda Kehormatan Asing adalah Tanda Kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah/Negara Asing kepada Warga Negar Indonesia yang telah berjasa besar kepada Pemerintah/Negara Asing tersebut. Penerimaan dan pemakaiannyua atas ijin Presiden. B. MEKANISME B.1. TANDA KEHORMATAN a. BINTANG 1. Bintang Republik Indonesia Tanda kehormatan sipil yang tertinggi dinatara tanda-tanda kehormatan lainnya Persyaratan umum yang harus dipenuhi : 1) Warga Negara Indonesia 2) Berakhlak dan berbudi pekerti baik 3) Tidak pernah dihukum penjara lebih dari satu tahun karena melakukan kejahatan Persyaratan Khusus : Berjasa sangat luar biasa guna keutuhan, kelangsungan dan kejayaan negara, kerajinan dan kesetiaan yang sangat luar biasa dalam melakukan tugasnya sebagai warganegara, kecerdasan yang sangat luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebagainya. 2. Bintang Mahaputra Bintang sipil tertinggi sesudah Bintang RI atau setingkat lebih rendah Persyaratan Umum : 1) Warga Negara Indonesia 2) Berakhlak dan berbudi pekerti baik 3) Tidak pernah dihukum penjara lebih dari satu tahun karena melakukan kejahatan 10

Persyaratan Khusus : Berjasa luar biasa terhadap Nusa dan Bangsa dalam arti perbuatanperbuatan yang bermutu tinggi yang sangat bermanfaat bagi keselamatan dan kesejahteraan negara. Perbuatan-perbuatan meliputi suatu bidang tertentu diluar bidang militer, misalnya politik, ekonomi, keuangan, sosial, kebudayaan, pendidikan, keagamaan, pembangunan, administrasi, ilmu pengetahuan, pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian, perdagangan, pelayaran, suatu pendapatan baru dan sebagainya 3. Bintang Jasa Bintang sipil yang derajatnya setingkat dibawah Bintang Mahaputra Persyaratan Umum : a. Warga negara Indonesia b. Berakhlak dan berbudi pekerti baik c. Tidak pernah dihukum penjara lebih dari satu tahun karena melakukan kejahatan. Persyaratan Khusus : Berjasa luar biasa dalam suatu bidang tertentu diluar bidang militer 4. Bintang Budaya Parama Dharma Tanda kehormatan tertinggi dalam bidang kebudayaan, diberikan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia yang telah berjasa besar, yang setingkat dengan Bintang Jasa kelas Utama dan diberikan tanpa kelas. Persyaratan Umum : 1) Warga negara Indonesia 2) Setia kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintahan Indonesia 3) Tidak pernah dihukum penjara lebih dari satu tahun karena melakukan kejahatan. 4) Berakhlak dan berbudi pekerti baik. Persyaratan Khusus : 1) Setia kepada nusa, bangsa dan negara 2) Berjasa besar dalam meningkatkan,memajukan,dan/atau membina satu atau beberapa bidang kebudayaan. 11

b. PARASAMYA PURNAKARYA NUGRAHA Tanda Kehormatan ini diberikan untuk menghargai hasil karya yang tertinggi dari pemerintah daerah dalam mensukseskan pelaksanaan pembangunan. Persyaratan pemberian : Diberikan kepada propinsi/daerah Tingkat I dan Kabupaten/Kota Madya Daerah Tingkat II yang menunjukkan hasil karya tertinggi pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. c. SATYALANCANA 1) SATYALANCANA PEMBANGUNAN Persyaratan Umum : - Warga negara Indonesia - Berakhlak dan berbudi pekerja baik Persyaratan Khusus : Berjasa besar terhadap negara dan masyarakat dalam lapangan pembangunan sesuatu bidang tertentu pada khususnya. Usul Satyalancana Pembangunan dilengkapi dengan : - Daftar Riwayat Hidup/Riwayat Pekerjaan - Perincian Jasa yang diuraikan dengan jelas - Surat lain yang diperlukan 2) SATYALANCANA WIRA KARYA Persyaratan Umum : - Warga negara Indonesia - Berakhlak dan berbudi pekerja baik Persyaratan Khusus; Berjasa dalam memberikan darma bhaktinya yang besar kepada Nusa dan Bangsa, sehingga dapat dijadikan teladan bag orang lain. Usul Satyalancana Wira Karya dilengkapi dengan : - Daftar Riwayat Hidup/Riwayat Pekerjaan - Perincian Jasa yang diuraikan dengan jelas - Surat lain yang diperlukan 3. SATYALANCANA KARYA SATYA Untuk mendapatkan tanda kehormatan ini harus memenuhi persyaratan umum dan khusus. 12

Persyaratan Umum : a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) b. Berakhlak dan berbudi pekerti baik c. Tidak pernah dihukum penjara lebih dari satu tahun karena melakukan kejahatan Persyaratan Khusus : a. Menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran dan kedisiplinan b. Telah memenuhi masa kerja secara terus menerus dan tidak terputus - Sekurang-kurangnya 10 tahun untuk Satyalancana Karya Satya 10 tahun - Sekurang-kurangnya 20 tahun untuk Satyalancana Karya Satya 20 tahun - Sekurang-kurangnya 30 tahun untuk Satyalancana Karya Satya 30 tahun c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan dapat dijadikan teladan bagi pegawai Negeri Sipil lain. Satyalancana Karya Satya terdiri dari 3 macam: a. Satyalancana Karya Satya 10 tahun dengan medali perunggu b. Satyalancana Karya Satya 20 tahun dengan medali perak c. Satyalancana Karya Satya 30 tahun dengan medali emas Usul dilengkapi dengan melampirkan : Satyalancana Karya Satya 10 tahun 1. Asli Daftar Riwayat Hidup; 2. Fotokopi sah Surat Keputusan pengangkatan CPNS; 3. Fotokopi sah Surat Keputusan kenaikan pangkat terakhir; 4. Fotokopi sah Peningkatan Prestasi Kerja PNS tahun terakhir; 5. Fotokopi sah Konversi NIP; 6. Fotokopi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) 7. Asli Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Mutlak; 8. Fotokopi sah Piagam Satyalancana Karya Satya 10 tahun, 20 tahun, bagi yang telah memiliki. C. PROSEDUR 1. TANDA KEHORMATAN BINTANG 13

- Unit Utama Pusat (Sekretariat Jenderal, Direktur Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Kepala Pusat) mengusulkan calon penerima Bintang setelah meneliti kelengkapan usul yang ditetapkan telah dipenuhi, mengusulkan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. - Perguruan Tinggi, Institut, dan Sekolah Tinggi Dekan Universitas, Institut, Sekolah Tinggi mengusulkan calon penerima Bintang kepada Rektor, setelah meneliti kelengkapan usul yang ditetapkan, kemudian Rektor mengusulkan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi - Akademi dan Politeknik Direktur mengusulkan calon penerima Bintang kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setelah meneliti kelengkapan usul yang ditetapkan telah dipenuhi. - KOPERTIS Kepala Bagian Tata Usaha kopertis mengusulkan calon penerima Bintang kepada Koordinator, kemudian setelah meneliti kelengkapan usul, mengusulkan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. - Dilingkungan Kantor Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Dekan mengusulkan calon penerima Bintang kepada Rektor, kemudian Rektor setelah meneliti kelengkapan usul, mengusulkan kepada Kopertis, dan Koordinator setelah meneliti kelengkapan usul, mengusulkan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Surat usul ditandatangani oleh Pimpinan Unit Utama; (Direktur Jenderal; Inspektur Jenderal; Kepala Pusat dan Sekretaris Jenderal); Rektor Universitas/Institut Negeri; Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi Negeri; dan Koordinator Kopertis. Bagi yang bukan Pegawai Negeri Sipil usulan dapat disampaikan oleh organisasi, Badan atau Yayasan untuk mengusulkan Warga Negara Indonesia yang berjasa besar kepada Menteri melalui Tim Tanda Penghargaan. SATYALANCANA - Satyalancana Pembangunan - Surat usul ditandatangani Pimpinan Unit Utama (Direktur Jenderal; Inspektur Jenderal; Kepala Pusat dan Sekretaris Jenderal); Rektor Universitas/Institut 14

Negeri; Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi Negeri; dan Koordinator Kopertis dan ditujukan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. - Satyalancana Wira Karya Surat usul ditandatangani Pimpinan Unit Utama (Direktur Jenderal; Inspektur Jenderal; Kepala Pusat dan Sekretaris Jenderal); Rektor Universitas/Institut Negeri; Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi Negeri; dan Koordinator Kopertis dan ditujukan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. - Satyalancana Karya Satya Surat usul ditandatangani Pimpinan Unit Utama (Direktur Jenderal; Inspektur Jenderal; Kepala Pusat dan Sekretaris Jenderal); Rektor Universitas/Institut Negeri; Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi Negeri; dan Koordinator Kopertis dan ditujukan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. 2. TANDA PENGHARGAAN Surat usul dari Pimpinan tinggi dan Unit Utama Pusat ( Direktur jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala Pusat dan Sekretaris Jenderal), Rektor Universitas/ Instutut Negeri, Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi Negeri, dan Koordinator Kopertis ditujukan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Biro Sumber Daya Manusia dengan melampirkan : a. Daftar Riwayat Hidup/Riwayat Pekerjaan b. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) c. Uraian Jasa Sedangkan bagi yang bukan Pegawai Negeri Sipil usulan dapat disampaikan oleh Organisasi, badan atau Yayasan untuk mengusulkan Warga Negara Indonesia yang berjasa atau berprestasi luar biasa dalam bidang masing-masing kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Biro Sumber daya Manusia. 3. TANDA KEHORMATAN ASING Kedutaan besar menyampaikan kepada Kementerian Luar Negeri bahwa Kedutaan Besar negara tersebut telah /akan memberikan penghargaan kepada Warga Negara Indonesia (khusus yang berada dilingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) 15

Kementerian Luar negeri kemudian menyampaikan kepada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meminta persetujuan ijin menerima dan memakai tanda kehormatan tersebut kepada presiden. Tanda kehormatan baik berupa Bintang maupun Satyalancana dan Parasamya Purnakarya Nugraha diusulkan kepada Presiden, dan Tanda Kehormatan tersebut diberikan dengan Keputusan Presiden (KEPPRES) 16

LAMPIRAN I BAGAN PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA, BINTANG MAHA PUTRA, BINTANG BUDAYA PRAMA DHARMA BAGIAN SISTEM INFORMASI DAN KINERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA (Subbagian Kinerja dan Penghargaan) - LSM - ORGANISASI - NEGARA ASING - PTN - dll 1. Penerimaan berkas usul calon penerima Tanda Kehormatan Bintang dari Instansi terkait 2. Meneliti kelengkapan berkas usul 3. Pembahasan usul bagi Pegawai yang layak menerima Tanda Kehormatan Bintang dalam rapat pimpinan 4. Membuat surat dan daftar nominatif usul ke Presiden 5. Menyampaikan usul ke Presiden 6. Mengambil KEPPRES, Piagam dan Medali 7. Pelaksanaan Penyematan Tanda Kehormatan Bintang pada upaya Nasional setiap bulan Agustus dan Hari Pahlawan KEMRISTEKDIKTI SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN (SETNEG) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Keterangan : 1. = Prsoses penyelesaian 2. = Penyampaikan KEPPRES, Piagam dan Medali 17

LAMPIRAN II BAGAN PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA - UNIVERSITAS - POLTEK - SEKOLAH TINGGI - KOPERTIS - UNIT UTAMA Subbagian Kinerja dan Penghargaan Biro Sumber Daya Manusia BAGIAN SISTEM INFORMASI DAN KINERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA (Subbagian Kinerja dan Penghargaan) 1. Penerimaan berkas usul calon penerima Tanda Kehormatan dari Unit Kerja diseluruh Indonesia melalui Subbag Kinerja dan Penghargaan Biro SDM 2. Meneliti kelengkapan berkas usul 3. Pembahasan usul bagi PNS di lingkungan Unit Utama Pusat yang layak menerima Tanda Kehormatan dalam rapat pimpinan 4. Membuat surat dan daftar nominatif usul ke Presiden 5. Menyampaikan usul ke Presiden 6. Mengambil KEPPRES, Piagam dan Medali 7. Pengecekan kembali antara KEPPRES dengan usulan 8. Penyampaian Piagam dan Medali 9. Pelaksanaan Penyematan SKS pada upaya Nasional setiap tanggal 2 Mei dan 17 Agustus 2017 KEMRISTEKDIKTI PRSIDEN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT MILITER PRESIDEN (SETNEG) Keterangan : = Prsoses penyelesaian = Penyampaikan KEPPRES, Piagam dan Medali 18

BAB III A. Bintang TEKNIS PELAKSANAAN 1. Meneliti kelengkapan berkas; 2. Membuat daftar nominatif calon nama-nama yang akan di usulkan memperoleh penghargaan bintang; 3. Menuangkan identitas calon penerima Satyalancana Karya Satya ke dalam daftar Rahasia; 4. Mempersiapkan bahan untuk rapat Tim Tanda Kehormatan; 5. Mengadakan rapat Tim Tanda Kehormatan untuk menentukan siapa yang memnuhi syarat untuk diberikan penghargaan tersebut; 6. Merevisi daftar nominative hasil rapat Tim Tanda Kehormatan dan membuat surat permohonan usul tanda kehormatan yang ditanda tangani oleh Menteri Kemristekdikti; 7. Menyampaikan surat permohonan usul tanda kehormatan beserta berkas kelengkapannya kepada Presiden melalui Dewan Tanda Kehormatan Sekretariat Negara; 8. Setelah permohonan disetujui oleh Presiden dengan terbitnya Keputusan Presiden, maka langkah selanjutnya adalah: - Membuat surat yang disampaikan kepada Menteri Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk meminta persetujuan dan pertimbangannya kapan sebaiknya pelaksanaan pemberian penghargaan tersebut dilaksanakan; - Mempersiapkan undangan penyematan kepada calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya; - Pelaksanaan penyematan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dengan suatu acara resmi yang dipimpin langsung oleh Menteri Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi B. Parasamya Purnakarya Nugraha 1. Membentuk Panitia Penilai pemberian tanda kehormatan Parasamya Purnakarya Nugraha 2. Menyusun pedoman penilaian atas hasil karya propinsi Daerah Tingkat I Sub Bidang Dikti 3. Melakukan penilaian terhadap 32 Propinsi 4. Mengolah data hasil masukan Tim penilai dari 32 Propinsi 5. Mengevaluasi hasil oleh tim kecil 6. Membahas hasil penilaian oleh Tim Penilai 7. Membuat laporan hasil penilaian akhir pemberian tanda kehormatan Parasamya Purnakarya Nugraha 19

8. Menyampaikan hasil penilaian akhir kepada Tim Penilai C. Satyalancana 1. Memeriksa kelengkapan berkas usul dari unit di lingkungan wilayah kerjanya dengan mempergunakan dengan mempergunakan lembar chek kelengkapan berkas usul 2. Memilah berkas usul disesuaikan dengan jenisnya (Karya Satya, Pendidikan, Wira Karya, Pembangunan maupun Kebudayaan); 3. Membuat konsep usul dengan mepergunakan lembar format sangat rahasia; 4. Membuat daftar nominatif nama-nama yang diusulkan sebagai bahan rapat Tim Tanda Kehormatan ; 5. Membuat surat pengembalian berkas usul ke unit kerja asal terhadap berkas usul yang ditolak oleh Tim Tanda Kehormatan; 6. Memperbaiki daftar nominatif tersebut di atas disesuaikan dengan berkas usul yang disetujui oleh Tim Tanda Kehormatan; 7. Membuat surat yang ditanda tangani oleh Menteri Kemenristekdikti dengan melampirkan daftar nominatif nama-nama calon penerima tanda penghargaan Satyalancana yang ditujukan ke Sekretariat Negara; 8. Mengirim berkas usul Satyalancana ke Sekretariat Negara; 9. Mengambil persetujuan (Keppres), Piagam, amplop, medali, khusus di Sekretariat Negara; 10. Mengirim di seluruh wilayah NKRI Negara kesatuan Republik Indonesia. D. Tanda Penghargaan 1. Memeriksa kelengkapan berkas usul Hadiah Seni, Hadiah Ilmu Pengetahuan, Hadiah Pendidikan maupun Hadiah Pengabdian yang diusulkan oleh unit kerja di lingkunagn Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi maupun usul yang berasal dari Organisasi, Badan atau Yayasan; 2. Menuangkan data calon penerima penghargaan ke dalam daftar rahasia; 3. Membuat daftar nominatif nama-nama calon penerima penghargaan sebagai bahan rapat Tim Tanda Kehormatan; 4. Melaksanakan rapat Tim Tanda Kehormatan untuk menentukan siapa yang memnuhi syarat untuk mendapat penghargaan; 5. Merevisi kembali daftar nominatif hasil rapat tim apabila ada perubahan; 6. Mengirim daftar calon penerima pengharagaan hasil rapat tim kepada Menteri Kemristekdikti sekaligus minta persetujuan tentang pelaksanaan penganugerahan penghargaan tersebut; 20

7. Mengirimkan daftar nama calon penerima penghargaan kepada Biro Sumber Daya Manusia untuk membuat Piagam dan Surat Keputusannya yang ditanda tangani Menteri Kemristekdikti 8. Menghubungi Biro Umum dan hal menyiapkan Medali untuk calon peneria pengharagaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan penyematannya; 9. Menyiapkan undangan untuk calon penerima penghargaan; 10. Pelaksanaan pemberian penghargaan dalam acara resmi yang dipimpin langsung oleh Menteri Kemenristekdikti. E. Tanda Kehormatan Asing 1. Memeriksa berkas kelengkapan usul untuk memperoleh ijin dan memakai tanda kehormatan dari Negara Asing yang diusulkan oleh Kedutaan Besar Negara Asing tersebut yang ada di Indonesia melalui Menteri Luar Negeri ; 2. Mengirim surat ke unit kerja yang bersangkutan bekerja untuk memintakan rekomendasi; 3. Menyiapkan surat permohonan ijin untuk menerima dan memakai tanda kehormatan kepada Presiden yang ditanda tangani oleh Menteri Kemristekdikti; 4. Menyampaikan surat permohonan tersebut ke Presiden melalui Dewan Tanda-tanda Kehormatan Sekretariat Negara; 5. Permohonan yang telah disetujui oleh Presiden, kemudian dikirim kepada yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya, dengan tembusan kepada kedutaan besar yang memberi penghargaan, dengan maksud agar setelah keluarnya persetujuan dari Presiden segera dilaksanakan acara penyematan atau pemberian penghargaan kepada yang bersangkutan. F. Tata Urutan Pemakaian : a. Bintang Negara Republik Indonesia; b. Satyalancana Negara Republik Indonesia; c. Bintang Negara Asing; d. Satyalancana Negara Asing; Bintang dan Satyalancana dipakai pada pakaian sipil lengkap (PSL). Kelengkapan : - Satu set benda tanda kehormatan (termasuk Patra dan Miniatur); - Petikan Keputusan Presiden; - Piagam Tanda Kehormatan (Bintang dan Satyalancana). G. Tata Cara Pemakaian a. Bintang berpita selempang; 21

b. Bintang berpita kalung; c. Bintang/Satyalancana/Tanda Penghargaan berpita gantung disematkan pada dada sebelah kiri. d. Parasamya Purna Karya Nugraha disusun seperti pemasangan bendera, ditempatkan di tempat terhormat (Kantor Kepala Daerah), sedangkan Prayojana Kriya Pata Parasamya Purna Karya Nugraha ditempatkan Penyerahan dan Penyematan Tanda Kehormatan : Bintang Republik Indonesia dan Bintang Maha Putra : Pada tgl. 17 Agustus atau dalam hal-hal yang luar biasa. Bintang jasa, Bintang Budaya Parama Dharma, Satyalancana Pembangunan, Satyalancana Kebudayaan, Satyalancana Wira Karya, Satyalancana Pendidikan dan Satyalancana Karya Satya diserahkan dan disematkan pada Hari Pendidikan Nasional dan Hari Nasional lainnya atau pada upacara khusus. Tanda kehormatan tidak boleh disematkan oleh orang yang pangkat atau jabatannya lebih rendah dari penerima Tanda Kehormatan. H. Larangan Penyerahan Tanda Kehormatan tidak boleh lagi diserahkan kepada yang bersangkutan apabila yang bersangkutan dalam waktu akan menerima penyerahan Tanda Kehormatan berbuat hal-hal atau salah satu hal seperti : a. Melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencemarkan sifat perjuangan Bangsa Indonesia. b. Melakukan atau terlibat dalam tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan pencabutan pemberian suatu Tanda Kehormatan. c. Sedang dalam urusan perkara pidana, karena disangka/dituduh melakukan tindakan pidana. I. Pencabutan Bintang Republik Indonesia (BRI), dan Bintang Mahaputra (BMP) akan dicabut, apabila tidak setia lagi kepada Pancasila, UUD 1945, Bangsa dan Negara. Bintang Budaya Parama Dharma dan Bintang Jasa dicabut apabila penerima : 22

a. Tidak setia kepada Pancasila, UUD 1945, Nusa, Bangsa, dan Pemerintah Republik Indonesia. b. Dengan Keputusan Pengadilan yang tidak dapat diubah lagi dikenakan pidana penjara yang lama lebih dari 1 (satu) tahun. c. Dengan keputusan Pengadilan yang tidak dapat diubah lagi dikenakan pidana karena sesuatu kejahatan terhadap Negara. Satyalancana, apabila : a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat (bagi Pegawai Negeri Sipil) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Dikenakan hukuman tambahan berupa pencabutan hak menerima dan memakai Satyalancana berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. c. Pencabutan hak memakai ditetapkan dengan Keputusan Presiden setelah mendengar pertimbangan dari Dewan Tanda-tanda Kehormatan Republik Indonesia atas usul Pimpinan Instansi. 23

Daftar Pustaka : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1959 tentang Ketentuan-ketentuan Umum mengenai Tanda-tanda Kehormatan. 2. Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia. 3. Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra. 4. Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1962 tentang Tanda Kehormatan Wira Karya. 5. Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1963 tentang Tanda Kehormatan Bintang Jasa. 6. Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1973 tentang Hadiah Seni, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, Pengabdian dan Olahraga 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya. 10. Buku Panduan Tanda-Tanda Kehormatan dan Penghargaan Dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional 24

SURAT PERNYATAAN I. Peserta diklat Kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama Jabatan Instansi : Untung Suprapto, S.T., M.M : Kepala Sub Bagian Kinerja dan Penghargaan : Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal Adalah peserta Diklat Kepemimpinan IV Angkatan I Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2017 2. Pejabat Pembina Kepegawaian/ Pejabat yang berwenang Kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama Jabatan Instansi : Ari Hendrarto Saleh, S.E., M.Si : Kepala Biro Sumber Daya Manusia : Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat Jenderal 3. Proyek Perubahan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merupakan produk pembelajaran individu yang menjadi salah satu indikator pencapaian hasil diklat. Proyek perubahan ini akan diimplementasikan di instansi kami dalam milestone jangka menengah yaitu Sosialisasi panduan dan Implementasi di WEB, dan jangka panjang pada Pembuatan Fitur online untuk penghargaan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala konsekuensinya Jakarta, November 2017 Mengetahui, Untung Suprapto, S.T., M.M Ari Hendrarto Saleh, S.E., M.Si 25

26