BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memperlancar dan memudahkan aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL (PERSONAL MODELS) TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DAN HASIL BELAJAR BERMAIN FUTSAL SISWA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

I. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun Riyan Jaya Sumantri. Universitas Negeri Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan sistematis, melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

SKRIPSI. Oleh : SUTOMO NPM : P

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai aspek pembelajaran utamanya. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, pertumbuhan dan perkembangan intelektual, sosial dan emosional anak sebagian besar terjadi melalui aktivitas gerak atau motorik yang dilakukan anak. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Kurikulum penjaskes ( 2004 : 10 ) sebagai berikut : Penjaskes adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembanggkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku sikap sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar di atur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor dan kognitif dan afektif dan setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif. Pendidikan jasmani secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran stabilitas nasional, dan lain sebagainya. Pada hakekatnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pengembangan prestasi bagi siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam cabang olahraga tertentu. Salah satu materi pendidikan jasmani yang diajarkan pada siswa SMA adalah permainan bola besar. Permainan bola besar tersebut memiliki berbagai jenis cabang olahraga, salah satunya adalah permainan futsal. Futsal biasanya dilakukan di lapangan dengan ukuran kecil. Oleh karena itu, pemain harus terus bergerak yang menyebabkan pemain harus terus melakukan operan (passing). Maka itu para pemain futsal harus mempunyai teknik passing yang lebih baik.

2 Berdasarkan pengamatan di lapangan, pembelajaran passing pada permainan futsal yang dilakukan oleh siswa putri yang diajarkan dengan metode konvensional tidak menunjukkan hasil belajar passing secara optimal. Oleh karena itu diperlukan cara-cara pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar passing pada permainan futsal. Penggunaan media audio visual dirasa mampu untuk dapat mengoptimalkan kemampuan passing pada hasil belajar permainan futsal. Media audio visual merupakan wadah atau sarana yang mengandalkan penglihatan dan pendengarannya. Media audio visual yang digunakan harus bisa memberikan contoh yang efektif dan menarik bagi siswa tentang gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Pembelajaran menggunakan media audio visual dapat digunakan untuk membantu dalam penyampaian informasi yang sulit dijelaskan melalui lisan dalam menampilkan konsep-konsep pembelajaran, fakta-fakta yang dapat diamati serta teknik-teknik pembelajaran gerak yang baik. Media pembelajaran audio visual adalah bahan ajar interaktif berupa kombinasi dari dua media yaitu media dengar dan media pandang untuk mengendalikan perintah dan perilaku dalam penyampaian materi. Media audio visual berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar, karena tayangan media audio visual mampu mempengaruhi indra pandang dan dengar siswa, memudahkan pemahaman, serta mampu menghindari konsep pemahaman siswa yang salah, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar alternatif dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat digunakan di mana saja tanpa tergantung guru. Penggunaan media audio visual dapat mewujudkan pembelajaran individu, karena dapat dilakukan oleh individu untuk dirinya sendiri. Beberapa kelebihan media audio visual dalam menunjang proses pembelajaran, antara lain : 1. Gambar yang diproyeksi secara jelas akan lebih menarik perhatian. 2. Dapat digunakan secara klasikal maupun individu. 3. Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang-ulang serta dapat diputar kembali sesuai dengan gambar yang diinginkan. 4. Pemakaian tidak terikat oleh waktu. 5. Dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta data dibandingkan satu dengan yang lain tanpa melepas film. 6. Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan pemakai.

3 7. Sangat parktis dan menyenangkan. 8. Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali. 9. Dapat dipercepat atau diperlambat Media audio visual merupakan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan media audio visual dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakain banyak indera yang terlibat, maka siswa lebih mudah dalam memahami konsep. Penggunaan media audio visual, membantu memudahkan penyampaian materi yang diberikan, sehingga akan lebih jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. Selain itu juga, media audio visual dapat mengatasi keterbatasan kemampuan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru, di mana keterbatasanketerbatasan itu berupa : daya ingat seorang yang berbeda. Ada yang memiliki daya ingat yang kuat dan ada pula yang lemah. Juga kemampuan keterampilan yang dimiliki seorang guru juga bervariasi. Ada yang hanya menguasai prakteknya, ada yang hanya menguasai teorinya dan ada yang menguasai keduanya. Maka dengan adanya media audio visual ini, dapat memudahkan seorang guru dalam pemberian materi yang diajarakan. Selain itu media audio visual juga dapat membangkitkan keinginan dan minat baru para siswa, membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar Tujuan utama dalam pembelajaran media audio visual adalah memberikan pengetahuan baru tentang permainan futsal terhadap siswa dan mengembangkan segenap potensi yang optimal bagi siswa melalui media audio visual. Oleh karena itu contoh gerakan yang diberikan melalui media audio visual dimaksudkan untuk memajukan perkembangan peserta didik. Pembelajaran dengan media audio visual tersebut belum pernah dipergunakan sama sekali dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan futsal di SMA Labschool UPI Bandung. Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa peranan media audio visual sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan hasil belajar passing pada permainan futsal sehingga proses pembelajaran khususnya pelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan secara efektif dan efisien, serta mendorong tercapainya penyelenggaraan program pendidikan jasmani yang mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri yaitu Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang berarti bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu

4 mendorong perubahan tersebut dengan menyesuaikan tingkat perkembangan dan kematangan anak didik yang diajarnya, dan apakah dengan proses pembelajaran penjaskes tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Implementasi Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Passing dalam Pembelajaran Futsal di SMA Labschool UPI Bandung B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah di uraikan di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah implementasi media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri di SMA Labschool UPI Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang telah dijelaskan di atas, setiap penelitian harus didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi media audio visual terhadap hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri di SMA Labschool UPI Bandung. D. Manfaat Penelitian Dilakukannya penelitian ini memiliki beberapa manfaat teoritis maupun praktis yang dapat dihasilkan antara lain adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan keilmuan metode pembelajaran mengenai implementasi media audio visual terhadap hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memaknai pentingnya media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya futsal putri. Secara garis besar manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

5 a. Bagi Siswa Penelitian ini memberikan peluang kepada siswa untuk dapat belajar dengan model pembelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. b. Bagi Guru dan Pihak Sekolah Memberikan masukan kepada guru mengenai pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar passing dalam pembelajaran futsal putri, serta memberikan gambaran dan informasi berupa data sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan sekolah mengenai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar passing. c. Bagi Peneliti Sejenis Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda. E. Batasan Penelitian Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut: 1. Permasalahan dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada hasil belajar passing mengunakan kaki bagian dalam dengan implementasi media audio visual dan non audio visual dalam pembelajaran futsal putri. 2. Penelitian ini dilakukan di SMA Labschool UPI Bandung. 3. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Labschool UPI Bandung. 4. Sampel penelitian menggunakan teknik Simpel Random Sampling, Sugiyono ( 2010 : 82 ) menjelaskan bahwa : pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan pengertian sampel di atas maka untuk menentukan sampel dalam ini menggunakan rumus Yamane yang dikutip oleh Rahmat ( 1998 : 82 ) yaitu sebagai berikut : n = Keterangan : n = jumlah sampel

6 N = jumlah populasi d 2 = presisi yang ditetapkan ( 5% ) n = = Berdasarkan penjelasan di atas maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswi perempuan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 20 siswi kelompok eksperimen dan 20 siswi kelompok kontrol. Sampel yang penulis gunakan adalah simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media audio visual, dan variabel terikatnya adalah hasil belajar passing. 6. Sedangkan variabel kontrolnya adalah pembelajaran secara konvensional. 7. Metode yang diapakai dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group desain. Dalam bentuk desain terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberi pretest dilanjutkan dengan pemberian treatment (perlakuan) dan posttest (tes akhir). F. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mendefinisikan istilah-istilah yang penting, sebagai berikut: a. Pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai aspek pembelajaran utamanya. Dalam Interanational Charter of Phisical Education and Sport dari UNESCO disebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang baik sebagi perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik, melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan membentuk watak

7 b. Pembelajaran. Menurut kamus besar Indonesia (1998:502), arti pembelajaran adalah proses, perbuatan, cara belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses pemberian materi yang melibatkan terjadinya interaksi antara pengajar dengan peserta didik untuk pencapaian tujuan pendidikan. c. Media pembelajaran. Menurut H. Malik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. d. Audio visual. Merupakan pengamatan melalui indera penglihatan dan pendengaran yang dipersepsikan dalam bentuk-bentuk tugas gerak yang harus dilakukan. e. Futsal. Menurut Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Futsal adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang. f. Passing. Passing adalah teknik dasar mengumpan dengan tendangan kaki bagian dalam dengan arah bola yang mendatar dan efektif untuk umpan pendek kepada rekan tim.