BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KRITIK SOSIAL NOVEL LUPA ENDONESA KARYA SUJIWO TEJO SKRIPSI. Oleh ARIEF SETYO WIBOWO NIM

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas akal, cipta, rasa, dan karsa sehingga mereka mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masing-masing individu dan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Salah satu ciptaan manusia yang berfungsi sebagai penghibur sekaligus menunjukkan nilai-nilai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat adalah karya sastra. Karya sastra menampilkan gambaran kehidupan suatu masyarakat dan karya sastra mampu memberikan makna tertentu pada pembaca. Novel sebagai salah satu jenis karya sastra hadir dari tulisan pengarang yang merupakan bagian dari masyarakat. Melalui karyanya pengarang mengajak pembaca untuk menghayati dan menangkap fenomena kehidupan yang dijalankan oleh tokohtokoh dalam cerita. Karya sastra dapat dipahami dengan jelas jika tidak dipisahkan dengan lingkungan sosial yang melatari lahirnya karya sastra tersebut. Seperti yang ditegaskan oleh Nurgiyantoro (1995:71) bahwa karya sastra berkaitan dengan kehidupan. Untuk mengetahui lebih detail tentang persoalan negeri ini terkait unsur-unsur kebudayaan di dalam masyarakat utamanya yang menyangkut sistem nilai struktur pemerintahan dan sistem sosial yang merupakan objek kajian kritik sosial yang mendasari Jiwo. 1

2 Sastra merupakan pencerminan hidup dan mengekspresikan hidup. Dalam menciptakan karya sastra tidak bisa tidak mengekspresikan pengalaman dan pandangan tentang hidup. Akan tetapi dalam pencipta sebuah karya banyak mengalami modifikasi karena karya sastra merupakan imajinasi pengarang dengan keadaan dan kondisi didalam lingkungan pengarang yang dipengaruhi budaya dan sosial. Karya sastra juga sebagai memesis dari kehidupan, memesis sastra merupakan tiruan kehidupan yang dialami dan diamati sastrawan dengan berbagai proses, dengan mempertimbangkan masalah norma yang berlaku. Norma menjadi bahan pertimbangan karena sastrawan adalah bagian dari tata nilai dalam masyarakatnya yang mempengaruhi dalam menciptakan sebuah karya sastra. Ada anggapan bahwa sastra adalah cerminan masyarakat. Anggapan di atas tidak salah. Pada dasarnya dalam proses penciptaan, Sastrawan akan dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budayanya. Pandangan itulah yang membuat karya sastra merupakan cerminan masyarakat yang mengisaratkan bahwa seni adalah cerminan masyarakat (Damono, 1992:22). Karya sastra merupakan usaha merekam isi jiwa sastrawannya dengan bahasa yang ingin disampaikan kepada orang lain. Pengertian cermin masyarakat ini dapat dipilah menjadi dua kategori, yaitu (1) karya sastra sebagai cermin masyarakat, yang menggambarkan kondisi masyarakat sekitar atau keadaan masyarakat sekitar dan karya sastra menjadi suri taoladan bagi masyarakat pembacanya. Pada kategori kedua ini, sastra berperan sebagai media penghubung sastrawan dalam menyampaikan pesan, amanat, dan gagasan yang ingin disampaikan dengan warna ramuan karyanya.

3 Pada dasarnya sastra memiliki andil dalam proses perubahan masyarakat. karena di dalam sastra menggambarkan kondisi yang terjadi di dalam masyarakat, baik masalah yang menyangkut sosial, politik, budaya, ekonomi, agama, maupun pendidikan. Dalam menuangkan gagasannya, sastrawan tidak akan terlepas dari permasalahan-permasalahan di atas. Pada dasarnya sastrawan ingin menyampaikan kondisi yang terjadi dalam masyarakat sehingga sastrawan dan masyarakat berkomunikasi secara tidak langsung melewati karya sastra. Dalam karya sastra itu sendiri, sastrawan mencoba untuk mengungkapkan kondisi kekinian yang dituangkan dalam karyanya sehingga menjadi sarana untuk kritik sosial terhadap kondisi nyata hal ini bisa ditemukan dalam novel karya Sujiwo Tejo yang berjudul Lupa Endonesa. Seperti halnya novel-novel modern saat ini cenderung menampilkan problem-problem sosial dalam kaitannya dengan masalah-masalah di atas, namun ironisnya karya-karya tersebut tidak mampu dijangkau oleh publiknya. Berkaitan dengan publik, dewasa ini telah terjadi keterasingan pengarang terhadap lingkungan. Sastrawan yang hidup dilingkungan menengah yang secara langsung maupun tidak, karya-karya yang dihasilkan terkungkung pada golongan ini. Sehingga kalangan petani, buruh, masyarakat biasa, tidak tahu sastra, karena pada dasarnya karya sastra sekarang menjamah golongan masyarakat menengah keatas. Penelitian yang terdahulu yang sudah pernah dilakukan oleh Hendrik Eko Wahyudi tahun 2009 dengan judul AnalisisKritik Sosial Proses Disosiatif Dalam Novel Calon Arang Karya Pramoedya Ananta Toer yang difokuskan pada kritik sosial proses disosiatif yang memuat persaingan antar individu, kontravensi

4 kelompok, pertentangan antar individu, penindasan dan perempuan korban patriarkhi. Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian ini dengan penelitian terdahulu mempunyai persamaan dan perbedaan, adapun persamaannya dalam penelitian ini lebih menekankan kritik sosial terhadap karya sastra sedangkan, perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu penelitian ini lebih difokuskan pada kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo yang memuat lima bentuk kritik sosial antara lain kritik sosial moral, politik, sosialbudaya, korupsi, dan pendidikan. Dengan adanya penelitian terdahulu peneliti memberikan kesempurnaan dengan memberikan kritikan bagi novel Lupa Endonesa, karena banyaknya kontroversi novel ini yang memuat persoalan negeri ini. Juga cerita orang-orang yang lupa akan bangsanya, Indonesia. Menurut Swingewood (dalam Faruk, 1999:38) pengaruh kesusastraan harus dipertimbangkan dan diintegrasikan ke dalam metode sosiologi kesusastraan. Hal ini membangkitkan pertanyaan mengenai seberapa sadar penulis itu sendiri sekaligus terhadap tulisannya baik dalam konteks tradisi sastra maupun dalam tipe masyarakat yang spesifik. Uraian di atas menunjukkan betapa kritisnya Sujiwo Tejo terhadap nilai dan kritik sosial sehingga gambaran mengenai kondisi sosial sangat detail dan rinci, tanpa meninggalkan esensi karya seni yang bersifat estetis. Dengan demikian karya Sujiwo Tejo disebut karya perlawanan, karena kritis dan nilai eksistensinya teramu rapi secara menarik dan indah bagi penikmat karya sastra.

5 Novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo selain sarat dengan kritik sosial. Pada dasarnya Sujiwo Tejo ingin mengungkapkan gejolak-gejolak sosial yang ada di masyarakat maupun pemerintah melewati karya sastra sehingga penikmat karya sastra mengetahui keadaan yang terjadi didalam masyarakat pada intinya pembaca mengambil pelajaran dari kondisi yang terjadi dalam mencipta sebuah karya sastra sehingga kondisi masyarakat dapat di ungkap secara detail, pandangan Sujiwo Tejo mengenai masyarakat juga tidak hanya berkisar pada aspek sosial saja melainkan juga psikologi dan filosofi serta tata nilai dalam masyarakat yang kompleks. Pada dasarnya pencipta karya sastra juga mempengaruhi psikologi karena dalam mencipta karya sastra psikologi dapat mempengaruhi hubungan sosial dalam masyarakat. Untuk mengetahui lebih detail mengenai kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa, Sujiwo Tejo tidak hanya menyimak biografi atau membaca sekilas karya tersebut. Berangakat dari tujuan, peneliti bermaksud mengkaji secara mendalam terhadap kritik sosial yang tertuang dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo tejo. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji aspek-aspek yang memalukan tentang persoalan negeri ini, dengan demikian peneliti akan berusaha menelusuri dan menganalisa secara detail novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo. Hasil yang diharapkan dalam proses penelitian ini adalah deskripsi tentang kritik sosial yang terdapat dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo. Lebih lanjut diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat pada mahasiswa maupun dosen dalam menelaah karya sastra dari aspek kritik sosial dalam sebuah novel.

6 1.2 Masalah 1.2.1 Ruang Lingkup Masalah Novel karya Sujiwo Tejo ini terdapat banyak masalah yang bisa diangkat dan dikaji oleh peneliti. Novel ini banyak membahas permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat utamanya di Indonesia, sehingga dalam permasalahanpermasalahan tersebut banyak kritik sosial yang menyertainya, diantaranya terdapat moral, politik, sosial-budaya, korupsi, pendidikan. Lima adat istiadat dari sekian banyak kritik sosial yang diteliti. Dari bentuk kritik sosial tersebut pastinya mempunyai fungsi untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik dan maju. Novel mengacu pada bentuk fiksi yang menawarkan pada sebuah kenyataan, dengan bentuk kehidupan yang diidealkan dengan berkiblat pada realitas kehidupan dalam masyarakat. Seperti yang diungkapkan (Hardjana, 1981:72) bahwa dengan adanya pembatasan daya khayal pengarang oleh dunia lingkungan hidupnya itu, dan terutama karena adanya minat pengarang yang mendalam terhadap manusia yang ada di dalam masyarakat lingkungan hidupnya, persoalan-persoalan mereka dalam lingkungannya, keadaan dan watak masyarakat tempat hidupnya, maka karya sastra yang dihasilkan olehnya pun mengandung informasi tentang masyarakat tersebut sampai ke batas-batas tertentu. Latar sosial mengacu pada kondisi yang terjadi dalam sebuah cerita. Latar kehidupan sosial meliputi berbagai unsur yang secara langsung akan menjadi acuan hidup bermasyarakat. Tata cara kehidupan sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup dan pola pikir (Nurgiyantoro, 1995:233).

7 Mengkaji lebih detail mengenai sosiologi, akan berkaitan langsung dengan masyarakat. Hassan Shadily (dalam Abdulsyani, 2007:31) mendefinisikan masyarakat sebagai golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Jadi sifat hubungan individu-individu dalam masyarakat sangat luas dan kompleksitas. 1.2.2 Pembatasan Masalah Karena begitu luasnya masalah yang dapat dijangkau dalam penelitian ini, serta mempertimbangkan kemampuan, tenaga dan waktu yang peneliti miliki, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Peneliti hanya membatasi permasalahan kritik sosial dalam bentuk moral, politik, sosial-budaya, korupsi, dan pendidikan. Hal ini didasarkan pada kelima bentuk kritik sosial ini yang paling dominan di dalam novel Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo, sehingga peneliti tidak perlu menampilkan atau mencari data selain lima bentuk kritik sosial itu. Kritik sosial pada dasarnya pencerminan ketidakadilan dalam masyarakat karena adanya sifat sombong dan ingin berkuasa sehingga menimbulkan perpecahan proses sosial. Karya sastra yang menampilkan, keprihatinannya terhadap realitas, konfrontasi dan sosial, disebut karya sastra yang mengandung kritik sosial. Yang menimbulkan persoalan negeri ini yang sering disebut proses yang berlawanan walaupun bentuk dan arahnya ditentukan pada setiap masyarakat (Soekanto:2006,81).

8 Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa obyek kritik sosial dalam kajian karya sastra sangat terkait dengan permasalahan sosial yang ada. Pada umumnya dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, rawan sekali terjadi pertentangan dan perbedaan. Hal ini terjadi karena perbedaan kepentingan yang ada pada setiap individu dalam masyarakat. 1.2.3 Rumusan Masalah Berangkat dari jangkauan masalah dan pembahasan masalah di atas, maka masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut: 1) Bagaimanakah bentuk kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo? 2) Bagaimana fungsi kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran serta wawasan yang luas mengenai deskripsi tentang aspek moral, khususnya kritik sosial seperti yang dituliskan oleh pengarang dalam novelnya. 1.3.2 Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan umum di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan bentuk kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo. 2) Mendeskripsikan fungsi kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo.

9 1.4 Hasil yang Diharapkan Dengan terselesainya penelitian ini, seperti yang telah dijabarkan dalam tujuan penelitian maka hasil yang diharapkan adalah berupa naskah berbentuk skripsi yang memuat: 1) Bentuk kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo. 2) Fungsi kritik sosial dalam novel Lupa Endonesa Sujiwo Tejo. 1.5 Penegasan Istilah 1) Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan (kamus besar bahasa Indonesia 1990:26). 2) Kritik Sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau proses bermasyarakat. 3) Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap setiap pelaku. 4) Korupsi adalah perwujudan inmoral dari dorongan untuk memperoleh sesuatu dengan metode pencurian dan penipuan (Alatas, 1987:225). 5) Sosial-Budaya adalah suatu ilmu yang membidangi dan mengkaji masalah-masalah sosial atau kemasyarakatan dari kehidupan manusia sedangkan budaya adalah suatu ilmu yang membidangi dan mengkaji masalah-masalah budaya dan kebudayaan manusia (Sujarwa, 2011:13).

10 6) Politik adalah macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem itu (Rahman, 2002:3). 7) Moral adalah kata moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores) yang berarti kebiasaan, adat (Sujarwa, 2011:204). 8) Pendidikan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) Achmadi (dalam Ilahi, 2012:25).