Peningkatan Kualitas Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Metode Taguchi

dokumen-dokumen yang mirip
Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB II KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ARUS DAN JARAK KAMPUH PENGELASAN TERHADAP DISTORSI SAMBUNGAN PELAT BAJA KARBON RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN SMAW

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB IV DATA DAN ANALISA

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Sesudah dilakukan pengujian Uji Tarik dan Struktur Mikro pada Baja SS-400,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap spesimen dimasukkan kedalam Tabel IV.1 dibawah : 1 171,2 190,8-2 Logam Las 174,3 187,3 -

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penyambungan Aluminium 6061 T6 dengan Metode CDFW. Gambar 4.1 Hasil Sambungan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA SS400 DENGAN VARIASI ARUS

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013,

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

Laporan Praktikum. Laboratorium Teknik Material. Modul F Analisis Struktur Mikro Sambungan Las (SMAW) Oleh : : Surya Eko Sulistiawan NIM :

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

Kata Kunci : Daerah lasan, Las oksi asetilin, Besi tuang kelabu, Fisis, Mekanis, Bahan tambah, HAZ, Kekuatan tarik, Kekerasan.

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON TINGGI

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

Transkripsi:

FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl Peningkatan Kualitas Sambungan Las Baja Karbon Rendah Dengan Metode Taguchi Amir Arifin 1*, Tommy Sulistyawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Indonesia *Email Penulis: amir@unsri.ac.id INFORMASI ARTIKEL NaskahDiterima 28/11/2017 NaskahDirevisi 08/12/2017 NaskahDisetujui 08/12/2017 Naskah Online 08/12/2017 ABSTRAK Teknik pengelasan telah digunakan secara umum dalam penyambungan logam pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Jenis pengelasan yang sering digunakan adalah pengelasan SMAW (Shielded Metal arc Welding). Dalam penelitian ini akan dilihat parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kekuatan tarik dari hasil pengelasan menggunakan Metode Taguchi pada sambungan las baja karbon rendah. Pengelasan yang dilakukan dengan Metode Taguchi memvarisaikan parameter pengelasan berupa kampuh las, gap pengelasan, dan besarnya arus pengelasan. Melalui pengujian tarik diketahui bahwa hasil pengelasan dengan Metode Taguchi didapatkan parameter optimum pada faktor A yaitu kampuh las berbentuk I, faktor B yaitu gap pengelasan sebesar 3 mm, dan faktor C yaitu arus pengelasan sebesar 100 A. Selain melakukan pengujian tarik dilakukan juga pengujian kekerasan dan pengujian metalografi pada penelitian ini. Dari hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa tingkat kekerasan pada tiap daerah berbeda-beda dan menjadi daerah dengan permukaan paling keras ialah pada daerah las. Hal ini dikarenakan terjadi perubahan struktur mikro karena adanya siklus termal berupa pemanasan yang diikuti oleh pendinginan cepat akibat pengelasan. Sedangkan hasil pengujian metalografi menunjukkan perubahan struktur mikro terutama pada daerah terpengaruh panas (HAZ). Namun demikian, saat dilakukan pengelasan, daerah HAZ mengalami pemanasan dan pendinginan yang lambat sehingga terjadi pertumbuhan butir yang kasar. Hal ini juga yang menyebabkan daerah HAZ memiliki kekerasan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah las. Kata kunci: Metode taguchi, kekerasan, SMAW 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi pengelasan dewasa ini, teknik pengelasan banyak digunakan dalam penyambungan batang-batang pada konstruksi baja dan konstruksi mesin. Aplikasi teknologi pengelasan sebagai metode utama penyambungan logam yang umum dipakai untuk menyambung atau menggabungkan (Jeffus, 2016). Pengelasan dengan elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yang banyak digunakan pada industri baja. Las busur listrik ini menggunakan kawat elektroda logam yang di bungkus fluks. Elektroda yang dipakai untuk menyambung bagian logam yang akan dilas tergantung dari banyak faktor, seperti bahan logam itu sendiri, penggunaan konstruksi las, bahan fluks dan sebagainya (Kou, 2003). Logam dan paduannya adalah salah satu material teknik yang porsinya paling banyak diperlukan dalam kegunaan teknik. Jika diperhatikan komponen mesin, maka sebagian besar sekitar 80% dan bahkan lebih terbuat dari logam. Selebihnya digunakan material non logam seperti keramik, glass, polimer dan bahkan material maju seperti komposit. Material logam dikelompokkan menjadi 2, yaitu Logam Non Besi (Non 59

Ferrous) dan Logam Besi (Ferrous) (Callister & Rethwisch, 2013). Las adalah salah satu teknik menyambungkan benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Akibat proses ini, maka logam disekitar daerah lasan mengalami siklus termal yang cepat yang menyebabkan perubahan sifat-sifat mekanis dan struktur mikro. Pengelasan busur dengan elektroda terbungkus atau Shield Metal Arc Welding (SMAW) adalah suatu proses pengelasan busur listrik yang mana penggabungan atau perpaduan logam yang dihasilkan oleh panas dari busur listrik yang dikeluarkan diantara ujung elektroda terbungkus dan permukaan logam dasar yang dilas (Groover, 2010). Pengelasan SMAW adalah cara pengelasan yang banyak digunakan pada saat ini dan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1. Pengelasan dalam eksperimen ini dilakukan dengan metode SMAW. Pengelasan dilakukan menggunakan kawat elektroda yang dibungkus dengan fluks. Panas dari busur akan membuat logam induk dan ujung elektroda tersebut mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus listrik yang terjadi selama proses pengelasan. Arus listrik sangat berpengaruh pada butir hasil pengelasan, jika arus listrik tinggi maka butir yang dihasilkan akan halus, sedangkan jika arus listrik rendah maka butir yang dihasilkan dalam pengelasan akan lebih kasar. Untuk mengamati struktur mikro pada sambungan las digunakan mikroskop optik. Metode Vickers digunakan dalam menganalisa kekerasan pada sambungan las. Pengujian kekuatan tarik sambungan las dalam eksperimen ini menggunakan Universal Testing machine BH-3CF RAT-30tf. Standar pengujian yang digunakan dalam pengujian tarik adalah ASTM E8 dengan bentuk bahan logam yang akan diuji biasanya dibuat spesimen dengan dimensi seperti Gambar 2 di bawah ini. Gambar 1. Las busur dengan elektroda terbungkus (Jeffus, 2016) Pada las busur listrik dengan elektroda terbungkus fluks mempunyai peranan penting yang bertindak memperlancar perpindahan butir-butir cairan logam. Sebagai sumber terak atau gas yang melindungi logam cair terhadap udara sekitar. Selain itu berfungsi untuk menstabilkan busur pada pengelasan dan juga sebagai sumber unsur paduan(kou, 2003). Metode Taguchi adalah metode yang sudah banyak dikenal dalam mengoptimasi parameter-parameter proses dalam dunia manufaktur (Cesarone, 2001; Oktem, Erzurumlu, & Uzman, 2007; Sadi, Malau, Wildan, & Suyitno, 2015; Sullivan, 1987). Selain itu Metode Taguchi mampu mengurangi jumlah experiment secara signifikan. Dalam penelitian ini sifat mekanik sambungan las akan ditingkatkan maka digunakan larger the better (Roy, 2010). Tujuan utama eksperimen ini adalah meningkatkan kualitas sambungan las dengan menggunakan metode Taguchi. Sedangkan metode pengelasan yang digunakan menggunakan metode Shield Metal Arc Welding (SMAW). Selain itu dilakukan juga analisa uji kekerasan untuk melihat profil kekerasan sambungan las. 2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 2. Dimensi Benda Uji Tarik Sesuai Standar ASTM E8 Dimana : G W T R L A B C = 50 mm = 12,5 mm = 6 mm = 12,5 mm = 200 mm = 57 mm = 50 mm = 20 mm Pelat baja yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pelat Baja karbon Rendah yang mempunyai sifat mampu las yang baik. Sedangkan Elektroda yang digunakan adalah E7018. Parameter pengelasan yang digunakan selama proses pengelasan ditunjukan pada Tabel 1: Tabel 1 Parameter Pengelasan Parameter Level Besar Arus (I) 50A 75A 100A Jarak antar 2mm 3mm 4mm spesimen Kampuh las IV I V Desain eksperimen dalam percobaan ini menggunakan Tabel ortoganal L 9 seperti ditunjukkan pada Tabel 2 60

akan kita naikkan maka diambil nilai maksimum dari setiap faktor dan level dimana nilai optimum merupakan nilai maksimumnya. Tabel 2 Tabel Ortogonal L 9Taguchi (Roy, 2010) 55 Eksperimen A B C 1 1 1 1 2 1 2 2 3 1 3 3 4 2 1 2 5 2 2 3 6 2 3 1 7 3 1 3 8 3 2 1 9 3 3 2 Pengujian kekerasan dan metalografi juga dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi akibat dari proses pengelasan. Spesimen diamati dengan mikroskop optik, agar dapat diketahui struktur mikro logam induk, daerah HAZ, dan daerah lasan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian tarik yang dilakukan ditunjukkan pada Tabel 3. Pengujian tarik dilakukan dengan melakukan tiga pengulangan untuk mendapatkan nilai yang valid. Dalam pengujian ini Kekuatan tarik maksimum dicapai pada pengujian nomor 6 sebesar 57.85 MPa. Sedangkan nilai terendah dicapai pada kondisi nomor 4 dengan kekuatan 34.80 MPa 50 45 40 L E V E L 1 L E V E L 2 L E V E L 3 Gambar 3 Kekuatan tarik rata-rata setiap faktor dan level Kondisi optimum pada eksperimen ini adalah kondisi dimana nilai mencapai nilai maksimum seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3. Dimana kondisi ini merupakan kondisi optimum parameter untuk mencapai nilai kekuatan maksimum sambungan las. Tabel 3.3 Parameter optimum untuk pengujian tarik No. Faktor Parameter Level 1 A Jenis Kampuh IV 1 2 B Gap 3 mm 2 3 C Arus 100A 3 Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis profil nilai kekerasan yang ada pada sambungan las. A B C Tabel 3 Hasil kekuatan tarik rata-rata sesuai Tabel L 9 No Faktor terkontrol Kekuatan Tarik (σu) (MPa) Ratarata S/N Ratio (Kekuata n tarik) A B C 1 1 1 1 51,24 33,12 2 1 2 2 52,22 33,55 3 1 3 3 50,09 33,86 4 2 1 2 34,80 30,79 5 2 2 3 57,85 34,83 6 2 3 1 38,89 31,22 7 3 1 3 43,96 32,84 8 3 2 1 45,51 33,16 9 3 3 2 45,33 33,12 Grafik 4 Hasil pengujian kekerasan pada spesimen ketiga dengan parameter kampuh las IV, gap 4 mm, dan arus 100 A. Pada gambar 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian tarik pada setiap level. Ketiga faktor memberikan respon yang signifikan terhadap kekuatan tarik pada setiap perubahan levelnya. Dalam kasus ini kekuatan tarik yang 61

Gambar 5: Hasil pemotretan metalografi spesimen pertama dengan kampuh V, gap 2 mm, dan arus 100 A Gambar 5 menunjukkan ilustrasi dari hasil pengujian metalografi pada spesimen pertama dengan kampuh V, gap 2 mm, dan arus 100A. Terlihat adanya perbedaan dari tiap hasil pemotretan. Penjelasan dari tiap Gambar adalah sebagai berikut: 1. Logam Induk perbesaran 1000x; didominasi butir-butir ferit yang berwarna putih (terang), sedangkan fasa perlit lebih sedikit (berwarna gelap). Butir ferit cenderung lebih halus jika dibandingkan dengan butir perlit. Butir perlit mempunyai sifat lebih keras karena mengandung karbon, sedangkan butir ferit cenderung lunak. 2. Perbatasan daerah HAZ dan Las perbesaran 200x; menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit acicular, ferit batas butir dan ferit Widmanstatten. Ferit batas butir yang terbentuk kecil dan memanjang dan ferit acicular berupa bilah-bilah yang menyilang dan berbutir lembut. 3. Patahan Logam Induk dengan perbesaran 10000x menggunakan SEM; terlihat adanya cekungancekungan dan muka patahnya berwarna ke abu-abuan. Pada patah ulet dapat terjadi bila bahan melebihi kekuatan seperti yang terjadi pada pengujian tarik. Jadi dari hasil penelitian yang telah dilakukan, patahan dari spesimen pengelasan SMAW adalah patah ulet, hal ini dibuktikan dari hasil foto struktur mikro daerah patahan butir-butir yang mendominasi adalah patah patah ulet seperti pada hasil pemotretan. 4. Permukaan Las perbesaran 1000x menggunakan SEM; menunjukkan struktur mikro ferit acicular, ferit 62 batas butir dan ferit Widmanstatten. Pada Gambar ini foto struktur ferit batas butir terlihat kecil dan struktur untuk ferit acicular berbutir lembut dan mendominasi area. Jumlah ferit Widmanstatten pada Gambar ini cukup banyak dan terdapat pada sepanjang garis struktur kolumnar. 5. Logam Induk perbesaran 500x; didominasi butirbutir ferit yang berwarna putih (terang), sedangkan fasa perlit lebih sedikit (berwarna gelap). Butir ferit cenderung lebih halus jika dibandingkan dengan butir perlit. Butir perlit mempunyai sifat lebih keras karena mengandung karbon, sedangkan butir ferit cenderung lunak. 4. KESIMPULAN Berdasarkan faktor pengelasan yang dianalisa peningkatan kekuatan tarik pada spesimen pengelasan adalah jarak las antar spesimen, faktor kedua adalah jenis kampuh dan yang ketiga adalah besarnya arus yang digunakan pada saat pengelasan. Hal ini didapatkan berdasarkan perhitungan menggunakan Metode Taguchi. Pada pengujian ini hasil optimum didapatkan dengan jarak las antar spesimen oleh faktor B dengan jarak pengelasan spesimen sebesar 3 mm. Setelah itu faktor kedua yang cukup mempengaruhi peningkatan hasil kekuatan tarik adalah jenis kampuh, pada pengujian ini ditunjukkan oleh faktor A dengan jenis kampuh berbentuk I dan faktor yang terakhir adalah besar arus pengelasan, pada pengujian ditunjukkan oleh faktor C dengan besar arus sebesar 100 A.

Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimum, perlu dicoba penggunaan parameter tambahan seperti variasi tegangan sumber listrik, kecepatan Berdasarkan analisa, arus las yang lebih besar akan menunjukkan ferit batas butir yang lebih jelas sehingga jangan menentukan arus las yang sangat kecil sebagai variasi parameternya. Penekanan titik kekerasan jangan dilakukan pada jarak yang terlalu dekat pada titik penekanan sebelumnya. Hal ini untuk menghindari pengaruh pengerasan regangan (strain hardening) dari penekanan sebelumnya.. 5. DAFTAR PUSTAKA Callister, W. D., & Rethwisch, D. G. (2013). Materials Science and Engineering: An Introduction, 9th Edition: Ninth Edition: John Wiley and Sons, Incorporated. Cesarone, J. (2001). The power of taguchi: You've heard of design of experiments and taguchi methods.; Now understand when it's appropriate to use each method.(quality). IIE Solutions, November 1. Groover, M. P. (2010). Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems: John Wiley & Sons. Jeffus, L. (2016). Welding: Principles and Applications: Cengage Learning. Kou, S. (2003). Welding Metallurgy: Wiley. Oktem, H., Erzurumlu, T., & Uzman, I. (2007). Application of Taguchi optimization technique in determining plastic injection molding process parameters for a thin-shell part. Materials & Design, 28(4), 1271-1278. doi: DOI 10.1016/j.matdes.2005.12.013 Roy, R. K. (2010). A Primer on the Taguchi Method, Second Edition: Society of Manufacturing Engineers. Sadi, Malau, V., Wildan, M. W., & Suyitno. (2015). Optimization of Stir Casting Process Parameters to Minimize the Specific Wear of Al-SiC Composites by Taguchi Method. International Journal of Engineering and Technology, Vol 7 (1), 17-26. Sullivan, L. P. (1987). The Power Of Taguchi Methods To Impact Change In US Companies. Target, 3(2), 18-22. 63