BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muamalat Indonesia selama periode Dalam penelitian ini. yang menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics


HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan selama lima tahun maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi, output dari uji diatas adalah sebagai baerikut: A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, serta nilai rata-rata serta standard deviasi dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Dividen Payout Ratio (DPR) dan Harga Saham. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: 78

Tabel 4.1 DESKRIPTIVE STATISTICS Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation NPM 45 2.73 71.73 22.2347 16.44683 EPS 45 4.80 1181.83 171.3480 242.03833 DPS 45 1.00 205.00 36.8564 48.64914 DPR 45 1.20 72.92 26.5584 16.97779 HARGASAHAM 45 80.00 15300.00 1829.7333 2875.76930 Valid N (listwise) 45 (Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015) Tabel 4.1 di atas menunjukkan data dalam penelitian ini berjumlah 45 data. Di dalam penelitian ini terdapat 4 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel independen pertama yaitu Net Profit Margin (NPM) dengan nilai minimum sebesar 2,73, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu milik PT. ADHI Karya (Persero) Tbk, dan nilai maksimum sebesar 71,73 pada tahun 2014 yaitu milik PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Dengan nilai rata-rata sebesar 22,2347 dan standar deviasi 16.44683. Standar deviasi yang kecil menunjukan kesenjangan variabel Net Profit Margin (NPM) kecil. Semakin kecil standar deviasi maka semakin rendah penyebaran data pengamatan dan variabilitasnya. Dari 45 data Earning Per Share (EPS), dapat di ketahui nilai minimum sebesar 4,80, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Total Bangun Persada Tbk. Dengan nilai maksimum sebesar 1181,83, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Nilai rata-rata sebesar 171.3480 dengan standar deviasi 242.03833. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan kesenjangan yang besar dari 79

variabel Earning Per Share (EPS). Semakin besar standar deviasi maka semakin menyebar data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau memiliki variabilitas tinggi. Dari 45 data Dividen Per Share (DPS), dapat di ketahui nilai minimum sebesar 1,00, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu milik PT. Perdana Gapuraprima Tbk. Dengan nilai maksimum sebesar 205,00, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Metropolitan Kentjana Tbk. Nilai rata-rata sebesar 36,8564 dengan standar deviasi 48,64914. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan kesenjangan yang besar dari variabel Dividen Per Share (DPS). Semakin besar standar deviasi maka semakin menyebar data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau memiliki variabilitas tinggi. Dari 45 data Dividen Payout Ratio (DPR) dengan nilai minimum sebesar 1,20, nilai ini terjadi pada tahun 2011 yaitu milik PT Total Bangun Persada Tbk, dan nilai maksimum sebesar 72,92 pada tahun 2014 yaitu milik PT Total Bangun Persada Tbk. Dengan nilai rata-rata sebesar 26,5584 dan standar deviasi 16.97779. Standar deviasi yang kecil menunjukan kesenjangan variabel Dividen Payout Ratio (DPR) kecil. Semakin kecil standar deviasi maka semakin rendah penyebaran data pengamatan dan variabilitasnya. Dari 45 data Haga saham, dapat di ketahui nilai minimum sebesar 80,00, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Dengan nilai maksimum sebesar 15300,00, nilai ini terjadi pada tahun 2014 yaitu milik PT. Metropolitan Kentjana Tbk. Nilai rata-rata sebesar 1829,7333 80

dengan standar deviasi 2875,76930. Standar deviasi yang lebih besar dari mean menunjukkan kesenjangan yang besar dari variabel Harga Saham. Semakin besar standar deviasi maka semakin menyebar data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau memiliki variabilitas tinggi. B. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan di regresikan layak untuk diteliti atau tidak. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi secara normal. 86 Ada tiga cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik, analisis statistik, dan uji Kolmogorov- Smirnov. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogrm yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut: 86 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universtas Diponegoro, 2005), hlm. 147 81

Gambar 4.1 Grafik Histogram (Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015) Grafik histogram di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal, tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Namun demikian dengan hanya melihat histogram dinilai kurang memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu melihat normal probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut: 82

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot (Sumber : Output SPSS, data diolah. 2015) Berdasarkan grafik normal plot, menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain menggunakan grafik histogram dan grafik normal plot, uji statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikan di atas 0,05. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap data statistik terlihat dalam tabel 4.2 berikut: 83

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Mean.0000000 Parameters a,b Std. Deviation 1660.91822825 Most Extreme Differences Absolute.215 Positive.215 Negative -.164 Kolmogorov-Smirnov Z 1.441 Asymp. Sig. (2-tailed).160 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (Sumber: Output SPSS, data diolah. 2015) Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 diatas, data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,441 dan signifikan pada 0,160 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. 87 Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara residualnya (SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X 87 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:Universtas Diponegoro, 2005), hlm. 125 84

adalah residual (Y prediksi-y sesungguhnya) yang telah di studentized. Grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot (Sumber: Output SPSS, data diolah. 2015) Pada gambar 4.3 diatas, titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi yang layak digunakan. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel. Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance inflation factor (VIF). Nilai yang menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau 85

sama dengan nilai VIF 10. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS versi 21 maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) NPM.788 1.268 1 EPS.603 1.658 DPS.538 1.859 DPR.638 1.566 a. Dependent Variable: HARGASAHAM (Sumber: output SPSS, data diolah. 2015) Tabel coefficients di atas menujukkan bahwa keempat variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance 0.10 atau nilai VIF 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian keempat variabel independen Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), dan Dividen Payout Ratio (DPR) dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Jika terjadi 86

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. 88 Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:. Tabel 4.4 Pengambilan Keputusan Korelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negative No decision 4 du d 4 dl Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak du < d < 4 du (Sumber: Imam Ghazali. 2011 : 100) Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Adjusted R Std. Error of the Durbin- Square Square Estimate Watson 1.816 a.666.633 1741.98573 1.777 a. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS b. Dependent Variable: HARGASAHAM (Sumber: output SPSS, data diolah. 2015) Berdasarkan hasil hitung Durbin-Watson sebesar 1,777 sedangkan dalam tabel DW untuk k = 4 dan N = 45 besarnya DW-tabel: du (batas atas) = 1,720 dan dl(batas bawah) = 1,336 88 Ibid. hal. 99 87

Sehingga 4- du = 4 1,720 = 2,280 dan 4 - dl = 4 1,336 = 2,664. du < d < 4-dU = 1,720 < 1,777 < 2,280 yang artinya tidak ada autokorelasi positif atau negative. Gambar 4.4 Hasil Uji Durbin Watson Tidak Ada autokorelasi Ada Autokorelasi + Ada Autokorelasi- 1,336 1,720 2 2,280 2,664 C. Hasil Pengujian Hipotesis Analisis data dengan menggunakan pengujian regresi linier berganda untuk mengetahui secara serempak dan secara parsial antara Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, yakni metode berdasarkan uji t statistik, uji F statistik dan koefisien determinasi. 1. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya. Berdasarkan output SPSS versi 21 secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Net 88

Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap variabel dependen Harga Saham ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) -308.256 744.779 -.414.681 NPM -3.622 17.983 -.021 -.201.841 1 EPS 3.953 1.397.333 2.829.007 DPS 35.524 7.359.601 4.827.000 DPR 8.734 19.358.052.451.654 a. Dependent Variable: HARGASAHAM (Sumber: output SPSS, data diolah. 2015) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui dari keempat variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Harga Saham) adalah variabel EPS dan DPS dengan nilai signifikan 0,007 dan 0,000. Sedangkan dua variabel lainnya yaitu NPM dan DPR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan variabel NPM dan DPR masing masing sebesar 0,841 dan 0,654 lebih besar dari tingkatan signifikansi sebesar 0,05 Pengujian Hipotesis Pertama (H a1 ) H 01 H a1 : Tidak ada pengaruh antara NPM terhadap Harga Saham : Ada pengaruh antara NPM terhadap Harga Saham 89

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa NPM menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,201 dengan nilai signifikansi sebesar 0,841 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H 01 diterima sedangkan H a1 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa NPM tidak ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf signifikansi sebesar 5%. Pengujian Hipotesis Kedua (H a2 ) H 02 H a2 : Tidak ada pengaruh antara EPS terhadap Harga Saham : Ada pengaruh antara EPS terhadap Harga Saham Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa EPS menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,829 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H a2 diterima sedangkan H 02 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa EPS ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf signifikansi sebesar 5%. Pengujian Hipotesis Ketiga (H a3 ) H 03 H a3 : Tidak ada pengaruh antara DPS terhadap Harga Saham : Ada pengaruh antara DPS terhadap Harga Saham Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa DPS menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,827 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang mana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H a3 diterima sedangkan H 03 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat 90

disimpulkan bahwa DPS ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf signifikansi sebesar 5%. Pengujian Hipotesis Keempat (H a4 ) H 04 H a4 : Tidak ada pengaruh antara DPR terhadap Harga Saham : Ada pengaruh antara DPR terhadap Harga Saham Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa DPR menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,451 dengan nilai signifikansi sebesar 0,654 yang mana signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini beratri bahwa H 04 diterima sedangkan H a4 ditolak. Dari hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa DPR tidak ada pengaruh terhadap Harga Saham pada taraf signifikansi sebesar 5%. 2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Berdasarkan output SPSS Versi 21 nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama empat variabel bebas yaitu Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham ditunjukkan tabel sebagai berikut: 91

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Simultan (Uji F) ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 242501586.919 4 60625396.730 19.979.000 b 1 Residual 121380571.881 40 3034514.297 Total 363882158.800 44 a. Dependent Variable: HARGASAHAM b. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS (Sumber: output SPSS, data diolah. 2015) H 05 : Tidak ada pengaruh antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap Harga Saham H a5 : Ada pengaruh antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap Harga Saham Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji F sebesar 19,979 dengan signifikansi 0,000 dibawah 5% maka dapat disimpulkan bahwa H 05 ditolak dan H a5 diterima. Hal ini menunjukkan secara simultan variabel independen yang terdiri dari NPM, EPS, DPS dan DPR berpengaruh terhadap Harga Saham artinya besar kecilnya semua variabel independen tersebut secara simultan memepengaruhi Harga Saham periode mendatang 3. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai (R 2 ) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk 92

memprediksi variasi variabel dependennya. Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Koefisien Determinasi atau R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.816 a.666.633 1741.98573 a. Predictors: (Constant), DPR, EPS, NPM, DPS b. Dependent Variable: HARGASAHAM (Sumber: output SPSS, data diolah. 2015) Berdasarkan hasil uji determinasi koefisien pada tabel 4.8 besarnya nilai adjusted R Square dalam model regresi diperoleh sebesar 0,633 atau 63,3%. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemampuan menjelaskan variabel independen yaitu Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap variabel dependen Harga Saham yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 63,3%. Sedangkan sisanya sebesar 36,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model transformasi regresi. 4. Analisis Regresi Linier Berganda Dari tabel maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Harga Saham = -308,256 3,622 NPM + 3,953 EPS + 35,524 DPS + 8,734 DPR + e 93

Persamaan tersebut mempunyai makna: a) Nilai koefisien konstanta menunjukkan angka sebesar -308,256. Hal ini menunjukkan jika variabel variabel independen dalam keadaan tetap atau sama dengan nol, maka variabel dependen (Harga Saham) akan mengalami peningkatan sebesar -308,256 b) Koefisien regresi NPM sebesar -3,622 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen NPM dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar -3,622. c) Koefisien regresi EPS sebesar 3,953 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen EPS dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami peningkatan sebesar 3,953. d) Koefisien regresi DPS sebesar 35,524 dan bertanda positif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen DPS dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami peningkatan sebesar 35,524. e) Koefisien regresi DPR sebesar 8,734 dan bertanda negatif, hal ini berarti setiap kenaikkan satu persen DPR dengan asumsi variabel independen lainnya tetap, maka Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar 8,734. 94

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham. Nilai t hitung Net Profit Margin (NPM) (X 1 ) sebesar -0,201, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,841, karena tingkat signifikansi 0,841 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) (X 1 ) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. NPM merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola penjualannya dalam mencapai laba. Semakin tinggi nilai NPM semakin efisien perusahaan tersebut mendapatkan laba dari penjualan. Hal itu juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan biaya biaya dengan baik. Begitu juga sebaliknya, NPM yang semakin menurun menunjukkan ketidakmampuan perusahaan memperoleh laba atas penjualan dan mengelola biaya biaya atas kegiatan operasionalnya, sehingga menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan. NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham menunjukkan bahwa investor cenderung kurang memperhatikan NPM sebagai rasio yang dapat dipertimbangkan dalam keputusan investasi mereka. Hal itu juga 95

menunjukkan bahwa investor kurang percaya pada kemampuan perusahaan dalam mengelola efisiensi kinerja operasionalnya. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Achmad Husaini (2012) yang menyatakan bahwa secara parsial NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. 2. Analisis Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Earnings Per Share (EPS) terhadap harga saham Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Earnings Per Share (EPS) terhadap harga saham. Nilai t hitung Earnings Per Share (EPS) (X 2 ) sebesar 2,829, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007, karena tingkat signifikansi 0,007 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share (EPS) (X 2 ) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham Pengaruh yang positif dari Earnings Per Share (EPS) terhadap harga saham telah menunjukkan bahwa Earnings Per Share (EPS) merupakan komponen penting yang harus diperhatikan investor. Laba sangat mempengaruhi investor dalam menilai suatu perusahaan apakah layak dijadikan sarana investasi yang menguntungkan atau tidak. Analisa laba dari sudut investor atau pemilik perusahaan ditujukan pada laba per saham karena angka ini memberikan informasi tentang berapa laba yang diperoleh pemegang saham biasa atas setiap lembar saham yang dimilikinya. 96

Hasil diatas mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denies Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012) yang menyatakan bahwa Earning Per Share secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, hal ini dibuktikan oleh nilai koefisien determinasi (r2) EPS sebesar 0,463 dan nilai signifikansi t sebesar 0,000. 3. Analisis Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham. Nilai t hitung Dividen Per Share (DPS) (X 3 ) sebesar 4,827, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Dividen Per Share (DPS) (X 3 ) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham Suatu nilai perusahaan akan dimaksimalkan oleh rasio pembayaran dividen tunai yang tinggi maka dalam penelitian ini telah terbukti bahwa pembagian dividen dapat mempengaruhi atau meningkatan harga dari sebuah saham suatu perusahaan. Kandungan informasi atau persinyalan yang terdapat didalam pengumuman dividen akan memberikan sinyal bagi investor mengenai perubahan harga saham. 89 Hal ini terbukti bahwa informasi yang 89 Eugene F Brigham. and Joel F. Houston, Dasar- Dasar Manajemen Keuangan Edisi 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat,2006. Hal : 76 97

berkaitan dengan dividen akan direspon positif oleh investor sehingga dapat meningkatkan harga saham. Hasil Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh oleh Putu Rian Damayanti, Anantawikrama Tungga Atmaja, dan made Pradana Adiputra (2014) yang menyatakan bahwa baik secara parsial maupun simultan DPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Analisis Dividen Payout Ratio (DPR) Terhadap Harga Saham Terima Ho, jika signifikansi > α =0,05 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara parsial antara Dividen Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham. Nilai t hitung Dividen Payout Ratio (DPR) (X 4 ) sebesar 0,451, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,654, karena tingkat signifikansi 0,654 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Dividen Payout Ratio (DPR) (X 4 ) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham. Ditolaknya hipotesis keempat dan diterimanya hipotesis nol mengindikasikan bahwa deviden yang dibayarkan oleh emiten kepada para pemegang saham tidak menyebabkan naiknya nilai perusahaan. Jadi DPR tidak dapat dijadikan sebagai faktor penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi. 98

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Zuliarni (2012) yang membuktikan bahwa DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Analisis NPM, EPS, DPS dan DPR Terhadap Harga Saham Terima Ho, jika signifikansi > α = 0,05 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap harga saham Terima Ha, jika signifikansi < α = 0,05 : Ada pengaruh secara simultan antara NPM, EPS, DPS dan DPR terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji F) bahwa nilai F hitung sebesar 19,979 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, karena tingkat signifikansi 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen Net Profit Margin (NPM) (X 1 ), Earnings Per Share (EPS) (X 2 ) Dividen Per Share (DPS) (X 3 ) dan Dividen Payout Ratio (DPR) (X 4 ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh adjusted R square sebesar 0,633 yang berarti bahwa kontribusi Net Profit Margin (NPM), Earnings Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS) dan Dividen Payout Ratio (DPR) secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas sebesar 6,33%. 99