Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

METODE ANALISIS JEJARING SOSIAL

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

Pembentukan Cluster Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kota Yogyakarta

PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN PARIWISATA BERBASIS JARINGAN SOSIAL DI KAMPUNG PESISIR BULAK SURABAYA

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Identifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MASYARAKAT UNTUK KEGIATAN EKOWISATA DI BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (BTNKJ), SEMARANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

PENGANTAR ANALISIS JEJARING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I-1

Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Ekonomi Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Ekonomi

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana pariwisata dapat menunjang sektor lainnya. Dimana dari Pariwisata negara atau

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Pengaruh Penataan Bangunan dan Lingkungan Terhadap Resiko Bencana Kebakaran Di Kelurahan Nyamplungan Kota Surabaya

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam penalaran logika, komputasi, analisis, terapan maupun statistik. Sampai saat ini

Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

WISATA KULINER SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WIDURI DI KABUPATEN PEMALANG

KEPADATAN BANGUNAN TERHADAP

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Perbaikan Sanitasi Permukiman Kelurahan Putat Jaya Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-140 Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Bulak Dea Nusa Aninditya, dan Dian Rahmawati Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, 60111 Indonesia e-mail: d_rahmawati@urplan.its.ac.id Abstrak--Berdasarkan RTRW Kota tahun 2014-2034 dan RZWP3K Tahun 2012-2032, Kecamatan Bulak meliputi Kelurahan Kenjeran dan Kelurahan Bulak di kawasan kaki Suramadu diarahkan dengan fungsi utama sebagai kawasan wisata bahari/laut, pengembangan pariwisata alam dan buatan, dan permukiman nelayan. Adanya pembangunan fisik kawasan Pariwisata di Kampung Bulak dan sekitarnya masih memyebebkan masalah non-fisik yang ditimbulkan dari adanya hubungan atau peran aktor dalam pengembangan kawasan pariwisata yang belum optimal. Untuk itu diperlukan pengembangan berbasiskan Jaringan Sosial dalam melihat hubungan dan kesinambungan antar peran dalam menyelesaikan masalah terkait pengembangan wisata di Kampung pesisir Bulak dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan Social Network Analysis (SNA) dalam menganalisis hubungan yang terjadi antar pihak yang berpengaruh dari kelompok pemerintah maupun kelompok organisasi masyarakat. Dalam melakukan Social Network Analysis (SNA) mengacu pada perhitungan Degree of, Closeness dan Betweenness dari setiap aktor yang teridentifikasi. Kemudian dari hasil analisis menunjukkan bahwa Dinas Pertanian bidang Perikanan dan Badan Perencana Pembangunan Kota merupakan pihak yang memiliki nilai centrality tertinggi sehingga memiliki peran yang besar dalam pengembangan pariwisata kampug pesisir Bulak. Kata Kunci--Kampung,, Pariwisata, Bulak, Jaringan Sosial K I. PENDAHULUAN AWASAN pesisir merupakan daerah yang sensitif dan rapuh baik dari segi fisik geografis, karakteristik alam, keanekaragaman hayati dan juga secara sosial dimana terdapat berbagai kepentingan dan pengelolaan oleh berbagai pihak di kawasan pesisir yang sangat terkait dan dipengaruhi kondisi di darat dan di laut, sehingga rentan terhadap adanya aktivitas manusia [1]. Kota merupakan salah satu Kota dengan ciri pesisir yang kuat, dimana arah pertumbuhan Kota berawal dari kawasan pesisirnya. Ditunjang dengan garis pantai sejauh 47,4 km, dan potensi perikanan di kawasan pantai Timur hingga 3.922,5 ton per-tahun dengan jumlah nelayan sebanyak 2.226 orang menunjukkan adanya penggunaan dan pemanfaatan kawasan pesisir dengan fungsi perikanan dan juga pariwisata serta permukiman, utamanya permukiman nelayan [2]. Pengembangan permukiman pesisir memiliki peran vital dalam kegiatan ekonomi dikarenakan terdapatnya integrasi antara fungsi ekonomi dan fungsi budaya [3] Potensi pariwisata pesisir di Kecamatan Bulak dapat dicerminkan melalui adanya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan Kenjeran dan Bulak sebanyak 200-an wisatawan mancanegara di tahun 2013, dan meningkat menjadi 300-an wisman pada tahun 2014 [4]. Peningkatan potensi pariwisata di Kawasan Bulak juga dilakukan oleh Pemerintah Kota dengan perencanaan landmark baru di Kawasan dengan optimalisasi Sentra Ikan Bulak (SIB), Jembatan Kenjeran dan Taman Bulak. Potensi pariwisata potensial dikembangkan yakni kampung nelayan yang merupakan salah satu kearifan lokal kawasan yang bersinergi dengan pengembangan kawasan wisata Bulak dan Kenjeran serta keindahan pemandangan matahari terbit [5]. Namun, hingga saat ini persiapan dan pengelolaan kawasan wisata pesisir Bulak belum optimal, hal ini ditandai dengan minimnya jumlah pengunjung ke Sentra Ikan Bulak dan Kawasan Pariwisata di sekitarnya dan juga masih banyaknya program maupun kebijakan pemerintah yang belum terimplementasi optimal di Kawasan Bulak [6]. Hingga saat ini, pengembangan kawasan kampung wisata pesisir Bulak melibatkan berbagai elemen lembaga (multisektor) didalamnya baik pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan program, serta masyarakat sebagai obyek dan subyek pengembangan. Namun, adanya program program pengembangan kawasan wisata kampung pesisir Bulak seringkali belum optimal pelaksanaannya di tingkat implementasi kepada masyarakat dan kawasan kampung wisata dikarenakan kurang sinkronnya pelaksanaan peran masing masing sektor dalam pengembangan kawasan wisata kampung Bulak. Permasalahan tersebut mengindikasikan belum efektifnya peran antar kelembagaan yang berwenang dalam pengembangan kawasan kampung wisata pesisir Bulak sehingga dibutuhkan suatu penelitian terkait penguatan peran tiap kelembagaan melalui jaringan sosial yang menaungi pengembangan kawasan. II. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Variabel Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-141 pendekatan rasionalistik. Pendekatan rasionalistik bersifat membangun kebenaran teori secara empiri atau bersumber dari fakta empiri. Sedangkan variabel penelitian merupakan hal yang menjadi obyek amatan dalam proses penelitian ini. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, didapatkan variabel penelitian yang menjadi dasar proses analisis. Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Penelitian Definisi Operasional 1 Kelembagaan Terkait Lembaga dan Organisasi yang terkait Pengembangan Wisata dengan pengembangan wisata di Kawasan Bulak 2 Kegiatan dan Program Kegiatan dan Program yang pernah Lembaga dalam dilakukan lembaga lembaga dan organisasi Pengembangan Wisata dalam pengembangan kawasan wisata Bulak 3 Bentuk Kolaborasi Bentuk-bentuk kolaborasi dalam Pengembangan pengembangan kawasan wisata pesisir Kawasan Pariwisata Bulak dan juga masyarakat. Sumber: Hasil Sintesa Pustaka, 2016 Kawasan penelitian berada di Kecamatan Bulak dan terletak pada 2 Kelurahan yakni Kelurahan Kenjeran dan Kelurahan Kedung Cowek. Berikut merupakan peta kawasan penelitian. Tabel 2. Sampel Penelitian Berdasarkan Hasil Stakeholder Analysis No Stakeholder 1 Badan Perencanaan Pembangunan Kota 2 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota 3 4 Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang 5 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota 6 Timur 7 UPTD Kenjeran 8 Kantor Sentra Ikan Bulak 9 Kecamatan Bulak 10 Kelurahan Kedung Cowek 11 Ketua Pranata Masyarakat Bulak yakni Ketua RW di Kawasan Penelitian 12 Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Bulak Sumber: Hasil Sintesa Pustaka, 2016 Pengumpulan data dilakukan menggunakan 2 metode yakni survey primer berupa observasi dan kuisioner serta survey sekunder dilakukan melalui studi penelitian terkait tinjauan tori yang berkaitan dengan pembahasan studi maupun dari literatur lain yang menunjang pengumpulan data seperti dokumen rencana, serta dokumen penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan wilayah penelitian. C. Metode Analisis Analisis yang dilakukan terbagi menjadi 6 tahapan sebagai berikut. Gambar 1. Delineasi Wilayah Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel [7]. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probabilistik dengan penarikan sampel melalui stakeholder analysis sehingga didapatkan sampel penelitian sebanyak 12 stakeholder yakni: Gambar 2. Bagan Alur Metode Analisis Pendekatan SNA digunakan untuk penelitian sosial seperti memetakan arus informasi vertikal dan lateral, mengidentifikasi sumber-sumber dan tujuan untuk mencari batasan atas resourses. Social Network Analysis (SNA) adalah suatu alat yang digunakan untuk memetakan hubungan pengetahuan penting dalam jaringan sosial antara individu analisis ini dapat digunakan untuk keperluan pengambilan informasi, termasuk hubungan interaksi dan pertemanan antar user, dimana interaksi antar user dan hubungan pertemanan dapat direpresentasikan dalam grafik [8]. Selain itu, pandangan lain menyebutkan bahwa Social Network Analysis adalah proses pemetaan dan pengukuran relasi antara orang ke orang [9]. Perhitungan nilai centrality dilakukan pada 3 jenis centrality berbeda yakni Degree, Closeness dan Betweenness yang pada akhirnya dari nilai perhitungan tersebut ditampilkan melalui visualisasi Social Network yang terbentuk dari relasi yang terjadi antar aktor yang teridentifikasi pada tahap sampling

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-142 menggunakan Stakeholder Analysis. Perhitungan Degree of yakni derajat keberadaan dan posisi aktor dalam jaringan sosial yang menggambarkan simpul keterkaitan aktor/node. Degree mengukur peran dari sebuah aktor dalam sebuah jaringan. Bila derajat centrality tinggi maka aktor tersebut memiliki banyak hubungan dengan aktor lain. Aktor dengan degree centrality tertinggi menunjukkan bahwa aktor tersebut cukup populer atau terkenal dalam sebuah jaringan menggunakan persamaan (1) sebagai berikut. C D (i) d (i) n 1 : Degree dari sebuah aktor : Derajat (jumlah edge) dari node aktor : Nilai maksimum degree (n merupakan jumlah total aktor dalam sebuah jaringan) Closeness adalah ukuran seberapa jauh informasi dapat tersebar dari satu aktor ke aktor lainnya dalam sebuah jaringan sosial melalui pengukuran jalur terpendek antara node/aktor yang dijangkau. Semakin tinggi nilai kedekatan satu aktor dengan aktor lainnya maka semakin dekat posisi dan hubungan sehingga semakin mudah antar aktor tersebut menyebarkan informasi dalam sebuah jaringan. Untuk mendapatkan nilai Closeness dilakukan melalui perhitungan matematis dengan persamaan (2). C c (i) : Closeness dari sebuah aktor n - 1 : Jumlah Seluruh Aktor dikurangi 1 : Jumlah jarak terpendek dari aktor i ke j Betweeness merupakan seberapa jauh aktor dapat mengendalikan alur informasi diantara aktor aktor dalam jaringan tersebut. Semakin tinggi betweeness centrality suatu aktor, maka aktor tersebut memiliki kapasitas dalam memfasilitasi interaksi antar aktor yang terhubung. Perhitungan Betweenness didasarkan atas perhitungan matematis dengan persamaan (3). C B (i) P jk (i) P jk n : Nilai betwenness centrality : Jumlah jalur terpendek yang melewai i : Jumlah jalur terpendek : Jumlah seluruh aktor (node) Visualisasi dari hasil perhitungan diabarkan dari setiap degree yang teridentifikasi dan juga visualisasi keseluruhan dengan bantuan perangkat lunak pengolah data Social Network. (1) (2) (3) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam memudahkan perhitungan, nama aktor diberikan ID sehingga mempersingkat dan memudahkan penulisan serta diidentifikasi edge (hubungan) yang terbentuk dengan aktor lainnya. Tabel 3.Penamaan ID dari Setiap Aktor Teridentifikasi ID Jumlah Aktor Edge V1 Badan Perencana Pembangunan Kota 8 V2 Timur 2 V3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota 19 V4 Permukiman Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota V5 11 V6 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota 9 V7 Kantor Sentra Ikan Bulak Kota 7 V8 Kantor UPTD Kenjeran Kota 7 V9 Kecamatan Bulak Kota 10 V10 Kelurahan Kedung Cowek Kota 8 V11 Ketua RW Kedung Cowek Kota 7 V12 Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Bulak 7 A. Hasil Perhitungan Degree Berikut merupakan tabel hasil perhitungan Degree Tabel 4. Hasil Perhitungan Degree ID Aktor Degree V5 1 Kecamatan Bulak Kota V9 0,91 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota V3 0,91 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Badan Perencana Pembangunan Kota 7 V6 0,82 V1 0,72 Ketua RW Kedung Cowek Kota V11 0,64 Kelurahan Kedung Cowek Kota V10 0,64 Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Bulak V12 0,64 Kantor UPTD Kenjeran Kota V8 0,64 Kantor Sentra Ikan Bulak Kota V7 0,64 Permukiman Pekerjaan Umum dan Tata Ruang V4 0,64 Kota Timur V2 0,19 B. Hasil Perhitungan Closeness Berikut merupakan tabel hasil perhitungan Closeness

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-143 Tabel 5. Hasil Perhitungan Closeness ID Aktor Closeness V5 1 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota V3 0,91 hubungan dengan aktor lain (edge) serta kekuatan hubungan satu aktor dengan aktor lain dalam jaringan (weight) menggunakan perangkat lunak visualisasi Social Network. Kecamatan Bulak Kota V9 0,91 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Badan Perencana Pembangunan Kota V6 0,85 V1 0,79 Permukiman Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota V4 0,73 Kantor Sentra Ikan Bulak Kota V7 0,73 Kantor UPTD Kenjeran Kota V8 0,73 Kelurahan Kedung Cowek Kota V10 0,73 Ketua RW Kedung Cowek Kota V11 0,73 Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Bulak V12 0,73 Timur V2 0,55 C. Hasil Perhitungan Betweeness Berikut merupakan tabel hasil perhitungan Closeness Tabel 6. Hasil Perhitungan Closenes ID Aktor Betweenness V5 5,14 Badan Perencana Pembangunan Kota V1 3,4 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota V3 2,19 Kecamatan Bulak Kota V9 1,94 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota V6 1,6 Kelompok Sadar Wisata Kecamatan Bulak Permukiman Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota V12 0,8 V4 0,4 Kantor UPTD Kenjeran Kota V8 0,39 Kantor Sentra Ikan Bulak Kota V7 0,34 Kelurahan Kedung Cowek Kota Ketua RW Kedung Cowek Kota V10 0,34 V11 0,34 Timur V2 0 D. Visualisasi Jaringan Sosial Pariwisata Kampung Bulak Setelah perhitungan degree tiap aktor didapatkan maka dilakukan visualisasi dengan memperhatikan jumlah jumlah Gambar 3. Hasil Visualisasi Jaringan Sosial IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Degree dan Weight dari Nodes berdasarkan perhitungan ini didapatkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bidang perikanan menjadi aktor sentral dimana aktor ini memiliki peran yang sentral dalam pengembangan pariwisata kampung pesisir Bulak dikarenakan adanya pengembangan pariwisata di kawasan ini bercirikan pesisir dan perikanan yang kuat. Selain itu ada pula aktor sentral lain yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku pengembang pariwisata, Kecamatan Bulak selaku penghubung kelompok Pemerintah dan Kelompok masyarakat. 2. Dilihat dari Closeness, yang mengindikasikan kemudahan komunikasi berupa hubungan langsung antar aktor tertinggi dimiliki oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bidang perikanan dimana memiliki banyak kesamaan peran dengan aktor lain dalam jaringan sosial atas upaya pengembangan pariwisata kampung pesisir Bulak. 3. Betweenness mengindikasikan pentingnya sebuah aktor dalam jaringan sebagai penghubung antar aktor. Nilai tertinggi yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bidang perikanan yang juga memiliki Degree tinggi dan mampu menghubungkan antar aktor. Selanjutnya yakni Badan Perencana Pembangunan Kota mampu mengendalikan jalur informasi serta menyebarkan rencana pengembangan pariwisata kawasan kampung pesisir Bulak kepada aktor teknis lain secara efektif.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-144 DAFTAR PUSTAKA [1] Hasanzadeh, M. D. (2013). The application of Analytical Network Process to environmental prioritizing criteria for coastal oil jetties site selection in Persian Gulf coasts (Iran). Ocean Coastal Management, 136-144. [2] Rahmawati, D., & Suprihardjo, R. (2017). Identifikasi Pola Perkembangan Permukiman Melalui Pendekatan Ekistic Studi Kasus: Wilayah Brondong-Paciran Lamongan. Jurnal Penataan Ruang, 9(1). [3] Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (2015). Profil Perikanan Jawa Timur.. [4] UPTD Kenjeran. (2015). Laporan Kunjungan Wisata 2015. [5] Pemerintah Kota. (2015, Nopember 9). Home: Berita. Retrieved from Website Resmi Pemerintah Kota : http://www.surabaya.go.id. [6] Kabar. (2016, April 1). Berita: Event dan Wisata. Retrieved from Website Kabar : http://kabarsurabaya.org. [7] Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. [8] Pyrke, S. D. (2004). Analysing construction project coalitions: exploring the application of social network analysis. Construction Management and Economics, 787-797. [9] Freeman, L. C. (1979). in Social Networks II. Experimental Results. Social Network, 119-141.