melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu. masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. daerah berwenang untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kondisi perekonomian negara tidak stabil, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata untuk segenap. unggulan yang berlangsung secara terus-menerus.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi lokal wilayah tersebut. Pembangunan wilayah dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS MANDALIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KEBIJAKAN UMUM NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENINGKATAN PARIWISATA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai sumber mengatakan bahwa pariwisata adalah salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEDAGANG BAKSO DI TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan adalah tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian nasional salah satunya dipicu oleh. kemunculan para pengusaha kecil menengah dan usaha mikro dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa tujuan kepariwisataan diantaranya: a). Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, b). Meningkatkan kesejahteraan rakyat, c). Menghapus kemiskinan, d). Mengatasi pengangguran, e). Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, f). Memajukan kebudayaan, g). Mengangkat citra bangsa, h).memupuk rasa cinta tanah air, i). Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan, j). Mempererat persahabatan antar bangsa. Berdasarkan tujuan diatas diharapkan kepariwisataan di daerah-daerah di Indonesia mampu meningkatkan pereekonomian, mengatasi pengangguran, memajukan kebudayaan serta melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan belanjaannya, 1

2 sehingga secara langsung menimbulkan permintaan(tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain(spillane,1994:20). Pariwisata harus diapresiasikan sebagai suatu alat instrumen untuk meningkatkan kualitas hubungan manusia, kualitas hidup penduduk setempat dan kualitas lingkungan hidup.dengan salah satu kriteria bahwa kegiatan pariwisata harus mampu membuat taraf hidup masyarakat disekitar tempat pariwisata mendapatkan keentungan dari adanya kegiatan pariwisata. Yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, pemanfaatan pariwisata tidak dipungkiri sangat perlu dilakukan semata-mata bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyrakat. Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu masyarakat adalah bertahan hidup (survive) atau mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam suatu lingkungan tertentu. Masyarakat harus mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga mampu untuk bertahan hidup di dalam dan dari lingkungan tersebut. Hidup dari lingkungannya berarti mampu menyerap dan memanfaatkan sumber daya

3 yang terdapat pada lingkungannya tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kegiatan perekonomian dalam kehidupan masyarakat bertujuan untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat dan anggotanya. Selain itu berfungsi untuk mendayagunakan lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan serta harus disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana diatur dalam pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang saling bersinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Salah satu tujuan adanya interaksi itu adalah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, sehingga seseorang harus berusaha dan berbuat untuk memenuhi kebutuhannya. Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan sektor unggulan yakni Pariwisata. Terlihat dari tahun ketahun perkembangan dan tingkat kunjungan wisatawan asing maupun lokal ke Kabupaten Lombok Tengah semakin meningkat yang berimbas pada terserapnya tenaga kerja atau terbukanya peluang usaha bagi masyarakat sekitar sehingga mampu mengurangi pengangguran terbukti dengan banyaknya bentuk-bentuk usaha informal yang

4 memanfaatkan objek-objek wisata yang ada bagi masyarakat yang tidak mampu bekerja di sektor formal. Perkembangan sektor industri Informal di Lombok Tengah dari waktu ke waktu sangat pesat jumlahnya. Sektor Informal memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal, karena rendahnya pendidikan yang dimiliki. Tabel 1.1 Jumlah perusahaan dan tenaga kerja pada Industri kecil menurut kelompok Industri di kabupaten Lombok Tengah 2015 No Kelompok Industri Jumlah perusahaan/usaha Jumlah Tenaga Kerja 1 Formal 41 160 2 3 4 Informal Jumlah 2014 33.047 33.088 33.088 53.468 53.628 53.628 5 2013 32.984 178.002 Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah Dalam Angka 2016 Dari data diatas jumlah industri informal menunjukan perbedaan jumlah yang lebih banyak dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang banyak dari pada usaha Formal karena bentuk usaha ini banyak dilakukan oleh masyarakat yang tergolong mudah dimasuki, relatif bermodal kecil, dilakukan oleh masyarakat golongan bawah dan tidak mempunyai tempat usaha yang tetap. Sektor usaha informal terbuka bagi siapa saja dan sangat mudah mendirikannya sehingga jumlahnya relatif banyak dan mampu menyerap tenaga kerja banyak juga.. Akan tetapi Industri di Kabupaten Lombok tengah hanya menyumbang 5% untuk perekonomian Lombok

5 Tengah, hal ini disebabkan karena mayoritas industri yang ada adalah Industri kecil dan Kerajinan rumah tangga. (BPS Lombok Tengah, 2016) Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu contoh usaha informal yakni pedagang yang menjajakan barang dagangannya ditempat-tempat yang startegis, seperti di pinggir jalan di perempatan jalan, di bawah pohon yang rindang, dan lain-lain. Subsektor informal ini merupakan unit usaha kecil maka modal yang diperlukan juga kecil bahkan sistem pengolahannya sangat sederhana. Meskipun dengan modal kecil tersebut orang-orang yang bekerja di sektor informal pada umumnya mampu mempertahankan hidup. Pedagang kaki lima juga biasa bekerja dengan waktu yang lama dan kurang teratur dibandingkan pekerja yang bekerja di sektor formal, hal ini dilakukan pedagang kaki lima karena ingin mendapatkan penghasilan tambahan yang lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan usaha yang pedagang kaki lima tekuni. Pedagang kaki lima juga biasa bekerja dengan waktu yang lama dan kurang teratur dibandingkan pekerja yang bekerja di sektor formal, hal ini dilakukan pedagang kaki lima karena ingin mendapatkan penghasilan tambahan yang lebih banyak lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan usaha yang pedagang kaki lima tekuni. Hampir di setiap daerah kita dapat menjumpai Pedagang Kaki Lima (PKL), baik Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di emperan toko maupun trotoar. Kebanyakan Pedagang Kaki Lima (PKL) memilih berjalan di tempat keramaian, seperti di pasar, stasiun bus dan kereta, atau halte-halte

6 dan tempat wisata. Salah satu objek wisata bahari yang populer yakni pantai yang menjadi destinasi wisata yang merupakan barometer perjalan wisatawan ke Lombok khususnya yakni terletak di bagian selatan lombok tengah atau lebih tepatnya di kecamatan pujut yaitu pantai Kuta Lombok. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Lombok tengah tujuan utama yang mereka kunjungi tidak lain yakni pantai Kuta Lombok. Menurut Penelitian yang dilakukan Oleh Kanom (2014) Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi pariwisata Berkelanjutan Pantai Kuta memiliki daya tarik wisata budaya selain wisata alamnya dan hal tersebut menjadi kekuatan jika dikembangkan dengan sebaik-baiknya dengan semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan. Partisipasi dan keikut sertaan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung sangat diperlukan, dengan peran serta masyarakat tersebut akan berdampak pada terbukannya kesempatan kerja dan usaha jasa wisata yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat lokal setempat yang memanfaatkan kawasan wisata Kuta lombok untuk menjadi Pedagang Kaki Lima. Akan tetapi Menurut Tjiptoherijanto (1995:21) dalam Dina (2014), tingkat pendapatan pedagang kaki lima dinilai masih rendah hal ini karena ada kendala yaitu kurangnya modal, tidak memiliki sistem akuntansi, kemampuan manejemen, dan tekhnologi yang rendah, terbatasnya kemampuan dalam memasarkan barang dagangannya serta jumlah jam kerja yang kurang. Kurangnya modal ini karena pedagang kecil kesulitan dalam mendapatkan dana pinjaman

7 disebabkan tidak adanya jaminan dan karena usahanya tidak layak tekhnis menurut perbankan. Banyaknya Pedagang Kaki Lima yang berada di kawasan pantai Kuta Lombok menjadi menarik untuk diteliti, karena pedagang dengan jumlah yang banyak, jenis produk juga hampir sama. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar pedagang dan mengakibatkan semakin banyaknya tantangan yang harus di hadapi oleh setiap usaha di sektor informal ini seperti halnya persoalan tentang bagaimana mencapai keberhasilan usaha melalui pemilihan kombinasi dari berbagai vaiabel keputusan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kawasan Wisata Pantai Kuta Lombok B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Karakteristik Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pantai Kuta Lombok? 2. Seberapa besar tingkat pendapatan Pedagang Kaki Lima dikawasan pantai Kuta Lombok? 3. Apakah Modal kerja, Jam Kerja, Lama Usaha, dan Pendidikan berpengaruh terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima dikawasan pantai Kuta Lombok?

8 C. Batasan Masalah Batasan dimaksud untuk mempermudah dan menjelaskan penelitian yang dilakukan agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai karakteristik Pedagang Kaki Lima, besarnya tingkat pendapatan Pedagang Kaki Lima dan pengaruh modal kerja, jam kerja, lama usaha dan pendidikan terhadap pendapatan Pedagang Kaki Lima di sekitar Pantai Kuta Lombok. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui Karakteristik Sosial Ekonomi pedagang kaki lima di kawasan Pantai Kuta lombok. 2. Mengetahui besarnya tingkat Pendapatan Pedagang Kaki lima di Kawasan pantai Kuta Lombok. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Modal, lama usaha, Jam kerja dan pendidikan terhadap pendapatan Pedagang Kaki Lima di kawasan pantai kuta. E. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Instansi terkait Dapat digunakan untuk meninjak lanjuti penanganan pedagang kaki lima di sekitar kawasan Pantai Kuta khususnya dan Tempat-tempat wisata lainnya di Kabupaten Lombok Tengah

9 2. Bagi Pedagang Kaki Lima Dapat digunakan sebagai pedoman dalam usaha peningkatan pendapatan Pedagang Kaki Lima 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan juga menambah wawasan untuk rekan-rekan di Universitas Muhammadiyah Malang.