BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Mengenal Pensil sebagai Media Gambar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I ( RPP I )

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Manusia bisa berpikir dan mempunyai kemampuan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan melukis realis merupakan bentuk ekspresi jiwa seseorang dalam

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni Budaya dalam Kurikulum 2013 dirumuskan untuk mencakup

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna meningkatkan minat dan bakat siswa, khususnya siswa Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang bergerak dinamis seakan menjelaskan

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN. ekstrakurikuler yang beragam di setiap lembaga pendidikan. adakan di dalam sekolah yang memberikan banyak manfaat kepada siswa.

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

KISI-KISI UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. UUD 1945.melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB AUTIS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

2015 IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MOTIF HIAS SUMATERA BARAT

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

B. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk kesadaran terhadap nilai-nilai seni budaya. Kemampuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan

Yunita Selpia Nasution 1*, Anam Ibrahim 2*

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menjalani roda kehidupan, manusia selalu menginginkan perubahan

BAB IV Desain Scrapbook

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam. mengembangkan diri. Pihak pengelola pendidikan telah melakukan berbagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran seni budaya di SMP kelas VIII. Salah satu materi pembelajaran yang dibahas di antaranya ialah teknik melukis, serta media untuk melukis. Dimana hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi, persepsi, dan penafsiran pelukis kepada objeknya. Dalam karya seni lukis kerap dicirikan dengan bentuk yang dilebih-lebihkan (didramatisir) melalui penerapan warna yang bebas dan tidak sama dengan objek aslinya. Sebagai pelukis pemula, dalam hal ini seorang pelajar tentu pertama sekali akan memulai berekspresi melukis dengan sangat perlahan dan hati-hati, yang berarti melukis bukanlah suatu hal yang mudah dan berkarya seadanya, namun tetap berorientasi pada prinsip-prinsip seni rupa yang berlaku. Untuk mengembangkan potensi siswa tentunya tidak hanya dapat dikembangkan melalui kegiatan intrakurikuler, namun kegiatan ekstrakurikuler pun memiliki peranan yang cukup besar, yaitu pendidikan keterampilan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar dapat memperkaya serta memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan dari siswa tersebut. Ekstrakurikuler memiliki manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa, 1

2 diantaranya adalah dapat meningkatkan kemampuan serta mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Salah satu sekolah yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler adalah SMP Budi Murni 1 Medan, tepatnya pada kelas VIII yang berjumlah 25 orang yang mewakili tiap-tiap kelas yaitu kelas VIII-A, B, C, dan D yang berminat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan ini siswa mendapatkan waktu yang lebih banyak daripada waktu yang mereka dapatkan pada jam pelajaran sekolah, sehingga siswa dapat berkarya dengan baik. Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah dalam pengembangan bakat, minat serta kemampuan siswa diantaranya dalam bidang seni rupa. Dalam ekstrakurikuler seni rupa, kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu kegiatan seni lukis, salah satu contohnya melukis objek-objek alam benda (still life) dengan menggunakan teknik opaque berbahan cat akrilik yang dilaksanakan satu kali dalam satu minggu. Dalam penelitian ini peneliti tertarik melakukan penelitian pada kegiatan melukis dengan menggunakan teknik opaque. Teknik Opaque adalah teknik melukis menggunakan cat minyak, cat poster, cat akrilik maupun cat air, dengan kondisi cat dibuat kental, tidak banyak menambah minyak atau air, dan pada saat menggunakan dilakukan dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna yang pekat dan padat. Warna-warna yang digoreskan dapat saling menumpuk.

3 Teknik opaque dengan bahan cat akrilik merupakan salah satu teknik melukis yang cukup sulit dalam pengerjaannya dari teknik melukis lainya karna sifat cat akrilik yang cepat kering, tetapi menjadi sangat menarik jika dapat menguasainya. Memadukan warna serta teknik mencampurkan cat bisa menjadi sulit, namun dibalik itu ada kelebihan dan keuntungan lain dari sifatnya yang cepat kering, yaitu sangat nyaman digunakan untuk tugas yang sifatnya cepat selesai termasuk dikalangan pelajar dimana waktu yang tersedia disekolah sangatlah terbatas. Untuk mencapai sebuah karya yang maksimal dalam konsekuensinya siswa tentunya harus diarahkan dan diharapkan mampu menerapkan teknik opaque dengan benar serta mampu memvisualisasikannya ke dalam bentuk, dalam hal ini bentuk alam benda (still-life), warna, dan gelap terang yang menjadi acuan dalam mewujudkan sebuah hasil karya yang maksimal. Namun pada kenyataannya dalam berkarya seni lukis, siswa dikelas VIII SMP Budi Murni 1 Medan pada kegiatan ekstrakurikuler ternyata belum mampu menerapkan teknik opaque dengan benar seperti apa yang diharapkan tersebut di atas yaitu membuat warna yang bergradasi sesuai objek yang di lukiskan, membuat sapuan kuas yang tebal/tidak transparan sesuai karakter dari cat akrilik. Siswa belum mampu memvisualisasikan teknik opaque ke dalam bentuk, warna dan gelap terang dengan tepat. Hal ini terlihat pada teknik pewarnaan yang masih datar dan belum terlihat kesan gelap terang sebuah objek pada lukisan. Penggunaan air pada cat akrilik yang berlebihan mengakibatkan cat jadi meluber, tidak pekat dan tidak

4 padat bahkan terlihat masih transparan. Hal ini mengakibatkan hasil karya siswa cenderung rendah dan tidak maksimal. Fenomena ini merupakan hal yang menarik bagi peneliti untuk dijadikan fokus penelitian. Untuk lebih memahami proses penerapan teknik opaque, beberapa hal yang harus ditempuh dalam penelitian ini yang pertama melakukan pretest yaitu dengan melihat karya siswa sebelumnya, pretest ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa serta untuk mengetahui kelemahan siswa saat melukiskan objek alam benda (still-life), setelah itu siswa diarahkan melakukan cara penerapan teknik opaque yang benar, antara lain pembuatan gradasi warna, hal ini dilakukan sekaligus melatih spontanitas siswa saat menggoreskan kuas dengan warna dan membentuk suatu gradasi gelap terang sesuai dengan arah pencahayaan pada sebuah objek. Setelah memahami proses pembuatan gradasi warna selanjutnya siswa diarahkan melakukan tes melukis objek alam benda (still-life) atau sering disebut posttest. Langkah tersebut diarahkan untuk meninggalkan kebiasaan tersebut di atas sehingga materi pembelajaran seni rupa dapat diterima dan dipahami seluruh peserta didik. Oleh karena itu penulis memilih judul: Penerapan Teknik Opaque pada karya Seni lukis Still Life siswa kelas VIII SMP Budi Murni 1 Medan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang ditemukan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

5 1. Bahan yang digunakan dalam teknik opaque merupakan cat yang cepat kering yaitu cat akrilik, jadi cukup sulit dalam pengerjaannya terutama pada gradasi warna 2. Sebagian besar siswa belum mampu menerapkan teknik opaque dengan konsekuen sehingga hasil karya siswa cenderung rendah dan tidak maksimal. 3. Sebagian besar siswa belum mampu menerapkan teknik opaque dengan benar dan belum mampu memvisualisasikannya teknik kedalam bentuk, warna dan gelap terang pada sebuah karya 4. Teknik pewarnaan masih datar, kaku dan belum terlihat kesan gelap terang sebuah objek pada lukisan 5. Penggunaan air pada cat akrilik yang berlebihan mengakibatkan cat jadi meluber, tidak pekat dan tidak padat bahkan terlihat masih transparan C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan teoritis, maka peneliti membatasi permasalahan ini pada: 1. Konsekuensi dari hasil karya siswa dalam melukiskan objek alam benda (Still Life) dengan menggunakan teknik opaque berbahan cat akrilik. 2. Kemampuan siswa dalam menerapkan teknik opaque dan memvisualisasikannya ke dalam bentuk, warna, dan gelap terang pada sebuah karya.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian pada siswa kelas VIII ekstrakurikuler seni rupa di SMP Budi Murni 1 Medan yaitu: (1). Apakah penerapan teknik opaque yang dibuat oleh siswa dilakukan dengan konsekuen?, (2). Apakah teknik opaque yang diterapkan mampu memvisualisasikan bentuk, warna, dan gelap terang dalam karya siswa? E. Tujuan Penelitian Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui tingkat keberhasilan teknik opaque yang diterapkan oleh siswa dalam sebuah karya, (2). Untuk memvisualisasikan bentuk, warna, dan gelap terang dalam menggambarkan objek alam benda (still-life) dengan menggunakan teknik opaque. F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian terlaksana, maka diharapkan penelitian ini akan memberi manfaat, baik oleh peneliti itu sendiri, masyarakat, lembaga, atau orang lain. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1. Sebagai sumber dan referensi dalam penelitian lanjutan yang berkaitan dengan karya seni lukis 2. Sebagai bahan tambahan dan referensi pada penggiat seni lukis khususnya yang berada di unimed serta mengetahui sejauh mana perkembangan seni lukis pada tingkat pelajar

7 3. Sebagai masukan dan perbandingan bagi peneliti yang bermasud menjadi penelitian pada permasalahan yang sama 4. Sebagai referensi bacaan tentang seni lukis 5. Menjadi wawasan pengetahuan dan cakrawala bagi peneliti tentang karakteristik lukisan siswa 6. Bagi peneliti, sebagai sarana belajar melakukan penelitian serta menambah pengetahuan tentang seni lukis