BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya, sehingga seseorang berhak untuk mendapatkan hak dasar individu dan haknya sebagai warga negara dalam bidang pelayanan kesehatan. Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, telah menyatakan bahwa Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah tiap upaya yang diselenggarakan tersendiri atau secara bersama dalam sebuah organisasi untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat. Salah satu contoh sarana pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu intansi yang mampu memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sesuai dengan pengertian Rumah Sakit menurut UU no 44 tahun 2009 menyebutkan bahwa, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu masalah yang perlu diantisipasi dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit adalah masalah pembiayaan. Masalah biaya kesehatan (rumah sakit, dokter, obat, dan lain-lainnya) sejak beberapa tahun lalu telah banyak menarik perhatian, tidak hanya dikalangan kedokteran tetapi juga diluar kalangan kedokteran, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga diluar negeri (Sulastomo, 2002). Dalam menanggani masalah tersebut, pemerintah memberikan solusi dengan memberikan Jaminan Kesehatan Sosial untuk masyarakat miskin, dan kurang mampu. Berdasarkan Pasal 34 ayat 2 UUD 1945 "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". 1
Menurut Kepmenkes RI No.316/Menkes/SK/V/2009 menjelaskan bahwa Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat sangat miskin, miskin, dan tidak mampu. Namun, pada Januari 2014, jamkesmas melebur menjadi satu dengan jaminan kesehatan lainnya dalam program JKN (jaminan Kesehatan Nasional) dan resmi berubah namanya menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Dengan adanya perubahan sistem jaminan kesehatan dari pemerintah, terjadi pula perubahan dalam peraturan, penangganan serta alur pelaksanaan pelayanan kesehatan. Alur pelayanan kesehatan, dan proses pengajuan klaim BPJS merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan rumah sakit untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang telah diberikan dengan didukung oleh data dan informasi yang tepat dan akurat dalam bentuk laporan statistik rumah sakit. Huffman (1994), sensus harian pasien rawat inap yaitu jumlah pasien rawat inap pada suatu waktu tertentu ditambah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama. Dalam pembuatan sensus harian pasien rawat inap tersebut harus dilakukan dengan cermat, tepat dan akurat. Sensus harian pasien rawat inap berguna untuk mengetahui jumlah pasien masuk, pasien keluar, dan pasien meninggal. Selain itu, dapat diketahui pula angka lama dirawat (LD) dan jaminan kesehatan yang digunakan oleh pasien saat menjalani masa perawatan. Lama dirawat adalah jumlah hari yang dihitung dari tanggal pasien itu masuk sampai dengan keluar dari rumah sakit dengan keadaaan sembuh, membaik, ataupun meninggal dunia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RS Happy Land, diagnosa CKD termasuk ke dalam 10 besar penyakit pasien rawat inap. Dimana pasien penderita CKD harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Selain itu, Rumah Sakit Happy Land merupakan rumah sakit terakreditasi D yang dimana pada bulan Oktober sampai dengan Desember (Triwulan IV) tahun 2013 belum melayani pasien Askes. Namun, ketika 1 Januari 2014, Rumah Sakit Happy Land bekerja sama dengan BPJS dalam programnya yaitu JKN sehingga secara otomatis, rumah sakit bisa menerima kunjungan pasien Askes atau yang sekarang disebut sebagai BPJS Non PBI. 2
Dari latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata lama dirawat pasien penderita CKD ketika periode jamkesmas di bulan Oktober sampai dengan Desember 2013 dan ketika periode BPJS di bulan Januari sampai dengan Maret 2014 dengan pasien umum pada Triwulan yang sama. Angka lama dirawat dibutuhkan oleh rumah sakit untuk menghitung tingkat efisien pelayanan yang diberikan, penggunaan sarana, kinerja dan mutu pelayanan medis. Dari masalah yang terjadi penulis tertarik membuat laporan penelitian ini dengan judul : Perbedaan Rerata Lama Dirawat (Avlos) Pasien JKN Dan Umum Pada Pasien Penderita CKD Di Rs Happy Land Yogyakarta B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata lama dirawat pasien JKN penderita CKD dan pasien umum di rumah sakit Happy Land Yogyakarta pada periode yang sama. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui jumlah pasien, karakteristik penderita, perbedaan rerata lama dirawat (AvLos) pasien penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yang menggunakan JKN dan umum di Rumah Sakit Happy Land Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah pasien JKN dan umum penderita CKD masingmasingmasing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014 b. Mengetahui jumlah pasien JKN dan umum penderita CKD masing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014 c. Mengetahui perbedaan rerata lama dirawat pasien JKN dan umum penderita CKD masing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014 3
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Happy Land Yogyakarta. b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan serta pengalaman yang berharga secara langsung yaitu di rumah sakit dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh di bangku perkuliahan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan refensi dalam mempelajari rerata lama dirawat pasien khusus pasien JKN dan umum dengan diagnosa CKD. b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan mampu dijajdikan sebagai baan pertimbangan dan alat bantu bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan tema yang hamper sama. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ira Sukmaningrum (2006), tentang Tinjauan Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap di RSUD Yogyakarta. Hasil penelitiannya membahas mengenai pelaksanaan, pengisian data, pengiriman, dan pengolahan data sensus harian pasien rawat inap yang dilakukan secara manual dan sering mengalami keterlambatan pengiriman sensus dari bangsal ke Unit Rekam Medis. Persamaannya adalah samasama menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan tema tentang sensus harian pasien rawat inap. Perbedaan dengan peneliti terletak di objek penelitiannya yang lebih spesifik, dimana peneliti ingin mengetahui perbedaan rerata lama dirawat pasien JKN dan umum penderita CKD masing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014. 4
2. Penelitian yang dilakukan oleh Arroyanti (2011), tentang Pemahaman Petugas Administrasi Bangsal Dalam Pelaksanaan Sensus Harian Pasien Rawat Inap Di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang. Hasil penelitiannya membahas mengenai pemahaman petugas administrasi dalam pengisian sensus harian rawat inap. Perbedaanya terletak pada objek penelitian. Dimana peneliti membahas mengenai perbedaan rerata lama dirawat pasien JKN dan umum penderita CKD masing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Dimas Aditya (2012) tentang Perbedaan Lama Perawatan (AvLos) Pasien Umum dan Pasien Askes pada Kasus Stroke dengan Diagnosa Lain di RS Dr. H. Soewondo Kendal. Penelitian ini sama-sama meneliti mengenai rerata lama dirawat pasien. Namun terdapat perbedaan yaitu pasien dengan kasus stroke dengan diagnosa lainnya, sedangkan peneliti ingin mengetahui perbedaan rerata lama dirawat pasien JKN dan umum penderita CKD masing-masing pada Triwulan IV tahun 2013 dan Triwulan I tahun 2014 5