TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PETANI DALAM PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT PEPAYA DI KECAMATAN RANCABUNGUR, BOGOR LIA NAZIRAH

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

I. PENDAHULUAN. Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika. Tengah, Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk ke

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN (PTN 303) PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh:

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

Hama penghisap daun Aphis craccivora

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak. dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pepaya. Famili Caricaceae, Genus Carica dan Spesies Carica papaya L.(Sujiprihati dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

II. TINJAUAN PUSTAKA

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya bersamaan dengan pelayaran bangsa Portugis di abad ke-16 ke berbagai benua dan negara, termasuk Benua Afrika dan Asia. Sekitar abad ke-17, tanaman ini disebarkan di daerah tropis termasuk Indonesia (Kalie 2010). Taksonomi Pepaya Pepaya termasuk kelas Dicotyledonae, ordo Caricales, famili Caricae, genus Carica dan termasuk tumbuhan herba besar dengan biji berkeping dua. Tanaman pepaya dapat mencapai tinggi antara 2-10 m dengan batang bulat dan mempunyai rongga yang berdiameter 10-20 cm dengan jaringan lunak. Daun berselang-seling, tersusun seperti spiral melingkari batang, tunggal, dan menjari. Permukaan daun bagian atas licin dan berwarna hijau tua, sedangkan permukaan bawah daun berwarna agak pucat dan kasar. Tanaman pepaya mempunyai bunga yang khas dengan bentuk bermacam-macam dan dikenal dengan bunga betina, bunga jantan, dan bunga sempurna yang akan menghasilkan bentuk buah yang berbeda (Soegondo 1990). Syarat-syarat Tumbuh Pepaya Tanaman pepaya memerlukan tanah ringan yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase tanahnya baik dengan ph mendekati netral (6-7). Tanaman pepaya membutuhkan iklim yang hangat dengan penyinaran matahari penuh dan langsung setiap hari dan tidak tahan terhadap naungan. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman pepaya berkisar antara 22-26 o C. Tanaman pepaya akan tumbuh baik pada daerah yang mempunyai curah hujan merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

antara 1000-2000 mm/tahun, dengan bulan kering (CH < 60 mm) 3-4 bulan, serta beriklim basah (PKBT 2004). 5 Hama dan Penyakit Penting Pepaya Serangan hama dan patogen merupakan masalah utama dalam budidaya tanaman. Manusia mencoba untuk selalu mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman budidaya mereka dengan berbagai cara, yaitu cara fisik, mekanik, kultur teknik, penggunaan pestisida, dan musuh alami. Berikut ini adalah beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman pepaya. Kutu putih pepaya. Kutu putih pepaya Paracoccus marginatus Williams and Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) berasal dari Amerika Tengah. Kutu putih merupakan hama baru yang menjadi masalah penting pada pertanaman pepaya di Indonesia. Serangga ini diketahui keberadaannya pertama kali pada bulan Mei 2008 pada tanaman pepaya di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat (Muniappan et al. 2008). Kutu putih pepaya ini merupakan serangga polifag dan menjadi hama pada berbagai komoditas buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias. Kisaran inang dari kutu putih ini antara lain pepaya, jeruk, alpukat, terong, kembang sepatu, dan acalypha. P. marginatus merupakan salah satu hama yang banyak menyerang tanaman pepaya, dan menimbulkan kerugian yang besar (Miller dan Miller 2002). Tungau Tetranychus sp.. Tungau ini pertama kali dilaporkan pada tanaman ubi kayu di daerah Jawa dengan nama spesies Tetranychus cinnabarinus (Acarina: Tetranychidae). Selain menyerang tanaman ubi kayu T. cinnabarinus juga menyerang tanaman pepaya. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tungau berupa mengeringnya daun yang terserang. Pada daun yang terserang mula-mula timbul bintik-bintik berwarna kuning pada pangkal daun dan sepanjang pangkal daun. Bintik-bintik kemudian menyebar ke seluruh helai daun, daun menguning seperti karat. Tungau tampak sebagai bintik-bintik merah pada permukaan bawah daun (Kalshoven 1981). Penyakit antraknosa. Penyakit antraknosa merupakan masalah penting dalam usaha tani pepaya, yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum

6 gloeosporioides. Serangan penyakit ini terutama dijumpai di daerah pertanaman pepaya yang mempunyai curah hujan yang relatif tinggi seperti Bogor, dan sekitarnya serta beberapa daerah lain di Jawa Barat. Penyakit antraknosa ini merupakan penyakit yang sudah lama ada dan dikenal di Indonesia, namun ledakan dalam skala yang luas di lapangan baru terjadi akhir-akhir ini. Dari berbagai literatur sebelumnya, antraknosa lebih dikenal sebagai penyakit pasca panen atau penyakit gudang. Perkembangan terakhir berdasarkan pengamatan, selain menyerang buah penyakit ini dapat menyerang batang, pucuk, daun, dan pembibitan. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian besar bahkan terjadi gagal panen (Wiyono dan Manuwoto 2009). Penyakit Busuk akar dan pangkal batang. Penyakit Busuk akar dan pangkal batang adalah penyakit yang cukup penting dan tersebar luas di Indonesia, khususnya di daerah Jawa. Penyakit dapat timbul pada berbagai stadia umur, serta menyerang akar, batang, dan buah. Mula-mula daun bawah layu, menguning, dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok. Seterusnya daundaun yang agak muda menunjukkan gejala yang sama sampai akhirnya tanaman mati. Jika digali, tampak akar-akar lateral membusuk, menjadi massa berwarna coklat tua, lunak, dan sering berbau tidak enak. Pada persemaian pepaya, penyakit ini timbul sebagai penyakit semai (damping off). Pangkal batang membusuk dan tampak seperti selai. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora (Butl.) Butl. (Semangun 2000). Penyakit bercak pada daun. Penyakit bercak pada daun yang disebabkkan oleh Corynespora cassiicola (Berk. et Curt.) Wei. Penyakit ini tersebar luas di daerah-daerah penanaman pepaya diseluruh dunia, meskipun pada umumnya dianggap sebagai penyakit yang kurang merugikan. Gejala pada daundaun bawah terdapat bercak-bercak bulat dengan garis tengah, berwarna coklat muda. dan meluas ke atas, kedaun-daun yang lebih muda. Pusat bercak sering pecah sehingga bercak berlubang. Bercak-bercak pada tangkai daun berbentuk jorong dan diliputi oleh miselium jamur yang berwarna coklat tua. Serangan pada buah menyebabkan terjadinya bercak kecil, coklat tua, dan melekuk pada buah, tetapi bercak tidak menyebabkan tejadinya pembusukan buah (Semangun 2000).

7 Pengendalian Hama Terpadu Salah satu masalah penting yang dihadapi petani dalam budidaya tanaman yaitu serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produksi tanaman baik secara kuantitas maupun kualitas. Berbagai strategi pengendalian telah dikenal mulai dengan penggunaan varietas tahan, musuh alami, cara fisik mekanik, kultur teknik, hingga penggunaan senyawa kimia (pestisida). Di samping itu pemerintah telah membuat peraturan-peraturan dalam bidang perkarantinaan sebagai upaya mencegah masuk dan keluarnya hama dan pathogen tanaman (Dadang dan Prijono 2008). Penggunaan pestisida tidak bijaksana menimbulkan masalah baru seperti pencemaran lingkungan hidup, merugikan kesehatan manusia dan hewan lain, resistensi hama, serta organisme yang bukan sasaran menjadi mati (Untung 2007). Munculnya beberapa masalah ini, menggugah para ahli untuk mencetuskan konsep pengelolaan dan pengendalian hama terpadu (PHT) pada tahun 1950 (Sinaga 2006). Program pelatihan PHT untuk petani dikenal dengan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang didahului dengan pelatihan terhadap petugas pemandu dan memandu para petani SLPHT (Untung 2007). Pelatihan, penyuluhan dan penerapan PHT melalui SLPHT dapat meningkatkan pengetahuan baru dikalangan petani. Pengetahuan ini merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan sikap dan pada akhirnyanya melahirkan perbuatan atau tindakan. Dengan adanya pengetahuan atau wawasan baru di kalangan petani, akan mendorong terjadinya sikap yang akhirnya mendorong terjadinya perubahan perilaku. Sikap petani terhadap inovasi teknologi sangat tergantung dari pengetahuan dan pengalaman lapangan mereka (Suharyanto et al. 2006). Sikap merupakan potensi pendorong yang ada pada individu untuk bereaksi terhadap lingkungan. Sikap tidak selamanya tetap dalam jangka waktu tertentu tetapi dapat berubah karena pengaruh orang lain melalui interaksi sosial. Sikap petani dalam penerapan inovasi baru dalam pertanian juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa,

8 institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi di dalam diri individu. Sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap tindakan berikutnya (Suharyanto et al. 2006). Soekartawi (1988) mengatakan bahwa tindakan penerapan inovasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam diri petani maupun faktor lingkungan. Faktor dari dalam diri meliputi umur, pendidikan, status sosial, pola hubungan sikap terhadap pembaharuan, keberanian mengambil resiko, fatalisme, aspirasi, dan dogmatis (sistem kepercayaan tertutup). Faktor lingkungan meliputi jarak sumber informasi, frekuensi mengikuti penyuluhan, keadaan prasarana dan sarana serta proses memperoleh sarana produksi.