BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

TUGAS ARTIKEL ETIKA PROFESI. Strategi Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAXIMIZING THE MULTI-STAKEHOLDER COLLABORATION TO ACHIEVE THE TARGET OF FOREIGN TOURISTS VISIT TO INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

DAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara-negaara ASEAN dan Cina. Pembukaan pasar ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

SMART WAY TO GET A JOB

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat itu juga membutuhkan hubungan satu sama lainnya, lainnya untuk memenuhi kebutuhan negaranya.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian (Mishkin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

Ringkasan Skripsi. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Unit Usaha di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan UMKM Jawa Barat

Implikasi perdagangan barang dalam ASEAN Free Trade terhadap perdagangan. Intra dan Ekstra ASEAN Tahun Dono Asmoro ( )

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implementasi ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN, DALAM HUKUM DAN BISNIS.

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Peluang dan Tantangan Indonesia Pada ASEAN Economic Community 2015 Rabu, 04 Juni 2014

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Inti dari adanya MEA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri

Assalamu alaikum Wr.Wb., Salam sejahtera bagi kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

Dari AFTA menuju MEA

BAB V PENUTUP. pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN kedalam. hukum nasional Indonesia dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bandung menjadi kota yang memiliki daya saing paling kompetitif dibanding kota-kota lainnya

Menggenjot UMKM dan Pasar Domestik Sebagai Tantangan di MEA Oleh: Mauled Moelyono 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASEAN Economic Community (AEC) atau yang kita kenal dengan

#GusDur

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada KTT ASEAN ke-20 yang dihadiri oleh seluruh anggota yaitu: Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja telah dicapai salah satu kesepakatan penting yang akan mempengaruhi hajat hidup masyarakat anggota ASEAN dengan adanya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) per 31 Desember 2015 lalu. Masyarakat Ekonomi ASEANsebagai suatu bentuk integrasi ekonomi antar negara anggota ASEAN. Siap atau tidaknya setiap negara anggota ASEAN harus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kesiapan ini yang akan menjadi penentu apakah suatu negara tersebut dapat menjadi pemain atau hanya sebagai penonton pada pasar MEA. ASEAN Economic Community merupakan hasil dari Declaration of ASEAN Concord II atau Bali Concord II, yang merupakan keputusan Kepala Negara dari 10 Negara yang tergabung dalam The Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), dimana isi dari deklarasi tersebut salah satunya adalah mensyaratkan sebelum 2015 Asia Tenggara akan menjadi satu pasar tunggal dan basis produksi. Oleh karenanya dalam menghadapi hal tersebut pemerintah Indonesia telah mempersiapkan strategi dalam mengadapi ASEAN Economic Community 2015. Dengan disahkan dan disepakatinya hasil Bali Concord II tersebut maka otomatis Indonesia akan menghadapi fenomena pasar bebas, dimana barang-barang import akan mudah masuk di pasar Indonesia dan ikut

bersaing dengan produk lokal Indoensia sendiri. Namun dari beberapa fakta membuktikan bahwa negara-negara yang mengadakan kesepakatan pasar bebas mengalami peningkatan yang pesat (contohnya: India dan Cina). Peluang- peluang seperti manfaat integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara tujuan investor, negara pengekspor dan sektor jasa yang terbuka. Dengan jumlah penduduk sekitar 40 % penduduk ASEAN yakni 253.370.792 jiwa pada tahun 2015, sehingga jumlah ini menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi negara ekonomi yang produktif dan menjadi pemain di ASEAN. Persiapan yang dilakukan negara kita, tidak terlepas dari persiapan setiap daerah untuk menghadapi MEA termasuk salah satunya kota metropolitan yakni Kota Medan. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare atau 3,6 % dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara dan memiliki jumlah penduduk sebesar 2.465.469 jiwa pada tahun 2015. Kota Medan berbatasan langsung dengan kota-kota atau negara- negara di ASEAN sehingga terkena dampak yg signifikan terutama dalam menghadapi MEA. Pengembangan UMKM menjadi salah satu pedoman untuk tiap negara anggota supaya mengarah pada tujuan AEC 2015. Berkaca dari pengalaman sebelumnya yaitu pada tahun 2010 telah diberlakukannya kerjasama China ASEAN Free Trade Area (CAFTA), salah satu dampak yang muncul adalah membanjirnya produk-produk Cina di pasaran Indonesia. Produk-produk tersebut menjadi pesaing dari produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM Indonesia, seperti misalnya produk keramik, pakaian jadi, produk alas kaki (sepatu/sandal),

mebel, dan produk kerajinan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi produkproduk UMKM Indonesia. Sama halnya dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC, ASEAN Economic Community) pada tahun 2015, hal tersebut juga akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia. Dalam hal ini peningkatan daya saing UMKM menjadi faktor kunci agar mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi MEA 2015. Usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Diakui secara luas bahwa UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang membedakan mereka dari usaha besar, terutama karena UMKM adalah usahausaha padat karya, terdapat di semua lokasi terutama di perdesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal, dan penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah atau miskin. UMKM memiliki kontribusi PDB 59,08 % sebesar 4.869,5 triliun/ tahun dan menyerap tenaga kerja 97,16 % atau sebanyak 107.657.509 jiwa. Pada kota Medan UMKM cukup banyak, dengan jumlah lebih kurang 242.890 UMKM yang terdiri dari jenis usaha perdagangan jasa, industri kerajinan dan aneka usaha lainnya. Namun peran UMKM Kota Medan berkontribusi besar untuk Medan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yakni: 1. Apa saja yang menjadi indikator kekuatan dan kelemahan pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan? 2. Apa saja yang menjadi indikator peluang dan ancaman pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan? 3. Apa dan bagaimana langkah ataupun strategi yang harus disiapkan pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui indikator- indikator yang merupakan kekuatan dan kelemahan pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui indikator- indikator yang merupakan peluang dan ancaman pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan. 3. Untuk menyimpulkan langkah ataupun strategi yang harus dipersiapkan pelaku UMKM dalam implementasi MEA di Kota Medan. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan kesiapan pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di kota Medan.

2. Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. 3. Sebagai referensi bagi penelitian terkait selanjutnya. 4. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.