DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA PIDANA BERDASARKAN PRINSIP KEADILAN BERMARTABAT (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 906/K/PID

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Sejalan dengan ketentuan tersebut, pelepasan dari hukuman terhadap pelaku tindak pidana.

INKONSISTENSI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. (Studi Terhadap Putusan-Putusan Mahkamah Konstitusi)

EKSISTENSI DAN INDEPENDENSI MAHKAMAH KEHORMATAN DEWAN TERKAIT FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP ANGGOTA DPR SKRIPSI. Betaria Siboro NIM:

Penulis Adi Budi Raharjo E

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS MURNI OLEH JUDEX JURIST

TINJAUAN YURIDIS TENTANG UPAH PROSES STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 01/G/2013/PHI.YK. ANTARA ABDUL JALIL MELAWAN HOTEL OGH DONI JOGJA SKRIPSI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN GETAH KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN GETAS SALATIGA

KAJIAN HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.34/PUU-XI/2013 TENTANG PENINJAUAN KEMBALI LEBIH DARI SATU KALI SKRIPSI

2017, No Uqubat dalam perkara jinayah, memiliki substansi yang sama dengan Pasal 197 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum A

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA TERKAIT PENCEMARAN NAMA BAIK PADA PASAL 27 AYAT (3) UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dissenting Opinion sebagai Bentuk Kebebasan Hakim dalam Membuat Putusan Pengadilan guna Menemukan Kebenaran Materiil

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

TINJAUAN TENTANG PENGAJUAN KASASI PADA PEMIDANAAN TERHADAP KORPORASI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI BIDANG TELEKOMUNIKASI

SKRIPSI. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana FIKE CAHYANING TIGAS MURWOKO NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan hukum dan penegakkan hukum yang sah. pembuatan aturan atau ketentuan dalam bentuk perundang-undangan.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

NILAI-NILAI POSITIF DAN AKIBAT HUKUM DISSENTING OPINION DALAM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI

SKRIPSI. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana DEVINTA RAMADANI SUTRISNA NIM :

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

EKSISTENSI DAN TOLOK UKUR PEMBENTUKAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG (PERPPU) DALAM KONSTITUSI DI INDONESIA. Tesis

PERTIMBANGAN HAKIM PERADILAN MILITER DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANGGOTA TNI (Studi Kasus Perkara No : PUT/18-K/PMT III/AD/VII/2008) SKRIPSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

Ringkasan Putusan.

SKRIPSI. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana DIMAS PUTRA NAGARA NIM :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Kemandirian dan kemerdekaan dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas. Dalam menyelesaikan Jenjang Strata I (S1) Ilmu Hukum Dengan Kekhususan HUKUM PIDANA

PENGATURAN DIVERSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DALAM PERSPEKTIF KEPENTINGAN TERBAIK ANAK

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara Hukum. Maka guna mempertegas prinsip Negara Hukum,

Prosedur berperkara di Mahkamah Konstitusi

: PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI

HARMONISASI PENGATURAN PENAHANAN DALAM KUHAP DENGAN PRINSIP-PRINSIP HAM DALAM ADMINISTRASI PERADILAN SKRIPSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 155)

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

SKRIPSI MUKTI ADHI RAHARJO NIM : PEMBIMBING. M. Haryanto, SH., M.Hum

KOORDINASI KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KEHUTANAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KEHUTANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 14 TAHUN 2004 (14/2004) TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Penulisan Hukum. (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk. Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI MALUKU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality

ANALISIS KEWENANGAN PERBAIKAN AMAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berhak untuk mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum (equality before

ANALISIS HUKUM PIDANA HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MELAKSANAKAN PROFESINYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh :

BAB V PERTIMBANGAN HUKUM. Pertimbangan Hukum Pengadilan Negeri Bantul Dalam Perkara Pencurian

TINDAK PIDANA ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN BERANAK DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO K/PID/2010 SKRIPSI

P U T U S A N No. 777 K/Pid/2003

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

PERANAN PENYIDIK DALAM PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA FIDUSIA SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

( Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 161 K/ Pid.Sus/2014 ) Penulisan Hukum. (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk

EFEK RISENSI DALAM KEPUTUSAN AUDIT : DISKUSI KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MITIGASI. Oleh : DEVINA THERESIA NIM : KERTAS KERJA

UU 13/2004, PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI BANGKA BELITUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum merupakan penyeimbang masyarakat dalam berperilaku. Dimana

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PARTAI POLITIK (Studi Kasus Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Kudus Perkara Perdata Nomor 22/Pdt.G/2012/PN.Kds).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB III PENUTUP. praperadilan, maka dapat disimpulkan bahwa: akan memeriksa tuntutan tersebut. Tata cara atau acara dalam proses pemeriksaan

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN. TINGGI ATAS PERKARA No. 40/PDT.G/1992/PT.PDG SKRIPSI. Anggoro Adhi Priambodo NIM :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LARANGAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PRAPERADILAN

I. PENDAHULUAN. putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada bab sebelumnya, maka. dapat diambil kesimpulan bahwa dalam hukum positif di Indonesia,

Transkripsi:

DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA PIDANA BERDASARKAN PRINSIP KEADILAN BERMARTABAT (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 906/K/PID.SUS/2012 DAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 996/K/PID/2010) SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Clara Beryl Elvaretta Gulo NIM: 312012042 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Mei 2016

Kata Pengantar Skripsi ini berjudul Dissenting Opinion dalam Putusan Perkara Pidana Berdasarkan Prinsip Keadilan Bermartabat (Studi Kasus Putusan Mahkamah agung Nomor 906/K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 996/K/Pid/2010). Latar belakang penulisan skripsi ini berkaitan dengan keinginan penulis untuk menganalisis adanya keadilan bermartabat yang tercermin dalam dissenting opinion di Putusan Mahkamah Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, serta menganalisis pola pandang hakim yang majority opinion dan minority opinion saat memutus perkara pidana. Penulisan pada Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang masalah dan gambaran umum mengenai dissenting opinion, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian. Bab II akan menguraikan tentang Pembahasan. Bab ini akan membahas tentang tinjauan pustaka yang terbagi atas tinjauan teori keadilan bermartabat, tinjauan indepenensi peradilan, tinjauan putusan pengadilan dan tinjauan dissenting opinion. Serta pembahasan mengenai hasil penelitian yang menguraikan analisis prinsi keadilan bermartabat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 906 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 996/K/Pid/2010. Selanjutnya dalam Bab III berisi kesimpulan yang menjawab rumusan masalah dan saran terhadap penegakan hukum, baik hakim dalam mewujudkan keadilan didalam putusan yang dissenting opinion. Salatiga, Mei 2016 Clara Beryl Elvaretta Gulo

Abstrak Perbedaan pendapat atau dissenting opinion merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan manusia terlebih hakim sebagai wakil Tuhan, dalam memberikan putusan. Hal tersebut sebagai wujud dari independensi kekuasaan kehakiman yang telah dijamin dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Suatu putusan pengadilan yang diawali dengan irah Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa menjadikan putusan hakim sebagai suatu puncak atau mahkota yang berlandaskan keadilan. Akan tetapi dengan terjadinya dissenting opinion dalam pengambilan putusan hakim menunjukan bahwa hakim dalam pengambilan putusan memiliki pola pemikiran yang berbeda-beda. Sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, apabila terjadi dissenting opinion, maka suara terbanyak (majority opinion) yang dipilih, sedangkan beberapa dissenting opinion dalam putusan pengadilan justru telah mencerminkan keadilan bermartabat. Keadilan bermartabat merupakan keadilan yang menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus dijamin hak dan martabatnya, atau keadilan yang memanusiakan manusia, keadilan yang nge wong ke wong. Dengan demikian, tidak selamanya suara hakim minority opinion tidak mencerminkan sebuah keadilan salah satunya tercermin dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 906/K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 996/K/Pid/2010. Karena perbedaan pola pandang tersebutlah hakim harus dapat memberikan putusan yang sesuai dengan hati nurani, yang dapat menghasilkan suatu keadilan bermartabat. Kata Kunci : Dissenting opinion, Independensi Kekuasaan Kehakiman, Keadilan Bermartabat.

DAFTAR ISI Ucapan Terimakasih... i Kata Pengantar... iii Daftar Peraturan/Kasus... vi Abstrak... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 13 C. Tujuan Penelitian... 13 D. Manfaat Penelitian... 14 E. Metode Penelitian... 14 F. Sistematika Penulisan... 16 BAB II PEMBAHASAN I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Keadilan Bermartabat 1. Hakikat Teori Keadilan Bermartabat... 17 2. Pengertian Keadilan Bermartabat... 20 B. Tinjauan Independensi Kekuasaan Kehakiman 1. Pengertian Independensi Kekuasaan Kehakiman... 26 2. Wujud Independensi Kekuasaan Kehakiman... 29 C. Dasar Pertimbangan Hakim... 36 D. Putusan Pengadilan 1. Pengertian Putusan Pengadilan... 40 2. Pengambilan Putusan Hakim... 43 3. Bentuk Putusan Hakim... 45 4. Upaya Hukum... 49 E. Tinjauan Dissenting Opinion 1. Pengertian Dissenting Opinion... 51 2. Perkembangan Dissenting Opinion a. Dissenting Opinion dalam Sistem Common Law... 54 b. Dissenting Opinion dalam Sistem Civil Law... 57

II. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PUTUSAN HAKIM A. Hasil Penelitian Putusan Mahkamah Agung Nomor 906K/Pid.Sus/2012 1. Kronologi Perkara... 62 2. Alasan Pengajuan Kasasi... 64 3. Pertimbangan Hukum Hakim Majority Opinion... 66 4. Pertimbangan Hukum Hakim Dissenting Opinion... 68 5. Putusan Hakim... 63 B. Analisis Prinsip Keadilan Bermartabat dalam Dissenting Opinion Putusan Mahkamah Agung Nomor 906 K/Pid.Sus/2012 1. Analisis Pertimbangan Hukum Majority Opinion... 72 2. Analisis Pertimbangan Hukum Dissenting Opinion... 77 C. Hasil Penelitian Putusan Mahkamah Agung Nomor 996/K/Pid/2010 1. Kronologi Perkara... 84 2. Alasan Pengajuan Kasasi... 86 3. Pertimbangan Hukum Hakim Majority Opinion... 88 4. Pertimbangan Hukum Hakim Dissenting Opinion... 89 5. Putusan Hakim... 90 D. Analisis Prinsip Keadilan Bermartabat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 996/K/Pid/2010 1. Analisis Pertimbangan Hukum Majority Opinion... 91 2. Analisis Pertimbangan Hukum Dissenting Opinion... 92 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 96 B. Saran... 98 DAFTAR BACAAN... 99

2024 © DocPlayer.info Pengaturan dan alat privasi | Ketentuan | Tanggapan