PERANCANGAN INSTRUKSI KERJA DOKUMEN DAN VISUAL PADA MESIN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE

dokumen-dokumen yang mirip
Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Materi 2. Menghidupkan Mesin Frais CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

MODUL CNC- 5. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Mengoperasikan Mesin Bubut CNC

Prinsip Kerja dan Pengoperasian

MODUL CNC-2. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY. KEGIATAN BELAJAR : Menghidupkan Mesin Bubut CNC

SETTING TITIK-TITIK REFERENSI PADA MESIN CNC ET-242 (Titik Nol Benda, dan Titik Nol Pahat)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Materi 1. Mengenal Bagian-bagian Utama Mesin Bubut CNC, Panel Kontrol Sinumerik 802 S/C base line, dan tata nama sumbu koordinat

Modul Teknik Pemesinan Frais CNC

ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi Kasus di Laboratorium SSML)

MATERI KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MATERI PPM PENGOPERASIAN MESIN CNC ET-242 (Sistem Persumbuan dan Tombol pengendali Mesin) Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

MATERI KULIAH CNC Instruksi pengoperasian Mesin Frais CNC

Materi 3 Seting Benda Kerja, Pahat, dan Zero Offset Mesin Bubut CNC Tujuan :

SISTEM OPERASI DAN PEMROGRAMAN SINUMERIK 802 C BASE LINE CNC MILLING

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

MODUL CNC MILLING DENGAN SWANSOFT CNC SIMULATOR

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

B A B I I LANDASAN TEORI

TUTORIAL DESAIN DRILL BERTINGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MASTERCAM X5 & SWANSOFT CNC SIMULATOR

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-04 PROSES NON KONVENSIONAL II

Materi 5. Mengoperasikan mesin bubut CNC untuk membuat benda kerja

Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN LATHE CK6132D

(Sumber :

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lubang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

Panduan Instalasi Program (Setup) Mesin CNC Virtual/Simulator

Gambar I. 1 Mesin Bubut

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB I PENDAHULUAN. machining adalah proses pemotongan bahan dengan memanfaatkan energi

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN CNC TU-3A

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

Secara garis besar mesin Milling CNC dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING

TUTORIAL CNC BUBUT STEP. Setelah mempelajari tutorial ini mahasiswa memiliki kompetensi:

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Layar ini akan muncul ketika pengguna memilih icon Latihan Soal. Pada Latihan Soal

Pengoperasian Mesin Drilling and Routing PCB Tipe CCD MW

BAB III ANALISA DAN PERANCAGAN

Pengaruh Wire Tension Electrode Pada Mesin Wire EDM Terhadap Kepresisian Pemotongan

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. software aplikasi harus diinstallkan ke laptop adalah Autodesk 3D Max 2010

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN. 4.1 Pengujian Program Pengendalian Gerak Meja Kerja Mesin Frais dalam Arah Sumbu x

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

PENYELESAIAN MASALAH LED TELEVISI AQT AQT TROUBLE SHOOTING LED TELEVISION

FEEDER ATTACHMENT UNTUK PERBAIKAN PRODUKTIFITAS PADA SALAH SATU PROSES STAMPING DI INDUSTRI KOMPONEN PRESS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

MATERI PPM PRINSIP KERJA DAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT CNC TU-2A Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN

Gambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]

BAB III ANALISA DAN PERANCAGAN

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIGITAL PADA PRAKTIKUM MESIN KND-100M CNC

MATERI PPM PRINSIP-PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM PADA MESIN MILLING CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

PEMROGRAMAN CNC. Program adalah sejumlah perintah dalam bentuk kode yang dipakai untuk mengendalikan mesin.

PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PROSES PEMESINAN DENGAN AUTOMATIC TOOL CHANGER (ATC) DAN AUTOMATIC PALLET CHANGER (APC)

PEMROGRAMAN CNC TU-2A Penggantian Alat Potong (M06) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN TUTORIAL INTERAKTIF. ini dilakukan sebelum pembuatan tutorial interaktif. Dalam tahap ini, pembuatan tutorial

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

MODUL BUBUT CNC. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi perangkat ajar ini adalah : perangkat ajar bisa terlihat lebih menarik.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

2015 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB DENGAN PENGATURAN POSISI 3D BERBASIS MIKROKONTROLER DAN VISUAL PROGRAMING

Perancangan Ulang User Interface Mesin Parkir Meter Jakarta

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

GOLDENSUN TRAVERSING MACHINE PANDUAN PERSIAPAN

Dalam pengoperasiannya ada tiga jenis pengoperasian yang harus dilakukan pada stasiun bumi pemantau gas rumah kaca ini, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

RETROFIT MESIN BUBUT KONVENSIONAL MENGGUNAKAN KENDALI CNC GSK 928 TE II. Cokorda Prapti Mahandari 1 Gustaman 2. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI JENIS MATERIAL ELEKTRODA TERHADAP PEFORMANSI PEMESINAN DRILLING EDM MENGGUNAKAN EDM TIPE RELAKSASI (RC)

KEGIATAN BELAJAR : Membuat Program di Mesin Bubut CNC

Transkripsi:

PERANCANGAN INSTRUKSI KERJA DOKUMEN DAN VISUAL PADA MESIN ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE Wisnu Mizarvi, Melati Kurniawati, Rispianda Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Bandung Email: melatikurniawati@gmail.com ABSTRAK Dalam mengoprasikan sebuah mesin dibutuhkan instruksi kerja, agar tidak terjadi kesalahan dan kerusakan pada proses produksi. Penelitian ini memahas instruksi kerja dalam bentuk dokumen dan visual. Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembuatan urutan kerja, pembuatan instruksi kerja dokumen dan terakhir membuat instruksi kerja visual dalam bentuk animasi 3D. 1. Pendahuluan Sistem industri merupakan segmen ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang melibatkan kegiatan manufaktur, konstruksi, agrikultur, akuakultur, kehutanan dan pertambangan. Di Indonesia jumlah produksi industri manufaktur semakin bertambah, hal ini menjadikan Indonesia menempati 9 bersar manufaktur dunia (Tempo, 2017). Inti dari industri adalah proses tranformasi yang meningkatkan nilai tambah terhadap produk atau barang. Dalam proses tranformasi yang melibatkan manusia dan mesin diperlukan instruksi kerja untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan standar. Menurut Tathagati (2013) instruksi kerja adalah dokumen yang mengatur secara rinci dan jelas suatu urutan pekerjaan, dan didalamnya merinci langkah-langkah urutasn sebuah aktivitas yang lebih spesifik atau bersifat teknis. Perbedaan antara instruksi kerja dengan prosedur kerja adalah ruang lingkup yang diaturnya, peosedur mengatur sebuah proses yang melibatkan banyak pihak, sedangkan instruksi kerja berlaku pada departemen tertentu. Pengoperasian mesin-mesin dalam bidang manufaktur merupakan salah satu contoh pekerjaan yang memerlukan instruksi kerja. Pengoperasian mesin dalam bidang manufaktur memiliki instruksi kerja yang berbeda-beda, tak jarang setiap mesin yang serupa memiliki instruksi kerja yang berbeda jika tidak memiliki instruksi kerja yang pasti. Tidak adanya instruksi kerja dalam penggunaan suatu mesin industri dapat memakan banyak waktu sehingga dapat berpengaruh pada biaya operasional. Kehadiran instruksi kerja suatu mesin memiliki fungsi sebagai salah satu cara untuk mempermudah pengoperasian suatu mesin dan mempercepat proses penggunaan suatu mesin. Instruksi kerja ini akan memberikan urutan-urutan yang perlu dilakukan oleh pengguna mesin dari awal hingga akhir penggunaan. Institut Teknologi Nasional (Itenas) adalah salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat yang memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yaitu Small Scale Manufacturing Laboratory atau biasa dikenal dengan SSML. SSML merupakan sebuah perusahaan yang dibuat untuk sarana pembelajaran mahasiswa khususnya mahasiswa Teknik Industri Itenas. SSML memiliki beberapa jenis mesin yang biasa digunakan oleh mahasiswa, seperti mesin bubut, mesin frais, mesin bubut CNC, mesin frais CNC dan mesin Electrical Discharge Machine (EDM). Mesin EDM merupakan salah satu mesin yang jarang digunakan oleh orang pada umumnya, karena mesin EDM merupakan mesin yang bekerja tanpa menggunakan alat potong tetapi menggunakan elektroda yang sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan, dan mesin EDM mampu menghasilkan ketelitian hasil yang sangat tinggi dibandingkan dengan mesin lainnya. Mesin EDM pun bekerja secara semi otomatis karena tetap membutuhkan tenaga manusia dalam Journal of Industrial Engineering Management 14

melakukan setting dan pengisian parameter mesin. Mesin EDM memiliki instruksi kerja yang sedikit berbeda dibandingkan dengan mesin mesin yang lainnya, sehingga perlu dibuat instruksi kerja khusus agar penggunakan mesin EDM dapat dimaksimalkan. SSML belum memiliki instruksi kerja yang pasti untuk mesin EDM. Hal ini terlihat dari dua operator mesin EDM yang memiliki prinsip yang sama dalam menggunakan mesin EDM tetapi cara menggunakan mesin tersebut berbeda. Berdasarkan keadaan saat ini yang tanpa adanya instruksi kerja, operator yang hendak menggunakan mesin EDM mengalami kesulitan dalam mengoperasikan mesin tersebut, sehingga mampu meningkatkan resiko kerusakan pada mesin dan mampu membahayakan kesalamatan operator sendiri. Selain mengalami kebingungan dan mampu membahayakan mesin dan operator, tidak adanya instruksi kerja yang pasti pun dapat berakibat pada produk yang hendak dibuat akan mengalami kerusakan dan kecacatan. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan SSML memerlukan suatu instruski kerja pasti, khususnya untuk mesin EDM agar dapat mempercepat dan mempermudah proses pengoperasiannya. Selain instruksi kerja dalam bentuk dokumen, instruksi kerja pun perlu dikemas dalam bentuk visual agar dapat lebih terperinci, mudah dimengerti, dan diingat oleh operator perusahaan. Bentuk visual yang dilakukan dengan menggunakan 3D modelling agar operator dapat melihat instruksi kerja sesuai dengan keadaan mesin yang ada. Pengujian dalam bentuk visual berbeda dengan pengujian hal lain yang sudah memiliki nilai yang pasti. Pengujian visual lebih melibatkan pengelihatan dan perasaan sehingga tidak dapat dinyatakan dalam angka yang pasti, perlu dinyatakan dalam range nilai antara sangat suka hingga sangat tidak suka (bipolar) yang melihat pada jawaban tiap individu (Marczyk, et al., 2005). Menurut Katz (2012) terdapat beberapa aspek-aspek dalam design seperti aspek informasi, aspek kesesuaiaan dana aspek tampilan. Informasi yang ingin disampaikan dalan media visual merupakan salah satu aspek dalam visual yang dapat dinilai. Informasi yang ada dalam visual adalah informasi penyampaian maksud tujuan dari visual, seperti maksud visual, kepentingan visual, dan kebenaran visual. Kesesuaian visual dengan aslinya merupakan aspek lain yang bisa dinilai. Kesesuaian ini dapat berupa bentuk yang sama dengan objek lain, atau bentuk yang serupa dengan suatu deskripsi. Tampilan yang dimaksud adalah seperti bentuk, warna, tekstur, kerumitan, hingga posisi dan detail detail yang ditampilkan. Semakin memiliki tampilan yang sesuai maka kan memiliki nilai yang besar. 2. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahap yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tahapan dilakukan digambarkan memalui diagram alir yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Pengumpulan Data Gambar mesin EDM merupakan tamplan dari mesin TOP EDM MP-50 yang digunakan di SSML dan akan digambarkan instruksi kerja dalam bentuk visualnya. Gambar mesin EDM Top EDM MP-50 dapat dilihat pada Gambar 3.1. Mesin ini terdiri dari meja kerja dan bak mesin yang berfungsi sebagai tempat duddukan benda kerja yang dapatdilihat pada Gambat 3.2. Selain meja terdapat pula Control panel mesin EDM yang berfungsi sebagai pusat kendali mesin EDM dapat dilihat pada Gambar 3.3. Sedangkan Spindel box merupakan komponen mesin EDM yang berfungsi sebagai dudukan cutting tools yang dapatdilihat pada Gambar 3.4. Journal of Industrial Engineering Management 15

Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Komponen Mesin Studi Literatur Pengumpulan Data Urutan Instruksi kerja Di SSML Pengumpulan Data Urutan Instruksi kerja Di Polman Gambar 3.2 Meja Kerja dan Bak Mesin Pengolahan Data Pembuatan Instruksi Kerja Dokumen Pembuatan Instruksi Kerja Visual Analisis Perancangan Instruksi kerja Kesimpulan Akhir Gambar 2.1. Diagram Alir Penelitian Gambar 3.3 Control Panel Gambar 3.4 Spindle Box Gambar 3.1 Mesin TOP EDM MP-50 3.2 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari mengurutkan instruksi kerja yang ada saat ini, kemudian membuat instruksi kerja, dan tahap terakhir pembuatan visualisasi instruksi kerja. 3.2.1 Urutan Instruksi Kerja Urutan instruksi kerja ini yang ada saat ini merupakan instruksi kerja secara umum didapat dari gabungan antara instruksi kerja yang ada di SSML dan di Politeknik Manufaktur Journal of Industrial Engineering Management 16

Bandung (Polman). Urutan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Urutan instruksi kerja NO AKTIVITAS SUMBER 1. Memeriksa keadaan listrik untuk menjalankan mesin - 2. Memeriksa keadaan cairan dielektrik terhadap kebersian cairan, dan kecukupan - cairan 3. Memeriksa keadaan bak mesin terhadap kerapatan dan kebocoran penahan - cairan 4. Memasang benda kerja pada meja kerja dan memasang elektroda yang akan - dipakai pada spindel 5. Menyalakan sumber listrik pada saklar SSML 6. Menekan tombol power mesin dibagian pinggir mesin dan membuka tombol SSML emergency stop 7. Menekan tombol NC yang berwarna kuning, hingga layar monitor menyala SSML 8. Menampilkan tampilan home dengan dua pilihan, menu jog dan machining. Pilih SSML menu jog 9. Memilih kecepetan pergerakan sumbu z antara slow, mid, fast, dan rapid SSML 10. Menekan tombol OT, kemudian mengatur nol sumbu z menggunakan remot SSML kontrol yang tersedia dengan kecepatan yang telah diatu sebelumnya 11. Menekan tombol z kemudian 0 dan enter untuk membuat koordinat z menjadi SSML nol 12. Menekan x, 0, enter dan Menekan y, 0, enter secara berurutan untuk mengatur nol SSML pada sumbu x dan y 13. Menekan tombo menu untuk menampilkan menu utama SSML 14. Memilih menu machining pada menu utama SSML 15. Mengisi parameter z (sesuai dengan nilai kedalaman, disesuaikan dengan bentuk SSML cetakan yang hendak dibuat) 16. Mengisi parameter a (nilai 1, 2, 3, 4, 5 yang ditampilkan sesuai dengan bahan SSML baku dan elektroda yang digunakan) 17. Mengisi parameter b (nilai pengaturan amper pemakanan) Polman 18. Mengisi parameter c (nilai toleransi terhadap keddalaman pemakanan) SSML 19. Mengisi parameter d (nilai toleransi pada sisis kiri dan kanan pemakanan) SSML 20. Mengisi parameter e (nilai 0 sebagai ketetapan) SSML 21. Mengisi parameter f (nilai 0 sebagai ketetapan) SSML 22. Mengisi parameter g (nilai jarak antara permukaan atas benda kerja dengan SSML ujung bawah elektroda) 23. Mengisi parameter h (nilai lamanya elektroda akan berada di benda kerja atau SSML memakan benda kerja) 24. Mengisi parameter i (nilai kecepatan pergerakan spindel) SSML 25. Mengisi parameter j (nilai waktulamanya elektroda tidak memakan benda kerja) SSML 26. Menekan F8 di kontak tombol untuk menampilkan pilihan optional SSML 27. Menekan F1 untuk memilih keadaan cairan dielektrik pada saat proses SSML berlangsung, dialiri atau digenangi cairan dielektrik 28. Menekan tombol pump menjadi on SSML 29. Menekan tombol cycle menjadi on SSML 30. Proses akan berlangsung selama pengaturan parameter SSML Tabel 3.1. Urutan instruksi kerja (lanjutan) NO AKTIVITAS SUMBER 31. Menunnggu proses hingga selesai, kemudian elektroda akan bergerak dengan SSML sendirinya pada sumbu z jika proses telah berakhir 32. Jika proses telah berakhir matikan mesin dan lepas benda SSML Journal of Industrial Engineering Management 17

3.2.2 Instruksi Kerja Penyusunan instruksi kerja berdasarkan hasil pengamatan dan instruksi kerja secara umum yang ada pada sub subbab sebelumnya. Instruksi kerja yang telah tersusun dapat dilihat pada Tabel 3.2. 3.2.3 Tahap Pembuatan Visualisasi Proses visualisasi merupakn proses pembuatan tiruan benda nyata menjaddi bentuk animasi (permodelan) yang sesuai dengan keadaan aslinya. Permodelan ini digerakan sesuai dengan peergerakan yang sesuai dengan pergerakan instruksi kerja dokumen. Proses visualisasi ini kemudian disimpan dalam bentuk video yang menampilkan pergerakan sesuai dengan benda asli. Data yang digunakan dalam pembuatan istruksi kerja visual ini adalah instruksi kerja dokumensebagai dasar pembuatan visualdan gambar mengenai meddia yang akan divisualisasikan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Solidwork yang digunakan untuk pembuatan modelling mesin, 3D Studio Max yang digunakan untuk membuat animasi modelling, dan Sony Vegas 13 Pro yang digunakan untuk tahap akhir editing. Tabel 3.2 Instruksi Kerja UNIT KERJA: NOMOR : IK/01/2016 Mesin EDM REVISI KE : - JUDUL: BERLAKU TMT : 2016 Pengoprasian Mesin EDM HALAMAN : 1 I. REFRENSI 1. Instruksi kerja pengoprasian Mesin EDM Politekni Manufaktur II. KUALIFIKASI PELAKSANAAN/SPEFIKASI ALAT 1. Mesin Electrical Dischiningdi SSML degan jenis TOP EDM MP-50 III. INSTRUKSI KERJA A. Loading 1. Periksa keadaan listrik untuk menjalankan mesin 2. Periksa keadaan cairan dielektrik terhadap kebersian cairan, dan kecukupan cairan 3. Periksa keadaan bak mesin terhadap kerapatan dan kebocoran penahan cairan 4. Pasang benda kerja pada meja kerja dan memasang elektroda yang akan dipakai pada spindel B. Setup 1. Menyalakan sumber listrik pada saklar 2. Menekan tombol power mesin dibagian pinggir mesin dan membuka tombol emergency stop 3. Menekan tombol NC yang berwarna kuning, hingga layar monitor menyala 4. Menampilkan tampilan home dengan dua pilihan, menu jog dan machining. Pilih menu jog 5. Memilih kecepetan pergerakan sumbu z antara slow, mid, fast, dan rapid Tabel 3.2 Instruksi Kerja (Lanjutan) UNIT KERJA: NOMOR : IK/01/2016 Mesin EDM REVISI KE : - JUDUL: BERLAKU TMT : 2016 Pengoprasian Mesin EDM HALAMAN : 1 Journal of Industrial Engineering Management 18

6. Menekan tombol OT, kemudian mengatur nol sumbu z menggunakan remot kontrol yang tersedia dengan kecepatan yang telah diatu sebelumnya 7. Menekan tombol z kemudian 0 dan enter untuk membuat koordinat z menjadi nol 8. Menekan x, 0, enter dan Menekan y, 0, enter secara berurutan untuk mengatur nol pada sumbu x dan y 9. Menekan tombo menu untuk menampilkan menu utama 10. Memilih menu machining pada menu utama 11. Mengisi parameter z (sesuai dengan nilai kedalaman, disesuaikan dengan bentuk cetakan yang hendak dibuat) 12. Mengisi parameter a (nilai 1, 2, 3, 4, 5 yang ditampilkan sesuai dengan bahan baku dan elektroda yang digunakan) 13. Mengisi parameter b (nilai pengaturan amper pemakanan) 14. Mengisi parameter c (nilai toleransi terhadap keddalaman pemakanan) 15. Mengisi parameter d (nilai toleransi pada sisis kiri dan kanan pemakanan) 16. Mengisi parameter e (nilai 0 sebagai ketetapan) 17. Mengisi parameter f (nilai 0 sebagai ketetapan) 18. Mengisi parameter g (nilai jarak antara permukaan atas benda kerja dengan ujung bawah elektroda) 19. Mengisi parameter h (nilai lamanya elektroda akan berada di benda kerja atau memakan benda kerja) 20. Mengisi parameter i (nilai kecepatan pergerakan spindel) 21. Mengisi parameter j (nilai waktulamanya elektroda tidak memakan benda kerja) 22. Menekan F8 di kontak tombol untuk menampilkan pilihan optional 23. Menekan F1 untuk memilih keadaan cairan dielektrik pada saat proses berlangsung, dialiri atau digenangi cairan dielektrik C. Proses 1. Menekan tombol pump menjadi on 2. Menekan tombol cycle menjadi on 3. Proses akan berlangsung selama pengaturan parameter 4. Menunnggu proses hingga selesai, kemudian elektroda akan bergerak dengan sendirinya pada sumbu z jika proses telah berakhir D. Unloading 1. Jika proses telah berakhir matikan mesin dan lepas benda IV. LAMPIRAN 4. Analisis Setelah melakukan pembuatan instruksi kerja berupa dokumen dan instruksi kerja berupa visual, dilakukan analisis terhadap pengguna (14 orang). Analisis ini digunakan untuk melihat seberepa besar peran instruksi kerja yang telah dibut dalam membantu operator mengoprasikan mesin EDM. 4.1 Analisis Perancangan Instruksi Kerja Dokumen Data hasil pengujian instruksi kerja dokumen terhadap 14 responden dapat dilihat pada Tabel 4.1. Journal of Industrial Engineering Management 19

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Instruksi Kerja Dokumen NO PERNYATAAN SANGAT TIDAK JAWABAN RESPONDEN TIDAK SANGAT 1 Tahap dalam instruksi kerja dokumen mudah dipahami oleh operator - 14,28% 57,14% 28,57% 2 Bahasa penulis yang terdapat pada instruksi kerja dokumen mudah dipahami oleh operator - 7,14% 28,57% 64,29% 3 4 Pengoprasian mesin EDM setelah membaca instruksi kerja dokumen dilakukan dengan baik oleh operator Seluruh tahap instruksi kerja dokumen dapat dilakukan oleh operator tanpa ada kendala mesinakibat kesalahan instruksi kerja - 28,57% 21,43% 50% 7,14% 28,57% 7,14% 57,14% 5 Keberadaan instruksi kerja dokumen dapat membantu operator dalam mengoprasikan mesin EDM Dilihat dari hasil pengujian nomor satu 57,14% responden mengatakan bahwa instruksi kerja dokumen mudah dipahami. Hal ini menunjukan bahwa instruksi kerja dokumen dapat dipahami oleh responden dengan mudah dan penjelasan instruksi kerja dokumen yang tidak membuat responden mengalami kebingungan. Namun ada 14,28% yang menjelaskan bahwa responden sedikit mengalami kesulitan dalam memahami, hal ini terjadi karena responden mengalami kesulitan dalam memahami dan membayangkan proses yang dijelaskan dalam instruksi kerja dokumen. Hasil pengujian nomor dua mengatakan 64,29% responden merasa bahasa yang digunakan dalam instruksi kerja dokumen mudah dimengerti oleh mereka. Hal ini menunjukan bahwa bahasa yang digunakan dalam instruksi kerja dokumen tidak membingungkan responden ketika membacanya. Namun 17,4% responden mengatakan bahwa, bahasa yang digunakan cukup sulit dimengerti oleh responden, hal ini diakibatkan instruksi kerja dokumen yang dibuat belum memiliki tata bahasa yang sesuai dengan latar belakang responden. Hasil pengujian nomor tiga dan nomor empat mengatakan responden merasa setelah - 14,28% 21,43% 64,29% membaca instruksi kerja dokumen mereka dapat mengoperasikan mesin sesuai dengan seluruh tahapan yang disebutkan dalam instruksi kerja dokumen tanpa mengalami kendala mesin. Hal ini menunjukan bahwa instruksi kerja dokumen yang dibuat sesuai dengan keadaan dan kondisi mesin yang sebenarnya ketika responden mengoperasikan mesin tersebut. Namun sebagian kecil responden mengatakan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan mesin meskipun telah membaca instruksi kerja dokumen, hal ini disebabkan responden kurang dapat membayangkan proses yang harus dilakukan dan responden mengoperasikan mesin dengan tergesa-gesa. Hasil pengujian terakhir yaitu nomor lima 64,29% responden mengatakan bahwa keberadaan instruksi kerja dokumen dapat membantu ketika pengoperasian mesin. Hal ini menunjukan instruksi kerja dokumen dapat dijadikan sebagai acuan untuk menggunakan mesin EDM ketika mengalami kesulitan. 4.2 Analisis Perancangan Instruksi kerja Visual Data hasil pengujian visualisasi instruksi kerja dokumen terhadap 14 responden dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Pengujian Visualisasi Instruksi Kerja Dokumen Journal of Industrial Engineering Management 20

NO 1 2 3 4 5 PERNYATAAN Visualisasi instruksi kerja mesin EDM sesuai dengan instruksi kerja dokumen Visualisasi instruksi kerja mesin EDMsudah memiliki animasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya pada posisi, bentuk dan warna Visualisasi instruksi kerja mempermudah operator untuk mengoprasikan mesin EDM Visualisasi mampu memberikan informasi yang membuat operator menjadi lebih cepat memahami instruksi kerja dokumen Visualisasi membantu operator dalam memahami instruksi kerja mesin EDM dibandingkan harus membaca instruksi kerja dokumen SANGAT TIDAK JAWABAN RESPONDEN TIDAK SANGAT - 14,28% 42,86% 42,86% - - 14,28% 85,57% - 21,43% 79% 7,14% 21,43% 71,43% - 14,28% 21,43% 64,29% Berdasarkan hasil pengujian nomor enam 42,86% responden merasa instruksi kerja visual sudah sesuai dengan instruksi kerja dokumen. Hal ini dapat mempermudah responden dalam mencerna dan membayangkan proses yang berada dalam instruksi kerja dokumen karena disajikan dalam bentuk visual. Namun 14,28% mengatakan instruksi kerja visual tidak sesuai dengan instruksi kerja dokumen, ketidak sesuaian ini dalam hal positif, karena instruksi kerja dokumen hanya tidak sesuai dengan instruksi kerja visual dalam hal yang mendetail seperti penekanan tombol apa saja yang dilakukan, posisi tombol berada dimana, dan warna tombol apa yang akan ditekan. Pengujian nomor tujuh mengatakan 85,72% responden merasa animasi yang ditampilkan oleh instruksi kerja visual sudah memiliki kesesuaian dengan keadaan yang sebenarnya dalam hal posisi, bentuk, dan juga warna. Hal ini tentu dapat sangat membantu responden ketika mengoperasikan mesin tanpa kebingungan memilih tombol dan menekan tombol. Pengujian nomor delapan dan sembilan mengatakan bahwa responden merasa jauh lebih mudah dan lebih cepat memahami instruksi kerja visual dibandingkan dengan instruksi kerja dokumen. Hal ini dikarenakan instruksi kerja visual dibuat semirip mungkin dengan keadaan sebenarnya seperti bentuk, warna, posisi, sehingga pergerakan yang harus dilakukan saat mengoperasikan mesin dibandingkan dengan membaca instruksi kerja dokumen. Pengujian terakhir mengatakan responden merasa kehadiran instruksi kerja visual lebih membantu kehadirannya dibandingkan dengan instruksi kerja dokumen saat pengoperasian mesin. Hal ini menunjukan >80% responden setuju instruksi kerja visual membantu mereka dalam mengoperasikan mesin, karena dengan kehadiran instruksi kerja visual dalam bentuk animasi membantu responden dalam mengoperasikan mesin dari proses awal hingga akhir dengan bantuan pergerakan, posisi, dan bentu warna tombol dalam animasi tersebut. 5. Kesimpulan Instruksi kerja dokumen yang dibuat berdasarkan hasil persentase pengisian kuesioner menunjukan bahwa, instruksi kerja dokumen mudah dipahami dan memiliki bahasa yang mudah dimengerti. Instruksi kerja dokumen pun mampu membantu pekerjaan dam mempermudah pekerjaan operator. Selain itu Instruksi kerja dokumen pun dinilai selaras dengan jalannya fungsi mesin EDM. Journal of Industrial Engineering Management 21

Instruksi kerja visual yang dibuat berdasarkan nilai persentase pengisian kuesioner menunjukan bahwa instruksi kerja visual sudah sesuai dengan instruksi kerja dokumen dan memiliki bentuk, warna, dan posisi yang sesuai dengan keadaan mesin EDM yang sebenarnya. Instruksi kerja visual pun sudah memberikan informasi yang mudah dipahami dan dapat diterima dengan capat oleh operator. Selain itu instruksi kerja visual dinilai lebih dapat membantu operator dibandingkan dengan instruksi kerja dokumen. Instruksi kerja visual lebih dapat meminimasi terjadinya kesalahan dalam pengoperasian mesin EDM. Instruksi kerja visual lebih dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada operator ketika mengoperasikan mesin EDM baik dalam segi bentuk, warna, posisi, maupun pergerakan yang harus dilakukan. 6. Daftar Pustaka Katz, Joel. 2012. Designing Information. United Statesof America: John Wiley & Sons, Inc Marczyk, Geoffrey, et all. 2015. Essential of Research Design and Methodology. United States of America: John Wiley & Sons, Inc Prasetyo, Wisnu Agung. 2017. Bisnis Tempo.co. https://bisnis.tempo.co/read/news/20 17/06/12/090883851/sejak-2015- indonesia-masuk-9-besar-industrimanufaktur-dunia. Senin, 12 Juni 2017 22:33 WIB Tathagati, A. 2013. Step by Step Membuat SOP. Jakarta: Efata Publishing Journal of Industrial Engineering Management 22