BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 43 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 27 OKT 2008

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2011

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

INSPEKTORAT KOTA. 1. Penyelenggaraan perencanaan program pengawasan; 2. Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRASMIGRASI KABUPATEN JEMBRANA.

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN,

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

Bupati Majalengka PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 48 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

Transkripsi:

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, SOSIAL DAN TRANSMIGRASI BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 1

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4750); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2004 Nomor 3); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Purwakarta (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 7); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2008 Nomor 10); M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, SOSIAL DAN TRANSMIGRASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kabupaten Purwakarta; 2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Purwakarta; 4. Bupati adalah Bupati Purwakarta; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta; 6. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta; 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta; BAB II RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 2 (1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin Dinas dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 2

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi ; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, pelatihan, penempatan tenaga kerja, transmigrasi, pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja, dan pengawasan tenaga d. penyelenggaraan pembinaan ketatausahaan Dinas; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan (3) Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (2), Kepala Dinas mempunyai rincian tugas : 1. menetapkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas; 2. menetapkan program dan kegiatan Dinas; 3. menyelenggarakan pengolahan data dalam perumusan program dan kegiatan tahunan Dinas; 4. menetapkan rencana kerja dan anggaran Dinas; 5. menetapkan dokumen pelaksanaan anggaran; 6. menetapkan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja Dinas; 7. menetapkan laporan akuntabilitas kinerja Dinas; 8. menyusun formasi pegawai sesuai kebutuhan daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. membina dan mengendalikan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian; 10. mengkaji dan merumuskan bahan kebijakan teknis urusan ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi yang meliputi bidang sosial, pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja, dan pengawasan tenaga 11. melakukan koordinasi dalam perumusan kebijakan teknis di bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi; 12. menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi; 13. menyelenggarakan bimbingan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi; 14. memberi informasi dan saran serta pertimbangan kepada Bupati dalam urusan ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi sebagai bahan penetapan dan penerapan kebijakan daerah; 15. menetapkan penyusunan pencapaian standar pelayanan minimal bidang ketenagakerjaan, sosial dan transmigrasi; 16. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis bidang sosial; 17. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 18. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga 19. menetapkan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan tugas bidang pengawasan tenaga 20. menyelenggarakan partisipasi dan pengembangan sosial, rehabilitasi sosial dan bencana alam, dan perlindungan dan bantuan sosial di bidang sosial; 21. menyelenggarakan pelatihan, produktivitas dan pemagangan, penempatan tenaga kerja, dan transmigrasi di bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 3

22. menyelenggarakan kelembagaan hubungan industrial, persyaratan kerja, dan perselisihan hubungan kerja di bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga 23. menyelenggarakan pengawasan norma kerja, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, dan pengawasan jamsostek di bidang pengawasan tenaga 24. melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan bidang sosial, pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja, dan pengawasan tenaga 25. melaksanakan koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan bidang sosial, pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja, dan pengawasan tenaga 26. membina dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang sosial, pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi, pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja, dan pengawasan tenaga 27. menyelenggarakan hubungan kerjasama dan koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga swasta dalam rangka pelaksanaan tugas; 28. membina dan mengendalikan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; 29. mengelola retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 30. menetapkan rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 31. menetapkan laporan prognosis realisasi keuangan; 32. menetapkan penyusunan laporan keuangan semesteran; 33. menetapkan penyusunan laporan keuangan akhir tahun; 34. menyelenggarakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan; 35. membina dan mengendalikan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan Dinas; 36. membina kearsipan dan perpustakaan Dinas; 37. membina dan mengendalikan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan 38. membina dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya; 39. menetapkan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan Dinas; 40. membina, mengawasi dan mengendalikan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-barang inventaris; 41. membina dan mengendalikan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian di lingkungan Dinas; 42. menetapkan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan; 43. menetapkan usulan kenaikan pangkat pegawai, daftar penilaian pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; 44. menetapkan daftar pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional; 45. menetapkan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas; 46. menetapkan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; 47. menetapkan bahan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; 4

48. menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; dan 49. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 3 (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok mengelola urusan kesekretariatan yang meliputi administrasi urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pengelolaan urusan program; b. pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan; c. pelaksanaan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian yang meliputi surat-menyurat, kearsipan, kepegawaian, pengadaan perlengkapan kerumahtanggaan, hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan Sekretariat mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Sekretariat, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengelola penyusunan rencana dan program kerja Dinas, sebagai pedoman pelaksanaan tugas Dinas; 3. mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan, naskah dinas baik yang masuk maupun keluar; 4. mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 5. mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah tangga yang menjadi kebutuhan Dinas; 6. mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas; 7. mengelola administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas; 8. mengelola administrasi kepegawaian Dinas; 9. melaksanakan koordinasi dalam menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen; 10. melaksanakan pengusulan/penunjukan Bendahara dan Pembantu Bendahara; 11. melaksanakan pembinaan, pengarahan dan pengawasan kepada Bendahara; 12. memantau, mengoordinasikan dan melaporkan setiap kegiatan Dinas kepada Kepala Dinas; 13. mengelola perencanaan dan program Dinas; 14. mengelola dan mengoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran lingkup Dinas; 15. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); 16. mengelola retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 5

17. menyusun rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 18. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan kesekretariatan kepada Atasan; 19. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat; 20. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 21. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan, 22. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Subbagian Program Pasal 4 (1) Subbagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan program yang meliputi perencanaan, evaluasi dan pelaporan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Program mempunyai fungsi : b. penyusunan perencanaan program Dinas; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas; d. pelaksanaan pemantauan kegiatan Dinas; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan Subbagian Program mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Program, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan program kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 3. menyusun konsep Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kinerja (RENJA) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas; 4. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA); 5. menyusun usulan rencana anggaran pembangunan sesuai perencanaan dan program Dinas; 6. menyusun konsep pembuatan profil Dinas; 7. menyusun rencana target penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 8. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan perencanaan dan program kepada Atasan; 9. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Program; 10. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 11. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan, 6

12. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Paragraf 2 Subbagian Keuangan Pasal 5 (1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi dan penatausahaan keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Keuangan mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan administrasi dan penatausahaan keuangan Dinas; b. pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi keuangan Dinas; c. pelaksanaan penatausahaan keuangan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Subbagian Keuangan mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Keuangan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan keuangan kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 3. melaksanakan kegiatan administrasi keuangan selaku pejabat penatausahaan keuangan di lingkup Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 4. menyusun dan mengusulkan nama-nama calon Bendahara dan Pembantu Bendahara di lingkup Dinas; 5. membina dan mengawasi bendahara sesuai ketentuan yang berlaku; 6. memimpin dan mengatur pengadministrasian dan pelaksanaan pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil dan honor Non Pegawai Negeri Sipil; 7. mengkoordinasikan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pertanggungjawaban dan pembukuan keuangan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 8. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK; 9. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; 10. meneliti kelengkapan SPP-UP dan SPP-GU kegiatan yang dibiayai oleh APBD di lingkup Dinas; 11. menyiapkan dokumen SPM berdasarkan usulan SPP; 12. meneliti kelengkapan SPJ dan laporan keuangan lainnya; 13. melakukan verifikasi harian atas penerimaan Dinas; 14. menyelenggarakan akuntansi keuangan, meliputi akuntansi penerimaan kas, akuntansi pengeluaran kas, akuntansi asset tetap dan akuntansi selain kas; 15. menyusun laporan berkala realisasi fisik dan keuangan kegiatan APBD di lingkup Dinas; 7

16. menyusun laporan neraca keuangan Dinas setiap triwulan dan akhir tahun; 17. memantau pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja Dinas; 18. mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR); 19. melaksanakan koordinasi/konsultasi masalah keuangan dengan satuan/unit kerja lain yang terkait; 20. melaksanakan pengendalian dan pengawasan keuangan lingkup Dinas; 21. menyusun usulan rencana anggaran pembangunan sesuai perencanaan dan program Dinas; 22. meremajakan data dalam sistem informasi manajemen keuangan Dinas; 23. mengelola penerimaan retribusi yang menjadi kewenangan Dinas; 24. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan keuangan kepada Atasan; 25. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Keuangan; 26. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 27. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 28. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Paragraf 3 Subbagian Umum dan Kepegawaian Pasal 6 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi kehumasan dan dokumentasi, kepegawaian, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis kantor dan keprotokolan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan administrasi umum yang meliputi kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, keperluan alat tulis kantor dan keprotokolan; b. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi umum dan kepegawaian Dinas; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Subbagian Umum dan Kepegawaian, sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan umum dan kepegawaian kepada unit organisasi di lingkup Dinas; 3. mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masuk dan surat keluar sesuai dengan ketentuan Tata Naskah Dinas (TND) yang berlaku; 8

4. melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaan dinas; 5. melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan pegawai dan pembinaan hukum serta ketatalaksanaan pegawai di lingkup Dinas; 6. mengelola administrasi kerumahtanggaan dan perjalanan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 7. melaksanakan administrasi hubungan masyarakat dan protokoler Dinas; 8. melaksanakan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan, perbekalan dan keperluan Alat Tulis Kantor (ATK) di lingkup Dinas; 9. melaksanakan pemeliharaan bangunan, pekarangan, kebersihan, ketertiban dan keamanan Kantor; 10. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pengetikan, penggandaan dan kearsipan; 11. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU); 12. menyiapkan usulan Bendaharawan Barang dan Petugas Inventaris Barang; 13. menyiapkan usulan Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Panitia Pemeriksa Barang/Jasa; 14. melaksanakan urusan administrasi kepegawaian di lingkup Dinas yang meliputi layanan administrasi kenaikan pangkat, Kenaikan Gaji Berkala (KGB), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), data pegawai, Kartu Pegawai (Karpeg), Karis/Karsu, tunjangan anak/keluarga, askes, taspen, taperum, pensiun, membuat usulan formasi pegawai, membuat usulan izin belajar, membuat usulan diklat, kesejahteraan pegawai, penyesuaian ijazah, usulan memberi penghargaan dan tanda kehormatan, memberikan layanan Penilaian Angka Kredit (PAK) Jabatan Fungsional, pembinaan/teguran disiplin pegawai, membuat konsep usulan cuti pegawai sesuai aturan yang berlaku, membuat konsep memberi izin nikah dan cerai, membuat usulan pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan, membuat dan atau mengusulkan perpindahan / mutasi pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku, melaksanakan pengelolaan daftar penilaian pekerjaan pegawai (DP- 3); 15. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan umum dan kepegawaian kepada Atasan; 16. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Subbagian Umum dan Kepegawaian; 17. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 18. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 19. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai Bagian Ketiga Bidang Sosial Pasal 7 (1) Bidang Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai 9

tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pemerintah daerah di bidang sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Sosial mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang sosial; b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang sosial; c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang partisipasi dan pengembangan sosial, rehabilitasi sosial dan bencana alam, dan perlindungan dan bantuan sosial; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan Bidang Sosial mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Bidang Sosial sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan tugas tugas internal di lingkup Bidang Sosial; 3. menyusun bahan perumusan kebijaksanaan teknis sebagai pedoman operasional penyelenggaraan bidang sosial; 4. menyusun bahan penetapan kebijakan bidang urusan sosial; 5. memfasilitasi, sosialisasi, pembinaan teknis, advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan bidang sosial; 6. melaksanakan pengumpulan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan partisipasi, pengembangan, rehabilitasi dan perlindungan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial serta Bencana Alam; 7. melaksanakan partisipasi, pengembangan, rehabilitasi dan perlindungan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 8. melaksanakan pemberian bantuan sosial, penanggulangan bencana dan kepahlawanan; 9. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan bidang sosial; 10. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan sosial kepada Atasan; 11. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Sosial; 12. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 13. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 14. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial Pasal 8 (1) Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sosial yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan partisipasi dan pengembangan sosial. 10

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan partisipasi dan pengembangan sosial; b. pelaksanaan urusan pengelolaan partisipasi dan pengembangan sosial; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang partisipasi dan pengembangan sosial; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman operasional pelaksanaan partisipasi dan pengembangan sosial; 3. melaksanakan perencanaan dan pengkoordinasian aksi sosial bersama dengan organisasi sosial yang bergerak dalam bidang sosial; 4. melaksanakan usaha meningkatkan swadaya sosial masyarakat dalam penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 5. melaksanakan pembinaan kepada kegiatan organisasi, badan, yayasan yang bergerak dalam bidang usaha kesejahteraan sosial; 6. melaksanakan pemberian bantuan terhadap lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial; 7. menyusun pedoman dan petunjuk teknis mekanisme kerjasama lembaga-lembaga sosial, badan dan yayasan sosial; 8. melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan serta pelatihan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat dalam usaha kesejahteraan sosial; 9. melaksanakan pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS); 10. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan partisipasi dan pengembangan sosial kepada atasan; 11. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Partisipasi dan Pengembangan Sosial; 12. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 13. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 14. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 2 Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam Pasal 9 (1) Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sosial yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan rehabilitasi sosial dan bencana alam. 11

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan rehabilitasi sosial dan bencana alam; b. pelaksanaan urusan pengelolaan rehabilitasi sosial dan bencana alam; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang rehabilitasi sosial dan bencana alam; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman operasional pelaksanaan rehabilitasi sosial dan bencana alam; 3. melaksanakan pendataan penyandang masalah sosial kontemporer dan konvensional; 4. melaksanakan pemetaan daerah rawan bencana, pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana serta penanganan pengungsi; 5. melaksanakan rehabilitasi terhadap penyandang masalah sosial kontemporer dan konvensional; 6. melaksanakan rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan/rehabilitasi lingkungan/sanitasi yang buruk serta pembangunan di relokasi korban bencana; 7. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan rehabilitasi sosial dan bencana alam kepada atasan; 8. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Rehabilitasi Sosial dan Bencana Alam; 9. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 10. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 11. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 3 Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial Pasal 10 (1) Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sosial yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan perlindungan dan bantuan sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang urusan perlindungan dan bantuan sosial; b. pelaksanaan urusan pengelolaan perlindungan dan bantuan sosial; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang perlindungan dan bantuan sosial; 12

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang urusan perilindungan dan bantuan sosial; 3. melaksanakan pemberian bantuan sosial terhadap penyandang masalah sosial kontemporer dan konvensional; 4. melaksanakan perlindungan terhadap penyandang masalah sosial kontemporer dan konvensional; 5. melaksanakan pemberian bantuan sosial terhadap para perintis kemerdekaan dan keluarga pahlawan; 6. melaksanakan pembinaan, pelestarian nilai-nilai kepahlawanan dan pemeliharaan Taman Makam Pahlawan; 7. melaksanakan pembinaan dan pemantauan terhadap penyelenggaraan pengumpulan sumbangan sosial dan undian sosial; 8. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan perlindungan dan bantuan sosial kepada atasan; 9. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Perlindungan dan Bantuan Sosial; 10. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 11. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 12. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Bagian Keempat Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pasal 11 (1) Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan pelatihan kerja, pemagangan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi dalam rangka peningkatan potensi Sumber Daya Manusia. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang pelatihan, produktivitas, pemagangan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan 13

Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan tugas tugas internal di lingkup bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 3. menyusun bahan perumusan kebijaksanaan teknis sebagai pedoman operasional penyelenggaraan pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 4. menyusun bahan penetapan kebijakan bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 5. memfasilitasi, sosialisasi, pembinaan teknis, advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 6. melaksanakan pembinaan terhadap lembaga pelatihan kerja, lembaga pelaksana program pemagangan dan lembaga penempatan tenaga 7. melaksanakan pembinaan dan monitoring pelaksanaan transmigrasi; 8. melaksanakan pembinaan kualitas dan produktivitas tenaga 9. melaksanakan pembinaan dan monitoring Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP); 10. merumuskan konsep kebijakan teknis yang meliputi pedoman, petunjuk teknis dan peraturan lainnya di bidang pelatihan, produktivitas, pemagangan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 11. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di bidang pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi; 12. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pelatihan, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi penduduk kepada atasan; 13. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 14. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 15. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 16. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan Pasal 12 (1) Seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan; 14

b. pelaksanaan urusan pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai Seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan urusan pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan; 3. memberikan layanan informasi pelatihan kerja, produktivitas dan pemagangan; 4. melaksanakan pendataan, monitoring dan bimbingan teknis kepada usaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan produktivitas 5. menyiapkan materi penyuluhan dan melaksanakan bimbingan teknis kepada tenaga kerja dalam rangka peningkatan kualitas dan produktivitas 6. melaksanakan pendataan, monitoring dan bimbingan teknis kepada instruktur dan pengelola lembaga pelatihan kerja dalam rangka standarisasi lembaga pelatihan 7. melaksanakan penyuluhan dan bimbingan produktivitas tenaga 8. menyiapkan bahan dan materi pembinaan pemagangan untuk meningkatkan kualitas kerja peserta magang; 9. melaksanakan pendataan, monitoring dan pembinaan terhadap peserta pemagangan dan lembaga pelaksana program pemagangan agar sesuai program yang ditetapkan; 10. menyusun Program Uji Kompetensi (UJK) sesuai standar yang berlaku; 11. melaksanakan program pemagangan di dalam dan di luar negeri; 12. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan; 13. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pelatihan kerja, produktivitas tenaga kerja dan Pemagangan kepada Atasan; 14. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Pelatihan, Produktivitas dan Pemagangan; 15. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 16. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 17. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 2 Seksi Penempatan Tenaga Kerja Pasal 13 (1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang 15

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan penempatan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Purwakarta. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis bidang penempatan tenaga b. pelaksanaan urusan penempatan tenaga c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang penempatan tenaga d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Penempatan Tenaga Kerja mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja Seksi Penempatan Tenaga Kerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis penempatan tenaga 3. memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada pencari kerja dan pengguna tenaga kerja melalui mekanisme antar 4. melaksanakan pendaftaran pencari 5. melaksanakan pencarian lowongan pekerjaan ke lembaga pengguna tenaga 6. mengumpulkan dan mengolah data IPK; 7. menyajikan dan menyebarluaskan IPK; 8. melaksanakan pemasaran tenaga 9. melaksanakan penempatan melalui sistem Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN); 10. melaksanakan bimbingan dan penyuluhan terhadap Bursa Kerja Khusus (BKK), Lembaga Pelayanan dan Penempatan Swasta (LPPS), Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) /kantor cabang serta pembinaan terhadap petugas lapangan PPTKIS; 11. melaksanakan bimbingan dan penyuluhan jabatan kepada lembaga bursa kerja dan satuan pendidikan formal; 12. melaksanakan pendataan, bimbingan dan pembinaan terhadap tenaga kerja khusus ( penyandang cacat, lansia dan wanita); 13. melaksanakan perijinan TKWNAP; 14. melaksanakan pembuatan rekomendasi pengurusan paspor TKI dan ijin tinggal TKWNAP; 15. melaksanakan monitoring dan pembinaan terhadap pengguna TKWNAP; 16. melaksanakan penciptaan lapangan kerja baru melalui system padat karya, teknologi tepat guna menuju usaha mandiri; 17. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan penyuluhan kepada calon wirausaha baru dalam rangka usaha mandiri; 18. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di Seksi Penempatan Tenaga Kerja; 19. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan penempatan tenaga kerja kepada Atasan; 20. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Penempatan Tenaga Kerja; 21. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 22. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 16

23. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 3 Seksi Transmigrasi Pasal 14 (1) Seksi Transmigrasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan dan penanganan urusan ketransmigrasian. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Transmigrasi mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan dan penanganan ketransmigrasian; b. pelaksanaan urusan pelayanan dan penanganan ketransmigrasian; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang pelayanan dan penanganan ketransmigrasian; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Transmigrasi mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja seksi transmigrasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pelayanan dan penanganan ketransmigrasian; 3. membuat naskah kerjasama antar daerah dalam perpindahan dan penempatan transmigrasi; 4. melaksanakan penjajagan kerjasama dengan daerah Kabupaten/Kota; 5. melaksanakan pendaftaran dan seleksi calon transmigrasi skala kabupaten; 6. menetapkan status calon transmigrasi skala kabupaten; 7. meningkatkan ketrampilan dan keahlian calon transmigrasi skala kabupaten; 8. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan penempatan transmigrasi; 9. melaksanakan Komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian; 10. meningkatkan motivasi perpindahan transmigrasi; 11. menyamakan persepsi, kesepahaman dan kesepakatan mengenai pembangunan ketransmigrasian; 12. mengidentifikasi dan menganalisis keserasian penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan; 13. menyusun rencana pengerahan dan fasilitas perpindahan transmigrasi; 14. melayanai pengaturan pengangkutan penempatan dan adaptasi lingkungan dan konsolidasi penempatan transmigrasi; 15. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di Seksi Transmigrasi; 16. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan ketransmigrasian kepada Atasan; 17

17. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Transmigrasi; 18. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 19. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 20. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Bagian Kelima Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja Pasal 15 (1) Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pemerintah daerah di bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang kelembagaan hubungan industrial, persyaratan kerja dan perselisihan hubungan industrial; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. mengkoordinasikan tugas tugas internal di lingkup bidang pembinaan dan kesejahteraan tenaga 3. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman penyelenggaraan urusan pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja yang meliputi kelembagaan hubungan industrial, persyaratan kerja dan perselisihan hubungan industrial; 4. memfasilitasi, sosialisasi, pembinaan teknis, advokasi, supervise dan konsultasi pelaksanaan pengelolaan pembinaan dan kesejahteraan tenaga 5. memberikan penyuluhan dan monitoring ke perusahaan-perusahaan tentang tata cara pembentukan LKS Bipartit.; 6. melaksanakan sosialisasi tata cara pembentukan serikat pekerja/serikat buruh; 7. melaksanakan pembinaan kepada serikat pekerja/serikat buruh; 8. melaksanakan rapat rutin LKS Tripartit; 9. melaksanakan verifikasi dan pencatatan serikat pekerja/serikat buruh; 10. melaksanaan pembinaan pembuatan Perjanjian Kerja (PK); 11. melaksanakan pembinaan pembuatan dan pengesahan Peraturan Perusahaan (PP); 18

12. melaksanakan pembinaan pembuatan dan pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB); 13. melaksanakan pembinaan pengupahan; 14. melaksanakan pembinaan tata cara penyerahan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak ketiga (outsourcing); 15. melaksanakan pembinaan sarana peningkatan kesejahteraan tenaga 16. melaksanakan monitoring/pemantauan pelaksanaan syarat-syarat 17. melaksanakan pembinaan dan penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan kepada pekerja dan pengusaha; 18. memberikan pelayanan dan konsultasi mengenai persyaratan kerja kepada pekerja dan pengusaha; 19. membantu penyelesaian kasus mogok kerja dan atau penutupan perusahaan (lockout); 20. melaksanakan pembinaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara bipartit; 21. menerima dan melayani pengaduan Perselisihan Hubungan Industrial atau PHK; 22. melaksanakan pencatatan perselisihan hubungan industrial; 23. mengidentifikasi dan menganalisa kasus perselisihan hubungan industrial; 24. membuat jadual dan melaksanakan sidang mediasi; 25. membuat anjuran tertulis kepada pihak-pihak yang berselisih; 26. membantu pembuatan perjanjian bersama; 27. memantau pelaksanaan perjanjian bersama atau anjuran; 28. melakukan monitoring dan deteksi dini kondisi ketenagakerjaan; 29. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan pembinaan dan kesejahteraan tenaga kerja kepada atasan; 30. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja; 31. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 32. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 33. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai Paragraf 1 Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial Pasal 16 (1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pembinaan kelembagaan hubungan industrial. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengelolaan urusan kelembagaan hubungan industrial; b. pelaksanaan urusan pengelolaan kelembagaan hubungan industrial; 19

c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang kelembagaan hubungan industrial; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja seksi kelembagaan hubungan industrial sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis urusan kelembagaan hubungan industrial; 3. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis sebagai pedoman pelaksanaan kelembagaan hubungan industrial; 4. menyiapkan bahan kebijakan penetapan kelembagaan hubungan industrial; 5. memberikan penyuluhan dan monitoring ke perusahaan-perusahaan tentang tata cara pembentukan LKS Bipartit.; 6. melaksanakan sosialisasi tata cara pembentukan serikat pekerja/serikat buruh; 7. melaksanakan pembinaan kepada serikat pekerja/serikat buruh; 8. melaksanakan rapat rutin LKS Tripartit; 9. melaksanakan verifikasi dan pencatatan serikat pekerja/serikat buruh; 10. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial; 11. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan kelembagaan hubungan industrial kepada atasan; 12. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial; 13. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 14. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 15. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 2 Seksi Persyaratan Kerja Pasal 17 (1) Seksi Persyaratan Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pembinaan persyaratan kerja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Persyaratan Kerja mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengelolaan urusan persyaratan b. pelaksanaan urusan bidang persyaratan c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang persyaratan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan 20

Seksi Persyaratan Kerja mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja seksi persyaratan kerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan urusan persyaratan 3. menyiapkan bahan kebijakan penetapan persyaratan 4. melaksanaan pembinaan pembuatan Perjanjian Kerja (PK); 5. melaksanakan pembinaan pembuatan dan pengesahan Peraturan Perusahaan (PP); 6. melaksanakan pembinaan pembuatan dan pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB); 7. melaksanakan pembinaan pengupahan; 8. melaksanakan pembinaan tata cara penyerahan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak ketiga (outsourcing); 9. melaksanakan pembinaan sarana peningkatan kesejahteraan tenaga 10. melaksanakan monitoring/pemantauan pelaksanaan syarat-syarat 11. melaksanakan pembinaan dan penyuluhan mengenai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan kepada pekerja dan pengusaha; 12. memberikan pelayanan dan konsultasi mengenai persyaratan kerja kepada pekerja dan pengusaha; 13. menyusun bahan evaluasi kinerja penyelenggaraan kegiatan di Seksi Persyaratan Kerja; 14. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan persyaratan kerja kepada atasan; 15. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Persyaratan Kerja; 16. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 17. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 18. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Paragraf 3 Seksi Perselisihan Hubungan Industrial Pasal 18 (1) Seksi Perselisihan Hubungan Industrial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Seksi Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengelolaan urusan perselisihan hubungan industrial; b. pelaksanaan urusan perselisihan hubungan industrial; c. pelaksanaan pembinaan tugas bidang perselisihan hubungan industrial; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan 21

Seksi Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai rincian tugas : 1. menyusun rencana dan program kerja seksi perselisihan hubungan industrial sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 2. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pengelolaan urusan perselisihan hubungan industrial; 3. menyiapkan bahan kebijakan penetapan perselisihan hubungan industrial; 4. membantu penyelesaian kasus mogok kerja dan atau penutupan perusahaan (lockout); 5. melaksanakan pembinaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara bipartit; 6. menerima dan melayani pengaduan Perselisihan Hubungan Industrial atau PHK; 7. melaksanakan pencatatan perselisihan hubungan industrial; 8. mengidentifikasi dan menganalisa kasus perselisihan hubungan industrial; 9. membuat jadual dan melaksanakan sidang mediasi; 10. membuat anjuran tertulis kepada pihak-pihak yang berselisih; 11. membantu pembuatan perjanjian bersama; 12. memantau pelaksanaan perjanjian bersama atau anjuran; 13. melakukan monitoring dan deteksi dini kondisi ketenagakerjaan; 14. memberikan saran dan pertimbangan teknis urusan perselisihan hubungan industrial kepada atasan; 15. menyusun Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Seksi Perselisihan Hubungan Industrial; 16. melaksanakan koordinasi dengan Instansi Pemerintah/OPD lain 17. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan 18. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai Bagian Keenam Bidang Pengawasan Tenaga Kerja Pasal 19 (1) Bidang Pengawasan Tenaga Kerja dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan pemerintah daerah di bidang pengawasan ketenagakerjaan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengawasan Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan tenaga b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pengawasan tenaga c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas bidang pengawasan norma kerja, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, dan pengawasan jamsostek; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan 22