BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

ION EXCHANGE DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tabel Periodik. Bab 3a. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr.

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

TARIF LINGKUP AKREDITASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada bidang industri di Indonesia saat ini mengalami kemajuan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

I. PENDAHULUAN. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Udara

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IKATAN KIMIA. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

Yudy Surya Irawan. Material Baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Titik Leleh dan Titik Didih

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH. I. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan titik leleh beberapa zat Menentukan titik didih beberapa zat II.

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan karena pengaruh dari racunnya terhadap tanaman, manusia dan makanan. Beberapa logam berat yaitu arsen (As), kadmium (Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg) merupakan racun yang berakumulasi. Logam berat ini menumpuk dan tidak dapat dimetabolisme menjadi senyawa antara dan tidak mudah diuraikan dilingkungan. Logam ini terakumulasi dalam rantai makanan melalui penyerapan di tingkat produsen primer dan melalui konsumsi di tingkat konsumen. Logam memasuki tubuh manusia baik melalui pernafasan atau suntikan [8]. Polutan adalah zat yang terdapat pada lingkungan yang menyebabkan efek buruk, merusak kesejahteraan lingkungan, mengurangi kualitas hidup dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Suatu zat yang berada di lingkungan melebihi batas aturan atau toleransi, yang mana merupakan batas yang diinginkan atau diterima. Tabel-1 menyajikan batas-batas logam berat yang menjadi beracun bila berlebihan di lingkungan. Pencemaran lingkungan adalah kehadiran polutan dalam lingkungan; udara, air dan tanah, yang mungkin beracun atau beracun dan akan membahayakan makhluk hidup di lingkungan yang terkena polusi [2]. Logam berat dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok berdasarkan kegunaannya bagi kesehatan, yaitu [8]: Esensial : Cu, Zn, Co, Cr, Mn dan Fe, logam ini juga disebut mikronutrien (zat yang diperlukan tubuh tetapi dalam jumlah yang sangat kecil) dan beracun jika diminum melebihi persyaratan. Non esensial : Ba dan Zr. Rendah racun : Sn dan Al. Sangat beracun : Hg, Pb dan Cd. 7

Tabel 2.1 Ambang Batas Racun Yang Ditoleransi / Asupan Aman Logam Berat Logam Asupan yang Disarankan / Asupan Batas Beracun Berat Aman Arsen 3 mg/hari selama 2-3 minggu 15-25 μg/hari (dewasa) Kadmium 200 μg/kg berat basah 15-50 μg/hari dewasa, 2-25 μg/hari anak Timbal >= 500 μg/l (Darah) 20-280 μg/hari dewasa, 10-275 μg/hari anak Seng 150 μg/hari 15 μg/hari [8] 2.2 Logam Kadmium (Cd) Kadmium murni merupakan logam lembut berwarna perak keputih-putihan. Ciri-ciri fisik dari kadmium adalah nomor atom 48, atom berat 112.411, elektronegatif 1.5 kristal ionik radius (kepala negara valence) 0,97, potensi ionisasi 8.993, pada keadaan oksidasi +2, elektron konfigurasi Kr 4d1 5S2, densitas 8,64 g/cm3, titik leleh 320.9 C dan titik didih 765 C pada 100 kpa. Biasanya ditemukan dalam bentuk mineral yang dikombinasikan dengan unsur-unsur lain seperti oksigen (kadmium oksida), klorin (kadmium klorida) atau belerang (kadmium sulfat, kadmium sulfida). Kadmium dapat bersifat racun hampir ke setiap sistem tubuh hewan. Zat ini hampir tidak ditemukan dalam tubuh manusia sejak lahir, namun terakumulasi dengan bertambahnya usia. Rata-rata 30 mg kadmium terakumulasi dalam tubuh laki-laki pada usia 50 tahun. Makanan olahan, makanan yang berasal dari perairan, pipa air, kopi, teh, pembakaran batubara dan rokok merupakan sumber Cd yang utama. Cd berkisar antara 40-50 μg / hari. Kadmium terakumulasi dalam ginjal dan hati dalam waktu yang lama. Hal ini berhubungan dengan jumlah mineral terutama Zn, Fe, Cu dan Se karena persamaan kimianya dan persaingan untuk mengikat unsur. Juga dinyatakan bahwa Cd dapat mempengaruhi Ca, P dan metabolisme tulang dalam industri apapun dan orang yang terkena kepada Cd pada lingkungan secara umum [8]. 8

2.3 Adsorpsi Adsorpsi adalah proses di mana suatu zat (adsorbat), dalam fasa gas ataupun cair, terakumulasi pada permukaan padat. Ada dua jenis adsorpsi, yaitu: Adsorpsi Fisik Adsorpsi fisik diperoleh dari gaya Van der Waals, interaksi dipol, dan pengikatan hidrogen. Tidak ada pertukaran elektron antara adsorben dan adsorbat. Karena tidak ada energi aktivasi yang diperlukan untuk adsorpsi fisik, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan sangat singkat. Adsorpsi fisik merupakan proses non-spesifik dan reversibel. Adsorpsi Kimia Adsorpsi kimia merupakan ikatan kimia antara adsorben dan molekul adsorbat, sehingga spesifik serta tidak dapat diubah dan kimia serta sifat elektronik adsorben berubah. Ikatan antara adsorben dan adsorbat oleh ikatan kovalen disebut adsorpsi kimia lemah, sebaliknya ikatan ion disebut adsorpsi kimia kuat. [9]. Adsorpsi merupakan bagian terpenting dari pembagian yang luas dari fisik, biologi, dan operasi dan proses kimia di bidang lingkungan hidup. Pemurnian gas dengan adsorpsi telah memainkan peran utama dalam pengendalian pencemaran udara, dan adsorpsi kotoran terlarut dari larutan telah banyak digunakan untuk pemurnian air. Adsorpsi sekarang dipandang sebagai metode yang superior untuk pengolahan air limbah dan pembaharuan air [10]. Aplikasi adsorpsi untuk pengolahan kimia. pengendalian pencemaran udara. dan pengolahan air sudah dikenal; aplikasi dalam pengolahan air limbah dan pengendalian pencemaran air pada umumnya tidak diketahui, ataupun dipahami. Proses ini telah dibuktikan secara luas, efektif untuk menghapus zat organik terlarut dari air limbah, tetapi seharusnya tidak dipandang sebagai pengolahan limbah yang utama, ataupun penerapannya dilakukan dengan cara empiris [10]. 9

2.4. Mekanisme Adsorpsi Proses adsorpsi molekul adsorbat dari fasa cair ke permukaan adsorben melibatkan tahapan sebagai berikut: Transfer massa molekul adsorbat ke seluruh lapisan batas eksternal dari partikel padat. Transportasi molekul adsorbat dari permukaan partikel ke dalam bagian aktif dengan difusi dalam pori berisi cairan dan berpindah keseluruh permukaan padat dari pori-pori. Adsorpsi molekul terlarut pada bagian aktif pada permukaan bagian dalam dari pori-pori. Setelah molekul terserap, dapat berpindah ke permukaan pori melalui difusi permukaan. [9]. 2.5 Pasir Partikel pasir dibentuk dari pecahan kristal magma beku dan batuan metamorf atau dari batu pasir yang sudah ada. Berdasarkan kandungan mineralnya, pasir umumnya terdiri dari kuarsa, Feldspar, Mika dan kapur (kalsit, dolomit dll). Klasifikasi dari mineral partikel dapat disebut pasir berdasarkan ukurannya. Menurut skema klasifikasi United States Department of Agriculture (USDA), partikel pasir berada pada rentang diameter antara 0,05-2.0 mm. Dengan demikian, bahan mineral yang disebut pasir dapat bervariasi tergantung pada skema klasifikasi yang digunakan [11]. Juga ada, subkategori partikel pasir terutama untuk skema USDA, yaitu pasir sangat halus berkisar 0,05-0,1 mm, pasir halus berkisar dari 0,1-0.25 mm, pasir sedang (medium) berkisar 0.25-0.5 mm, pasir kasar berkisar dari 0,5-1,0 mm, dan pasir sangat kasar berkisar 1.0-2,0 mm [11]. 10

Gambar 2.1 Pasir Hitam Untuk memahami tentang tren adsorpsi logam dengan menggunakan pasir, pertimbangan hubungan antara jenis ion logam yang akan diserap dengan silika dan feldspar (komponen pasir) akan sangat membantu. Silika (SiO2) memiliki struktur yang terdiri dari tiga rangkaian dimensi tetrahedron yang tidak terbatas. Setiap atom silikon membentuk empat ikatan tunggal dengan empat atom oksigen yang terletak di empat penjuru tetrahedron [12]. Permukaan kelompok fungsional dari silikat memainkan peran penting dalam proses adsorpsi. Pada bagian ini atom oksigen terikat pada lapisan silika tetrahedral dan kelompok hidroksil berkaitan pada tepi tiap unit dari struktur silikat. Kelompok fungsional ini mendukung bagian permukaan untuk melakukan adsorpsi kimia terhadap logam transisi dan logam berat. Permukaan kelompok fungsional ini dapat direpresentasikan sebagai berikut[12]: Dimana S merupakan atom pusat (Si atau Al) pada penyerapan yang dilakukan oleh permukaan silikat [12]. Permukaan kelompok hidroksil berdisosiasi dalam air yang mana akan melepaskan satu atom H sehingga bermuatan negatif dan berfungsi sebagai basa Lewis terhadap kation logam (M n+ ). Seperti bagian terdeprotonasinya (satu atau mungkin dua) yang membentuk senyawa kompleks dengan ion logam berat sebagai berikut [12]: 11

Jika satu kation logam M n+ berikatan dengan satu gugus SiO3 - maka muatan senyawa kompleks menjadi (n+) + (-1) = (n+) 1= (n-1)+, tanda muatan ditentukan oleh jumah muatan yg paling besar. Dengan cara yang sama bila satu kation logam M n+ berikatan dengan 2SiO3 -, maka untuk senyawa kompleksnya menjadi (n+) + (-2) = (n+) 2 = (n-2)+ [12]. 2.6 Kinetika Adsorpsi Jumlah adsorbat yang diserap dalam mg/g pada waktu t dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: q t = (C o+c t )V m Dimana Co dan Ct masing-masing adalah konsentrasi adsorbat mula-mula dan pada waktu t tertentu dalam mg/l. V adalah volume larutan adsorbat dalam ml dan m adalah massa adsorben dalam mg [6]. [6] 2.7 Atomic Adsorption Spectrofotometry (AAS) Atomic Adsorption Spectrofotometry (AAS), merupakan metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu sampel dengan cara mengukur daya penyerapan radiasi pada uap atom yang dihasilkan dari sampel pada panjang gelombang yang spesifik dan karakteristik dari elemen dalam proses pertimbangan [13]. Ada tiga komponen dasar untuk setiap AAS [14]: 1. Sumber cahaya - Hal ini dirancang untuk memancarkan spektrum atom dari elemen tertentu. Lampu tertentu dipilih sesuai dengan elemen yang akan ditentukan. Lampu katoda berongga atau lampu tidak berelektoda yang biasanya banyak digunakan. 2. Sampel sel - Dimana uap sampel atom dihasilkan dalam berkas cahaya dari sumber. Hal ini biasanya dilakukan dengan menambahkan sampel ke dalam 12

sistem pembakaran (api AAS) atau tungku pemanas elektrik atau platform, selaras dalam jalur optik dari spektrofotometer. 3. Pengukuran cahaya khusus - Termasuk beberapa komponen: a) monokromator untuk memdispersi beberapa panjang gelombang yang dipancarkan dari suatu cahaya untuk mengisolasi garis tertentu yang dicari, b) detektor untuk menghasilkan arus listrik yang tergantung pada intensitas cahaya. Arus listrik ini diperkuat dan diproses oleh alat elektronik untuk menghasilkan sinyal, yang merupakan ukuran dari pelemahan cahaya yang terjadi dalam sel sampel dan, c) sinyal ini diproses lebih lanjut untuk menghasilkan pembacaan dari instrumen dalam satuan konsentrasi. Gambar 2.2 Diagram skematik yang menunjukkan persyaratan penting untuk Atomic Adsorption Spectrofotometry (AAS) [14] 13