RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 81/PUU-XV/2017 Larangan Iklan Rokok

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PUU-XV/2017 Pemilihan Pimpinan DPR oleh Anggota DPR Dalam Satu Paket Bersifat Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XV/2017 Pembebanan Pajak Penerangan Jalan Kepada Pengusaha

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XVI/2018 Kewajiban Pencatatan PKWT ke Intansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 20/PUU-XVI/2018 Parliamentary Threshold

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 128/PUU-XIII/2015 Syarat Calon Kepala Desa dan Perangkat Desa

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 55/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 102/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XI/2013 Tentang Penyelenggaraan Rumah Sakit

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XVI/2018 Pengendalian Impor Komoditas Perikanan dan Garam

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 73/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XI/2013 Penyelenggaraan RUPS

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XI/2013 Tentang Penyelenggaraan Rumah Sakit

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 136/PUU-XIII/2015 Pembagian Hak dan Kewenangan Pemerintah Kabupaten Dengan Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU 1/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 76/PUU-XV/2017

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 79/PUU-XIII/2015 Ketentuan Tidak Memiliki Konflik Kepentingan Dengan Petahana

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 86/PUU-XIV/2016 Pemidanaan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi Jika Pekerjaan Konstruksinya Mengalami Kegagalan Bangunan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XIV/2016 Dualisme Penentuan Unsur Pimpinan DPR Provinsi Papua dan Papua Barat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 87/PUU-XIII/2015 Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Bidang Ketenagalistrikan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XVI/2018 Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XVI/2018 Larangan Penggunaan Telepon dan Aplikasi Global Positioning System (GPS) Saat Berkendara

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERBAIKAN Perkara Nomor 138/PUU-XII/2014 Hak Warga Negara Untuk Memilih Penyelenggara Jaminan Sosial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 35/PUU-XVI/2018 Frasa Organisasi Advokat Bersifat Multitafsir

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 87/PUU-XIV/2016 Pengalihan Pengawasan Ketenagakerjaan dari Pemerintah Kabupaten/ Kota ke Pemerintah Provinsi

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 81/PUU-XV/2017

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Adardam Achyar, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Agustus 2014.

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

Transkripsi:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 81/PUU-XV/2017 Larangan Iklan Rokok I. PEMOHON 1. Pemuda Muhammadiyah, diwakili oleh Dahnil Anzar Simanjuntak dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Nomor: 1.5/883/1438H tentang Penetapan Susunan Personalia Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Hasil Reshuffle Periode 2014 2018 tanggal 29 Desember 2016; 2. Nasyiatul Aisyiah, diwakili oleh Dyah Puspitarini dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah berdasarkan Keputusan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiah Nomor 01/SK/PPNA/X/2016 tentang Pengangkatan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Periode 2016 2020 tanggal 29 Oktober 2016; 3. Ikatan Pelajar Muhammadiyah, diwakili oleh Velandani Prakoso dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan Nomor 17-SK/PP IPM- 143/2017 tentang Pengesahan Reshuffle Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah Periode 2016-2018 tanggal 28 Mei 2017; 4. Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial Indonesia, diwakili oleh Dr. Sudibyo Markus dalam kedudukannya sebagai Dewan Penasehat Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 568/SK- IISD/VIII/2017 tentang Perubahan Susunan Pengurus Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial ( Indonesiaan Istitute For Social Development) Periode 2013 2018 tanggal 4 Agustus 2017; Untuk selanjutnya Pemohon I, Pemohon II, Pemohon III dan Pemohon IV secara bersama-sama disebut dengan Para Pemohon. 1

Kuasa Hukum: Ifdhal Kasim, SH., Hery Chariansyah, SH., MH., Julius Ibrani, SH, dkk, Advokat yang tergabung dalam Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pelarangan Total Iklan Rokok, memilih domisili hukum pada Gedung Pusat Dakwah Muhammdiyah Lantai 3, Jalan Menteng Raya No. 62, Menteng, Jakarta Pusat, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 12 Juni 2017. II. III. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Pasal 46 Ayat (3) huruf b dan huruf c UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (selanjutnya disebut UU 32/2002) dan Pasal 13 huruf b dan huruf c UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (selanjutnya disebut UU 40/1999). KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemohon menjelaskan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: 1. Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi ; 2. Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menyatakan bahwa: Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum ; 2

3. Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK) menyatakan bahwa: Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ; 4. Pasal 29 ayat (1) huruf a UU Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman berbunyi: Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk: a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 5. Bahwa objek permohonan adalah pengujian materiil Pasal 46 Ayat (3) huruf b dan huruf c UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (selanjutnya disebut UU 32/2002) dan Pasal 13 huruf b dan huruf c UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (selanjutnya disebut UU 40/1999), oleh karena itu Mahkamah berwenang untuk melakukan pengujian Undang-Undang a quo. IV. KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON (LEGAL STANDING) 1. Berdasarkan Pasal 51 ayat (1) UU MK: Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu: (a) perorangan WNI, (b) kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan RI yang diatur dalam undang-undang, (c) badan hukum publik dan privat, atau (d) lembaga Negara. ; 2. Berdasarkan Putusan MK Nomor 006/PUU-III/2005 dan Nomor 010/PUU/III/2005 menyatakan bahwa kerugian hak dan/atau kewenangan konstitusional harus memenuhi 5 (lima) syarat yaitu: a. adanya hak konstitusional para Pemohon yang diberikan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. b. hak konstitusional para Pemohon tersebut dianggap oleh para Pemohon telah dirugikan oleh suatu Undang-Undang yang diuji. 3

c. kerugian konstitusional para Pemohon yang dimaksud bersifat spesifik atau khusus dan aktual atau setidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi. d. adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan berlakunya Undang- Undang yang dimohonkan untuk diuji. e. adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan maka kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi. 3. Bahwa Pemohon I adalah badan hukum publik yang didirikan menurut hukum Indonesia berdasarkan Akta Notaris Nomor 3 yang dikeluarkan oleh Hendro Lukito, SH., tentang Anggaran Dasar Organisasi Pemuda Muhammadiyah tertanggal 27 April 2009, diwakili oleh Dahnil Anzar Simanjuntak dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Pemohon I sebagai organisasi non pemerintah semenjak didirikan sampai saat ini secara aktif dan terus menerus melakukan kegiatan dalam bidang, keagamaan, kemanusian, advokasi kebijakan yang berpihak terhadap Hak Asasi Manusia dan pemberdayaan masyarakat; 4. Bahwa Pemohon II adalah badan hukum publik yang didirikan menurut hukum Indonesia berdasarkan Akta Notaris Nomor 29 yang dikeluarkan oleh Heri Sabto Widodo, SH., tentang Anggaran Dasar Organisasi Nasyiatul Aisyiah tertanggal 12 September 2009, diwakili oleh Dyah Puspitarini dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, yang bertindak untuk dan atas nama Nasyiatul Aisyiyah. Pemohon II sebagai lembaga non pemerintah sudah secara nyata dan faktual dalam jangka waktu yang panjang menjalankan kegiatan-kegiatan untuk kepentingan umum, khususnya dibidang keperempuanan, keagamaan, kemasyarakatan dan Pendidikan; 5. Bahwa Pemohon III adalah badan hukum publik yang didirikan menurut hukum Indonesia berdasarkan Akta Notaris Nomor 12 yang dikeluarkan oleh Mohamad Rifat Tadjoedin, SH., tentang Anggaran Dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah tertanggal 08 Februari 2010, diwakili oleh Velandani Prakoso dalam kedudukannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yang bertindak untuk dan atas nama Ikatan Pelajar 4

Muhammadiyah. Pemohon III sebagai badan hukum publik yang memiliki basis pelajar, fokus menjalankan kegiatan untuk kepentingan umum, khususnya kegiatan-kegiatan yang mementingkan dan memperhatikan hakhak pelajar, yang bertujuan agar pelajar bebas dari hal yang dapat membahayakan diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya; 6. Bahwa Pemohon IV adalah badan hukum publik yang didirikan menurut hukum Indonesia berdasarkan Akta Notaris Nomor 06 yang dikeluarkan oleh Tatyana Indrati Hasjim, SH., tentang Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial Indonesia tertanggal 08 September 2009, diwakili oleh Dr. Sudibyo Markus dalam kedudukannya sebagai Dewan Penasehat Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial Indonesia, yang bertindak untuk dan atas nama Yayasan Lembaga Pemberdayaan Sosial Indonesia. Pemohon IV adalah badan hukum publik yang semenjak didiririkan dan sampai saat ini fokus pada upaya advokasi dan pembelaan terhadap kepentingan umum melalui kegiatan penelitian, kajian dan advokasi di bidang sosial kemasyarakatan; 7. Pemohon menyatakan kerugian konstitusional yang dideritanya atas berlakunya ketentuan Pasal 46 Ayat (3) huruf b sepanjang frasa bahan atau zat adiktif dan Pasal 46 Ayat (3) huruf c yang berbunyi promosi rokok yang memperagakan wujud rokok UU 32/2002 dan ketentuan Pasal 13 huruf b sepanjang frasa dan zat adiktif lainnya dan Pasal 13 huruf c yang berbunyi peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok UU 40/1999. V. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN DAN NORMA UUD 1945 A. NORMA YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN Pengujian Materiil UU 32/2002 yaitu: 1. Pasal 46 Ayat (3) huruf b dan huruf c: Siaran iklan niaga dilarang melakukan: b. promosi minuman keras atau sejenisnya dan bahan atau zat adiktif; c. promosi rokok yang memperagakan wujud rokok; Pengujian Materiil UU 40/1999 yaitu: 2. Pasal 13 huruf b dan huruf c: 5

Perusahaan pers dilarang memuat iklan: b. minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok. B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945. 1. Pasal 28A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. 2. Pasal 28B ayat (2): Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 3. Pasal 28D ayat (1): Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. 4. Pasal 28H ayat (1): Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 5. Pasal 28H ayat (3): Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. 6. Pasal 28I ayat (1): Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. 7. Pasal 28I ayat (4): Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. 6

8. Pasal 28I ayat (5): Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Bahwa Para Pemohon sebagai Lembaga Non Pemerintah yang melakukan upaya advokasi, pembelaan, dan perlindungan kepentingan umum mengalami kerugian konstitusional karena meningkatnya anak-anak dan orang dewasa yang menjadi perokok, karena keberadaan iklan rokok yang bertujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, mempromosikan rokok, dan mempengaruhi masyarakat agar menggunakan produk rokok; 2. Bahwa dengan berlakunya ketentuan Pasal UU a quo, maka secara kausalitas dan causal verband dapat diperkirakan meningkatnya prevalensi perokok, makin rendahnya usia anak merokok dan segenap implikasinya terhadap hidup, kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak, kesempatan hidup sejahtera, jaminan sosial dan pemenuhan hak asasi manusia; 3. Para Pemohon mendalilkan ketentuan pada Pasal 46 ayat (3) huruf b UU 32/2002 dan Pasal 13 Huruf b UU 40/1999 mengandung norma larangan mempromosikan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan produk-produk yang mengandung zat adiktif melalui iklan baik di media penyiaran maupun di media cetak; 4. Bahwa dalam hukum di Indonesia, tembakau, produk yang mengandung tembakau baik dalam bentuk padat, cairan, dan gas diakui secara yuridis normatif sebagai produk yang bersifat adiktif dimana hal ini dikuatkan oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 19/PUU-VIII/2010 dan hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian ilmiah terkait (lihat Permohonan Pemohon hal 36); 5. Bahwa dengan demikian, kebenaran rokok sebagai produk olahan daun tembakau adalah produk yang bersifat dan/atau mengandung zat adiktif 7

adalah kebenaran ilmiah sekaligus kebenaran yuridis-formil. Oleh karenanya rokok sebagai produk yang bersifat adiktif merupakan kebenaran faktual yang sudah diketahui kebenarannya dan tidak perlu dibuktikan lagi (notoire feiten); 6. Berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (3) huruf c UU 32/2002 dan Pasal 13 huruf c UU 40/1999, sifat adiktif rokok seakan-akan hilang karena promosinya tidak memperagakan wujud rokok merupakan suatu ketidakadilan ketidakpastian hukum, ketidaksamaan perlakuan di hadapan hukum, karena ada orang-orang yang memproduksi zat adiktif tertentu sama sekali dilarang mengiklankan dan mempromosikan produknya; 7. Bahwa keberadaan iklan rokok yang bertujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan kepada khalayak sasaran untuk memengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang penggunaannya dalam jangka panjang dapat menimbulkan kesakitan dan kematian, merupakan ancaman bagi hak hidup setiap orang. VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan norma yang diatur dalam Pasal 46 ayat (3) huruf b sepanjang frasa bahan atau zat adiktif UU Penyiaran dan Pasal 13 huruf b sepanjang frasa dan zat adiktif lainnya UU Pers, sepanjang tidak dimaknai termasuk rokok dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28 D ayat (1). 3. Menyatakan norma yang diatur dalam Pasal 46 ayat (3) huruf b sepanjang frasa bahan atau zat adiktif UU Penyiaran dan Pasal 13 huruf b sepanjang frasa dan zat adiktif lainnya UU Pers, dimaknai termasuk rokok. 4. Menyatakan Pasal 46 ayat (3) huruf c UU Penyiaran yang berbunyi promosi rokok yang memperagakan wujud rokok dan Pasal 13 huruf c UU Pers yang berbunyi peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28A, Pasal 28B Ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), Pasal 28H Ayat (1) dan (3) dan Pasal 28 I Ayat (1), (4) dan (5). 5. Menyatakan Pasal 46 Ayat (3) huruf c UU Penyiaran yang berbunyi promosi rokok yang memperagakan wujud rokok dan Pasal 13 huruf c UU Pers yang 8

berbunyi peragaan wujud rokok dan atau penggunaan rokok dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 6. Menyatakan Pemerintah Republik Indonesia bertanggung jawab untuk melindungi, memajukan, menegakkan dan memenuhi hak asasi manusia dengan melakukan edukasi tentang bahaya rokok sebagai produk yang bersifat adiktif melalui iklan kesehatan masyarakat yang disampaikan kepada masyarakat secara massif, berkelanjutan dan diatur dalam peraturan perundang-undangan. 7. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak putusan ini diucapkan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Catatan terkait Permohonan: 1. Kuasa Hukum Pemohon hendaknya melengkapi tanda tangan pada Permohonan; 2. Kuasa Hukum Pemohon hendaknya mensinkronkan batu uji yang tercantum dalam Permohonannya, karena terdapat perbedaan sebagaimana dapat dilihat pada halaman 3 tercantum Pasal 28A, Pasal 28B Ayat (2), Pasal 28 D Ayat (1), Pasal 28H Ayat (1) dan (3) dan Pasal 28 I Ay at (1) dan (4), sedangkan pada halaman 62 tercantum Pasal 28A, Pasal 28B Ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), Pasal 28H Ayat (1) dan (3) dan Pasal 28 I Ayat (1), (4) dan (5); 3. Kuasa Hukum Pemohon hendaknya memperbaiki penulisan Pasal 46 Ayat (3) huruf B dan huruf C UU 32/2002 menjadi Pasal 46 ayat (3) huruf b dan huruf c; 4. Kuasa Hukum Pemohon hendaknya memperbaiki penulisan Pasal 13 huruf B dan huruf C UU 40/1999 menjadi Pasal 13 huruf b dan huruf c; 5. Kuasa Hukum Pemohon hendaknya menyesuaikan bunyi Petitumnya sebagaimana tercantum pada PMK No 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang. 9