5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam? Siapakah Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam? Kapan Kerajaan Aceh didirikan? Dimana Terletak Kerajaan Aceh? Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam Mengalami Kemunduran? Bagaimana Sistem Pemerintahan, Perekonomian,Arsitektur, Dll?
LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH SEBAGAI KERAJAAN ISLAM MENGALAMI MASA KEJAYAAN.
Kerajaan Aceh berdiri menjelang keruntuhan Samudera Pasai. Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada tahun 1360 M, Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majapahit, dan sejak saat itu, kerajaan Pasai terus mengalami kemudunduran. Diperkirakan, menjelang berakhirnya pada abad ke-14 M. Kerajaan Aceh Darussalam telah berdiri dengan penguasa pertama Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada Ahad, 1 Jumadil Awal 913 H (1514 M).
Pada awalnya, wilayah kerajaan Aceh ini hanya mencakup Banda Aceh dan Aceh Besar yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Ketika Mughayat Syah naik tahta menggantikan ayahnya, ia berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya, termasuk menaklukkan kerajaan Pasai. Sultan Ali Mughayat Syah dikenal sangat anti pada Portugis, karena itu, untuk menghambat pengaruh Portugis. kerajaan-kerajaan kecil yang ada disekitarnya, ia taklukkan dan masukkan ke dalam wilayah kerajaannya. Sejak saat itu, Kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam dengan wilayah yang luas. Untuk memperkuat posisinya di dunia Islam,sultan Ali Mughayat Syah Menjalin hubungan dengan negara-negara Arab.
a) Ibu kota Aceh sangat strategis, teletak di pintu pelayaran India Dan Timur Tengah yang akan ke Malaka, Cina dan Jawa. b) Pelabuhan Aceh (Ulee Lhee) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang dan terlindung oleh Pulau Weh, Pulau Nasi dari ombak besar. c) Jatuhnya Malaka ke tangan Potugis menyebabkan pedagang islam banyak yang singgah di Aceh, apalagi sehingga jalur pelayaran pindah melalui pantai barat Sumatra. Jalur Perdagangan Aceh
KEHIDUPAN SOSIAL Di Aceh berkembang sistem feodalisme & ajaran agama Islam. Kaum bangsawan disebut golongan Teuku, sedangkan kaum ulama disebut golongan Teungku. Namun antara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi persaingan yang kemudian melemahkan Aceh.
KEHIDUPAN EKONOMI Aceh menguasai perdagangan terutama lada. Aceh menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan internasional. Kapalkapal Aceh aktif berlayar sampai ke Laut Merah.
Kehidupan Politik Berdasarkan Bustanussalatin ( 1637 M ) karangan Naruddin Ar-Raniri yang berisi silsilah sultan- sultan Aceh, dan berita berita Eropa, Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Untuk memperkuat posisinya di dunia Islam,sultan Ali Mughayat Syah Menjalin hubungan dengan negara-negara Arab. Raja -raja yang pernah memerintah di Kerajaan Aceh :
1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1530 M) 2. Sultan Shalahuddin (1530-1537 M) 3. Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Qahar (1537-1568 M) 4. Sultan Ali Raiayat Syah (1567-1575 M) 5. Sultan Muda (1575-1576 M) 6. Sultan Alauddin Mukmin Syah (1576 M) = 100 Hari 7. Sultan Zainal Abidin (1576-1577 M) 8. Sultan Alauddin Mansyur Syah (1577-1585 M) 9. Sultan Ali Riayat Syah Indrapura (Raja Buyung, 1585-1588 M) 10. Sultan Riayat Syah (Zainal Abidin,1588-1604 M) 11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M) 12. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) 13. Sultan Iskandar Tsani (Aluddin Mughayat Syah, 1636-1641 M) 14. Sultanah Tajul Alam Syafiatuddin Syah (1641-1676 M)
ADALAH RAJA KERAJAAN ACEH YANG PERTAMA. IA MEMERINTAH TAHUN 1514-1528 M. DI BAWAH KEKUASAANNYA, KERAJAAN ACEH MELAKUKAN PERLUASAN KE BEBERAPA DAERAH YANG BERADA DI DAERAH DAYA DAN PASAI. BAHKAN MELAKUKAN SERANGAN TERHADAP KEDUDUKAN BANGSA PORTUGIS DI MALAKA DAN JUGA MENYERANG KERAJAAN ARU
Sultan Alaudin Riayat Syah Sultan Alaudin Riayat Syah memerintah Aceh sejak tahun 1537-1568 M. dibawah pemerintahannya Aceh berkembang menjadi Bandar utama. Sejak Malaka direbut Portugis, mereka menghindari selat Malaka dan beralih menyusuri pesisir Barat Sumatera, ke selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia atau langsung ke Cina.
Sultan Iskandar Thani Sultan Iskandar Thani lebih memperhatikan pembangunan dalam negeri daripada politik ekspansi. Meskipun hanya memerintah selama 4 tahun, Aceh mengalami suasana damai. Hubungan dengan wilayah taklukkan dijalan dengan suasana liberal.
Masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani juga ditandai oleh perhatian terhadap studi agama Islam. Berkembangnya studi Agama Islam turut didukung oleh Nuruddin Arraniri, seorang ulama besar dari Gujarat yang menulis buku sejarah Aceh yang berjudul Bustanu s Salatin.
Sepeninggalan Iskandar Thani, Aceh mengalami kemunduran. Aceh tidak mampu berbuat banyak saat sejumlah wilayah taklukan melepaskan diri. Kerajaan itupun tidak mampu lagi berperan sebagai pusat perdagangan. Meskipun demikian, kerajaan Aceh tetap berlanjut sampai memasuki abad ke-20.
Sultan Iskandar Muda Pemerintahan Sultan Iskandar Muda menandai puncak kejayaan kerajaan Aceh. Ia naik tahta pada awal abad ke-17 menggantikan Sultan Alaudin Riayat Syah. Untuk memperkuat kedudukan Aceh sebagai pusat perdagangan Ia memelopori sejumlah tindakan sebagai berikut.
Sultan Iskandar Muda merebut sejumlah pelabuhan penting di pesisir barat dan timur Sumatera, serta pesisir barat semenanjung melayu. Misalnya Aceh sempat menaklukan Johor dan Pahang
Sultan Iskandar Muda bekerjasama dengan Inggris dan Belanda untuk memperlemah pengaruh Portugis. Iskandar Muda mengizinkan persekutuan dagang kedua di negara itu untuk membuka kantornya di Aceh.
Pada masa Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mengalami peningkatan dalam berbagai bidang, yakni dalam : > bidang politik > ekonomi-perdagangan > hubungan internasional > memperkuat armada perangnya > serta mampu mengembangakan dan memperkuat kehidupan Islam.
Sultan Iskandar Muda
Hamzah Fansuri Abdurrauf As-Singkili Nuruddin Ar-Raniry
1. Perekonomian Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan diantaranya adalah Minyak tanah dari Deli, Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah, Kapur dari Singkil,Kapur Barus dan Emas di pantai barat, Sutera di Banda Aceh.
Ad.1. Arsitektur Peninggalan arsitektur pada masa kesultanan yang saat ini bisa dilihat antara lain Benteng Indrapatra, Mesjid Tua Indrapuri, Pinto Khop, Gunongan Dan Mesjid Raya Baiturrahman.
Ad.2. Kesusasteraan Salah satu karya kesusateraan yang paling terkenal adalah Bustanus Salatin (taman para raja) karya Syaikh Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin (1603), Sulalat al-salatin (1612), dan Hikayat Aceh (1606-1636). Ad.3. Karya Agama Para ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di bidang keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga. Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke dalam bahasa Jawi.
Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh. Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa teknisi dan pembuat senjata ke Aceh.Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari kuningan.
Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Tidak ada raja yan mampu mengendalikan daerah yang telah dikuasai oleh Kerajaan Aceh Darussalam. Daerah-daerah kekuasaan banyak yang melepaskan diri, karena tidak ada yang memiliki kemampuan memerintah seperti Sultan Iskandar Muda. Mundurnya perdagangan di Selat Malaka karena selat tersebut sudah dikuasai oleh Belanda. Adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan, sehingga tejadi perpecahan (pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah (1795-1824). Menguatnya kekuasaan Belanda sehingga beberapa wilayah kekuasaan Aceh lepas seperti : Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing dll pada tahun 1840.
Mesjid Raya Baiturrahman Rencong Kaligrafi (Seni) Meriam Alat Musik Gunongan