BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Daya Terima Makanan Dengan Status Gizi Anak Di Panti Asuhan Darunajah Semarang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan selain untuk pemuas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB V HASIL PENELITIAN. Asrama 2 Al-khodijah merupakan salah satu asrama putri yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

KUESIONER PENELITIAN

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :


KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Santri merupakan sebutan untuk murid yang bertempat tinggal di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

BAB I PENDAHULUAN. kamu makan sering dikutip tetapi tidak direnungkan lebih dalam apa maksud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

LAMPIRAN 1 KUESIONER

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA UMUM (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang Tahun 2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

KUESIONER PENELITIAN

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasekolah. Usia ini merupakan periode berat karena kondisi kesehatan anak masih

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

Transkripsi:

20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun kampung Juwono Panti Asuhan Darunajah memiliki bangunan yang tepat bersebelahan dengan masjid dimana anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Darunajah sering melakukan kegiatan agama didalamnya. Panti Asuhan Darunajah memang sebuah panti yang cenderung pada keagamaan yaitu agama Islam. Terdapat 53 orang anak asuh yang tinggal di Panti Asuhan Darunajah Semarang dengan sepasang suami istri yang menjadi orang tua asuh selama mereka tinggal di Panti Asuhan. Sedangkan ketua yayasan panti asuhan biasanya datang seminggu sekali untuk melihat keadaan anak-anak asuhnya. 2. Kegiatan anak-anak panti Anak-anak di Panti Asuhan Darunajah sebagian besar masih sekolah seperti anak-anak pada umumnya. Anak-anak asuh di Panti Asuhan ini sekolah di sekolahan yang cenderung mengajarkan agama seperti di Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA). Selain mendapat pelajaran tentang keagamaan di sekolah mereka juga mendapatkan pendidikan tentang keagamaan di Panti Asuhan, karena Panti Asuhan selalu mengadakan kegiatan keagamaan setiap harinya di masjid. 3. Dana Operasional Dana operasional termasuk didalamnya biaya sekolah, makan dan kegiatan lain didapatkan dari bantuan donatur dan zakat. Banyak donatur yang terus berdatangan untuk membantu anak-anak di Panti Asuhan

21 Darunajah Semarang. Bantuan yang diberikan bukan hanya berupa uang, tetapi banyak juga yang memberikan bantuan dalam bentuk bahan makanan dan barang. 4. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makan di Panti Asuhan Darunajah Semarang tidak memiliki siklus menu yang tetap, anak-anak di panti asuhan makan sehari 3 kali yaitu pada waktu pagi sebelum berangkat ke sekolah, siang setelah pulang sekolah, dan malam sesudah sholat isya. Dalam pembagian makanan anak-anak dibebaskan untuk mengambil porsi makanan sesuai dengan selera dan keinginan. Pada penelitian ini makanan yang diberikan kepada anak-anak di panti asuhan saat makan pagi dan siang sudah baik yaitu meliputi karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayur. Pada saat makan malam menu makanan yang diberikan kepada anak-anak belum sesuai dengan gizi seimbang. Menurut hasil wawancara terhadap anak panti dan pengelola panti, makanan instan seperti mie sering digunakan setiap harinya. a. Penyelenggaraan makanan 1 Tabel 3.1 Waktu Jenis Makanan 06.00 WIB Nasi, ikan asin, tempe goreng, sayur bayam, sambal. 14.30 WIB Nasi, ikan asin, tempe goreng, sayur pepaya, sambal. 19.30 WIB Mie instan rebus, kol, telur, kerupuk.

22 b. Penyelenggaraan makanan 2 Tabel 3.2 Waktu Jenis Makanan 06.00 WIB Nasi, tumis sayur kangkung, telur, tahu. 14.30 WIB Nasi, tumis sayur pepaya, martabak telur, sambal. 19.30 WIB Nasi goreng, kerupuk. c. Penyelenggaraan makanan 3 Tabel 3.3 Waktu Jenis Makanan 06.00 WIB Nasi, telur balado, kerupuk. 14.30 WIB Nasi, sayur bening, ikan asin, tahu, sambal. 19.30 WIB Mie instan rebus, kerupuk. B. Karakteristik Sampel 1. Umur Sampel Tabel 4. Distribusi Umur Sampel Umur N % 6-12 tahun 10 28,6% 13-17 tahun 17 48,6% 18-22 tahun 8 22,9% Jumlah 35 100% Sumber : data primer terolah, 2014 Tabel 4 menunjukkan bahwa bagian terbesar sampel (48,6%) berumur 13-17 tahun. Usia termuda adalah 6 tahun dan tertua 22 tahun. Dari distribusi umur sampel dapat dilihat hampir seluruh sampel berada pada fase pertumbuhan, jadi membutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik dalam mutunya. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula kebutuhan gizinya. Masa anak-anak merupakan periode

23 perkembangan yang cepat dan terjadi perubahan dalam berbagai aspek perkembangan (Yusuf, 2002). Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Apabila nutrisi seseorang tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan (Hidayat, 2008). 2. Jenis Kelamin Sampel Tabel 5. Distribusi Jenis Kelamin Sampel Jenis Kelamin N % Laki-laki 16 45,7% Perempuan 19 54,3% Jumlah 35 100% Sumber : data primer terolah, 2014 Tabel 5 menunjukkan bahwa sampel perempuan lebih banyak dibandingkan dengan sampel berjenis kelamin laki-laki. Perempuan membutuhkan banyak zat gizi karena perempuan diusia remaja banyak yang mengalami anemia, untuk mencegah adanya anemia pada perempuan maka konsumsi makan perempuan harus lebih baik dan bervariasi dibandingkan dengan laki-laki. Namun pada umumnya remaja putri mempunyai pola dan kebiasaaan makan yang homogen dimana asupan energi dan zat gizi kurang dari angka kecukupan gizi (AKG) yang sudah dianjurkan. Hal ini juga terlihat bahwa hampir separuh remaja putri menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan (Sayogo, 2011). Ditambah lagi dengan adanya siklus haid pada perempuan mengakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel, 1996).

24 3. Daya Terima Makanan Sampel Tabel 6. Distribusi Daya Terima Makanan Sampel Daya Terima N % Makanan Baik (75% - 100%) Sedang (50% - 74%) Kurang (< 50%) 30 5 0 85,7% 14,3% 0% Jumlah 35 100% Sumber : data primer terolah, 2014 Tabel 6 menunjukkan bahwa bagian besar sampel (85,7%) memiliki daya terima makanan yang baik. Rata-rata penerimaan makanan anak adalah 85,25 dengan standar devisiasi 0,35. Tingkat penerimaan makanan anak terendah 1,00 dan tertinggi 2,00. Daya terima makanan terendah yaitu 51,0% dan tertinggi 100,0%. Untuk menghitung daya terima makanan diukur dengan sisa makanan yang dikonsumsi, menimbang makanan sebelum dimakan dan sedudah dimakan kemudian angka yang didapatkan dijadikan kedalam bentuk persen.sisa makanan ini harus diperhatikan karena menentukan apakah makanan disukai atau tidak (Sediaoetama, 1996). 4. Status Gizi Sampel Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Status Gizi N % Kurus Normal 0 32 0% 91,4% Gemuk 3 8,6% Jumlah 35 100% Sumber : data primer terolah, 2014

25 Tabel 7 menunjukkan tidak adanya sampel dengan kategori status gizi kurang atau buruk, bagian besar sampel (91,4%) termasuk dalam kategori status gizi normal, bahkan terdapat (8,6%) sampel dalam kategori status gizi gemuk. Rata-rata status gizi anak 5,88 dengan standar devisiasi 9,24. Status gizi anak terendah 0,82 dan tertinggi 24,30. Disini dapat dibandingkan dengan daya terima makanan sampel yang baik mempengaruhi status gizi, sampel yang terpilih sebagian besar berada pada fase pertumbuhan maka hal ini juga yang mempengaruhi konsumsi makan mereka yang banyak pada fase ini. Menghitung status gizi sampel ini yang digunakan adalah dengan cara menghitung indeks masa tubuh (IMT) melalui data antropometri yang didapat dari menghitung tinggi badan dan berat badan sampel. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000). Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, S. 2001).

26 5. Hubungan Daya Terima Makanan dengan Status Gizi Tabel 8. Distribusi Hubungan Daya Terima Makanan dengan Status Gizi Kategori IMT Kategori Daya Terima Makanan Total Baik Sedang Normal 27 5 32 Gemuk 3 0 3 Total 30 5 35 Berdasarkan hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan bahwa variabel daya terima makanan berdistribusi tidak normal dengan didapatkan nilai p sebesar 0,200 dan variabel status gizi berdistribusi tidak normal dengan didapatkan nilai p sebesar 0,000 sehingga analisis korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Rank-Spearmen. Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Rank-Spearmen didapatkan p-value = 0,004 (p < 0,05)artinya ada hubungan bermakna antara daya terima makanan dengan status gizi. Semakin tinggi daya terima makanan pada sampel maka akan semakin baik status gizinya. Kebiasaan makan yang baik pada anak terlihat dari status gizi yang diukur melalui data antropometri yaitu berat badan dan tinggi badan. Daya terima makanan yang baik maka status gizi baik sehingga ada hubungan yang bermakna. Mengkonsumsi pangan berarti juga mengkonsumsi zat gizinya. Salah satu faktor penyebab terjadinya kurang gizi adalah kurangnya intake essensial (Suharjo, 1989).

Gambar Hubungan Daya Terima Makanan dengan Status Gizi 27