3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

UU No.23 Tahun Indikator. 6 Dimensi 28 Aspek. Pelimpahan Kewenangan

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

Jumlah penduduk Kabupatent Bandung berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 3,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 2,56 persen per tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS LUAS LAHAN GARAPAN PER RUMAH TANGGA PETANI DI SELURUH KECAMATAN DAS CITARUM HULU

BUPATI BANDUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAHAN TAYANGAN MATERI SOSIALISASI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)

VISI DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANDUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BANDUNG

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2007 SAMPAI TAHUN 2027

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 KONDISI UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berpotensi untuk mengembangkan sektor pertanian hal ini

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

TINJAUAN KEBIJAKAN TERKAIT

METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN DALAM PENENTUAN PUSAT PELAYANAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 20 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Tahun 2015 Kabupaten Bandung

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

H. DADANG M. NASER., SH., S.Ip BUPATI BANDUNG

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

DAFTAR KEGIATAN SKPD YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH TAHUN ANGGARAN Besaran Satuan Kecamatan Desa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam meliputi sumber daya lahan, hutan, air, dan mineral.

BAB III METODE PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Transkripsi:

BAB 3 GAMBARAN UMUM 3.1. BATASAN ADMINSTRASI KABUPATEN BANDUNG Secara geografis, Kabupaten Bandung merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa barat. Tofografi sebagian besar di wilayah Kabupaten Bandung merupakan pegunungan atau daerah perbukitan dengan ketinggian di atas permukaan laut yang bervariasi dari 500-1.800 m. Kabupaten Bandung terletak pada 6 o 49' - 7 o 18' Lintang Selatan dan di antara 107 o 14' - 107 o 56' Bujur Timur, dengan luas wilayah Kabupaten Bandung 176.238,67 Ha. Batas-batas Kabupaten Bandung : Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota Bandung Sebelah Selatan : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang dan Garut Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 23 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2027 Kabupaten Bandung terdiri dari 31 kecamatan yang terbagi ke dalam 8 wilayah pengembangan adapun kecamatan serta luas wilayah administratif masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel berikut : 3 1

Tabel 3.1 Luas Daerah Kabupaten Bandung Menurut Kecamatan Tahun 2012 No. Wilayah Pengembangan Kecamatan Luas Ha % Jumlah Desa/ Kelurahan 1 WP Soreang 1 Kec. Soreang 2.550,68 1,45 10 2 Kec. Kutawaringin 4.730,26 2,68 11 3 Kec. Katapang 1.572,46 0,89 7 4 Kec. Rancabali 14.837,00 8,42 5 5 Kec. Pasirjambu 2.3957,64 13,59 10 6 Kec. Ciwidey 4.846,92 2,75 7 2 WP Baleendah 1 Kec. Baleendah 4.155,54 2,36 8 2 Kec. Dayeuhkolot 1.102,91 0,63 6 3 Kec. Bojongsoang 2.781,22 1,58 6 3 WP Banjaran 1 Kec. Banjaran 4.291,79 2,44 11 6 Kec. Pangalengan 19.540,93 11,09 13 3 Kec. Cangkuang 2.461,06 1,40 7 4 Kec. Cimaung 5.500,02 3,12 10 5 Kec. Arjasari 6.497,79 3,69 11 6 Kec. Pameungpeuk 1.462,32 0,83 6 4 WP Majalaya 1 Kec. Majalaya 2.536,46 1,44 11 2 Kec. Ciparay 4.617,57 2,62 14 3 Kec. Pacet 9.193,96 5,22 13 4 Kec. Kertasari 15.207,36 8,63 7 5 Kec. Paseh 5.102,9 2,90 12 6 Kec. Ibun 5.456,51 3,10 12 7 Kec. Solokan Jeruk 2.400,66 1,36 7 5 WP Cicalengka 1 Kec. Cicalengka 3.599,23 2,04 12 2 Kec. Nagrek 4.930,29 2,80 6 3 Kec. Cikancung 4.013,63 2,28 9 6 WP Cileunyi 1 Kec. Cileunyi 3.157,51 1,79 6 2 Kec. Rancaekek 4.524,83 2,57 13 7 WP Cimenyan - 1 Kec. Cilengkrang 3.011,94 1,71 6 Cilengkrang 2Kec. Cimenyan 5.308,33 3,01 9 8 WP Margaasih- Margahayu 1 Kec. Margahayu 1.054,33 0,60 5 2 Kec. Margaasih 1.834,49 1,04 6 Kabupaten Bandung 176.238,67 100,00 276 Sumber : RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2007 2027; RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005 2025. 3 2

3.2. KARAKTERISTIK FISIK DASAR 3.2.1 Topografi Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan. Di antara puncakpuncaknya adalah: Sebelah Utara terdapat Gunung Bukittunggul (2.200 m), Gunung Tangkubanperahu (2.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta (keduanya kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat). Sedangkan di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m), Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Secara umum kondisi topografi Kabupaten Bandung terdiri dari 2 (dua) unit topografi, yaitu daerah Lereng/Punggung Bukit, Lembah/DAS. 3 3

Penyusunan Fakta dan Analisa Fisik, Sosial, dan Ekonomi Untuk RTRW Gambar 3.1 Peta Administrasi Wilayah Kab. Bandung

Gambar 3.2 Peta Curah Hujan Kab. Bandung

3.2.2. Iklim Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata tahunan bervariasi antara 2.000 mm 4.500 mm. Curah hujan rata-rata bulanan yang relatif paling basah (lebih dari 2000 mm) terjadi pada bulan November hingga April, sedangkan curah hujan rata-rata bulanan yang relatif kering (di bawah 2.000 mm) terjadi pada bulan Mei hingga Oktober. Untuk wilayah utara Kabupaten Bandung sebagain besar curah hujannya 2.000 mm sedangkan untuk wilayah selatan Kabupaten Bandung mayoritas curah hujan nya antara 2.500 3.000 mm. 3.2.3. Hidrologi Dari segi Hidrologi, Kabupaten Bandung terdiri dari 3 kategori yaitu Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir, Akuifer Dengan Aliran Melalui Celah dan Ruang Antar Butir, dan Akuifer Dengan Aliran Melalui Rekahan, Kekar, Saluran, dan Rongga. 3.2.4. Geologi Kabupaten Bandung terletak dalam Cekungan Bandung, Cekungan Bandung merupakan cekungan morfologis posisi cekungan ini berada pada volcanic arc dan mengisi lembah yang terbentuk diantara dua jalur pegunungan (intra-montane basin) dengan basement yang masih merupakan Cekungan Bogor. Cekungan Bandung merupakan suatu cekungan yang dikelilingi kompleks pegunungan Tangkuban Perahu disebelah utara, sedangkan dibagian selatan oleh kompleks pegunungan Patuha-Malabar. Dibagian barat cekungan, muncul sederatan intrusi andesit dan dasit yang membentuk punggung-punggung tak teratur. Kompleks pegunungan Krenceng, dan Gunung Mandalawangi membatasi cekungan ini disebelah timur. Cekungan Bandung dan sekitarnya tersusun oleh batuan gunung api, sehingga sumber daya geologinya yang berupa energi, lingkungan, dan mineral juga berasal dari kegiatan gunung api. Sumber daya energi yang sudah dimanfaatkan dan melewati tahap eksplorasi adalah energi air (PLTA Saguling) dan panas bumi (Lapangan Darajat, Kamojang, Wayang- Windu, dan Patuha). Untuk geologi pada Kabupaten Bandung ini terdiri dari 2 yaitu Endapan Permukaan dan Batuan Sedimen dan Batuan Gunungapi. 3 6

Gambar 3.3 Peta Hidrologi Kab. Bandung

Gambar 3.4 Peta Geologi Kab. Bandung

3.2.5. Kemiringan Lereng Berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan, dapat diketahui bahwa lokasi Kabupaten Bandung berada pada daerah pegunungan maka kemiringnya lereng sangat bervariasi, untuk Kabupaten Bandung sendiri kemiringan di bagi kedalam 4 kategori yaitu : Datar (0-8%) Landai (8-15%) Agak Curam (15-25%) Curam (25-45%) Sangat Curam (>45%) 3.2.6. Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Bandung terdapat 7 (tujuh) klasifikasi tanah utama yaitu: regosol, andosol, grumusol, mediteran, podsolik merah-kekuningan dan podsolik merah kuning. Dimana jenis tanah yang paling dominan Asosiasi Andosol Coklat dan Regosol Coklat. 1. aluvial 5. Grumusol 2. Glei 6. Mediteran 3. Regosol 7. podsolik merah-kekuningan 4. Andosol Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan. Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu. Grumusol atau Margalit, terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan, grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup, dimanfaatkan untuk pertanian padi, dan tebu. Andosol, jenis tanah andosol terbentuk dari bahan tuf vulkan intermedier sampai masam. Bentuk wilayahnya bergunung-gunung. Tanah ini mempunyai solum yang dalam, tekstur tanah sedang, struktur remah, konsistensi gembur. Tanah ini bereaksi agak masam sampai masam, kandungan bahan organik tinggi, kesuburan (S,P,K) sedang. Tanah ini terdapat di semua kerucut Vulkan muda dan tua, umumnya jenis tanah ini ditemui di wilayah dengan ketinggian lebih dari 900 mdpl. 3 9

Gambar 3.5 Peta Jenis Tanah Kab. Bandung

3.2.7. Rawan Bencana Morfologi wilayah Kabupaten Bandung terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0 8 %, 8 15 % hingga di atas 45 %. Kondisi alam tersebut menyebabkan Kabupaten Bandung rentan dengan bencana alam, baik berupa banjir, longsor, erosi dan lain sebagainya. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, terutama dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian di daerah perbukitan dengan kemiringan tertentu serta alih fungsi lahan (dari hutan menjadi lahan pertanian) menyebabkan terjadinya pergerakan tanah (longsor), erosi dan sedimentasi serta bertambahnya lahan kritis di Kabupaten Bandung.Tingginya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi permukiman juga menyebabkan terganggunya sistem jaringan irigasi dan drainase. Dampak perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Bandung adalah timbulnya genangan dan kejadian banjir di beberapa titik terutama wilayah permukiman seperti banjir di Cieunteung Baleendah, Dayeuhkolot serta Jalan terusan Kopo. Di beberapa tempat terutama daerah perkotaan di Kabupaten Bandung, saluran irigasi berubah fungsi menjadi saluran drainase. Sementara untuk penanganan limpasan air ke badan jalan, telah diupayakan pembangunan saluran drainase di 14 ruas jalan sepanjang 6.494,56 m, yang selanjutnya perlu perhatian terkait pemeliharaan saluran tersebut agar limpasan air ke badan jalan dapat diminimalkan. Kondisi lingkungan yang kurang baik di daerah hulu, terutama terkait dengan fungsi resapan air, menyebabkan sedimentasi dan banjir di daerah hilir.hal tersebut diperparah dengan makin tingginya tingkat alih fungsi lahan menjadi permukiman serta perilaku masyarakat yang kurang baik dalam menjaga lingkungan (terutama terkait dengan pengelolaan sampah). 3.3. PENGGUNAAN LAHAN Penggunaan lahan Kabupaten Bandung terdiri atas kawasan lindung, budidaya pertanaian, budidaya non pertanian dan lainnya. Untuk kawasan selatan Kabupaten bandung di dominasi oleh kawasan budidaya yaitu kawasan hutan yang meliputi Kec. Pangalengan, Kec. Pasirjambu, Kec. Kertasari dan Kec. Rancabali, sedangkan untuk kawasan utara Kabupaten Bandung Terdiri dari kawasan Budidaya non pertanian. Untuk pemanfatan ruang yang paling dominan hutan dengan presentase sebesar 21,410% dan yang paling sedikit pemanfaatan lahan nya yaitu lahan yang Sementara tidak diusahakan yaitu sebesar 980 Ha atau 0,556%. 3 11

Tabel 3.2 Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2010 No Pemanfaatan Ruang Luas Area Persentase 1. Tegal/Kebun 20.901 Ha 11,859% 2. Ladang/Huma 12.650 Ha 7,178% 3. Perkebunan PBS/PTP 27.350 Ha 15,519% 4. Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 6.132 Ha 3,479% 5. Tambak - Ha 0% 6. Kolam/Empang 980 Ha 0,556% 7. Pengembalaan/Padang rumput 376 Ha 0,213% 8. Sementara tidak diusahakan 8 Ha 0,005 % 9. Pekarangan yang ditanami pertanian 6.381 Ha 3,621% 10. Rumah/Bangunan/Halaman 18.090 Ha 10,264% 11. Hutan negara 37.733 Ha 21,410% 12. Rawa-rawa - Ha 0% 13. Lainnya/jalan/sungai/tandus 9.426 Ha 5,348% 14. Sawah 36.212 Ha 20,547% J u m l a h 176.238,67 Ha 100% Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010. 3.4. KARAKTERISTIK SUMBER DAYA MANUSIA 3.4.1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang harus dikelola secara baik guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembangunan. Di samping itu jumlah penduduk juga dapat menimbulkan ekses pembangunan, bila terjadi kesenjangan dalam pengelolaannya. Oleh karena itu penanganan jumlah penduduk harus diimbangi dengan penekanan terhadap laju pertumbuhan penduduk agar terdapat keseimbangan. 3 12

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010 No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) 1 Ciwidey 4.846,92 72.450 2 Rancabali 14.837,00 47.351 3 Pasirjambu 23.957,64 79.333 4 Cimaung 5.500,02 72.308 5 Pengalengan 19.540,93 138.268 6 Kertasari 15.207,36 65.276 7 Pacet 9.193,96 100.246 8 Ibun 5.456,51 75.048 9 Paseh 5.102,90 118.324 10 Cikancung 4.013,63 81.160 11 Cicalengka 3.599,23 108.049 12 Nagreg 4.930,29 48.704 13 Rancaekek 4.524,83 164.633 14 Majalaya 2.536,46 150.342 15 Solokanjeruk 2.400,66 76.890 16 Ciparay 4.617,57 149.572 17 Baleendah 4.155,54 220.762 18 Arjasari 6.497,79 90.162 19 Banjaran 4.291,79 113.280 20 Cangkuang 2.461,06 63.747 21 Pamengpeuk 1.462,32 68.755 22 Katapang 1.572,46 107.679 23 Soreang 2.550,68 103.054 24 Kutawaringin 4.730,26 88.359 25 Margaasih 1.834,49 132.280 26 Margahayu 1.054,33 119.742 27 Dayeuhkolot 1.102,91 112.790 28 Bojongsoang 2.781,22 101.628 29 Cileunyi 3.157,51 159.794 30 Cilengkrang 3.011,94 45.843 31 Cimenyan 5.308,33 102.714 Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543 Sumber : Kabupaten Bandung Dalam angka 2010 Jumlah penduduk di Kabupaten Bandung pada tahun 2010 menurut data BPS Kabupaten Bandung sebanyak 3.178.543 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 19 jiwa/ha. Dimana Kecamatan Baleendah dengan jumlah penduduk sebanyak 220.762 jiwa 3 13

sedangkan untuk jumlah penduduk yang paling rendah berada pada Kecamatan Cilengkrang dengan jumlah penduduk sebesar 45.843 jiwa. 3.4.2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Penduduk Kepadatan penduduk di Kabupaten Bandung merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan Kabupaten Bandung Tahun 2010 adalah 18 jiwa/ha, dimana Kecamatan terpadat berada di Kecamatan Margahayu sebesar 114 jiwa/ha. Sedangkan untuk Kecamatan dengan kepadatan penduduk paling rendah berada pada kecamatan Rancabali dan Kecamatan Pasirjambu, Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas penduduk yang cukup tinggi karena penduduk lebih terkonsentrasi di pusat perkotaan Kabupaten dengan keaneka ragaman penyediaan sarana dan prasarananya. Untuk lebih jelasnya mengenai kepadatan penduduk dan penyebaran penduduk dapat dilihat pada tabel berikut: 3 14

Gambar 3.6 Peta Landuse Kab. Bandung

Tabel 3.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung Tahun 2010 N0 Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha) 1 Ciwidey 4.846,92 72.450 15 2 Rancabali 14.837,00 47.351 3 3 Pasirjambu 23.957,64 79.333 3 4 Cimaung 5.500,02 72.308 13 5 Pengalengan 19.540,93 138.268 7 6 Kertasari 15.207,36 65.276 4 7 Pacet 9.193,96 100.246 11 8 Ibun 5.456,51 75.048 14 9 Paseh 5.102,90 118.324 23 10 Cikancung 4.013,63 81.160 20 11 Cicalengka 3.599,23 108.049 30 12 Nagreg 4.930,29 48.704 10 13 Rancaekek 4.524,83 164.633 36 14 Majalaya 2.536,46 150.342 59 15 Solokanjeruk 2.400,66 76.890 32 16 Ciparay 4.617,57 149.572 32 17 Baleendah 4.155,54 220.762 53 18 Arjasari 6.497,79 90.162 14 19 Banjaran 4.291,79 113.280 26 20 Cangkuang 2.461,06 63.747 26 21 Pamengpeuk 1.462,32 68.755 47 22 Katapang 1.572,46 107.679 68 23 Soreang 2.550,68 103.054 40 24 Kutawaringin 4.730,26 88.359 19 25 Margaasih 1.834,49 132.280 72 26 Margahayu 1.054,33 119.742 114 27 Dayeuhkolot 1.102,91 112.790 102 28 Bojongsoang 2.781,22 101.628 37 29 Cileunyi 3.157,51 159.794 51 30 Cilengkrang 3.011,94 45.843 15 31 Cimenyan 5.308,33 102.714 19 Kabupaten Bandung 176.238,67 3.178.543 18 Sumber : Suseda Kabupaten Bandung Tahun 2010 3.4.3. Struktur Penduduk Struktur penduduk yang akan dibahas yaitu struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, struktur umur, mata pencaharian dan ketenagarkerjaan. A. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin Berdasarkan data yang tersedia Badan Pusat Statistik pada Tahun 2011 untuk komposisi jenis kelamin, maka antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir memiliki keseimbangan, dimana laki-laki sebanyak 128.726 jiwa (50,36%) dan 3 16

perempuan sebesar 126.886 jiwa (49,64%). Adapun sex ratio dari jenis kelamin ini adalah sebesar 101,45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Bandung Tahun 2010 No Kecamatan Luas (ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan Sex ratio 1 Ciwidey 4.846,92 37.149 35.877 104 2 Rancabali 14.837,00 24.129 23.571 102 3 Pasirjambu 23.957,64 40.863 39.095 105 4 Cimaung 5.500,02 37.029 35.981 103 5 Pengalengan 19.540,93 69.863 68.980 101 6 Kertasari 15.207,36 33.281 32.433 103 7 Pacet 9.193,96 52.276 48.840 107 8 Ibun 5.456,51 38.619 37.157 104 9 Paseh 5.102,90 61.278 58.292 105 10 Cikancung 4.013,63 42.132 40.090 105 11 Cicalengka 3.599,23 55.336 53.775 103 12 Nagreg 4.930,29 24.406 23.459 104 13 Rancaekek 4.524,83 83.225 83.235 100 14 Majalaya 2.536,46 77.897 73.658 106 15 Solokanjeruk 2.400,66 39.364 38.193 103 16 Ciparay 4.617,57 77.123 73.888 104 17 Baleendah 4.155,54 114.472 109.852 104 18 Arjasari 6.497,79 46.290 44.743 103 19 Banjaran 4.291,79 58.390 56.085 104 20 Cangkuang 2.461,06 33.116 31.847 104 21 Pamengpeuk 1.462,32 35.439 34.127 104 22 Katapang 1.572,46 56.121 53.618 105 23 Soreang 2.550,68 53.427 50.961 105 24 Kutawaringin 4.730,26 46.056 43.488 106 25 Margaasih 1.834,49 68.799 65.611 105 26 Margahayu 1.054,33 60.830 59.545 102 27 Dayeuhkolot 1.102,91 57.982 55.352 105 28 Bojongsoang 2.781,22 53.308 50.668 105 29 Cileunyi 3.157,51 83.489 80.606 104 30 Cilengkrang 3.011,94 23.708 22.912 103 31 Cimenyan 5.308,33 53.226 50.986 104 Jumlah 176.238,67 1.638.623 1.576.925 104 Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011 3 17

B. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Struktur umur penduduk diperlukan untuk mengetahui potensi usia produktif sebagai potensi tenaga kerja serta mengetahui tingkat ketergantungan kelompok usia tidak produktif terhadap kelompok usia produktif. Berdasarkan struktur penduduk menurut kelompok umurnya, maka dapat ditentukan kelompok penduduk yang dominan, dengan kategori: a) 0-14 : Non Produktif b) 15-64 : Produktif c) > 64 : Non produktif Berdasarkan struktur umur, maka Kabupaten Bandung memiliki usia produktif sebanyak 2.064.639 jiwa (umur produktif 15-64 Tahun) dan non produktif sebesar 1.001.098 jiwa (umur 0 14 dan 64+ Tahun). Dari kondisi tersebut maka rasio beban tanggungan yang paling tinggi yakni sebesar 48.49. Dalam hal ini, setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung beban hampir 49 orang usia tidak produktif. Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No Umur Jumlah Penduduk Keterangan 1 0-14 Tahun 98.8564 Non Produktif 2 15-64 Tahun 2.064.639 Produktif 3 65+ Tahun 125.340 Non produktif Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka 2011 C. Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Berdasarkan jenis mata pencaharian yang ada di Kabupaten Bandung, maka Penduduk Kabupaten Bandung sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Data Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2011 mengungkapkan bahwa sebesar 177.936 jiwa penduduk bekerja di sektor pertanian, sektor lainnya yang dominan antara industri pengolahan, perdagangan dan jasa. 3.5. KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN Pembangunan bidang ekonomi dapat dipandang sebagai pijakan dasar yang sangat fundamental dalam kaitannya dengan aspek-aspek pembangunan lainnya. Representasi pembangunan ekonomi diantaranya dapat ditunjukkan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, distribusi pendapatan perkapita, maupun ketersediaan infrastruktur lainnya. 3 18

Struktur perekonomian Kabupaten Bandung dicerminkan oleh data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian, akan terlihat gambaran perekonomian Kabupaten Bandung, baik secara struktur maupun perkembangan sektorsektornya. Kontribusi suatu sektor dalam menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat menggambarkan peran sektor tersebut dalam kegiatan ekonomi suatu wilayah. Jika membandingkan kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Bandung selama lima Tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan bahwa masih besarnya pengaruh sektor primer dalam perekonomian di Kabupaten Bandung khususnya sektor pertanian. 3 19

Tabel 3.7 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006-2010 Atas Dasar Harga Konstan No Sektor Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % 1 Pertanian/Agriculture 1.338.248,71 7,59 1.371.807,74 7,34 1.424.992,98 7,24 1.502.003,39 7,32 1. 602.050,01 7,37 2 Pertambangan dan 234.570,64 1,33 245.205,27 1,31 255.888,73 1,30 269.782,12 1,31 282.922,47 1,30 Penggalian/Mining and Quarrying 3 Industry 10.838.753,39 61,44 11.478.643,51 61,44 12.110.396,65 61,56 12.519327,64 60,98 13.173.587,93 60,61 Pengolahan/Manufacturi ng Industry 4 Listrik, Gas dan Air 323.121,39 1,83 344.912,14 1,85 361.439,39 1,84 376.034,30 1,83 396.026,30 1,82 Bersih/Electricity Gas and Water Supply 5 Bangunan/Konstruksi/Co 312.842,65 1,77 327.475,13 1,75 339.547,36 1,73 355.614,56 1,73 381.103,63 1,75 nstruction 6 Perdagangan, Hotel dan 2.625.092,43 14,88 2.819.715,80 15,09 2.994.763,36 15,22 3.211.263,99 15,64 3.474.795,78 15,99 Restoran/Trade, Hotel and Restourant 7 Pengangkutan dan 717.582,16 4,07 765.192,41 4,10 795.218,84 4,04 843.661,61 4,11 892.448,05 4,11 Komunikasi /Transport and Communication 8 Keuangan, Persewaan 393.169,22 2,23 419.515,28 2,25 436.277,89 2,22 451.138,21 2,20 474.864,56 2,18 dan Jasa Perusahaan/ 9 Jasa-jasa/Services 856.789,53 4,86 911.462,79 4,88 955.207,67 4,86 1.000.817,32 4,87 1.056.862,46 4,86 Total 17.640.170,09 100 18.683.930,07 100 19.674.494,55 100 20.527.539,56 100 21.734.661,19 100 Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

Tabel 3.8 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 sampai dengan 2010 atas Dasar Harga Berlaku Tahun No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % Nilai % 1 Pertanian/Agriculture 2.228.624,62 7,57 2.465.321,20 7,40 2.728.755,88 7,19 3.013.007,10 7,36 3.471.661,92 7,53 2 Pertambangan dan 368.568,14 1,25 419.179,42 1,26 468.303,80 1,22 526.035,13 1,28 580.783,81 1,26 Penggalian/Mining and Quarrying 3 Industry 17.876.119,11 60,74 20.154.147,70 60,49 23.275.745,49 60,79 24.721.851,70 60,00 27.471.535,02 59,60 Pengolahan/Manufact uring Industry 4 Listrik, Gas dan Air 524.707,23 1,78 588.412,88 1,77 642.658,74 1,68 674.520,69 1,65 741.188,33 1,61 Bersih/Electricity Gas and Water Supply 5 Bangunan/Konstruksi/ 506.056,81 1,72 571.271,13 1,71 648.394,06 1,69 696.720,83 1,70 764.990,68 1,66 Construction 6 Perdagangan, Hotel 4.432.799,58 15,06 5.112.043,54 15,34 6.005.197,92 15,68 6.780.385,10 16,56 7.796.200,55 16,91 dan Restoran/Trade, Hotel and Restourant 7 Pengangkutan dan 1.360.838,71 4,62 1.566.528,90 4,70 1.783.920,50 4,61 1.795.161,77 4,38 1.933.148,22 4,19 Komunikasi/Transport and Communication 8 Keuangan, Persewaan 634.303,86 2,16 721.566,11 2,17 792.877,54 2,07 820.502,95 2,00 898.354,49 1,95 dan Jasa Perusahaan/ 9 Jasa-jasa/Services 1.499.027,98 5,09 1.721.159,87 5,17 1.936.315,52 5,06 2.173.715,40 5,05 2.434.375,72 5,28 Total 29.431.046,06 100 33.319.630, 76 100 38.282.169,45 100 41.201.900,67 100 46.092.238,72 100 Sumber : RPJPD Kab. Bandung Tahun 2005-2025, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, 2010.

3.6. KARAKTERSITIK SUMBER DAYA BUATAN 3.6.1. Karateristik Sarana Sarana yang ada di Kab. Bandung terdiri dari sarana sosial dan sarana. Sarana yang berupa sarana peribadatan, sarana pemerintahan, sarana pendidikan serta sarana lainnya yang ada di Kab. Bandung tersebar merata untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan penduduk Kabupaten Bandung. A. Sarana Pendidikan Keadaan pendidikan suatu wilayah dapat menjadi indikator kesiapan penduduk dalam menerima perkembangan ilmu dan teknologi. Jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan Kab. Bandung dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan berdasarkan tingkatannya, serta penyebaran wilayahnya. No Tabel 3.9 Jumlah Sarana Pendidikan Di Kabupaten Bandung Tahun 2010 Kecamatan TK/ SD/ SMP/ SMA/ SEDERAJAT SMK Sekolah Luar Biasa Pondok Pesantren Madrasah Diniyah 1 Ciwidey 17 37 11 6 1 4 10 10 2 Rancabali 12 34 7 3 - - 5 11 3 Pasirjambu 25 45 16 2 1-6 20 4 Cimaung 46 35 12 4 2 2 3 54 5 Pengalengan 81 69 15 5 3 2 8 63 6 Kertasari 22 52 6 4 - - 4 34 7 Pacet 51 72 25 16 2-33 145 8 Ibun 19 54 13 4 3-18 29 9 Paseh 25 65 18 8 3 1 17 24 10 Cikancung 9 46 9 4 3-23 83 11 Cicalengka 36 52 15 7 4 2 22 9 12 Nagreg 21 36 8 3 1 1 6 11 13 Rancaekek 49 69 18 6 7 5 4 6 14 Majalaya 42 78 16 12 8 6 14 169 15 Solokanjeruk 20 45 9 3 2 1 8 48 16 Ciparay 62 71 28 15 3 3 15 53 17 Baleendah 76 66 19 9 10 1 5 11 18 Arjasari 35 63 16 10 4-2 89 19 Banjaran 45 48 17 8 5-4 61 20 Cangkuang 22 22 8 3 1-5 10 21 Pamengpeuk 18 30 10 4 1 2 2 34 22 Katapang 37 36 10 2 5 2 7 50 23 Soreang 40 40 12 5 2 1 15 17 24 Kutawaringin 29 51 14 6-1 18 66 25 Margaasih 46 54 11 5 1 2 15 16 26 Margahayu 38 48 13 6 5 2 4 9 27 Dayeuhkolot 28 58 15 5 2 1 1 15 28 Bojongsoang 41 35 13 5 1 2 3 5 29 Cileunyi 50 57 21 7 4-24 15 3 22

No Kecamatan TK/ SD/ SMP/ SMA/ SEDERAJAT SMK Sekolah Luar Biasa Pondok Pesantren Madrasah Diniyah 30 Cilengkrang 26 20 4 1 - - 1 1 31 Cimenyan 38 48 12 5-1 9 36 Jumlah 1106 1536 421 183 84 42 311 1204 Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011. Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 memiliki sarana pendidikan dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Secara keseluruhan, terdapat 1.106 TK, 1.536 Sekolah Dasar, 421 Sekolah Lanjutan Pertama, serta 183 Sekolah Lanjutan Atas dan 84 Kejuruan. Dari data tersebut, dapat diukur bagaimana tingkat pelayanan fasilitas pendidikan bagi penduduk Kab. Bandung. B. Sarana Peribadatan Penyediaan masjid di Kabupaten Bandung dapat dikatakan telah mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Sedangkan untuk gereja, wihara, dan pura, jumlah yang tersedia masih dibawah jumlah kebutuhan. Namun jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk yang menganut agama Islam dengan agama lain, jumlah tempat ibadah selain tempat ibadah untuk umat selain Islam seperti gereja, wihara, dan pura, jumlah kebutuhan tempat-tempat ibadah tersebut seharusnya tidak sebesar angka perkiraan ini. Hal ini kemungkinan terjadi karena standar yang digunakan kurang tepat. Untuk mencapai angka yang lebih signifikan, dalam menentukan kebutuhan tempat ibadah gereja, wihara, dan pura, dapat disesuaikan dengan komposisi jumlah penduduk menurut agama yang dianut. Lebih jelasnya, jumlah sarana peribadatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini; No Kecamatan Tabel 3.10 Jumlah dan Sebaran Sarana Peribadatan Kabupaten Bandung Tahun 2010 Masjid Surau/ Langgar Sarana Peribadatan Gereja Kristen Gereja Katholik Pura Vihara/ Klenteng 1 Ciwidey 198 215 1 0 0 0 2 Rancabali 109 137 0 1 0 0 3 Pasirjambu 179 184 0 0 0 0 4 Cimaung 191 96 0 0 0 0 5 Pengalengan 259 293 2 0 0 0 6 Kertasari 125 155 0 0 0 0 7 Pacet 234 317 0 0 0 0 8 Ibun 155 514 0 0 0 0 9 Paseh 161 510 0 0 0 0 3 23

No Kecamatan Masjid Surau/ Langgar Sarana Peribadatan Gereja Kristen Gereja Katholik Pura Vihara/ Klenteng 10 Cikancung 75 272 0 0 0 0 11 Cicalengka 180 405 0 0 0 0 12 Nagreg 76 137 0 0 0 0 13 Rancaekek 164 568 0 0 0 0 14 Majalaya 202 378 0 0 0 0 15 Solokanjeruk 100 290 0 0 0 0 16 Ciparay 259 402 0 0 0 0 17 Baleendah 229 239 0 0 0 0 18 Arjasari 281 96 0 0 0 0 19 Banjaran 242 102 0 0 0 0 20 Cangkuang 112 94 0 0 0 0 21 Pamengpeuk 128 35 0 0 0 0 22 Katapang 160 58 0 0 0 0 23 Soreang 207 130 0 0 0 0 24 Kutawaringin 187 285 0 0 0 0 25 Margaasih 173 291 0 0 0 0 26 Margahayu 108 129 1 1 1 1 27 Dayeuhkolot 121 65 3 1 0 0 28 Bojongsoang 103 113 0 0 0 0 29 Cileunyi 165 318 0 0 0 0 30 Cilengkrang 76 71 0 0 0 0 31 Cimenyan 189 38 1 0 0 0 Jumlah 5148 6937 8 3 1 1 Sumber : Kabupaten Bandung dalam angka tahun 2011. C. Sarana Kesehatan Kondisi sarana kesehatan di Kab. Bandung bisa dikatakan cukup lengkap. Ketersediaan praktek dokter, puskesmas sampai dengan rumah sakit terdapat di Kab. Bandung. Selain itu tedapat juga sarana layanan pengobatan seperti balai Poliklinik dan puskesmas pembantu lain terdapat di sana. Keberadaan rumah sakit yang terdapat di kawasan perkotaan cukup membantu melayani masyarakat, antara lain Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebaran jumlah sarana kesehatan yang ada di Kab. BandungTahun 2010. 3 24

No Tabel 3.11 Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2010 Sarana Kesehatan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1 Rumah sakit Daerah 2 2 2 3 3 2 Rumah Sakit Swasta 3 3 4 2 2 3 Jumlah Rumah Sakit AD/AU/ 1 1 1 1 0 AL/POLRI 4 Puskesmas 61 61 61 61 61 5 Pustu 70 72 71 69 85 6 Poliklinik 304 304 318 317 309 7 Posyandu Jumlah 441 443 457 453 460 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung (Profil Kesehatan Tahun 2006-2010) 3.6.2. Karakteristik Prasarana A. Kondisi Jaringan Jalan Informasi mengenai jaringan jalan Kabupaten Bandung mencakup kondisi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Bandung sebagai gambaran umum, dari keseluruhan panjangan jalan yang ada di Kabupaten Bandung yakni 1.155,35 km; sebanyak 355,57 km (30,78%) kondisi jalan keadaan baik, sebanyak 235,19 km (20,36%) kondisi jalan rusak ringan, sebanyak 319,01 km (27,61%) kondisi jalan rusak sedang serta sebanyak 245,58 km (21,26%) jalan dalam keadaan rusak berat. Dari sisi kualitas jalan, kondisi eksisting menunjukkan bahwa kondisi yang ada cukup merata. Untuk lebih detail mengenai data panjang jalan di Kabupaten Bandung berdasarkan kondisi dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12 Proporsi Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Bandung Berdasarkan Kondisi Tahun 2006-2010 No. Uraian Panjang Jalan (km) 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kondisi Baik 459,89 295,10 317,72 395,56 355,57 2. Kondisi Rusak Ringan 359,65 438,42 316,22 207,49 235,19 3. Kondisi Rusak Sedang 246,27 301,85 274,06 338,96 319,01 4. Kondisi Rusak Berat 161,23 191,66 246,55 213,35 245,58 5. Jalan secara 1.227,04 1.227,03 1.154,55 1.155,35 1.155,35 3 25

No. Uraian keseluruhan Poporsi Kondisi Baik (%) Poporsi Kondisi Rusak Ringan (%) Poporsi Kondisi Rusak Sedang (%) Poporsi Kondisi Rusak Berat (%) Panjang Jalan (km) 2006 2007 2008 2009 2010 37,48 24,05 27,52 34,24 30,78 29,31 35,73 27,39 17,96 20,36 20,07 24,60 23,74 29,34 27,61 13,14 15,62 21,35 18,47 21,26 Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005-2025. B. Kondisi Air bersih Pelayanan air minum untuk penduduk Kabupaten Bandung diselenggarakan oleh PDAM Tirta Raharja yang saat ini melayani 3 wilayah adminitrasi yaitu Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung barat. Di Kabupaten Bandung terdapat 6 (enam) cabang/unit pelayanan. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang mempunyai tugas memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat Kabupaten Bandung, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor : XVII tahun 1977 dan disahkan dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 510/HK/011/SK/77 serta diubah terakhir kalinya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2005. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Tirta Raharja sekitar 763.184 jiwa dengan jumlah rumah tangga 831.988. Apabila melihat dari kondisi masih rendahnya cakupan air minum kepada penduduk Kabupaten Bandung, maka pemerintah daerah perlu mengambil kebijakan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang dapat terlayani air minum. Tabel 3.13 Jumlah Proporsi Rumah Tangga yang Mendapatkan Akses Air Bersih Di Kabupaten BandungTahun 2006-2010 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 1. Jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses air bersih 2. Jumlah rumah tangga 645.006 746.481 669.368 832.806 763.184 757.594 782.127 816.832 885.674 831.988 3 26

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 3. Persentase rumah tangga berakses air bersih Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 2025. 85,14 95,44 81,95 94,03 91,73 C. Irigasi Panjang total jaringan irigasi Kabupaten Bandung pada tahun 2010 sepanjang 1.084,15 km (panjang saluran primer 77,76 km, panjang saluran sekunder 136,00 km dan panjang saluran tersier 870,39 km). Bangunan terdiri dari Bangunan Utama ( Bangunan Bendung ) sebanyak 443 buah dan Bangunan Air ( Bangunan Sadap, Bagi Sadap dan Pelengkap) sebanyak 1.015 buah. Angka ini tidak meningkat bila dibandingkan tahun 2009 maupun 2008. Adapun luas lahan budidaya pada tahun 2010 36.739,75 ha (sumber hasil pendataan ulang, SDAPE, 2010). Berikut secara lengkap disajikan data mengenai gambaran jaringan irigasi di Kabupaten Bandung. No. Tabel 3.14 Kondisi Jaringan Irigasi di Kabupaten Bandung Tahun 2010 Uraian Kondisi eksisiting saluran irigasi Baik Rusak Berat Rusak Ringan Total 1. Jaringan Primer 47,281 km (60,8%) 15,55 km (20%) 14,931 km (19,2%) 77,764 km 2. Jaringan Tersier 609,30 km (70 %) 87,10 km (10 %) 173,99 km (20 %) 870,39 km 3. Bangunan Utama 141 bh (31,8 %) 178 bh (40,1%) 124 bh (28,1%) 443 bh 4. Bangunan Air 431 bh (42,49%) 215 bh (21,2 %) 369 bh (36,3%) 1.015 bh Sumber : RPJP Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 2025. 3 27