BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PROSIDING SINDHAR Vol: 1 - ISSN: Penerbit: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bosowa

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

Wahyudi, et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB II PEMBELAJARAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATERI SEGI EMPAT. A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas IV SDN 1 Balukang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

PENGEMBANGAN MODUL LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR YANG VALID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

PENGEMBANGAN HANDOUT INTERAKTIF BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN LISTRIK

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB V PEMBAHASAN. mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk tabel yang menggambarkan. matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Sumbergempol.

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN. Kriteria utama untuk mengajar dengan efektif ialah apakah mengajar itu

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB V PEMBAHASAN. mengaitkan komponen pembelajaran berbasis masalah untuk melatihkan

Lampiran A1. No Aspek Indikator No. Butir. a. Kejelasan dan kelengkapan identitas. 1. Identitas mata pelajaran 1, 2, 3. b. Ketepatan alokasi waktu 4

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama diusulkan oleh John Dewey, pada tahun 1916 (Trianto, 2009: 105). Berikut ini akan dibahas tentang definisi, karakteristik, komponen- komponen, dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual 1. Definisi Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Masnur, 2007: 40). 2. Komponen komponen pendekatan kontekstual Menurut Masnur ( 2007: 43) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS yang berbasis kontekstual maka didalam LKS tersebut mencakup ketujuh komponen dari pendekatan kontekstual. Ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut: a. Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan filosofis (berfikir) pendekatan kontekstual. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan

7 terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap dipraktikkannya. Manusia harus mengkonstruksinya terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. Karena itu siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu, yang berguna bagi dirinya dan mengembangkan ide ide yang ada pada dirinya. Pada komponen ini langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru yaitu guru memberikan permasalahan pada siswa misalnya dengan ilustrasi berikut: Sebuah taman berbentuk segitiga akan diberi pembatas disekeliling taman segitiga itu dengan menggunakan tali. Jika panjang sisi sisi taman itu adalah 10m, 15m, dan 13m, berapa panjang tali yang diperlukan?. b. Pemodelan ( Modeling) Komponen pendekatan kontekstual ini menyarankan bahwa pembelajaran ketrampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Sebagai contoh guru membagikan kertas karton yang berisi gambar- gambar segitiga sebagai model yang langkah- langkahnya sudah tertulis dalam LKS. Cara seperti ini akan lebih cepat dipahami siswa daripada hanya bercerita atau memberikan penjelasan kepada siswa tanpa ditunjukkan modelnya atau contohnya Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pendekatan kontekstual, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran teoritis abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme. c. Inkuiri (Menemukan) Komponen menemukan merupakan kegiatan inti dari pendekatan kontekstual. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan

8 kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Dalam proses inkuiri ini langkah yang dapat dilakukan oleh guru adalah: 1) Guru menyuruh siswa untuk mengambil kertas karton yang sudah terdapat gambar segitiga dimeja guru. 2) Guru menyuruh siswa menyiapkan penggaris, jarum pentul, dan benang. 3) Guru menyuruh siswa mengukur masing- masing panjang sisi segitiga yang terdapat pada kertas karton. 4) Guru menyuruh siswa mentancapkan jarum pada setiap sudut-sudutnya. 5) Guru menyuruh siswa melingkarkan benang pada jarum sehingga membentuk segitiga yang sama dengan segitiga pada kertas karton. 6) Guru menyuruh siswa mengukur panjang benang yang mengelilingi segitiga tersebut. 7) Guru menyuruh siswa menuliskan hasilnya di kolom yang tersedia. d. Bertanya ( Questioning) Komponen bertanya merupakan strategi pembelajaran kontekstual. Belajar dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan pengetahuan kemampuan berfikir siswa. Contohnya yaitu: Keliling segitiga adalah jumlah sisi-sisi segitiga. Benarkah pernyataan tersebut? e. Masyarakat Belajar ( Learning community) Konsep ini menyarankan bahwa hasil belajar sebaiknya diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing

9 antarteman, antarkelompok, dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas. Contohnya: Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS secara berdiskusi dengan kelompoknya seperti misalnya siswa diberi permasalahan diketahui sebuah segitiga sama sisi mempunyai keliling 99 cm. Hitunglah panjang sisi segitiga tersebut!. f. Refleksi ( Refleksion) Komponen yang merupakan bagian terpenting dari pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespons semua kejadian, aktivitas atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran seperti ini penting ditanamkan kepada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan pengetahuan baru. Dalam komponen ini kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru yaitu: Guru membimbing siswa membuat rangkuman dari kegiatan yang telah dipelajari misalnya lengkapilah kalimat dibawah ini: Segitiga dapat dilukis jika diketahui. g. Penilaian Nyata ( Aunthentic Assesment) Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Gambaran pengalaman siswa ini perlu diketahui guru setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis,

10 dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran berlangsung. Dalam komponen ini kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut: 1) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan LKS. 2) Guru mencocokan jawaban siswa secara berssama-sama. 3. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang termuat dalam LKS adalah sebagai berikut: a. Pendahuluan 1) Guru menunjukkan sikap hangat dan antusias seperti mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. 2) Guru memberikan motivasi dan rasa ingin tahu siswa dengan memberikan pertannyaan yaitu: kemarin kalian telah mempelajari berbagai macam jenis-jenis segitiga dan contoh bentuk segitiga dalam kehidupan sehari-hari, coba sekarang sebutkan contohnya! 3) Guru memperhatikan minat siswa dengan mendengarkan jawaban-jawaban siswa. 4) Guru mengemukakan tujuan dan indikator yang harus dicapai oleh siswa. 5) Guru membagi siswa dalam kelas menjadi 5 kelompok. b. Kegiatan inti Guru menerapkan tujuh komponen pendekatan kontekstual tersebut dalam LKS: 1) Konstruktivisme a) Guru memberikan permasalahan pada siswa misalnya dengan ilustrasi berikut: Sebuah taman berbentuk segitiga akan diberi pembatas disekeliling taman

11 segitiga itu dengan menggunakan tali. Jika panjang sisi sisi taman itu adalah 10m, 15m, dan 13m, berapa panjang tali yang diperlukan? b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasangagasan mereka terlebih dahulu. 2) Pemodelan Guru membagikan alat peraga yaitu segitiga kepada masing-masing kelompok. 3) Inkuiri (Menemukan) a) Guru menyuruh siswa untuk mengambil kertas karton yang sudah terdapat gambar segitiga dimeja guru. b) Guru menyuruh siswa menyiapkan penggaris, jarum pentul, dan benang. c) Guru menyuruh siswa mengukur masing- masing panjang sisi segitiga yang terdapat pada kertas karton. d) Guru menyuruh siswa mentancapkan jarum pada setiap sudut-sudutnya. e) Guru menyuruh siswa melingkarkan benang pada jarum sehingga membentuk segitiga yang sama dengan segitiga pada kertas karton. f) Guru menyuruh siswa mengukur panjang benang yang mengelilingi segitiga tersebut. g) Guru menyuruh siswa menuliskan hasilnya di kolom yang tersedia. 4) Bertanya a) Guru menjelaskan kembali dan memantapkan konsep yang sedang dipelajari bahwa keliling segitiga adalah jumlah panjang ketiga sisi segitiga. b) Guru bertanya kepada siswa misalnya keliling segitiga adalah jumlah sisi-sisi segitiga. Benarkah pernyataan tersebut?

12 5) Masyarakat belajar Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal di LKS secara berdiskusi dengan kelompoknya misalnya misalnya diketahhui sebuah segitiga sama sisi mempunyai keliling 99 cm. Hitunglah panjang sisi segitiga tersebut! 6) Refleksi Guru membimbing siswa membuat rangkuman dari kegiatan yang telah dipelajari misalnya lengkapilah kalimat dibawah ini: keliling segitiga adalah jumlah dari. 7) Penilaian yang sebenarnya a) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan LKS. b) Guru mencocokan jawaban siswa secara berssama-sama. c. Penutup a) Guru membimbing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat rangkuman materi. b) Guru memberikan PR yang diambil dari buku ajar. c) Guru menutup pelajaran. B. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Menurut Ibrahim (Dalam Trianto, 2009: 201) Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa : Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), Media pembelajaran, serta Buku ajar siswa. Namun, disini perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dibatasi hanya pada Lembar Kegiatan Siswa(LKS).

13 1. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah ( Trianto, 2009 : 222). Sehingga LKS memuat kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Komponen- komponen LKS meliputi: judul, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur kegiatan, serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2009: 222). 2. Tujuan penggunaan LKS Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: b. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. c. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan. d. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan. 3. Manfaat Penggunaan LKS Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep. c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. d. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

14 f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. 4. Langkah-langkah menyusun LKS Langkah langkah dalam menyusun LKS adalah sebagai berikut: a. Menganalisis kurikulum Menganalisis kurikulum yaitu SK, KD, indikator dan materi pembelajaran untuk menentukan materi yang akan dibuat LKS. Menurut Sanjaya (2005: 3) Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). b. Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan LKS bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKS yang dapat dibuat. Untuk mengetahui jumlah LKS tersebut maka harus menyiapkan dan menyusun apa saja yang dibutukan dalam menyusun LKS seperti: menganalisis SK, KD, indikator, teori singkat tentang materi segitiga sehingga dapat diketahui berapa banyak LKS yang dapat dibuat. c. Menentukan judul LKS. Setelah menentukan materi untuk tiap LKS maka dapat dibuat judul dari masingmasing LKS tersebut sesuai isi materinya. d. Penulisan LKS. 1) Rumusan SK, KD dan Indikator LKS.

15 Indikator adalah cerminan dari pencapaian kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran. SK, KD, Indikator diturunkan dari buku pedoman khusus yaitu silabus. 2) Menentukan alat penilaian. Alat penilaian dapat berupa tes pilihan ganda atau essai. Penggunaan alat penilaian ini disesuaikan dengan kebutuhan karena masing- masing alat tes ini mempunyai kelemahan dan kelebihan sendiri- sendiri. Alat tes yang berupa soal diberikan kepada siswa memuat konsep yang sedang didiskusikan. 3) Menyusun materi. Menurut Trianto (2009, 205) materi pembelajaran hakikatnya berisikan butir-butir bahan pembelajaran pokok-pokok yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai suatu KD. Dalam menyusun materi untuk LKS berbasis kontekstual ini maka harus memperhatikan komponen komponen dari pendekatn kontekstual. Misalnya Materi keliling segitiga. Dalam menyusun LKS kontekstual dengan materi keliling segitiga harus mencakup ketujuh komponen dari pendekatan kontekstual yaitu: konstruktivisme, pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar, bertanya, refleksi dan penilaian. e. Menentukan alat penilaian. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi atau menilai LKS ini adalah angket yaitu angket respon siswa, angket respon guru dan angket validator. Angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang, kegiatan dalam LKS, suasana kelas. Angket validator digunakan untuk menilai

16 kevalidan LKS. Angket respon guru digunakan utuk menilai apakah LKS ini membantu dalam proses pembelajaran. C. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada (dalam Rusdi, 2008). Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2009: 177) Melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model model pengambangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Sehubungan dengan itu ada beberapa model pengembangan pembelajaran. Namun disini peneliti hanya mengacu pada salah satu model pengembangan perangkat yaitu model pengembangan menurut Thiagarajan, Semmel, dan Semmel atau mdel 4-D. Berikut akan diuraikan model pengembangan menurut Thiagarajan, Semmel dan Semmel sebagai berikut: Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran seperti gambar berikut:

17 Analisis Awal Akhir Analisis Tugas Analisis Siswa Analisis Konsep PENDEFINISIAN Spesifikasi Tujuan Pembelajara Penyusunan Tes Pemilihan Media PERENCANAAN Pemilihan Format Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan PENGEMBANGA Gambar. 2.1 Model Uji Pengembangan Validasi Perangkat Pembelajaran 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974) Pengemasan Penyebaran dan Pengabdosian E. Materi Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Segitiga. Pokok bahasan segitiga meliputi: 1. Pengertian dan unsur - unsur segitiga 2. Jenis jenis segitiga Sub materi: PENYEBARAN

18 a. Jenis- jenis segitiga berdasarkan panjang sisi sisinya. Jenis jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisnya adalah segitiga sembarang, segitiga sama kaki, dan segitiga sama sisi. b. Jenis- jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. Jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya adalah sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku. 3. Sifat sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya a. Segitiga Sembarang 2) Panjang ketiga sisinya beda 3) Besar ketiga sudutnya beda b. Segitiga Sama Kaki 1) Sepasang sisinya sama panjang 2) Sepasang sudutnya sama besar c. Segitiga Sama Sisi 1) Panjang ketiga sisi- sisinya sama 2) Besar ketiga sudutnya sama. 4. Keliling dan luas segitiga Sub materi: a. Keliling segitiga b. Luas segitiga K = BC+AC+A = a+ b+c L=½x a x t

19 5. Melukis segitiga dan garis garis pada segitiga Sub materi: a. Melukis segitiga jika diketahui panjang ketiga sisinya b. Melukis segitiga jika diketahui satu sisi dan dua sudut. c. Melukis segitiga jika diketahui dua sisi dan satu sudut. d. Melukis segitiga samakaki dan samasisi. e. Melukis garis-garis istimewa pada segitiga (Samsul, 2007)