Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN TRAINER OSCILATOR WIEN BRIDGE (JEMBATAN WIEN) DENGAN MENGGUNAKAN OSCILOSKOP DAN FREKUENSI COUNTER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

BAB III PERANCANGAN ALAT

Brilianda Adi WIcaksono Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Rancang Bangun Modulator FM

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN 3a MULTIVIBRATOR

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

RANGKAIAN OSILATOR. Gambar 1.

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

Osilator dan Sumber Sinyal

BAB III PERANCANGAN SISTEM

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

RANCANG BANGUN MODUL OSILATOR JEMBATAN WIEN DAN OSILATOR PENGGESER FASA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ ANTHONY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

PENGUKURAN INDUKTANSI SALURAN KOAKSIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

PROPOSAL EC6030 PERANCANGAN SENSOR INFRA RED (IR) UNTUK NAVIGASI ROBOT BERBASIS FPGA DAN up LEON

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

TUJUAN ALAT DAN BAHAN

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

PERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK

EKSPERIMEN VIII PEMBANGKIT GELOMBANG (OSILATOR)

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB IV PENGUKURAN & UJI COBA ALAT. Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat, maka langkah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Penguat Inverting dan Non Inverting

BAB III PERANCANGAN ALAT

DT-51 Application Note

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

MEDIA PEMBELAJARAN FILTER SINYAL AUDIO UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK AUDIO HALAMAN JUDUL SKRIPSI

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

Modul 02: Elektronika Dasar

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN ALAT PENGAMAN SEPEDA MOTOR DENGAN MEMANFAATKAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Transkripsi:

Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik Padlan Alqinsi 1, Slamet Indriyanto 2, Nanang Ismail 3, Ian Joseph Matheus Edward 4 1,2,3 Teknik Elektro UIN Sunan Gunung Djati Bandung 4 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung padlanalqinsi@live.com 1, slamindriyanto@gmail.com 2, nanang.is@uinsgd.ac.id 3, ian@stei.itb.ac.id 4 Abstrak Gelombang ultrasonik merupakan sebuah gelombang elektromagnetik dengan rentang frekuensi di atas 20kHz. Untuk membuat gelombang ultrasonik tersebut dibutuhkan sebuah osilator yang menghasilkan output gelombang dengan frekuensi yang ada dalam rentang gelombang ultrasonik tersebut. Paper ini membahas sebuah perancangan osilator Wien Bridge yang akan membangkitkan gelombang sinus dengan frekuensi 40kHz yang termasuk kedalam frekuensi gelombang ultrasonik. Perancangan dilakukan dengan menentukan nilai Resistor dan kapasitor. Pengujian alat dilakukan dengan mengukur frekuensi hasil keluaran osilator menggunakan osiloskop. Dengan nilai R=1800Ω dan C = 2.2nF, diperoleh osilator dengan frekuensi 40.18KHz. Frekuensi tersebut cukup dekat dengan frekuensi yang ditargetkan yaitu 40kHz. Pergeseran tersebut terjadi karena nilai toleransi dari resistor dan kapasitor yang digunakan. Kata kunci: Osilator Wien Bridge; Ultrasonik; Pembangkit Sinyal; Gelombang Sinusiodal. 1. Pendahuluan Untuk membangkitkan sinyal dengan jenis gelombang ultrasonik, maka diperlukan sebuah pembangkit gelombang yang bisa menghasilkan sinyal output berfrekuensi diatas 20kHz. Karena frekuensi range gelombang ultrasonik adalah diatas 20kHz. Osilator Wien Bridge merupakan sebuah osilator yang bisa membangkitkan sinyal sinusioidal berfrekuensi 1kHz sampai dengan 1MHz[1]. Sehingga dalam rentan frekuensi tersebut, osilator Wien Bridge ini bisa digunakan untuk membangkitkan gelombang ultrasonik. Pemilihan osilator Wien Bridge sendiri dilakukan karena osilator Wien Bridge mempunyai stabilitas yang baik dan tingkat distorsi yang rendah. Dengan demikian maka osilator Wien Bridge bisa digunakan untuk membangkitkan gelombang ultrasonik. Dalam penelitian ini, gelombang yang akan dibangkitkan adalah sebuah gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40kHz. Gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40kHz ini sering digunakan sebagai sensor pendeteksi jarak. Tranduser yang beredar di pasar rata rata bekerja pada frekuensi 40kHz. Pada penelitian ini, dilakukan sebuah perancangan osilator Wien Bridge yang bisa membangkitkan gelombang dengan frekuensi 40kHz. Perancangan dimulai dari menentukan sekema dan juga komponen yang akan digunakan. Pembuatan PCB rangkaian sampai osilator Wien Bridge yang telah dibuat di uji dengan alat ukur osiloskop. 2. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan berskala laboratorium. Tidak ada pengujian dalam skala lapangan dalam penelitian ini, sehingga semua kegiatan berlangsung di laboratorium. Alur penelitian yang dilakukan dimulai dari mengidentifikasi masalah yang ada, selanjutnya setelah masalah teridentifikasi, dilakukan studi literatur tentang masalah yang ada, selanjutnya dilakukan perumusan masalah sehingga penelitian yang dilakukan lebih terfokus terhadap apa masalah yang SENTER 2017, 15-16 Desember 2017, pp. 115~120 115

116 telah dirumuskan. Setelah masalah dirumuskan, penelitian berlanjut ke tahap pembuatan alat, dalam penelitian ini melakukan perancangan skematik rangkaian dan juga perancangan desain pcb alat yang akan dibuat. Setelah alat berhasil dibuat, selanjutnya dilakukan pengujian alat yang sudah dibuat. Semua alur penelitian digambarkan dalam sebuah diagram alir pada gambar 1. Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Perumusan Masalah Pembuatan Alat Perancangan Skema Pengujian Alat Perancangan Desain Selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 3. Hasil dan Analisis 3.1. Persamaan Dalam menentukan frekuensi output dari osilator Wien Bridge terdapat sebuah persamaan frekuensi resonansi, yaitu frekuensi yang akan dihasilkan oleh osilator Wien Bridge.[2] f = 1 2πRC (1) f = Frekuensi Resonansi (Hz) R = Resistor (Ω) C = Kapasitor (F)

117 Pada persamaan 1 berlaku hubungan R=R1=R2 dan C=C1=C2. Persamaan 1 tersebut akan menjadi acuan utama penentuan komponen yang akan digunakan. Dalam kasus ini, frekuensi yang ingin dibangkitkan dari osilator Wien Bridge tersebut adalah 40kHz yaitu sinyal yang termasuk dalam spektrum ultrasonik. Pada osilator Wien Bridge, penguatan yang terjadi antara sinyal input dan juga output yaitu sebesar 3 kali lipat. Dan untuk memenuhi syarat tersebut maka digunakan persamaan 2 untuk menentukan nilai resistor RG dan juga RF. 1 + RF RG = 3 (2) Persamaan 2 mempengaruhi penguatan yang terjadi pada rangkaian. Dimana untuk mendapatkan stabilitas pada output yang dihasilkan, maka persamaan 2 tersebut harus terpenuhi. 3.2. Skema Rangkaian Osilator Setiap komponen yang digunakan pada rangkaian ini berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan persamaan 1 dan persamaan 2. Persamaan 1 menentukan komponen R1 dan juga R2 pada skema pada gambar 2, berikut adalah perhitungan mencari nilai R1 dan R2 untuk mendapatkan sinyal dengan frekuensi sebesar 40kHz dengan asumsi menggunakan nilai C = 2.2nF. f = 1 2πRC 1 40000 = 2π R 2.2 10 9 1 R = 2π 40000 2.2 10 9 R = 1808.578 Ω Berdasarkan persamaan 1, dan dengan asumsi nilai C=C1=C2 dan R=R1=R2 [3], untuk mendapatkan sinyal dengan frekuensi 40kHz dibutuhkan nilai R = 1808.578Ω dengan asumsi awal ditetapkan nilai C = 2.2nF. Namun terdapat permasalahan dengan nilai R yang akan digunakan, dimana tidak ada resistor yang dijual di pasaran dengan nilai resistansi tepat sebesar 1808.578Ω. Sehingga dalam kasus ini, resistor yang digunakan bernilai 1800Ω. Dengan nilai R yang dirubah, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap Frekuensi gelombang yang akan didapat. 1 f = 2π 1800 2.2 10 9 f = 40190.642 Hz Persamaan 2 akan menentukan nilai RF dan juga RG pada rangkaian dengan asumsi nilai RG = 10KΩ, persamaan ini akan berpengaruh kepada gain dari rangkaian. 1 + RF RG = 3 1 + RF 10000 = 3

118 RF = 2 10000 RF = 20000 Ω Nilai RF dan RG sesuai persamaan 2 diperoleh dimana nilai RF disyaratkan harus 2 kali lebih besar dari RG. Dalam kasus ini resistor RF yang digunakan adalah sebuah resistor variabel dengan nilai resistansi 50KΩ karena tidak terdapat resistor dengan nilai resistansi sebesar 20KΩ dipasaran. pemilihan nilai RF pun berdasarkan nilai RG yang digunakan yaitu 10KΩ. Maka dengan menggunakan resistor variabel 50KΩ, diharapkan RF bisa memiliki nilai yang tepat sesuai persamaan 2 yaitu 20KΩ. Nilai setiap komponen yang akan digunakan sudah didapat,sehingga skema rangkaian Osilator Wien Bridge dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Skema Rangkaian Osilator Wien Bridge 3.3. Desain PCB osilator Setelah skema rangkaian dan penentuan komponen telah dilakukan, maka dibuat pcb dengan desain seperti pada gambar 3. Gambar 3. Desain PCB Osilator Wien Bridge

119 Desain printed circuit board tersebut dilakukan dengan software cadsoft eagle. 3.4. Pengujian Alat Pengujian alat dilakukan dengan mengukur frekuensi hasil keluaran osilator dengan menggunakan alat ukur osiloskop. Probe (+) pada osiloskop dihubungkan ke titik output dari rangkaian sedangkan probe (-) pada osiloskop dihubungkan dengan titik ground pada rangkaian. Setelah pengujian dilakukan, sinyal output dari osilator Wien Bridge tersebut adalah 40.18kHz. Nilai frekuensi yang dihasilkan tidak sepenuhnya sesuai dengan yang dituju yaitu 40kHz. Hal tersebut terjadi karena nilai toleransi dari resistor dan kapasitor yang digunakan sehingga berdasarkan persamaan 1 akan berpengaruh pada frekuensi sinyal yang dihasilkan. Hasil pengujian alat bisa dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Hasil Pengujian Frekuensi 4. Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan sebuah osilator Wien Bridge dengan sinyal keluaran berfrekuensi 40.18KHz. Frekuensi tersebut cukup dekat dengan frekuensi yang di targetkan yaitu 40kHz, dan juga cukup dekat dengan nilai frekuensi yang dihitung berdasarkan persamaan 1 dengan nilai R=1800Ω dan C = 2.2nF yaitu 40.1906 khz. Gelombang dengan frekuensi 40.18kHz merupakan sebuah gelombang ultrasonik. Sehingga walaupun nilai frekuensi yang dihasilkan alat tersebut berbeda dengan nilai frekuensi yang di inginkan yaitu 40kHz, sinyal tersebut masih termasuk dalam sinyal ultrasonik. Untuk pengembangan selanjutnya, bisa dilakukan dengan mengganti komponen dengan komponen yang lebih stabil dan akurat nilainya sehingga output yang dihasilkan pun akan lebih sesuai dengan harapan. Ucapan Terimakasih Ucapan terimakasih diberikan kepada seluruh jajaran, dosen dan juga staff Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Teman teman mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang telah mendukung penuh serta memberi bantuan terhadap penelitian yang dilakukan.

120 Daftar Pustaka [1] S. Fuada, Pengujian Trainer Oscilator Wien Bridge (Jembatan Wien) dengan Menggunakan Osiloskop dan Frekuensi Counter, Pros. SENTIA, vol. 6, pp. 32 36, 2014. [2] K. Clarke, Wien bridge oscillator design, Proc. IRE, pp. 246 249, 1953. [3] Y. Univesity, Wien Bridge Oscilator Performances, no. 2, pp. 38 41, 2003.