BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Suatu pergerakan

LATIHAN FLEKSIBILITAS DENGAN METODE PNF

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin, hal tersebut menjadi suatu hal yang alamiah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat hendak melakukan latihan, terdiri dari sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia harus melakukan aktivitas untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. Dari mulai alat komunikasi, alat perkantoran, alat transportasi sampai sistem

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

PENGARUH PENAMBAHAN CORE STABILITY EXERCISE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LATIHAN FLEKIBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya masalah tersebut, seseorang akan mengkompensasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Permainan sepak bola sangat

BAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang statis dan overload dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketenganan

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan menggunakan bahan malam atau lilin melalui alat yang

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

ARTIKEL PENELITIAN. I Nyoman Oka Yuliartha 1, Dedi Silakarma 1, Nyoman Agus Bagiada 2

METODE PASKA KONTRAKSI TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS HAMSTRING

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali 3

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari

KOMBINASI INTERVENSI INFRARED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. bidang tertentu (Wakhinuddin, 2009). Salah satunya skill dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki

BAB I A. Latar Belakang

METODE LATIHAN MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

FLEKSIBILITAS PENGERTIAN FLEKSIBILITAS

PERBANDINGAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

METODE ACTIVE ISOLATED STRETCHING

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, biologis,

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN METODE ACTIVE ISOLATED STRETCHING LEBIH EFEKTIF DARIPADA CONTRACT RELAX STRETCHING DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB VI PEMBAHASAN. memiliki rerata umur sebesar 36,65 ± 7,158 dan kelompok perlakuan

Putu Bayu Herlangga, 2 Ni Luh Nopi Andayani, 3 Nila Wahyuni 1,2,3 Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar Bali

PENGARUH ACTIVE STRETCHING DAN HOLD RELAX STRETCHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PEMAIN FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

PATOFISIOLOGI CEDERA

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

PENGARUH PEMBERIAN AUTOSTRETCHING TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA KASUS TIGHTNESS HAMSTRING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergerak full ROM secara lancar, mudah, tanpa hambatan, serta bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik dasar dalam setiap aktivitas. Melakukan aktivitas yang melebihi kemampuan tubuh akan berdampak bagi kesehatan dan kebugaran tubuh yang sehat. Aktivitas fisik yang berlebihan akan mengakibatkan kelelahan pada tubuh sehingga berpengaruh terhadap kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal yang tak terduga (McGowan, 2001). Lutan (2002) menyebutkan bahwa kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Di antara ketiga komponen tersebut, fleksibilitas dari suatu jaringan akan sangat berperan penting terhadap timbulnya suatu gerakan yang baik dalam melakukan aktivitas fisik. Setiap manusia mempunyai tingkat fleksibilitas yang berbeda. Pada diri seseorang pun mempunyai fleksibilitas yang berbeda antara bagian dari tubuhnya. Fleksibilitas mencakup dua hal yang saling berkaitan, yaitu kelentukan dan kelenturan. Kelentukan terkait erat dengan keadaan fleksibilitas antara tulang dan 1

2 persendian, sedangkan kelenturan terkait dengan keadaan fleksibilitas antara tingkat otot, tendon, dan ligamen. Menurut Lutan (2003), fleksibilitas adalah ruang gerak dari berbagai sendi tubuh. Fleksibilitas adalah kemampuan dari persendian untuk melakukan gerak melalui luas gerak yang penuh (Deuster, et al., 2007). Sendi tubuh dikatakan fleksibilitasnya baik apabila ruang gerak dari sendi itu sendiri tidak mengalami gangguan. Suatu gerakan hanya dapat terjadi bila ada suatu kontraksi dari otototot yang bersangkutan. Untuk melakukan suatu gerakan yang baik pada jaringan lunak (otot, jaringan pengikat, dan kulit). Secara umum menurunnya fleksibilitas lebih diakibatkan oleh kebiasaan bergerak dalam pola tertentu pada seorang individu dan pada gerakan tertentu dibandingkan dengan usia atau jenis kelamin. Fleksibilitas juga berkaitan dengan ukuran tubuh seseorang, jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik yang dilakukan. Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk memanjang semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang penuh, tanpa disertai rasa nyeri. Kurangnya mobilitas pada otot dalam waktu lama akan mengakibatkan pemendekan pada otot yang pada akhirnya berpengaruh pada fleksibilitas seseorang. Begitu pula dengan frekuensi pemakaian kerja otot yang berlebihan juga akan mengakibatkan otot mengalami kelelahan berupa kontraktur sebagai reaksi pemendekan jaringan lunak. Pemendekan pada otot sering dan banyak sekali terjadi di masyarakat, termasuk pada mahasiswa yang aktivitasnya tidak menentu dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dalam posisi tubuh statis dan juga jarang berolahraga. Pemendekan otot akan

3 terjadi secara bertahap dan terkadang tidak dirasakan sebagai suatu masalah yang serius oleh mahasiswa tersebut. Otot hamstring merupakan otot tipe I (tonik) atau otot postural, yang berfungsi untuk melakukan gerakan ekstensi hip, serta membantu gerakan eksternal dan internal rotasi. Apabila terjadi suatu patologi pada otot hamstring maka otot tersebut akan mengalami pemendekan atau tightness. Terjadinya suatu pemendekan atau tightness pada otot akan mampu menurunkan fleksibilitas otot tersebut. Fleksibilitas otot hamstring yang baik ditunjukkan dengan kemampuan untuk berkontraksi secara concentric dan excentric secara maksimal. Hamstring yang memendek menyebabkan seseorang mudah terkena cedera. Pada penelitian yang dilakukan terhadap pemain bola di Eropa (Ekstrand, et al., 2012), tercatat bahwa rata-rata setiap musim seorang atlet mengalami dua kali cedera muskuloskeletal (otot/ligamen/sendi/tulang). Kasus terbanyak adalah cedera hamstring sebanyak 12%, diikuti oleh ligamen lutut MCL 9%, dan otot quadriceps 7%. Kondisi otot hamstring yang mengalami pemendekan mempengaruhi keseimbangan kerja otot yang berdampak terhadap munculnya gangguangangguan lainnya dan aktivitas individu. Salah satu di antaranya adalah perubahan sikap postur mempengaruhi biomekanik yang pada akhirnya dapat memunculkan keluhan nyeri punggung bawah. Hamstring yang pendek berpengaruh pada penurunan kekuatan/keseimbangan otot sehingga kontraksi menjadi tidak sinergis. Hingga pada kondisi tertentu menyebabkan disfungsi pada lumbal (Stephens, et al., 2006)

4 Selain itu pemendekan otot hamstring dapat mempengaruhi aktivitas berjalan dimana pada penelitian Bing, et al (2008) menunjukkan bahwa kecepatan pemanjangan otot hamstring secara signifikan lebih tinggi selama fase mengayun. Untuk dapat melakukan aktivitas berjalan dengan efisien dengan risiko cedera kecil membutuhkan fleksibilitas otot hamstring yang adekuat. Menurut penelitian Odunaiya, et al., (2005) disebutkan bahwa pemendekan otot hamstring dapat mengakibatkan peningkatan tekanan patelo femoral syndrome. Selanjutnya menurut John and Wright (1962 ; dalam de Aquino, et al., 2006), disebutkan bahwa kontraktur jaringan otot mempengaruhi kekakuan sendi sebanyak 41% dan berkontribusi pada gangguan kapsul 47% serta pada tendon 10%. Angka kejadian penurunan fleksibilitas otot hamstring yang tinggi di masyarakat terjadi tanpa disadari. Akan tetapi cepat atau lambat akibatnya akan dirasakan antara lain nyeri pada area hip dan nyeri samar pada area paha. Untuk memelihara hamstring agar tetap baik sehingga terhindar dari cedera diperlukan tindakan penguluran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Otot hamstring yang mengalami pemendekan harus di stretch ke ukuran panjang otot yang normal dan mengembalikan fleksibilitasnya. Untuk mengatasi masalah pemendekan dan gangguan fleksibilitas yang terjadi serta meningkatkan kerja otot hamstring secara optimal, maka dibutuhkan suatu terapi atau bentuk latihan yang bersifat mengulur jaringan atau otot yang mengalami pemendekan atau tightness serta mengembalikan fleksibilitas otot tersebut, yang dikenal dengan istilah stretching (Irfan and Natalia, 2008).

5 Stretching merupakan suatu aktivitas yang sudah banyak diterapkan di lingkungan masyarakat. Misalnya, sebelum melakukan aktivitas olahraga biasanya dilakukan pemanasan terlebih dahulu diantaranya adalah penguluran otot atau stretching. Menurut Kisner and Colby (2007), secara umum stretching adalah bentuk terapi yang ditujukan untuk meningkatkan pemanjangan jaringan lunak yang mengalami pemendekan atau tightness sehingga menurunkan fleksibilitas otot, baik karena patologis maupun non patologis yang menghambat lingkup gerak sendi normal yakni berupa kontraktur, perlekatan, pembentukan jaringan parut yang mengarah pada pemendekan otot, jaringan konektif dan kulit serta mobilitas jaringan lunak di sekitar sendi. Terdapat beberapa tipe dari stretching yaitu static stretching, cyclic/intermittent stretching, ballistic stretching, proprioceptive neuromuscular facilitation stretching procedure (PNF Stretching), manual stretching, mechanical stretching, self-stretching, pasif stretching, dan aktif stretching (Kisner and Colby, 2007). PNF stretching merupakan salah satu tipe stretching yang bertujuan untuk memfasilitasi sistem neuromuskular dengan merangsang proprioseptif. Metode ini berusaha memberikan rangsangan-rangsangan yang sesuai dengan reaksi gerakan yang dikehendaki, sehingga pada akhirnya akan dicapai suatu kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi. Prinsip dasar metode PNF adalah distal ke proksimal, dengan fasilitasi-fasilitasi gerakan dengan pola memutar dan diagonal, pemberian tahanan maksimal, grasping technique, serta pemberian stretch reflex yang mampu merangsang spindle otot untuk menimbulkan reflek penguluran pada otot yang mengalami tightness. Beberapa teknik-teknik jenis PNF, seperti rhytmical

6 initiation, repeated contraction, stretch reflex, combination of isotonics, timing of emphasis, slow reversal, hold relax, dan contract relax. Contract relax stretching merupakan salah satu teknik dalam proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) yang melibatkan kontraksi isotonik melawan tahanan pada otot yang mengalami spasme atau ketegangan yang diikuti fase relaksasi kemudian diberikan stretching secara pasif dari otot yang mengalami ketegangan tersebut. Biasanya contract relax stretching ditujukan pada otot-otot mobilitas. Pada contract relax stretching, ketika otot berkontraksi mencapai initial stretch, maka kebalikan stretch reflex membuat otot tersebut menjadi relaksasi, dimana relaksasi membantu menurunkan berbagai tekanan dan siap untuk melakukan peregangan selanjutnya. Adapun tujuan dari pemberian contract relax stretching yaitu untuk memanjangkan atau mengulur struktur jaringan lunak (soft tissue) seperti otot, fasia tendon dan ligamen yang memendek secara patologis sehingga dapat meningkatkan lingkup gerak sendi dan mengurangi nyeri akibat spasme, pemendekan otot atau akibat fibrosis (Hardjono, 2012). Intervensi contract relax stretching terdiri dari dua metode, yaitu metode direct dan indirect. Dimana pada metode direct, kontraksi otot difokuskan pada grup otot yang mengalami keterbatasan. Otot antagonis dikontraksikan secara isotonik dengan tahanan yang kemudian diikuti dengan relaksasi dan peningkatan lingkup gerak sendi. Metode direct sering dikenal dengan post-isometric relaxation. Sedangkan pada contract relax stretching metode indirect, terapis mengkontraksikan otot yang berlawanan dengan grup otot yang mengalami

7 keterbatasan (otot agonis) sebagai ganti otot yang mengalami pemendekan (tightness). Metode ini sering dikenal dengan antagonistic/reciprocal inhibition. Pada penanganan kasus pemendekan otot hamstring, penggunaan intervensi contract relax stretching direct lebih sering digunakan dibandingkan dengan contract relax stretching indirect. Hal tersebut terjadi karena intervensi contract relax stretching direct langsung diaplikasikan pada otot yang mengalami pemendekan dibandingkan intervensi contract relax stretching indirect yang berlaku secara tidak langsung pada otot yang mengalami tightness. Namun secara umum kedua metode contract relax stretching tersebut sama-sama dapat mengurangi spasme dan meningkatkan fleksibilitas otot hamstring. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat membuktikan bahwa intervensi contract relax stretching direct lebih baik dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan intervensi contract relax stretching indirect. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Apakah intervensi contract relax stretching direct dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana?

8 2. Apakah intervensi contract relax stretching indirect dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana? 3. Apakah intervensi contract relax stretching direct lebih baik dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan intervensi contract relax stretching indirect pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum mengenai intervensi contract relax stretching direct lebih baik dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan intervensi contract relax stretching indirect pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui efektivitas intervensi contract relax stretching direct dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2. Untuk mengetahui efektivitas intervensi contract relax stretching indirect dapat meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

9 3. Untuk membuktikan bahwa intervensi contract relax stretching direct lebih baik dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring dibandingkan dengan intervensi contract relax stretching indirect pada mahasiswa program studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca terutama mahasiswa tentang pengaruh contract relax stretching direct dan contract relax stretching indirect terhadap fleksibilitas otot hamstring. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca terutama mahasiswa dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat dalam pemilihan jenis teknik contract relax stretching untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring.