BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai macam teknologi telah digunakan untuk membuat segala pekerjaan menjadi lebih efisien. Komputer atau laptop termasuk alat yang digunakan untuk memenuhi segala keperluan di zaman modern ini. Mulai dari mengetik, menganalisis data, menyimpan data, berkomunikasi, permainan, hiburan, bahkan hingga transaksi bisnis pun bisa dilakukan dengan komputer atau laptop. Hal ini menyebabkan seseorang mampu menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menggunakan komputer, dan tanpa ia sadari ada banyak efek negatif yang dapat ditimbulkan. Gerakan berulang seperti mengetik dapat menyebabkan sakit di tubuh bagian atas. Ketika kegiatan ini diulangi selama berjam-jam, hari demi hari, ribuan kali, efeknya akan bertumpuk. Seperti halnya duduk pada satu posisi terlalu lama, menatap monitor komputer berjam-jam akhirnya akan membuat otot bahu dan leher menjadi kaku (U.S. Department of Labor, 2013). Rhomboid adalah otot yang membawa bahu ke arah posisi bersiap. Rhomboid mayor dan rhomboid minor bekerja sebagai assist dalam gerakan retraksi skapula, dengan upper trapezius dan levator scapulae sebagai prime mover. Otot ini juga berfungsi sebagai prime mover gerakan adduksi bahu bersama dengan otot trapezius middle (Basmajian, 1995). Otot rhomboid sebagai stabilisasi postur, selalu ikut pada gerakan lengan melalui sendi glenohumeral.

2 Dalam aktivitas sehari-hari dapat terjadi mikro trauma berulang pada otot dan fascianya, sehingga timbul inflamasi yang diikuti fibrous reaction menyebabkan terbatasnya mobilisasi skapula dan timbulah rasa nyeri (Sidharta, 2009). Myofascial pain adalah suatu kondisi kronis yang mempengaruhi fascia (jaringan ikat yang menutup otot), dimana nyeri myofascial memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya trigger points pada taut band otot skeletal dan tenderness. Trigger points adalah benjolan atau nodul yang hipersensitif, yang apabila ditekan dapat menyebabkan reffered pain dengan pola tertentu. (Kisner dan Colby, 2007). Myofascial pain dapat berkembang dari cedera otot atau dari ketegangan yang berlebihan pada otot atau kelompok otot tertentu, ligamen atau tendon. Penyebab lainnya adalah : trauma pada muscle fibers, gerakan yang berulang-ulang, dan keterbatasan gerak (cedera pada lengan dan harus menggunakan arm sling) (Ratini, 2013). Myofascial pain sering terjadi di masyarakat, dan hampir pada setiap kasus terdapat trigger points. Di Amerika Serikat, 14,4% dari populasi umum menderita myofascial pain kronis. Sekitar 21-93% pasien dengan nyeri regional mengeluhkan adanya myofascial pain (Jennifer, 2013). Myofascial pain dapat menyebabkan muscle tightness dan spasm, collagen contracture, adhesion, abnormal cross-link actin dan myosin serta penurunan sirkulasi darah pada daerah tersebut. Pada kondisi itu ditemukan juga taut band / twisting dan trigger point yang apabila tidak segera ditangani dengan tepat akan meluas ke seluruh otot yang disebut dengan myosis (Daniels et al., 2003).

3 Suatu penelitian terdahulu dilakukan oleh Maksimus Ladopurab terhadap penurunan nyeri myofascial pain otot rhomboid. Intervensi yang diberikan adalah perbandingan antara kombinasi Microwave Diathermy (MWD) dan contract relax stretching dengan kombinasi Microwave Diathermy (MWD) dan deep transverse friction. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2005 dengan sampel penelitian diperoleh dari instalasi fisioterapi RS UKI Jakarta, sejumlah 20 orang, laki-laki dan perempuan, berusia tahun. Kesimpulan yang diperoleh yaitu kombinasi MWD dan deep transverse friction memberikan pengaruh yang lebih signifikan daripada kombinasi MWD dan contract relax stretching terhadap penurunan nyeri myofascial pain otot rhomboid. Teknik penerapan kombinasi MWD dan deep transverse friction dapat menurunkan intensitas nyeri melalui vasodilasi dan relaksasi jaringan serta melepaskan perlengketan akibat abnormal cross-link pada myofascial pain otot rhomboid. Diagnosis pada kasus myofascial pain otot rhomboid dapat ditegakkan oleh fisioterapis dengan dilakukannya assessment secara subjektif maupun objektif dilengkapi oleh beberapa pemeriksaan baik pemeriksaan umum maupun pemeriksaan khusus. Beberapa teknik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah modalitas ultra sound dengan penambahan muscle stretching berupa hold relax stretching atau dengan transverse friction massage. Modalitas fisioterapi ultra sound atau biasa disebut US meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah melalui efek micro massage, efek piezoelektrik, dan efek termal yang dapat membuat spasme otot berkurang dan otot menjadi relaks sehingga dapat mengurangi nyeri.

4 Pemberian hold relax stretching dapat mengulur otot yang mengalami pemendekan dengan kontraksi isometrik kelompok antagonis dan diikuti relaksasi otot tersebut, sehingga meningkatkan fleksibilitas otot dan mengurangi spasme serta dapat meningkatkan kekuatan otot sehingga dapat mengurangi resiko trauma pada otot (Hardjono dan Ervina, 2012). Transverse friction massage dapat mengurangi kekakuan otot dengan merusak dan mencegah perlengketan dari jaringan parut atau scar tissue, dengan diberikan tekanan pada nodule di otot yang spasme sehingga dapat memperlancar aliran darah dan nyeri pada otot yang kaku atau spasme tersebut berkurang (Benjamin dan Tappen, 2005). Kombinasi terapi US dan transverse friction massage dapat menurunkan intensitas nyeri melalui vasodilatasi dan penguraian inflamasi yang dihasilkan oleh efek termal dan micro massage dari US. Penambahan transverse friction massage dilakukan untuk mengurangi nodule dan abnormal cross-link, mencegah terjadi perlengketan dan melancarkan aliran darah pada area inflamasi, sehingga dapat mengurangi nyeri pada myofascial pain otot rhomboid. Penambahan hold relax stretching pada intervensi US, bertujuan untuk mengulur otot yang mengalami pemendekan setelah inflamasi terurai oleh efek micro massage dari US. Selain dapat mencegah terjadinya perlengketan dan melancarkan aliran darah karena kontraksi isometrik yang dilakukan, hold relax stretching juga bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, serta meningkatkan metabolisme pada jaringan myofascial, sehingga lebih baik dalam mengurangi nyeri pada myofascial pain otot rhomboid.

5 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan nyeri pada pasien dengan myofascial pain otot rhomboid. VAS (Visual Analog Scale) adalah alat pengukuran intensitas nyeri efisien yang telah digunakan secara luas dalam penelitian dan pengaturan klinis (Welchek et al., 2009). Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membuktikan bahwa kombinasi US dengan hold relax stretching benar lebih baik daripada kombinasi US dengan transverse friction massage menjadi sebuah penelitian dan diuraikan dalam bentuk skripsi dengan judul Kombinasi Terapi Ultra Sound dan Hold Relax Stretching Lebih Baik daripada Kombinasi Terapi Ultra Sound dan Transverse Friction Massage terhadap Penurunan Nyeri Myofascial Pain Otot Rhomboid. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkasan dalam latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang disampaikan sebagai berikut : 1. Seberapa besar efek kombinasi terapi ultra sound dan hold relax stretching terhadap penurunan nyeri pada myofascial pain otot rhomboid? 2. Seberapa besar efek kombinasi terapi ultra sound dan transverse friction massage terhadap penurunan nyeri pada myofascial pain otot rhomboid? 3. Apakah kombinasi terapi ultra sound dan hold relax stretching lebih baik daripada kombinasi terapi ultra sound dan transverse friction

6 massage terhadap penurunan nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk membuktikan seberapa besar efek dari kombinasi terapi ultra sound dan hold relax stretching terhadap penurunan nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid. 2. Untuk membuktikan seberapa besar efek dari kombinasi terapi ultra sound dan transverse friction massage terhadap penurunan nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid. 3. Untuk membuktikan bahwa kombinasi terapi ultra sound dan hold relax stretching lebih baik daripada kombinasi terapi ultra sound dan transverse friction massage terhadap penurunan nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis a. Pendidikan Mendapatkan hasil penelitian untuk menambah referensi intervensi kombinasi ultra sound dengan hold relax stretching dan kombinasi ultra sound dengan transverse friction massage untuk mengurangi nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid.

7 b. Individu Dengan adanya penelitian ini akan memberikan pengetahuan sejauh mana pemberian hold relax streching maupun transverse friction massage pada terapi ultra sound dapat mengurangi nyeri pada kasus myofascial pain otot rhomboid Manfaat Praktis a. Institusi Pelayanan Fisioterapi Untuk memberikan wawasan dan pertimbangan bagi para fisioterapis intervensi mana yang lebih baik untuk menurunkan nyeri yang dapat diaplikasi terhadap pasien pada kasus myofascial pain otot rhomboid.