BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No.27 tahun 2007, tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki keragaman potensi sumber daya alam yang tinggi dimana sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, wilayah pesisir banyak dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan manusia, seperti kawasan pelabuhan, perdagangan, perikanan/ pertanian, pariwisata, pemukiman, pemerintahan, dan masih banyak kegiatan lainnya yang bermanfaat. Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara daratan dan lautan yang sangat dinamik. Dinamika ini ditandai oleh perubahan garis atau bentuk pantai (morfodinamika), serta perubahan kedalaman (batimetri) yang berakibat pada perubahan ekosistem serta pola hidup dan kegiatan ekonomi dari masyarakat sekitarnya. Morfodinamika di suatu wilayah pesisir sangat dipengaruhi oleh prosesproses alami yang bekerja di wilayah tersebut serta pengaruh manusia (human interferences). Salah satu morfodinamika yang terjadi adalah semakin berkurangnya lahan pesisir akibat fenomena abrasi, proses pendangkalan muara sungai yang berakibat pada banjir yang sering melanda pemukiman di sekitar muara tersebut, dan sebagainya. Dinamika pesisir, secara konseptual dapat terjadi karena tiga faktor yaitu fisik (dinamika laut), non-fisik (sosial ekonomi), dan karakteristik pantai itu sendiri yang terjadi secara periodik dan berkelanjutan. Faktor fisik (dinamika laut) meliputi pasang surut air laut, pergerakan arus, meteorologi, dan gelombang laut. Faktor nonfisik (sosial ekonomi) meliputi pembangungan pelabuhan, pengolahan sawah di wilayah pesisir, pembangunan perumahan, akresi atau penambahan pantai, 1
eksploitasi bahan galian di daratan pesisir, dan pembuatan tanggul atau kanal di sekitar pantai. Karakteristik pantai meliputi sedimentasi yang dibawa air tanah maupun sungai ke muara pesisir, jenis tutupan lahan untuk meredam arus, dan gelombang dari laut ke pesisir, topografi pantai, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan memahami karakteristik pergerakan arus dan pasut laut sehingga diperlukan model dan peta arus dan pasut. Pergerakan arus dan pasut ini dimodelkan berdasarkan dinamika laut. Hasil model digunakan untuk menganalisis dan memprediksi seberapa jauh dampak pergerakan arus dan pasut yang berpengaruh terhadap perubahan garis pantai serta parameter apa saja yang berpengaruh terhadap hasil pemodelan. Analisis perubahan garis pantai ini juga dilakukan dengan membandingkan hasil model dengan pengukuran arus dan pasut. Pemodelan Hidrodinamika dalam penelitian ini membutuhkan beberapa data awal seperti data kedalaman (bathymetri), peta garis pantai (coastline), pasut (water level), data meteorologi (angin), dan tingkat kekasaran dasar laut. Pemodelan ini diturunkan melalui persamaan numerik. Sebagai studi kasus, pemetaan arus dan pasut laut untuk menganalisis perubahan garis pantai ini adalah daerah pesisir di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Daerah ini dipilih karena memiliki permasalahan yang menarik, sehingga menjadikan salah satu daerah pesisir yang perlu perhatian dari pemerintah karena mengalami kerusakan lingkungan. Terkait dengan pemanasan global, abrasi laut, konversi lahan, dan intrusi air laut menjadikan Muara Gembong mengalami krisis air bersih sehingga berpengaruh terhadap kehidupan dan perekonomian masyarakat sekitar. Penelitian ini terkait dengan program riset dan inovasi ITB 2012 yang berjudul Analisis Dinamika Pesisir Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Dalam Perspektif Pengelolahan Wilayah Pesisir Secara Terpadu yang diketuai oleh Dr.re.nat. Wiwin Windupranata. ST., M.Si. 2
1.2 Tujuan Penelitian a. Membuat model dan peta arus dan pasut laut di wilayah pesisir Kecamatan Muara Gembong. b. Memahami karakteristik pergerakan arus dan pasut di wilayah pesisir Kecamatan Muara Gembong. c. Menganalisis perubahan garis pantai di daerah tersebut dengan melihat hasil model dan dibandingkan dengan hasil pengukuran. 1.3 Lingkup Pembahasan Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini cukup luas dan kemungkinan dapat terkait dengan beberapa ilmu pengetahuan lainnya, dengan demikian diperlukan adanya batasan untuk penelitian yang akan dilakukan. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : a. Pembuatan model dan peta dari arus dan pasut laut berdasarkan data kedalaman dari peta LPI, data angin (NCEP), dan pasut (model pasut global TPXO) di daerah pesisir Kecamatan Muara Gembong. Data pengukuran lapangan digunakan sebagai data pembanding. b. Membahas dan menganalisis hasil model dan peta arus dan pasut laut dibandingkan dengan hasil pengukuran sehingga dapat diketahui hubungan dan pengaruhnya terhadap perubahan garis pantai. 3
1.4 Metodologi Dalam penyusunan penulisan ini, dilakukan beberapa tahapan penyelesaian dari mulai hingga penyajian hasil yang digunakan untuk analisis perubahan garis pantai. Tahapan penyelesaian (metodologi) penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1. MULAI STUDI LITERATUR PENGUMPULAN DATA MEMBANGUN DOMAIN MODEL PENENTUAN SYARAT BATAS DAN SYARAT AWAL PENENTUAN PARAMETER MASUKAN MODEL UJI SENSITIVITAS MODEL PARAMETER MODEL TERPILIH SIMULASI DUA MUSIM PEMETAAN PARAMETER DINAMIKA LAUT ANALISIS KESIMPULAN Gambar 1.1 Skema Metodologi Penelitian 4
Tahap awal yang dilakukan adalah studi literatur dan pengumpulan data. Kedua hal ini bisa dilakukan secara bersamaan atau bergantian. Dalam studi literatur dilakukan pencarian referensi baik buku maupun jurnal ilmiah agar penulis dapat memahami sejumlah tulisan yang berhubungan dengan topik yang diambil, mengembangkan kerangka berpikir, dan membuat rancangan penelitian. sehingga sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tahap pengumpulan data adalah mengumpulkan semua data penelitian yang diperlukan seperti data hasil pengukuran langsung daerah pesisir Muara Gembong dan data-data dari instansi yang berwenang. Tahap kedua dilakukan pembuatan domain model. Hal ini perlu dilakukan karena setiap proses pemodelan memerlukkan daerah yang akan dimodelkan. Dalam penelitian ini, domain model yang diperlukan adalah domain pemodelan arus di Muara Gembong. Dalam pembuatan domain juga akan dilakukan pembuatan grid dan interpolasi kontur kedalaman. Untuk membuat domain model diperlukan data kedalaman laut (batimetri) dan data garis pantai. Penentuan syarat batas dan syarat awal dengan cara menentukan nilai masukan yang diperlukan ke dalam batas domain model. Nilai yang dimasukkan tergantung dari kebutuhan pemodelan. Untuk penelitian ini, nilai masukan yang diperlukan adalah komponen pasang surut di perairan Muara Gembong. Penentuan parameter masukan model berdasarkan kebutuhan akan suatu pemodelan. Pada penelitian pessisir Muara Gembong, parameter masukan yang ditentukan adalah angin, Chezy, dan langkah waktu (time step). Chezy merupakan tingkat kekasaran suatu dasar perairan berbanding terbalik dengan nilai koefisiennya. Tahap selajutnya adalah diakukan pembuatan model uji sensitivitas (Sensitivity Models). Dalam pemodelan ini, parameter yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam model, sehingga dapat diketahui parameter mana yang paling berpengaruh terhadap pemodelan. Simulasi selama dua musim dilakukan untuk mendapatkan tunggang pasut dan arus maksimum pada dua musim yang berbeda. 5
Pemetaan parameter dinamika laut adalah pembuatan peta arus selama dua musim untuk melihat karakteristik pergerakan arus dan kaitannya dengan pasang surut. Hal ini dilakukan karena arus dan pasang surut berpengaruh terhadap dinamika laut. Pada tahap analisis, dilakukan pengamatan terhadap model dan peta yang dihasilkan untuk mengetahui karakteristik dan dinamika pesisir sehingga dapat diketahui seberapa besar perubahan garis pantai yang terjadi dan seberapa besar pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat pesisir Muara Gembong. Dengan demikian jika hasil analisis yang didapat terlihat perubahan dan dampak terhadap masyarakat, proses ini berakhir. 6
1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang mengapa penulis membuat tugas akhir ini, tujuan dari penelitian yang dilakukan itu seperti apa, ligkup pembahasan yang ditulis sejauh apa, bagaimana dengan bentukan skema metodologi penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir ini seperti apa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka membahas mengenai daerah penelitian yang dipilih, teori singkat mengenai arus, pasut, dan garis pantai. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam metodologi penelitian menjelaskan bagaimana proses penulis mendapatkan hasil dari pemodelan dan pengukuran berdasar skema metodologi yang telah dibuat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan ditampilkan hasil pemodelan dan pengukuran arus dalam bentuk gambar beserta pembahasannya. Pembahasan yang dilakukan berdasar parameter apa yang paling berpengaruh terhadap hasil model, peta arus dari model dua musim, dan perbandingan antara hasil model dengan pengukuran. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisikan kesimpulan apa saja yang dapat ditarik dari permasalahan yang telah dikerjakan dan saran apa saja yang dapat diimplementasikan untuk wilayah studi Muara Gembong. 7