Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

Sistem Telekomunikasi

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

Oleh : Dalmasius N A P.

Teknik Telekomunikasi

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

Praktikum Sistem Komunikasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM

Amplitude Modulation. SISTEM KOMUNIKASI Semester Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

V. M O D U L A S I. Gbr.V-1: Tiga sinyal sinusoidal yang berbeda. Sinyal 1 Sinyal 3. sinyal 2 t

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

B A B III SINYAL DAN MODULASI

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

HAND OUT EK. 481 SISTEM TELEMETRI

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi Data

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Pemancar dan Penerima FM

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

BAB II LANDASAN TEORI

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 4 Modulasi Frekuensi

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

Perancangan Dan Realisasi Perangkat Audio Headphone Dengan Media Infrared Pada Televisi

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi tahun 2007. Modul praktikum demodulator FM menggunakan PLL (Phase Locked Loop) yang telah dibuat memiliki spesifikasi sebagai berikut: Frekuensi kerja carrier ± 20 KHz Informasi 300-3400 Hz Menggunakan IC LM555 Panel hanya terdiri dari dua blok diagram Pada proyek akhir ini penulis membuat sebuah modul praktikum demodulator FM dengan PLL (Phase Locked Loop) dengan frekuensi carrier yang lebih tinggi dan dengan panel yang berisi blok lengkap dari tiga blok diagram PLL (Phase Locked Loop) yaitu Phase Detector, Low Pass Filter (LPF) dan VCO (Voltage Controlled Oscillator). 2.2 Teori Dasar Modulasi Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal informasi yang berfrekuensi rendah ke sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi agar dapat dipancarkan atau dikirimkan melalui media udara (radio)[ 1]. Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: Modulasi Analog Modulasi analog adalah sistem modulasi yang sinyal pemodulasinya adalah sinyal analog. Modulasi analog memiliki sifat kontinyu seperti modulasi amplitudo dan modulasi sudut. Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinyu (continous varying). Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh sinyal analog adalah amplitudo dan frekuensi. Sinyal analog biasanya Ibnu Nugraha (091331048) 4

dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk sinyal analog. Hal ini didasarkan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise[ 2]. Modulasi Digital Modulasi digital adalah sistem modulasi yang sinyal pemodulasinya adalah sinyal digital. Modulasi digital memiliki sifat diskrit seperti modulasi ASK (Amplitude Shift Keying), FSK (Frequency Shift Keying), PSK (Phase Shift Keying) (BPSK, QPSK, 8PSK) dan QAM. Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat[ 2]. 2.3 Alasan Modulasi Ada beberapa alasan mengapa diperlukannya proses modulasi, diantaranya: Ukuran antena Propagasi / perambatan yang efektif, memerlukan ukuran antenna ¼ - ½ dari panjang gelombang sinyal yang akan ditransmisikan. λ c f Contoh : = panjang gelombang = kecepatan cahaya = frekuensi sinyal suara Frekuensi sinyal suara: 300-3000 Hz Ukuran antena : ¼ - ½? (pjg gelombang) dari sinyal yg akan ditransmisikan Sehingga didapat : (1) Ibnu Nugraha (091331048) 5

= 100 km λ = 100 km, sehingga ukuran antena harus ¼ - ½ = 25 50 km, jadi tidak praktis. Interferensi sinyal Sinyal-sinyal suara (frekuensinya sama) jika ditransmisikan secara bersamaan interferensi, dimana sinyal saling tumpang tindih dan mengganggu satu sama. Dengan modulasi, frekuensi sinyal-sinyal suara dipindahkan ke wilayah frekuensi yang jauh lebih tinggi, sehingga dapat ditempatkan pada daerah-daerah frekuensi yang berbedabeda[ 6]. 2.4 Modulasi Frekuensi Modulasi Frekuensi dapat didefinisikan sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal carrier (sinyal pembawa) sesuai dengan amplitude sesaat sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Sinyal pembawa atau sinyal carrier biasanya berupa gelombang sinusoidal sedangkan sinyal pemodulasi atau sinyal informasi dapat berupa gelombang apa saja (sinusoidal, kotak, segitiga, gigi gergaji atau sinyal audio). Persamaan hasil modulasi frekuensi: (2) Dimana: = Gelombang hasil modulasi frekuensi = Frekuensi sudut pembawa (rad/s) = Frekuensi sudut pemodulasi = Deviasi frekuensi (Hz) = Frekuensi modulasi (Hz) = Indeks modulasi frekuensi Ibnu Nugraha (091331048) 6

Skema dari gelombang carrier dengan modulasi frekuensi ditunjukkan dengan gambar berikut: Sinyal Carrier Puncak Pembawa Pembawa Sinyal Audio Sinusoida Sinyal FM Gambar 1 Modulasi Frekuensi 2.4.1 Deviasi Frekuensi Perubahan frekuensi disebut Deviasi Frekuensi atau Simpangan Frekuensi ( f). Harga maksimum disebut dengan deviasi frekuensi dan ditulis dengan. Deviasi frekuensi maksimum maks terjadi saat puncak posiif dan puncak negatif sinyal informasi. (3) (4) Dan bisa disebut, maka: (5) (6) Ibnu Nugraha (091331048) 7

2.4.2 Indeks Modulasi Indeks modulasi FM (m ) merupakan perbandingan antara deviasi f frekuensi maksimum dengan frekuensi sinyal pemodulasi. (7) Dengan: = Deviasi frekuensi (Hz) = Frekuensi modulasi (Hz) = Indeks modulasi frekuensi Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin sejauh tersedia bandwidth (lebar bidang) untuk keperluan transmisinya. Biasanya besarnya indeks modulasi ini akan dimaksimalkan dengan cara mengatur besarnya deviasi frekuensi maksimal yang diijinkan. 2.4.3 Bandwidth FM Bandwidth FM menurut fungsi Bessel: Dimana: = jumlah pasangan frekuensi-frekuensi sisi yang masih signifikan = frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (Hz) Bandwidth FM menurut rumus Carlson: (8) Dimana: = deviasi maksimum gelombang FM = frekuensi maksimum sinyal informasi (9) 2.5 Demodulator FM Demodulasi adalah kebalikan dari modulasi, demodulasi adalah proses memperoleh kembali sinyal informasi dari pembawanya[ 1]. Demodulasi frekuensi adalah sebuah rangkaian yang mengkonversikan Ibnu Nugraha (091331048) 8

perubahan frekuensi yang sangat cepat ke perubahan tegangan linier. Alat yang digunakan untuk proses demodulasi adalah demodulator. Untuk frekuensi modulasi, demodulator yang digunakan adalah demodulator FM. Demodulator FM terdiri dari berbagai jenis, yaitu: Slope Detector Round Travis Detector Quadrature Detector Ratio Detector, dll 2.6 PLL (Phase Locked Loop) PLL adalah sebuah sistem yang mensinkronisasikan dan menyesuaikan osilator satu dengan osilator lainnya dengan membandingkan phasa antara kedua sinyal. PLL biasanya digunakan untuk frequency Shyntesis, membangkitkan clock pada mikrokontroller, membangkitkan frekuensi carrier, modulator FM, demodulator FM dan lain-lain[5]. PLL sendiri terdiri dari beberapa bagian yang diantaranya Detektor Phasa, Filter dan VCO. Berikut ini adalah blok diagram Phase Locked Loop (PLL) secara umum: Gambar 2 Diagram blok PLL (Phase Locked Loop) secara umum Oscillator Reference Osilator referensi ini menghasilkan frekuensi input bagian PLL. Untuk menjaga agar sistem Phase Loop tetap akurat, maka osilator referensi harus tetap dalam keadaan stabil. Frekuensi osilator referensi ini besarnya harus dibuat sama dengan besar frekuensi umpan balik bila dalam keadaan lock, sehingga bila kedua sinyal tersebut menjadi input Ibnu Nugraha (091331048) 9

detektor phasa maka Detektor phasa dapat membandingkan phasa kedua dari sinyal tersebut. dari rangkaian Osilator yang mengguankan sebuah kristal, yang mempunyai frekuensi outputnya sebesar 5kHz. Maka kapasitor variabel fungsinya untuk menjaga keseimbangan agar output rangkaian sama dengan frekuensi kristal. Untuk demodulator FM, Osilator Referensi berasal dari sinyal FM yang mengandung informasi. Detektor Phasa Rangkaian detektor phasa adalah rangkaian yang berfungsi untuk memperoleh beda phasa dari kedua input yaitu sinyal arus dan sinyal tegangan. rangkaian ini terdiri dari rangkaian buffer, zero crossing detector dan ICXOR. Di Rangkaian detektor beda phasa itu D1 dan D2 adalah dioda zener 4.7 Volt. fungsi dari dua dioda itu adalah sebagai pengaman agar sinyal output yang dilewatkan hanya memiliki amplitudo sebesar Vzener ditambah Vforward yaitu 4.7 V ditambah dengan sekitar 0.7 V sama dengan ±5.4 V saja. Filter Filter yang digunakan dalam PLL biasanya menggunakan LPF (Low Pass Filter). Low Pass Filter (LPF) adalah sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari DC naik sampai ke suatu frekuensi cutoff fc. Bersama naiknya frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun). Low Pass Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam atau menahan frekuensi tinggi. Bentuk respon LPF seperti ditunjukkan gambar 3 di bawah ini. Ibnu Nugraha (091331048) 10

Gambar 3 Respon Frekuensi LPF VCO VCO (Voltage Controlled Oscillator) adalah osilator LC yang frekuensinya bisa dikendalikan dari tegangan yang diberikan pada varaktornya (lihat gambar b). Varaktor adalah dioda yang bila diberi tegangan balik akan menjadi kapasitor, dimana nilai kapasitansinya tergantung dari tegangan yang diberikan padanya. Jadi dengan mengubah tegangan pada varaktor itu, frekuensi VCO akan berubah. Sementara itu nilai kapasitansi varaktor (maupun kapasitansi intrinsik dalam transistor) sangat mudah dipengaruhi oleh suhu. Inilah yang membuat frekuensi VCO mudah berubah (kurang stabil). Gambar 4 Rangkaian VCO PLL menggunakan dua jenis osilator itu (kristal dan VCO) sedemikian rupa sehingga menghasilkan frekuensi output yang stabil dan sekaligus mudah diubah-ubah (variabel). Caranya adalah dengan membagi frekuensi VCO dan kemudian membandingkannya dengan frekuensi referensi yang berasal dari osilator kristal (gambar d). Ibnu Nugraha (091331048) 11

Dua buah sinyal dikatakan memiliki frekuensi yang sama bila beda phasa antara keduanya selalu tetap. Bila misalnya frekuensi VCO berubah maka beda phasa antara osilator kristal dan VCO akan berubah. Perubahan beda phasa ini kemudian oleh detektor phasa dikonversi menjadi perubahan tegangan error. Tegangan error berupa deretan pulsa-pulsa ini kemudian dilewatkan ke rangkaian Low Pass Filter sehingga menjadi tegangan DC yang benar-benar rata. Selanjutnya perubahan tegangan DC yang sudah rata ini diberikan pada varaktor sehingga frekuensi VCO kembali seperti semula. Dengan cara ini maka frekuensi VCO akan terkunci (locked) dan selalu sama dengan frekuensi osilator kristal. Berhubung osilator kristal sangat stabil maka frekuensi VCO dengan sendirinya akan ikut stabil. Inilah prinsip kerja PLL (gambar c). Gambar 5 Prinsip Kerja Phase Locked Loop (PLL) Dalam gambar (d) frekuensi referensi (fr) berasal dari osilator kristal yang telah dibagi (oleh rangkaian pembagi frekuensi) dengan bilangan pembagi = R. Sementara itu, sebelum dibandingkan dengan frekuensi referensi (fr), frekuensi output VCO (fo) juga dibagi dengan bilangan pembagi = N. Pada saat sistem PLL ini dalam keadaan terkunci (locked) maka fr = fo / N atau dengan kata lain: (10) Berdasarkan persamaan ini maka fo akan mudah dibuat variabel dengan mengubah besarnya bilangan N, dimana N adalah bilangan Ibnu Nugraha (091331048) 12

bulat dan fr adalah satuan terkecil dari perubahan fo. Satuan terkecil ini sering disebut step. Dengan demikian mudah di dihitung Bila fr = 100 khz maka fo = N. 100 khz. Bila fr = 10 khz maka fo = N. 10 khz Bila fr = 1 khz maka fo = N. 1 khz, dst. N adalah bilangan bulat, bukan pecahan, dan N bisa bernilai 1 hingga tak berhingga. Dalam praktek umumnya N ditentukan oleh lebar frekuensi kerja VCO karena tidak ada VCO yang mampu bekerja pada frekuensi nol hingga tak berhingga. Kesimpulan penting yang bisa diambil dari sini adalah bahwa frekuensi output PLL sangat stabil, sestabil kristal. Selain itu, frekuensi output PLL ini juga dapat diubah-ubah dengan amat mudah, cukup dengan mengubah besarnya bilangan pembagi (N). Ketika berdiri sendiri, frekuensi output VCO sangat tidak stabil. Hal ini disebabkan karena kapasitansi varaktor dan kapasitansi intrinsik di dalam transistor yang digunakan, sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Bila suhu berubah maka frekuensi VCO akan berubah, sehingga dinyatakan bahwa frekuensi VCO tidak stabil. Ketidakstabilan frekuensi VCO ini kemudian diatasi dengan sistem PLL. Perubahan suhu lingkungan umumnya berlangsung sangat lambat. Ordenya bisa detik, menit atau jam. Perubahan yang lambat ini cukup mudah diikuti oleh Low Pass Filter (LPF) di dalam PLL sebab time response dari LPF ini telah sengaja dibuat lambat. Ketika frekuensi VCO berubah sedemikian cepat maka LPF tidak mampu lagi mengikuti perubahan itu. 2.6.1 Demodulator FM dengan PLL (Phase Locked Loop) Salah satu aplikasi dari PLL (Phase Locked Loop) adalah untuk demodulator FM. PLL FM demodulator atau biasa disebut detektor dapat dibuat dengan mudah karena kini dalam membuat rangkaian demodulator FM Ibnu Nugraha (091331048) 13

dapat menggunakan IC (Integrated Circuit) yang didalamnya sudah terdapat beberapa rangkaian seperti detektor fasa dan VCO. Demodulator FM dengan PLL kini digunakan dalam berbagai jenis peralatan radio. Demodulator FM dengan PLL memiliki beberapa keuntungan, diantaranya: Linearitas: Linearitas dari PLL demodulator FM diatur oleh tegangan dengan karakteristik frekuensi VCO dalam PLL. Karakteristik dari VCO dapat dibuat relatif linear, tingkat distorsi dari PLL demodulasi biasanya sangat rendah. Tingkat distorsi biasanya sepersepuluh persen. Biaya manufaktur: Pembuatan demodulator FM dengan PLL dapat menggunakan Integrated Circuit (IC). Hanya beberapa komponen eksternal diperlukan, dan tidak perlu menggunakan induktor sebagai bagian dari rangkaian resonan untuk VCO sehingga bisa membuat biaya lebih murah. Hal tersebut membuat PLL sebagai demodulator FM sangat mudah untuk dibuat. Ibnu Nugraha (091331048) 14