PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN SAMPUL... i. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv. SARI...


DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN

KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP-SMA-SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMP, SMA, SMK KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SMA / MA KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAAN BUKU SISWA 2013

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN (UNTUK PENERBIT) 2012

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2007

INSTRUMEN III PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD-SMP KOMPONEN KEGRAFIKAAN

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN UNTUK PENERBIT 2012

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEKOLAH DASAR (SD) KOMPONEN KEGRAFIKAAN

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Fidya Rizka Anggraeni & Sumarsih 14-22

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BUKU GURU 2017 INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN SUB KOMPONEN BUTIR NILAI KOMENTAR/SARAN/MASUKAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED

PENGEMBANGAN KOMIK AKUNTANSI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ASET TETAP

PENGEMBANGAN MEDIA KARTUN IPA POKOK BAHASAN GAYA MAGNET KELAS V DI SD NEGERI 1 SEKARSULI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

Kegrafikaan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Multirepresentasi

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI TITRASI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH

PERMAINAN KIMIA KOTAK KATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Adapun poin-poin atas saran dari validator ahli desain tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN BAHAN AJAR BERUPA MODUL HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) (AHLI MATERI)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PADA PRAKTIKUM SUBMATERI KOEFISIEN DISTRIBUSI MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI ASAM BASA BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH

LEMBAR VALIDASI LEMBAR KEGIATAN SISWA BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII UNTUK AHLI MEDIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (research and development). Metode. Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PPRODUKTIF AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN JURNAL BAGI SISWA SMK.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR PENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI REKONSILIASI BANK

Hestin Sri Widiawati, Efa Wahyu Prastyaningtyas Universitas Nusantara PGRI Kediri. Abstrak

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LKS KIMIA BERBASIS MEDIA GRAFIS JENIS KOMIK PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Lisa, Hairida, Masriani Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:li.sa22@yahoo.co.id Abstract The aims of this study were to determine the level of feasibility of chemistry student worksheet based comic graphic media was developed based on expert judgement and the level of readability based on field trial. The form of this study was research and development that adopted Borg and Gall s development model. The subject of this study was chemistry student worksheet based comic graphic media which was tried on 9 students of SMAN Pontianak in preliminary trial and 36 students of SMAN,, and Pontianak in field trial. Data collection instruments which is used are questionnaire of feasibility and questionnaire of students response. The result of processing data shows that chemistry student worksheet was developed feasible to be used in learning, it was reviewed from percentage of content feasibility was of 90,%, presentation feasibility was of 91,%, language feasibility was of 6,6%, and graphic feasibility was of 1,%. Based on calculation of the percentage of student questionnaire response, the level of readability in preliminary trial was of,1% and field trial was of,96%. It showed that the level of chemistry student worksheet based comic graphic media belongs to high criteria. Keywords: student worksheet, graphic media, feasibility, readability, buffer solution Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran dan didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa (Sadiman dkk, 2012). Pembelajaran sebagai proses komunikasi akan berjalan lebih efektif jika menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang disertai dengan pertimbangan terhadap karakteristik siswa dan materi pembelajaran serta daya dukung yang tersedia, hal ini berlaku juga dalam proses pembelajaran kimia. Satu di antara tujuan dalam mata pelajaran kimia adalah terbentuknya kemampuan siswa untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari dan teknologi (Mulyasa, 2006). Satu di antara materi kimia yang terkait dalam hal ini adalah materi larutan penyangga. Materi larutan penyangga merupakan satu di antara materi kimia yang banyak mengandung konsep yang kompleks. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia SMAN Pontianak pada tanggal 30 September 2016, diperoleh informasi bahwa satu di antara materi yang sulit dipahami siswa adalah larutan penyangga, hal ini diperlihatkan dengan rendahnya persentase ketuntasan nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA 1, 2, dan 3. Rendahnya ketuntasan siswa disebabkan karena siswa kesulitan melakukan perhitungan ph dan poh menggunakan prinsip kesetimbangan kimia dan perhitungan ph dengan penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marsita (20) mengenai analisis kesulitan belajar siswa dalam memahami materi larutan penyangga, dapat diketahui bahwa

faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi larutan penyangga adalah kurangnya kesiapan siswa dalam menerima konsep baru, kurangnya penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep prasyarat pada materi larutan penyangga, dan kurangnya latihan soal-soal dan cara siswa menyelesaikan soal. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan dukungan kreativitas guru untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian siswa dalam mempelajari materi larutan penyangga yang dianggap sulit. Pembelajaran kimia dapat terlaksana dengan baik dengan adanya interaksi yang menarik antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang dgunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain (Cahyaningrum, 2012). Berdasarkan survei pada bulan Februari 201 di SMA Negeri se-kota Pontianak, dalam proses pembelajaran kimia guru menggunakan media berupa bahan ajar cetak. Satu di antara bahan ajar cetak yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Namun dalam realita pendidikan pada beberapa SMA Negeri di Kota Pontianak diperoleh fakta bahwa guru tidak menulis bahan ajar sendiri. Guru masih menggunakan LKS yang diperoleh dari penerbit, yaitu LKS yang siap pakai, tanpa upaya merencanakan, menyiapkan dan menyusun sendiri sesuai kebutuhan siswa. LKS adalah satu di antara media yang dapat menjadi sumber belajar bagi siswa karena LKS membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari. Namun, LKS yang berasal dari penerbit memiliki tampilan yang kurang menarik sehingga terkesan kaku dan belum bisa mengkontruksikan pemahaman konsep siswa. Berkaitan dengan peran guru sebagai motivator, satu di antara hal yang dapat menarik perhatian siswa yaitu media. Media dalam proses pembelajaran disebut sebagai bahan ajar (Arsyad, 200). Penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran sangat penting untuk menarik perhatian siswa dan memberikan rangsangan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya. Hasil penyebaran angket untuk 11 siswa kelas XI IPA di SMAN Pontianak pada tanggal 1 Februari 201 tentang bahan ajar kimia, dapat disimpulkan bahwa lebih dari 0% siswa tidak termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut isi bahan ajar yang digunakan dan lebih dari 0% siswa menyatakan isi bahan ajar lebih banyak teks daripada ilustrasi, bahasanya sulit dimengerti, dan tampilan bahan ajar kurang menarik dan tidak berwarna. Selain itu, hasil wawancara terhadap 12 siswa kelas XI IPA di SMAN Pontianak pada tanggal 1 Desember 2016 dan 23 Februari 201 menyatakan bahwa siswa hanya mempunyai LKS yang disediakan oleh guru kimia. Tampilan LKS yang kurang menarik dan bahasa yang sulit dimengerti membuat siswa malas untuk membaca. Siswa menginginkan buku yang memiliki banyak contoh soal, berwarna dan bergambar agar lebih menarik untuk dibaca serta bahasa buku yang komunikatif karena siswa lebih tertarik pada bahasa penyampaian secara visual daripada bahasa verbal. Berdasarkan penjelasan tersebut, pengembangan LKS berbasis media grafis jenis komik merupakan salah satu solusi karena komik sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis berupa kartun yang mengungkapkan karakter untuk mengkomunikasikan materi secara visual yang berpotensi sebagai sarana informatif sehingga materi dapat disampaikan dengan lebih mudah dan menarik. Pada LKS berbasis media grafis jenis komik ini, pertanyaan-pertanyaan yang mengarah ke konsep materi disajikan dalam bentuk dialog antar tokoh dengan disertai sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap pembelajaran untuk penyelesaian soal. Berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian dan pengembangan dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kimia Berbasis Media Grafis Jenis Komik pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri Kota Pontianak.

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia berbasis media grafis jenis komik pada materi larutan penyangga di SMA Negeri Kota Pontianak dengan menggunakan model pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (dalam Emzir, 201). Subjek dalam penelitian ini adalah LKS kimia berbasis media grafis jenis komik pada materi larutan penyangga. Sampel penelitian yaitu siswa kelas XI dan XII IPA di beberapa SMA Negeri Kota Pontianak yang dipilih menggunakan teknik purposive sample, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 201). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung, yaitu teknik pengumpul data dengan mempergunakan angket atau kuesioner sebagai alatnya (Amirul Hadi dan Haryono, 200). Alat pengumpul data berupa angket kelayakan yang sudah sesuai dengan standar kelayakan bahan ajar dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan angket respon siswa yang telah divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan. Angket penilaian kelayakan terdiri dari beberapa komponen, yaitu kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Hasil penilaian kelayakan dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut: menghitung frekuensi skor penilaian tiap-tiap pernyataan, menghitung skor total tiap pernyataan, menghitung persentase perolehan skor tiap pernyataan, dan menghitung persentase rata-rata kelayakan LKS. Sedangkan angket respon siswa terhadap tingkat keterbacaan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: menghitung frekuensi responden yang memilih Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) pada tiap pernyataan positif dan negatif, menghitung skor total tiap-tiap penyataan sesuai kriteria skala likert dalam Riduwan (200), menghitung persentase perolehan skor tiap pernyataan, dan menghitung persentase total respon. Kriteria kelayakan dan respon tiap pernyataan ditentukan dengan interpretasi dalam Riduwan (200). LKS tergolong tinggi dan sangat tinggi apabila memperoleh persentase 61%. Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tahap, yaitu: 1) Penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) Perencanaan, 3) Pengembangan format produk awal, ) Uji coba awal, ) Revisi produk, 6) Uji coba lapangan, ) Revisi produk. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini antara lain: (1) studi literatur dengan mengkaji literatur mengenai penggunaan media pembelajaran dan mengkaji temuan-temuan penelitian terkait pentingnya media dalam pembelajaran. Pada langkah ini juga dilakukan kegiatan analisis silabus dan materi sebagai bahan untuk mengembangkan media, (2) studi lapangan dilakukan dengan menganalisis LKS yang digunakan sekolah dan mengidentifikasi kebutuhan siswa melalui kuesioner dan wawancara. Tahap Perencanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain: (1) merumuskan tujuan penggunaan produk, (2) menentukan pengguna produk, (3) mendeskripsikan komponen-komponen produk yang dikembangkan dan proses pengembangannya. Tahap Pengembangan Format Produk Awal Pengembangan format produk awal merupakan draf dari LKS kimia berbasis media grafis jenis komik yang selanjutnya divalidasi oleh para ahli sesuai bidang keahlian masingmasing. Tahap Uji Coba Awal Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap uji coba awal antara lain: (1) melakukan uji keterbacaan LKS menggunakan angket respon siswa kepada 9 siswa kelas XI IPA SMAN Pontianak, (2) menganalisis hasil uji keterbacaan, (3) melakukan perbaikan berdasarkan hasil uji keterbacaan, () mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki. Tahap Revisi Produk Pada langkah ini, dilakukan perbaikan dan penyempurnaan produk berdasarkan komentar dan saran dari hasil uji coba awal yang terdapat

dalam angket respon siswa terkait dengan aspek keterbacaan. Tahap Uji Coba Lapangan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap uji coba lapangan antara lain: (1) melakukan uji keterbacaan LKS menggunakan angket respon siswa kepada 36 siswa kelas XI a. a. Ahli materi dan XII IPA SMAN,, dan Pontianak, (2) menganalisis hasil uji keterbacaan, (3) melakukan perbaikan berdasarkan hasil uji keterbacaan, () mengkonsultasikan hasil yang telah diperbaiki. Tahap Revisi Produk Pada langkah ini, dilakukan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan komentar dan saran dari hasil uji coba lapangan yang terdapat dalam angket respon siswa terkait aspek keterbacaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Validasi oleh ahli Validasi dilakukan oleh ahli untuk menilai kelayakan LKS yang terdiri dari aspek isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Validasi materi dilakukan pada tanggal Mei 201 hingga 19 Mei 201 oleh dua dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan dan seorang guru kimia SMAN Pontianak. Penilaian kelayakan materi terdiri dari aspek isi dan penyajian. Hasil rata-rata penilaian kelayakan isi disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 dapat diketahui persentase rata-rata kelayakan isi secara keseluruhan yaitu 90,% yang berarti termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan layak untuk uji coba lapangan dengan revisi. Tabel 1. Hasil Penilaian Ahli Materi terhadap Aspek Isi Produk No Butir Penilaian Skor Kriteria X Xi P(%) V 1 V 2 V 3 1 Kelengkapan materi 1 1 Sangat 2 Keluasan materi 1 6,6 Sangat 3 Kedalaman materi 1 1 Sangat Keakuratan konsep dan 1 6,6 Sangat definisi 6 9 3 12 1 1 1 1 1 1 1,00 6,6 6,6 Sangat Sangat Sangat Sangat 11 12 Keakuratan fakta dan data Keakuratan contoh Keakuratan gambar Keakuratan istilah Gambar dalam kehidupan sehari-hari Menggunakan contoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari Mendorong rasa ingin tahu Menciptakan kemampuan bertanya 1 1 1 1 1 6,6 0 0 Sangat Sangat Sangat Rata-rata 90, Sangat

Tabel 2. Hasil Penilaian Ahli Materi terhadap Aspek Penyajian Produk No Butir Penilaian Skor V1 V2 V3 X Xi P(%) Kriteria 1 Keruntutan konsep 1 1 0 Sangat 2 3 6 9 Contoh-contoh soal dalam setiap kegiatan belajar Soal latihan pada setiap akhir kegiatan belajar Kunci jawaban soal latihan Pengantar Daftar pustaka Keterlibatan siswa Ketertautan antar kegiatan belajar/ subkegiatan belajar Keutuhan makna dalam kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 6,6 6,6 6,6 6,6 Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat belajar/ subkegiatan belajar Rata-rata 91, Sangat Selanjutnya, hasil rata-rata penilaian kelayakan penyajian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase rata-rata kelayakan penyajian sebesar 91,% yang berarti termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan layak untuk uji coba lapangan dengan revisi. Terkait dengan hal ini, dilakukan revisi berdasarkan saran ahli materi yang terdapat dalam angket penilaian kelayakan isi dan penyajian. b. Ahli bahasa Validasi kebahasaan dilakukan pada tanggal Mei 201 hingga 16 Mei 201 oleh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan dan pihak Balai Bahasa Kalimantan Barat. Hasil penilaian ahli bahasa terhadap aspek kebahasaan LKS disajikan dalam Tabel 3. Pada Tabel 3, diperoleh informasi bahwa persentase rata-rata kelayakan kebahasaan LKS secara keseluruhan yaitu 6,6% yang berarti termasuk dalam kriteria tinggi dan layak untuk uji coba lapangan dengan revisi. Berdasarkan hasil angket penilaian kelayakan kebahasaan, perlu dilakukan revisi pada aspek kebahasaan LKS yang berkaitan dengan kebakuan istilah, pemahaman terhadap pesan atau informasi, dan ketepatan ejaan. Oleh karena itu, dilakukan revisi berdasarkan saran dari ahli bahasa. Tabel 3. Hasil Penilaian Ahli Bahasa terhadap Aspek Kebahasaan Produk No Butir Penilaian Skor V1 V2 X Xi P(%) Kriteria 1 Ketepatan struktur kalimat 2 Keefektifan kalimat 3 Kebakuan istilah 3 0 Pemahaman terhadap pesan atau 3 0 informasi 6 9 Kemampuan memotivasi siswa Kesesuaian dengan perkembangan intelektual siswa Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional siswa Ketepatan tata bahasa Ketepatan ejaan 3 0 Rata-rata 6,6

c. Ahli grafika Validasi kegrafikan dilakukan pada tanggal 12 April 201 hingga Mei 201 oleh dosen Pendidikan Kimia FKIP Untan. Hasil penilaian kelayakan kegrafikan dapat dilihat dalam Tabel : Tabel. Hasil Penilaian Ahli Grafika terhadap Aspek Kegrafikan Produk No Pernyataan X Xi P (%) Kriteria 1 Kesesuaian ukuran LKS dengan standar ISO 2 3 0 Sangat 6 9 11 12 1 Kesesuaian ukuran dengan materi isi LKS Penampilan unsur tata letak pada sampul muka, belakang dan punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan secara konsisten Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca a. Ukuran huruf judul LKS lebih dominan dan proporsional dibandingkan ukuran LKS, nama pengarang b. Warna judul LKS kontras dengan warna latar belakang Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi huruf Ilustrasi sampul LKS a. Menggambarkan isi/ materi ajar dan mengungkapkan karakter obyek b. Bentuk, warna, ukuran, proporsi obyek sesuai realita Konsistensi tata letak a. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola b. Pemisahan antar paragraf jelas Unsur tata letak harmonis a. Bidang cetak dan margin proporsional b. Spasi antar teks dan ilustrasi sesuai Unsur tata letak lengkap a. Judul kegiatan belajar, subjudul kegiatan belajar, dan angka halaman b. Ilustrasi dan keterangan gambar Tata letak mempercepat halaman a. Penempatan hiasan sebagai latar belakang tidak mengganggu judul, teks, angka halaman b. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman Tipografi isi LKS sederhana a. Tidak menggunakan banyak jenis huruf b. Penggunaan variasi huruf (italic, bold, all capital, small capital) tidak berlebihan c. Spasi antar baris susunan teks normal d. Spasi antar huruf normal Tipografi isi LKS memudahkan pemahaman a. Jenjang judul-judul jelas, konsisten dan proporsional b. Tanda pemotongan kata Ilustrasi isi a. Mampu mengungkap makna/ arti dari objek b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan c. Kreatif dan dinamis 0 Sangat Rata-rata 1, Sangat

Rata-rata Skor (%) Rata-rata Skor (%) Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa persentase rata-rata kelayakan kegrafikan LKS secara keseluruhan adalah 1,% yang berarti termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan layak untuk uji coba di lapangan dengan revisi. Setelah dilakukan revisi berdasarkan saran dari ahli, produk diujicobakan pada siswa untuk mengukur tingkat keterbacaan LKS yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kemenarikan, kemudahan, dan keterpahaman (Gilliland, 192). 2. Uji coba awal Uji coba awal dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 201 terhadap 9 siswa kelas XI IPA SMAN Pontianak tahun ajaran 2016/201 yang memiliki tingkat kemampuan berbeda, yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data dalam uji coba awal menggunakan angket respon siswa. Hasil angket respon siswa terhadap keterbacaan produk pada uji coba awal dapat dilihat pada Grafik 1. 3 2 1 9. 9.6 1.9 Kemenarikan 1 Kemudahan 2 Keterpahaman 3 Grafik 1:Hasil Angket Respon terhadap Aspek Penilaian Produk pada Uji Coba Awal Berdasarkan Grafik 1, diperoleh informasi bahwa persentase aspek kemenarikan, kemudahan, dan keterpahaman terhadap produk masing-masing sebesar,0%, 9,6%, dan 1,9%. Hasil dari setiap aspek dirata-ratakan sehingga diperoleh persentase keterbacaan LKS sebesar,1% dengan kriteria sangat tinggi. Siswa berpendapat bahwa LKS kimia berbasis media grafis jenis komik menarik untuk dibaca, lebih berwarna, mudah dimengerti, dan dapat membantu untuk memahami materi larutan penyangga. Selain memberikan komentar, siswa juga memberikan saran mengenai gambar yang terdapat dalam LKS. Menurut siswa, sebaiknya gambar-gambar dikurangi terutama gambar yang tidak diperlukan. Oleh karena itu, dilakukan revisi pada beberapa halaman LKS dengan menghilangkan gambar-gambar yang tidak diperlukan. 3. Uji coba lapangan Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 201 hingga Agustus 201 terhadap 9 siswa kelas XI IPA SMAN Pontianak, 12 siswa kelas XII IPA SMAN Pontianak, dan 1 siswa kelas XII IPA SMAN Pontianak. Siswa yang dipilih untuk uji coba lapangan merupakan siswa yang tidak termasuk pada uji coba awal. Pengumpulan data pada uji coba lapangan ini menggunakan angket respon siswa yang terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kemenarikan, kemudahan, dan keterpahaman. Hasil angket respon siswa terhadap keterbacaan produk pada uji coba lapangan disajikan dalam Grafik 2 sebagai berikut: 6 3 2. Kemenarikan. 6.22 Kemudahan 1 Keterpahaman Grafik 2:Hasil Angket Respon terhadap Aspek Penilaian Produk pada Uji Coba Lapangan Pada Grafik 2 menunjukkan bahwa persentase aspek kemenarikan, kemudahan, dan keterpahaman terhadap produk masing-masing sebesar,%,,%, dan 6,22%. Dengan demikian, persentase keterbacaan LKS kimia berbasis media grafis jenis komik sebesar,96% yang berarti termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh siswa, dapat diketahui bahwa siswa berpendapat tampilan LKS bagus dan menarik dengan adanya gambar dan variasi warna. Isinya bagus, jelas, lengkap, dan mudah dipahami serta dapat

membantu untuk mengingat kembali materi sebelumnya. Saran yang diberikan oleh siswa yaitu sebaiknya tampilan LKS menggunakan warna yang gelap dan penggunaan warna dikurangi agar tidak mengalihkan fokus pandang. Oleh karena itu, dilakukan revisi dengan menggunakan warna jingga dan biru sebagai warna utama. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini membuktikan bahwa LKS kimia berbasis media grafis jenis komik layak digunakan dalam pembelajaran kimia dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis media grafis jenis komik memperoleh persentase rata-rata kelayakan isi sebesar 90,% (sangat tinggi), aspek penyajian sebesar 91,% (sangat tinggi), aspek kebahasaan sebesar 6,6% (tinggi), dan aspek kegrafikan sebesar 1,% (sangat tinggi). Dengan demikian, tingkat kelayakan LKS sebesar,1% (sangat tinggi) yang berarti bahwa LKS yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil angket respon siswa, diperoleh informasi bahwa persentase rata-rata tingkat keterbacaan LKS pada uji coba awal sebesar,1% dan pada uji coba lapangan sebesar,96%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan LKS kimia berbasis media grafis jenis komik tergolong kategori tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan agar LKS kimia berbasis media grafis jenis komik dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lanjutan mengenai efektifitas penggunaan bahan ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran dan dapat digunakan oleh guru sebagai media alternatif dalam pembelajaran kimia. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 200. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Instrumen Penilaian Tahap I Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP. Cahyaningrum. 2012. Pengembangan Media Smart with Chemistry (SwC) Berbasis Web sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa SMA/MA Kelas XI. Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta. (online). (http://eprints.uny.ac./9392/, diakses 1 Februari 201). Emzir. 201. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Gilliland, John. 192. Readability. London: Hurdder dan Stoughton. Hadi, Amirul dan Haryono. 200. Metodologi Penelitian Pendidikan untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: Pustaka Setia. Marsita, Resti Ana. 20. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. (online). (http://portalgaruda.org?ref=author&mod =profile&id=316293, diakses 16 Februari 201). Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan. 200. Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sadiman, Arief S., dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 201. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.