OPTIMALISASI DISKUSI KELAS MELALUI PEER ASSESSMENT DAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENILAI KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PROFIL KECAKAPAN AKADEMIK SISWA MELALUI PRAKTIKUM BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 1975

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG. Dosen Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau 2

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN

PENGEMBANGAN ASESMEN METAKOGNISI CALON GURU IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PROFIL KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA SMA MENGGUNAKAN METODE FENETIK DALAM PEMBELAJARAN KLASIFIKASI ARTHROPODA. Feni Oktaviani 1, Topik Hidayat 2 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sudarmono 1, Rini Dian Anggraini 2, Sehatta Saragih 3 No.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

FKIP 2015, ANALISIS KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR CALON GURU BIOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS OLEH SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

PENGEMBANGAN ASESMEN PEMBELAJARAN SESUAI TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PADA MATERI FOTOSINTESIS DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA MATA KULIAH MEKANIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PERCEPTIONS OF STUDENTS ON THE APPLICATION OF SCIENTIFIC APPROACHES TO BIOLOGY LEARNING X SMA CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 12 PEKANBARU

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

PENERAPAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena bertujuan untuk

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA MELALUI PUZZLES PICTURE GAME PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

: RANI PURWATI K

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 PURWOREJO PADA PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR 5E

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

RIDA BAKTI PRATIWI K

Transkripsi:

1 OPTIMALISASI DISKUSI KELAS MELALUI PEER ASSESSMENT DAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENILAI KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Aa Juhanda Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Sukabumi Jl. R. Syamsudin, S.H, No. 50, Kota Sukabumi E-mail: aajuhanda@gmail.com Abstract This descriptive study aimed to obtain oral communication skills prospective biology teachers through peer and self assessment in class discussions. Subjects were 26 students of Biology Education Department 6 th semester 2015/2016 academic year who contracted the courses of anatomy and physiology of the human body. The instrument used consisted of sheets of peer and selfassessment, as well as the student questionnaire. The result of research showed that the average of peer assessment for oral communication of students is different with the mean of self assessment. The spoken oral communication ability indicators that was revealed include: (1) choosing the most appropriate way to present the explanation of 66% (Good); (2) using tables, drawings, models to present an explanation of 62% (Good); (3) responds to a question from another student in the form of a convincing argument of 64% (Good); (4) interpret the obtained solution by 51% (Enough); (5) responds to a question from another student in the form of a convincing argument of 57% (Enough). Students responded positively to the implementation of peer and self assessment in lectures. Keywords : Peer Assessment, Self Assessment, Classroom Discussions, Oral Communication Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada dosen menjadi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif mahasiswa ini berarti dosen tidak mengambil hak mereka untuk belajar dalam arti yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning), mahasiswa dapat memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam, dan pada akhimya dapat meningkatkan mutu kualitas mahasiswa. Adapun

2 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 1-9 metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kegiatan seperti itu adalah diskusi kelas. Diskusi kelas merupakan sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok yang masingmasing kelompok yang ditentukan mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan tema/ masalah/judul pembelajaran yang telah ditetapkan oleh dosen dan mereka selanjutnya akan membuat kesimpulan atau catatan kecil yang berisikan tuangan pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut, dan itu menjadi tugas sekretaris kelompok kemudian diserahkan oleh ketua kelompoknya kepada guru/dosen yang bersangkutan (Siswoyo, 2013). Dalam diskusi kelas, seringkali mahasiswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan oleh mahasiswa lain. Demikian pula mereka kadangkadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara mengutarakan pendapatnya. Kemampuan berkomunikasi mahasiswa yang ditunjukkan pada saat kegiatan diskusi sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran sains. Kecakapan tersebut mencakup kemampuan untuk menjelaskan ideide ilmiah dan konsep kepada audiens yang bervariasi baik secara formal maupun nonformal (Miles, 2010). Lebih lanjut, Harlen (1992) berpendapat bahwa komunikasi lisan merupakan merupakan salah satu dari keterampilan proses sains yang penting untuk dilatihkan pada mahasiswa dalam pembelajaran sains. Menurut Zuharman (2007) perubahan paradigma pendidikan dari teacher centred ke arah student centred tidak hanya membawa dampak terhadap metode dan aktifitas belajar, melainkan juga terhadap cara penilaian hasil belajar. Sedangkan Firman (2000) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi pendidikan, pengalaman, interaksi dengan mahasiswa dalam kelas, maka dosen menempati posisi penting untuk menilai keefektifan program pengajaran yang dikelolanya. Adanya reformasi dalam bidang pendidikan membuat para dosen harus mengevaluasi dan menata kembali cara mereka menjalankan proses pendidikan. Pergeseran fokus pembelajaran dari dosen ke mahasiswa (learner-centered) dan lifelong learning adalah perubahan sifat dari tujuan pembelajaran dewasa ini. Peer assessment (penilaian teman) dan self-assessment (penilaian diri) merespon perubahan ini dengan sangat baik. Adanya kedua penilaian ini dalam kegiatan diskusi kelas maka diharapkan mahasiswa bisa memiliki kemampuan menilai dan mengevaluasi diri sendiri yang biasanya dilakukan oleh dosen sehingga tentu saja fokusnya bukan lagi kepada dosen, tetapi kepada mahasiswa itu sendiri. Peer dan self assessment merupakan cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada siswa. Metode penilaian ini dapat diterapkan untuk menilai kemampuan non kognitif mahasiswa yaitu untuk mengetahui kemampuan komunikasi lisan mahasiswa saat diskusi kelas dengan menggunakan teknik presentasi. Oleh karena itu, penerapan peer assesment dan self assesment ini dapat dikatakan sebagai penilaian formatif. Zariski (1996) menjelaskan bahwa keuntungan dari peer

Optimalisasi Diskusi Kelas 3 assessment dan self assessment yaitu mendorong siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses belajarnya sehingga siswa dapat mandiri, melatih keterampilan mengevaluasi yang berguna untuk lifelong learning dan mendorong deep learning. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester 6 tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 26 orang yang mengontrak mata kuliah anatomi fisiologi tubuh manusia. Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai dari bulan Maret sampai Juli 2016. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar peer dan self assessment serta angket siswa. Adapun pengolahan data lembar peer dan self assessment dengan menggunakan rumus Purwanto (2009). NP = R SM x 100% Tahap selanjutnya dilakukan kategorisasi berdasarkan rumus Arikunto (2010) seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori persentase peer dan self assessment Persentase Predikat 81 100 % Baik Sekali 61 80 % Baik 41 60 % Cukup 21 40 % Kurang < 21 % Kurang Sekali Adanya data self assessment yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk memvalidasi temuan skor mahasiswa pada peer assessment. Nilai persentase untuk setiap indikator kemampuan komunikasi lisan mahasiswa merupakan hasil rerata dari nilai persentase yang terdapat pada peer dan self assessment. Selain itu, untuk pengolahan hasil angket digunakan rumus persentase menurut Sudjana (2010) sebagai berikut: Adapun interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan Tabel 2 aturan Sudjana (2010). Tabel 2. Kriteria persentase angket Persentase Kategori 0% Tidak satupun 1%-30% Sebagian kecil 26%-49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51%-80% Sebagian besar 81%-99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Pada penelitian ini, kemampuan komunikasi lisan difasilitasi dengan menggunakan metode diskusi kelas melalui presentasi. Kemampuan ini diukur dengan menggunakan lembar observasi yang di dalamnya terdapat lima indikator beserta rubrik penilaiannya. Lembar observasi ini terdiri dari lembar peer assessment dan self assessment. Lembar peer assessment digunakan oleh

4 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 1-9 mahasiswa untuk menilai kegiatan presentasi yang dilakukan oleh temannya. Lembar self assessment digunakan oleh mahasiswa yang sudah melakukan presentasi. Tujuan adanya lembar self assessment ini adalah untuk memvalidasi temuan terhadap hasil penilaian yang dilakukan oleh temannya melalui peer assessment. Adapun hasil persentase antara peer assessment dan self assessment mahasiswa calon guru mengenai kemampuan komunikasi lisan yang terukur pada lima konsep yang berbeda seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Kesesuaian peer dan self assessment kemampuan komunikasi lisan mahasiswa Peer Assessment Self Assessment No. Konsep Komunikasi Lisan Komunikasi Lisan Ket. Siswa Persentase Kategori Persentase Kategori 1 73 Baik 67 Baik Sesuai 2 Sistem 61 Baik 87 Baik Sekali Tidak Sesuai 3 Pernapasan 62 Baik 67 Baik Sesuai 4 84 Baik Sekali 53 Cukup Tidak Sesuai 5 52 Cukup 60 Cukup Sesuai 6 55 Cukup 80 Baik Tidak Sesuai Sistem 7 Saraf 35 Cukup 87 Baik Sekali Tidak Sesuai 8 57 Cukup 73 Baik Tidak Sesuai 9 57 Cukup 53 Cukup Sesuai 10 53 Cukup 60 Cukup Sesuai 11 57 Cukup 33 Kurang Tidak Sesuai Sistem 12 Pencernaan 49 Cukup 67 Baik Tidak Sesuai 13 59 Cukup 80 Baik Tidak Sesuai 14 48 Cukup 60 Cukup Sesuai 15 52 Cukup 53 Cukup Sesuai 16 50 Cukup 67 Baik Tidak Sesuai 17 Sistem 52 Cukup 80 Baik Tidak Sesuai 18 Urinaria 52 Cukup 67 Baik Tidak Sesuai 19 50 Cukup 67 Baik Tidak Sesuai 20 46 Cukup 47 Cukup Sesuai 21 52 Cukup 60 Cukup Sesuai 22 62 Baik 47 Cukup Tidak Sesuai 23 Sistem 53 Cukup 67 Baik Tidak Sesuai 24 Endokrin 52 Cukup 60 Cukup Sesuai 25 67 Baik 60 Cukup Tidak Sesuai 26 52 Cukup 73 Baik Tidak Sesuai Rerata 56 Cukup 64 Baik Tidak Sesuai

Optimalisasi Diskusi Kelas 5 Pada Tabel 3 ditemukan bahwa kemampuan komunikasi lisan yang diungkap menggunakan peer dan self assessment pada kegiatan diskusi teknik presentasi ini menunjukkan nilai persentase yang berbeda-beda untuk setiap mahasiswanya. Adanya hasil tersebut menandakan bahwa metode diskusi teknik presentasi dapat memfasilitasi dalam memunculkan kemampuan komunikasi lisan siswa. Effendi (2003) mengungkapkan bahwa komunikasi lisan dapat berupa penyampaian informasi secara langsung salah satunya melalui kegiatan presentasi atau diskusi. Akan tetapi, hasil rerata nilai peer assessment untuk komunikasi lisan mahasiswa berbeda dengan hasil rerata nilai self assessment-nya. Self assessment menunjukkan kategori yang baik dibandingkan dengan kategori peer assessmet yaitu cukup. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung menilai dirinya lebih dibandingkan dari kemampuan yang dimilikinya. Temuan ini sejalan dengan pendapat Suwandi (2011) bahwa salah satu kekurangan dari self assessment adalah cenderung akan membaik-baikkan hasil penilaian terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, hanya sebanyak 10 mahasiswa (38,46%) yang sudah memiliki kesesuaian antara penilaian peer assessment dengan self assessmentnya dengan kategori baik dan cukup. Sedangkan sebanyak 16 mahasiswa (61,54%) dikatakan belum mampu melakukan penilaian seperti ini. Hal itu menunjukkan bahwa tidak semua siswa dalam suatu kelas bisa melakukan penilaian tersebut dengan baik dan mahasiswa belum mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Menurut Brown (1994) mengungkapkan bahwa para mahasiswa dikatakan berhasil menjalankan yang terbaik apabila mereka paham akan kelebihan dan kelemahan diri mereka sendiri (Wasis, 2013). Adapun hasil kesesuaian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk Gambar 1. Gambar 1. Kesesuaian peer-self assessment dalam komunikasi lisan

6 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 1-9 Pada capaian setiap indikator kemampuan komunikasi lisan yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru merupakan hasil rerata dari nilai persentase peer dan self assessment. Capaian rerata tersebut memuat lima indikator kemampuan komunikasi lisan menurut Suzana (2009) yang ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar 2. Rerata persentase indikator kemampuan komunikasi lisan mahasiswa berdasarkan peer-self assessment Keterangan : (1) Memilih cara yang paling tepat dalam menyampaikan penjelasannya, (2) Menggunakan tabel, gambar, model untuk menyampaikan penjelasannya, (3) Merespon suatu pertanyaan dari siswa lain dalam bentuk argument yang meyakinkan, (4) Menafsirkan solusi yang diperoleh, (5) Merespon suatu pertanyaan dari siswa lain dalam bentuk argument yang meyakinkan. Gambar 2 menunjukkan bahwa secara umum kemampuan komunikasi lisan mahasiswa pada setiap indikator dapat terungkap melalui penilaian peer dan self assessment selama diskusi kelas dengan rerata persentase yang berbeda-beda. Indikator kemampuan komunikasi lisan yang memiliki rerata persentase paling tinggi yaitu pada indikator ke-1 yaitu memilih cara yang paling tepat dalam menyampaikan penjelasannya sebanyak 66% (Baik). Pada indikator ini mahasiswa diharapkan dapat menyampaikan materi dengan jelas, sistematis dan mudah dipahami. Sedangkan indikator yang memiliki rerata persentase paling rendah dicapai oleh indikator ke-4 yaitu menafsirkan solusi yang diperoleh sebanyak 51% (Cukup). Pada indikator ini, mahasiswa dituntut agar mampu menjelaskan solusi yang masuk akal sesuai materi dan menafsirkan solusinya. Adanya temuan ini maka mahasiswa sudah memiliki kemampuan komunikasi

Optimalisasi Diskusi Kelas 7 lisan yang mutlak dimiliki olehnya. Menurut Depdiknas (2002) kecakapan berkomunikasi merupakan kecakapan hidup sosial yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk bekal hidup di masyarakat. 2. Respon Mahasiswa terhadap Pembelajaran Yang Dilakukan Untuk memperoleh respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang dilakukan maka digunakan lima pernyataan angket dalam mengungkapnya. Gambar 3. Respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang dilakukan Keterangan : (1) Ketertarikan melakukan penilaian peer-self assessment ; (2) Peer-self Assessment dapat memotivasi belajar; (3) Peer-self Assessment membebani; (4) Metode diskusi teknik presentasi dapat mengungkap ide/pendapat terkait masalah; (5) Peer-self assessment dan metode diskusi teknik presentasi dapat mengembangkan komunikasi lisan. Pada gambar 3, terlihat bahwa secara umum mahasiswa calon guru biologi memberikan tanggapan positif terkait pembelajaran yang dilakukan. Hampir seluruhnya mahasiswa calon guru merasa tertarik dan termotivasi dengan pembelajaran peer dan self assessment. Dengan adanya ketertarikan dan motivasi terhadap penilaian tersebut maka diharapkan dapat menimbulkan tanggung jawab dalam belajarnya. Sesuai dengan Zariski (1996) bahwa keuntungan dari peer dan self assessment yaitu, mendorong siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses belajarnya sehingga siswa dapat mandiri, melatih evaluation skill yang berguna untuk lifelong learning dan mendorong deep learning. Peer dan self assessment yang dilakukan tidak membebani mahasiswa dalam pembelajaran. Hanya sebagian kecil (24%) mahasiswa calon guru merasa repot dan terbebani saat melakukan peer

8 Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 8 No. 2 Juli 2017: 1-9 dan self assessment karena disaat bersamaan mereka harus memperhatikan temannya presentasi dan menilai. Selain itu hampir seluruh (98%) mahasiswa memberikan penjelasan bahwa dengan metode tersebut dapat mengungkap ide/pendapat terkait masalah yang disajikan. Morgan menegaskan bahwa diskusi yang ideal adalah berpartisipasinya sekelompok individu dalam diskusi terhadap suatu masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut (Suprayitno, 2007). Seluruh mahasiswa calon guru berpendapat bahwa penilaian peer dan self assessment dan metode diskusi teknik presentasi dapat mengembangkan kemampuan komunikasi lisan dan pemahaman konsep. Ini ditandai oleh sebanyak 100% mahasiswa memberikan jawaban ya terkait hal tersebut. Dalam berdiskusi, terjadi sebuah proses tukar pikiran antara dosen dan mahasiswa atau antara mahasiswa dan mahasiswa lainnya sehingga kemampuan komunikasi setiap mahasiswa dapat terukur. Selain itu, penjelasan yang disampaikan oleh mahasiswa dalam diskusi dapat menjadi parameter keluasaan pemahaman konsep yang dimilikinya. Adanya penilaian peer dan self assessment ini diharapkan dapat mengoptimalkan dari kegiatan diskusi tersebut. Sejalan dengan Orsmond (dalam Kusminto, 2013) menyatakan bahwa Mendorong adanya diskusi antara siswa dan guru. Selain itu, Wahyuni & Ibrahim (2012) mengemukakan bahwa model peer assessment ini sekaligus sebagai arena belajar karena ketika ia melakukan penilaian, pada hakikatnya ia juga sedang belajar mempertajam wawasan tentang hal yang ia nilai. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan secara keseluruhan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi lisan mahasiswa calon guru dapat diungkap secara baik melalui peer assessment dan self assessment. Selain itu, mahasiswa calon guru biologi memberikan respon positif terkait pelaksanaan penilaian tersebut. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skills) melalui Pendekatan Broad-Based Education (Draft). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Effendi, O. (2003). Ilmu, Teori, dan Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Penididikan Kimia FPMIPA UPI. Harlen, W. (1992). The Teaching of Science. London: David Fulton Publisher. Kusminto, J. B. P. (2013). Analisis Penilaian Kinerja Dengan Teknik Self Assessment Sebagai Evaluasi Kinerja Mahasiswa Pada Praktikum

Optimalisasi Diskusi Kelas 9 Fisika Dasar II Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang. Phenomenom Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 3, No. 2, 75-102. Miles, E. (2010). In-Service Elementary Teachers' Familiarity, Interest, Conceptual Knowledge, and Performanceon Science Process Skills. Retrieved Juni 23, 2017, from http://ajte.education.ecu.edu.a u/issues/pdf/211/foulds.pd f. Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Siswoyo, R. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Diskusi Kelas. Retrieved Desember 23, 2015, from http://rudisiswoyo89.blogspot. co.id/2013/11/implementasimodel-pembelajarandiskusi.html. Sudjana, N. (2010). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suprayitno, T. (2007). Sosiologi Pendidikan. Malang: Universitas Islam Negeri. Suwandi, S. (2011). Model-Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Suzana, A. (2009). Pengaruh Penerapan Model Reciprocal Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan. Wahyuni, S. & Ibrahim, S. (2012). Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. Wasis, H. S. (2013). Penerapan Self Assesment (Penilaian Diri) Pada Kegiatan Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sman 1 Sidayu. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 2, No. 3, 139-142. Zariski, A. (1996). Student Peer Assessment In Tertiary Eduction: Promise, Perils And Practice. Retrieved Desember 22, 2015, from http://cleo.murdoch.edu.au/asu /pubs/tlf/tlf96/zaris189.html. Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment Sebagai Penilaian Formatif dan Sumatif. Retrieved Desember 20, 2015, from http://zulharman79.wordpress. com.