PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN Rahma Widiantie 1, Lilis Lismaya 2 1,2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan rahmawidiantie@gmail.com ABSTRAK Keterampilan generik sains merupakan keterampilan dasar yang harus dilatihkan dan dikembangkan pada mahasiswa khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi, dimana alat penilain yang dikembangkan juga harus disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat penilaian berbasis keterampilan generik sains (KGS) pada praktikum struktur hewan dan menganalisis profil KGS mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research &Development). Sampel penelitian untuk uji coba skala kecil adalah 10 orang dan uji coba skala luas adalah 27 mahasiswa yang menempuh praktikum struktur hewan. Hasil penelitian diawali hasil validasi ahli yang menunjukkan alat penilaian valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Hasil uji coba skala kecil adalah alat penilaian valid dan reliabel dengan kategori cukup tinggi. Sedangkan hasil uji coba skala luas adalah alat penilaian mempunyai validitas tinggi dan reliabilitas tinggi baik dari hasil ujian praktikum maupun proses praktikum serta laporan praktikum. Profil keterampilan generik sains mahasiswa adalah baik dengan rata-rata skor 9,5, dimana skor tertinggi pada indikator keterampilan pengamatan langsung dan skor terendah pada indikator inferensi logika. Alat penilaian yang dikembangkan juga efektif berdasarkan hasil analisis angket menunjukkan mahasiswa memberikan respon positif terhadap aplikasi alat penilaian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah alat penilaian berbasis keterampilan generik sains adalah valid, reliabel dan efektif untuk diaplikasikan pada praktikum struktur hewan. Kata kunci: alat penilaian, keterampilan generik sains, pengembangan, praktikum struktur hewan A. PENDAHULUAN Biologi sebagai ilmu yang mencakup 3 aspek dasar, yaitu produk, proses dan sikap. Pembelajaran biologi harus dapat mengintegrasikan ketiga aspek tersebut sebagai satu kesatuan. Pembelajaran biologi selain menekankan pada pemahaman dan penguasaan konsep secara teoritis juga harus menekankan pada keterampilan mahasiswa dalam mengobservasi, merancang percobaan, menganalisis dan membuat kesimpulan, dimana aspek tersebut dapat difasilitasi pada kegiatan praktikum. Pembelajaran biologi baik di sekolah maupun di perguruan tinggi tidak cukup hanya teori saja, tetapi memerlukan praktikum. Namun umumnya pembelajaran biologi hanya bersifat teoritis, melalui ceramah, diskusi dan penyelesaian soal, tanpa eksperimen atau demonstrasi (Depdiknas, 2002). Apabila di sekolah dan perguruan tinggi telah membiasakan praktikum dalam pembelajaran biologi seharusnya diikuti dengan alat penilaian yang komprehensif yang dapat menilai kegiatan peserta didik secara keseluruhan. Praktikum merupakan kegiatan praktik yang dilakukan di laboratorium maupun di luar laboratorium untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pendidikan IPA, dalam hal ini adalah biologi praktikum merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar (Rahman, 2007). Praktikum merupakan wahana yang ideal untuk mengembangkan keterampilan generik, namun pada kegiatan praktikum kurang ditekankan pada pengembangan keterampilan generic mahasiswa. Keterampilan generic sains merupakan kemampuan dasar perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan tersebut tidak mengacu pada displin ilmu tertentu,namun dapat diaplikasikan pada berbagai bidang (Gibb dalam Rustaman. dkk, 2007). Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata kuliah struktur hewan khususnya praktikum selama ini yaitu belum ada alat penilaian yang menilai kegiatan praktikum mahasiswa selama satu semester. Kegiatan yang dimaksud adalah proses praktikum secara berkelompok dan individu, proses diskusi dalam menyelesaikan lembar kerja praktikum dan ujian praktikum. Proses praktikum sudah mulai dapat memfasilitasi keterampilan generic sains Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

2 mahasiswa namun belum terdapat alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Praktikum mempunyai bobot yang cukup besar yaitu 30 % dari total keseluruhan nilai akhir mahasiswa, sehingga nilai praktikum akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap hasil penilaian akhir mahasiswa pada mata kuliah struktur hewan. Dua hal di atas yang melatar belakangi perlunya dikembangkan alat penilaian praktikum struktur hewan yang berbasis keterampilan generic sains. Dengan dikembangkannya alat penilaian tersebut diharapkan dapat mempermudah dosen dalam memberikan penilaian terhadap kinerja dan hasil belajar mahasiswa berbasis keterampilan generic pada praktikum struktur hewan. Bentuk upaya yang dapat dilakukan sehingga kegiatan praktikum sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai adalah dengan melakukan pembenahan pada pembelajaran biologi dan penilaian yang bersifat komprehensif. Brotosiswoyo (2001) menyatakan bahwa hendaknnya model pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep tetapi harus menekankan pada keterampilan berpikir, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengkomunikasikan proses dan hasil belajar serta keterampilan generic sains untuk diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan. Pengembangan kemampuan generik tidak terlepas dari pengembangan kemampuan berpikir dan strategi kognitif peserta didik (Gibb, 2002). Keterampilan generik merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh mahasiswa. Keterampilan generik dikenal pula dengan sebutan kemampuan kunci, atau kemampuan inti (core ability). Keterampilan generik ada yang secara spesifik berhubungan dengan pekerjaan seperti keterampilan menggunakan alat tertentu, ada yang relevan dengan aspek sosial seperti keterampilan berkomunikasi misalnya (Gibb, 2002). Keterampilan generic sains adalah kemampuan berfikir dan bertindak yang dimiliki peserta didik berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya (Liliasari, 2007). Keterampilan generik adalah apa yang diacu Gagne sebagai strategi-strategi kognitif dan apa yang disebut sebagai pengetahuan yang tidak tergantung pada domain. Jenis-jenis utama dari keterampilan generik adalah keterampilan berpikir (seperti teknik memecahkan masalah), strategi pembelajaran (seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat sesuatu), dan keterampilan metakognitif (seperti memonitor dan merevisi teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik) (Gibb, 2002). Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan alat penilaian berbasis keterampilan generik sains pada praktikum struktur hewan dan menganalisis profil keterampilan generik sains mahasiswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan praktikum selanjutnya. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research &Development) yang terdiri dari dua tujuan utama yaitu mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan (Borg & Gall, 2003). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generic sains pada praktikum struktur hewan. Subyek yang digunakan dalam uji coba skala kecil berjumlah 10 orang mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Struktur Hewan. Pengambilan subjek dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek pada uji coba skala luas menggunakan kelas yang sedang menempuh mata kuliah Struktur Hewan dengan jumlah mahasiswa 27 orang. Kriteria keberhasilan produk yang dikembangkan berdasarkan 2 kriteria yaitu validitas dan reliabilitas produk alat penilaian berbasis keterampilan generic sains yang dapat digunakan sebagai alat penilaian yang baik, apabila memiliki validitas dengan kriteria tinggi dan nilai reliabilitas minimal 0,6. Kriteria kedua yaitu keefektifan alat penilaian ketermpilan generic sains diperoleh dari respon mahasiswa, dikatakan efektif apabila rata-rata persentase respon dosen dan mahasiswa adalah > 80% memberikan respon positif. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

3 Hasil penelitian diawali dengan hasil validasi ahli perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generik sains (KGS) oleh validator yang ahli di bidang alat evaluasi dan struktur hewan. Hasil validasi ahli adalah alat penilaian dapat digunakan dengan sedikit revisi yang dihadirkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil validasi alat penilaian berbasis KGS No. Validasi Rata-rata skor Keterangan 1. Validasi konstruk 3,3 Valid 2. Validasi isi 3,4 Valid Hasil validasi ahli digunakan sebagai bahan untuk perbaikan alat penilaian kemudian dilakukan uji coba skala kecil pada 10 orang mahasiswa. Hasil analisis angket keterbacaan alat penilaian adalah valid dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Validitas alat penilain adalah cukup dan reliabilitasnya adalah tinggi. Sedangkan profil KGS mahasiswa uji coba skala kecil adalah baik. Hasil analisis uji coba skala kecil dihadirkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Relibilitas No Uji Statistik Nilai Simpulan 1. Validitas 0,5 Cukup 2. Reliabilitas 0,6 Tinggi 3. Rata-rata skor KGS 10 Validitas dan reliabilitas alat penilaian berbasis KGS diketahui dari uji coba skala luas berdasarkan hasil validasi pakar dan uji coba skala kecil. Subjek uji coba skala luas adalah seluruh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Struktur Hewan yang berjumlah 27 orang mahasiswa. Tabel 3. berikut ini menjelaskan rangkuman hasil skor soal praktikum, asesmen kinerja KGS dan kriteria atau level KGS mahasiswa. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Coba Skala Luas No Aspek Pengujian Rata-rata skor Simpulan 1. Skor soal praktikum 9,5 2. Asesmen kinerja Keterampilan generic sains berdasarkan indikator pada soal: a.pengamatan langsung b.pemodelan c.hubungan sebab akibat d.inferensi logika 4. Keterampilan generic sains berdasarkan indikator asesmen kinerja: a.pengamatan langsung b. Pemodelan c. Hubungan sebab akibat d. Inferensi logika Pengembangan alat penilaian berbasis KGS pada praktikum struktur hewan didasarkan pada analisis kebutuhan alat penilaian yang dapat digunakan untuk menilai dan menganalisis KGS siswa sebagai kemampuan dasar sains mahasiswa semester awal dalam hal ini adalah mahasiswa semester II sehingga pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep, tetapi Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW ,6 2,1 2,5 2,3 2,7 2,5 2,4 2,2

4 keterampilan berpikir, dalam hal ini adalah keterampilan generik sains yang merupakan keterampilan dasar ilmiah untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari (Brotosiswojo, 2001). Alat penilaian ini dirancang untuk diaplikasikan pada praktikum struktur hewan karena praktikum merupakan aspek yang sangat penting dalam membantu penguasaan konsep mahasiswa dan Praktikum merupakan wahana yang ideal untuk mengembangkan keterampilan generik sains mahasiswa. Hasil tersebut diperjelas pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Skala Besar Hasil skor soal praktikum asesmen kinerja mahasiswa skala luas dilakukan uji validitas dan reliabilitas. hasil uji validitas soal praktikum pada kelas uji coba skala luas yaitu 0,71 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan soal praktikum memiliki tingkat validitas yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa diperoleh nilai sebesar 0,77, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan soal praktikum memiliki tingkat reliabilitas yang termasuk dalam kategori tinggi.asesmen kinerja juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas, hasilnya adalah Berdasarkan hasil uji validitas kelas uji coba skala luas diperoleh nilai korelasi antara skor butir dengan skor total sebesar 0,78, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan asesmen kinerja kelas ujicoba skala luas memiliki tingkat validitas tinggi. Sedangkan Berdasarkan hasil uji reliabilitas asesmen kinerja kelas uji coba skala luas diperoleh nilai crobach alpha sebesar 0,79, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrumen soal essai kelas ujicoba skala luas memiliki tingkat reliabilitas yang termasuk dalam kategori tinggi. Sesuai dengan pendapat Murtiyasa (2001) dan Sudjana ( 2006) menyatakan bahwa alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila memenuhi syarat validitas, reliabilitas dan praktis. Validitas adalah alat penilaian mampu mengukur apa yang harus diukur, meliputi validitas isi dan konstruk. Reliabilitas adalah alat penilaian apabila dipergunakan kapanpun akan menunjukkan hasil yang relatif sama, sedangkan praktis adalah alat penilaian mudah dipergunakan dan dipahami oleh pengguna alat penilaian. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat penilaian berbasis KGS yang dikembangkan dalam penelitian ini mempunyai kualitas yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu (Haksani, 2013) hasil pengembangan perangkat asesmen berbasis keterampilan generik sains pada mata kuliah praktikum kimia dasar lanjut menghasilkan asesmen yang valid, reliabel dan efektif sehingga dapat diaplikasikan sebagai asesmen pada praktikum kimia dasar lanjut. Hasil penelitian sejalan juga dengan hasil penelitian (Jusniar,dkk, 2014) yang mengembangkan perangkat asesmen berbasis keterampilan generik sains pada mata kuliah praktikum kimia fisik dimana asesmen yang dikembangkan efektif dan praktis berdasarkan hasil analisis data penelitian. Hasil analisis KGS mahasiswa pada praktikum struktur hewan tersebut adalah mahasiswa cenderung mendapatkan skor tertinggi pada indikator pengamatan langsung baik melalui soal ujian maupun melalui asesmen kinerja, hal tersebut disebabkan karena mahasiswa termotivasi untuk melakukan pengamatan objek karena dihadapkan pada objek nyata sehingga hal tersebut juga akan lebih lama untuk diingat oleh mahasiswa. hasil analisis KGS mahasiswa terendah yaitu keterampilan hubungan sebab akibat dan yang paling rendah adalah inferensi logika karena pada Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

5 indikator sebab akibat mahasiswa harus melakukan analisis terhadap fenomena yang terjadi di alam yang dihadirkan pada permasalahan lembar kerja praktikum dihubungkan dengan hasil pengamatan praktikum dan kajian teoritis yang relevan. Sejalan dengan Rahman (2010) keterampilan pengamatan langsung memiliki nilai yang paling tinggi dan mudah untuk dikembangkan karena mahasiswa dihadapkan pada objek konkret yang teramati, mudah dipahami dan mudah diingat. Sedangkan keterampilan inferensi logika mahasiswa harus mampu melakukan evaluasi terhadap keseluruhan hasil eksperimen berdasarkan ciri-ciri class hewan coba kemudian membuat sebuah kesimpulan yang relevan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Brotosiswoyo (2012) urutan ketermpilan generic sains dari urutan yang sukar dikembangkan ke urutan yang mudah dikembangkan adalah keterampilan generik inferensi logika, hubungan sebab akibat, pemodelan dan pengamatan langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian bahwa skor tertinggi adalah indikator pengamatan langsung dan skor terendah adalah inferensi logika. Menurut Brotosiswojo (2012) inferensi logika dikategorikan sebagai keterampilan generic sains yang sulit dikembangkan. Keefektifan perangkat alat penilaian berbasis KGS diperoleh dari data sekunder yang mendukung keefektifan perangkat alat penilaian berbasis KGS adalah respon mahasiswa terhadap aplikasi alat penilaian berbasis KGS pada praktikum struktur hewan. Tabel 4 menunjukkan rekapitulasi respon mahasiswa kelas uji coba skala luas. Tabel 4. Rekapitulasi Respon Mahasiswa Terhadap Aplikasi Alat Penilaian Berbasis KGS No Aspek Penilaian Rata-rata persentase Keterangan 1. Kalimat dalam soal 97% Jelas 2. Kesesuain soal dan lembar kerja praktikum 70% Sesuai dengan materi 3. Kendala dan respon mahasiswa terhadap aplikasi alat penilaian berbasis KGS 20,5% Sedikit kesulitan 4. Alat penilaian dapat memfasilitasi indikator 97% Sesuai KGS 5. Hubungan antara alat penilaian dengan KGS 100% Sesuai Rata-rata respon keseluruhan 77 % (positif ) Mahasiswa Program studi Pendidikan Biologi sangat antusias dalam melakukan kegiatan pengamatan terutama yang dilakukan pada objek nyata karena semkakin meningkatkan rasa ingin tahunya, dan mahasiswa juga antusias dalam membuat laporan praktikum berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, dimana pembuatan laporan praktikum tersebut dapat memfasilitai KGS dengan indikator pemodelan, hubungan sebab akibat dan inferensi logika sehingga menurut mereka alat penilaian tersebut dapat membantu meningkatkan KGSnya. Keterampilan melaksanakan praktikum dan membuat laporan praktikum yang berbasis keterampilan generik sains pada kegiatan praktikum merupakan suatu keterampilan yang melibatkan aspek keterampilan intelektual, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap (Rahman, 2010). Mengembangkan kemampuan praktikum berarti pula mengembangkan kemampuan investigasi dan discovery yang penting untuk mahasiswa calon guru (Subiyanto, 1988). D. KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan perangkat alat penilaian berbasis keterampilan generic sains (KGS) pada praktikum struktur hewan yang terdiri dari pedoman penggunaan alat penilaian, soal,asesmen kinerja dan pedoman penskoran. Perangkat alat penilaian yang dikembangkan mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi sehingga alat penilaian tersebut layak digunakan sebagai alat penilaian dengan kualitas baik. Alat penilaian berbasis KGS yang Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

6 dikembangkan efektif untuk mengukur keterampilan generic sains. Keefektifan alat penilaian berdasarkan mahasiswa yang memberikan respon positif terhadap aplikasi alat penilaian dalam praktikum. Profil keterampilan berpikir generik sains mahasiswa termasuk dalam kategori baik pada semua indikator melalui soal praktikum dan asesmen kinerja, dimana keterampilan tertinggi yaitu pengamatan langsung dan terendah adalah inferensi logika. Saran dari penelitian ini adalah mahasiswa harus dibiasakan untuk menggunakan keterampilan generic sains pada semua materi praktikum pada beragam mata kuliah, dan alat penilaian yang dikembangkan selanjutnya hendaknya menilai lebih banyak indikator keterampilan generik sains. E. DAFTAR PUSTAKA Borg W. R dan Gall M. D. (2003). Educational Research An Introduction. NewYork:Von Hoffman Press, Inc. Brotosiswoyo, B. S. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA Fisika Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pusat Antar Universitas Departemen Pendidikan Nasional. Brown, B.L. (2002), Generic Skills In Career and Technical Education:Myth and Realitties no. 2 Dearing, R. (1997), The Summary Report of The National Comitte of Inquiry Into Higher Education, London, HMSO. Edi,S, Sudarmin, dan Arif, W, (2014), Pengembangan Modul IPA Terpadu Tema Perubahan Zat Berbasis Discovery Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik dan Hasil Belajar Siswa, Unnes Science Education Journal, Prodi Pendidikan IPA FMIPA, Universitas Semarang Haladyna, T.M. (1997). Writing Test Item To Evaluate Higher Order Thinking. Boston: Allyn and Bacon. Jusniar, dkk. (2014). Pengembangan Perangkat Asesment Berbasis Keterampilan Generik Sains (KGS) Pada Mata Kuliah Praktikum Kimia FisikII, Jurnal Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makasar. Rahman, T. (2007). Profil Kemampuan Generik Caton Guru dalam Membuat Laporan Praktikum. Jurnal Sosiohumanitas. 11, (1) Rustaman, et al. (2007). Peran Praktikum Dalam Membekali Kemampuan Generik Pada Calon Guru (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK). Bandung: Proceeding of The First International Seminar on Science Education. Stasz,C, et al, (2001), Classroom That Work: Teaching Generic Skills in Academic and Vocational Setting. [on line], Tersedia: http//ncrve/berkeley.edu. Sudarmin. (2012). Keterampilan Generik Sains dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Kimia Organik, Semarang, UNNES Press. Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1). Kemampuan generik sains yang akan

Lebih terperinci

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Efektivitas Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Nahadi 1 dan Liliasari 2 ( 1 Mahasiswa SPS UPI, 2 Dosen SPS UPI) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

PERAN PRAKTIKUM DALAM MEMBEKALI KEMAMPUAN GENERIK PADA CALON GURU (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK)

PERAN PRAKTIKUM DALAM MEMBEKALI KEMAMPUAN GENERIK PADA CALON GURU (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK) PERAN PRAKTIKUM DALAM MEMBEKALI KEMAMPUAN GENERIK PADA CALON GURU (Studi Kasus pada Praktikum Reguler Fisiologi Tumbuhan di LPTK) (Oleh: Taufik R., Nuryani R., Nana, Sy. S., Anna P) ABSTRACT Studi kasus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBEKALAN KEMAMPUAN CALON GURU KIMIA DALAM BIDANG PENILAIAN PEMBELAJARAN Oleh : Nahadi dan Liliasari *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan program pembelajaran dan efektivitasnya

Lebih terperinci

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA ppwwipldaftar ISI HALAMAN JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. PERNYATAAN KATA PENGANTAR.. ABSTRAK. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... BAB I. PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA Sutarno Program Studi Pendidikan Fisika JPMIPA FKIP UNIB msutarno_unib@yahoo.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL MAHASISWA (CALON GURU FISIKA) Suprianto, S. Ida Kholida, Herman Jufri Andi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia_Solo_Maret 2010

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia_Solo_Maret 2010 PENGEMBANGAN MODEL LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA Sunyono Dosen PS. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung (Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1

Lebih terperinci

Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran

Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Pengembangan Program Pembekalan Kemampuan Calon Guru Kimia dalam Bidang Penilaian Pembelajaran Nahadi 1 dan Liliasari 2 ( 1 Mahasiswa SPS UPI, 2 Dosen SPS UPI) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap atau prosedur ilmiah (Trianto, 2012: 137). Pembelajaran Ilmu

Lebih terperinci

urnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH PRELIMINARY TEST PRAKTIKUM DAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

urnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH PRELIMINARY TEST PRAKTIKUM DAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PENGARUH PRELIMINARY TEST PRAKTIKUM DAN KEMAMPUAN GENERIK SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA Mukhamad Candra Irawan Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: chair.fisika01@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, design and develop

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA sesuai dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA: PENGUJIAN JENIS KAWAT KONDUKTOR KOMERSIAL

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA: PENGUJIAN JENIS KAWAT KONDUKTOR KOMERSIAL Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License. PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA: PENGUJIAN JENIS KAWAT KONDUKTOR KOMERSIAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk. dalam Setyosari

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GENERIK CALON GURU DALAM MERENCANAKAN PRAKTIKUM (Studi Kasus Pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan di LPTK)

KEMAMPUAN GENERIK CALON GURU DALAM MERENCANAKAN PRAKTIKUM (Studi Kasus Pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan di LPTK) KEMAMPUAN GENERIK CALON GURU DALAM MERENCANAKAN PRAKTIKUM (Studi Kasus Pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan di LPTK) (Oleh: Taufik Rahman) Pend Bio UPI ABSTRAK Telah dilakukan studi kasus tentang kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD

PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD PENGARUH IMPLEMENTASI BUKU AJAR BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA II TERHADAP KEMAMPUAN GENERIK SAINS MAHASISWA JURUSAN PGSD I Gede Margunayasa Jurusan PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI 190 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 190-198 PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS BAGI MAHASISWA MELALUI PERKULIAHAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN BERBASIS INKUIRI Saptorini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok termokimia

Lebih terperinci

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan kemampuan generik kimia (MPKGK). Model pembekalan yang dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang; a. Paradigma penelitian; b. Desain penelitian; c. Prosedur penelitian; d. Subjek penelitian; e. Instrumen penelitian; f. Tehnik pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Pengembangan Petunjuk Praktikum Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP termasuk kedalam desain penelitian pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di SMA Budaya Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata nilai test formatif siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pengembangan praktikum Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi kompleks agar sesuai dengan tujuan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang   Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN Sri Wahyuni 1) Abstrak: Praktikum Teknik Laboratorium II merupakan mata kuliah yang terintegrasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA

PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA NON EKSAKTA Rianti Cahyani, Nuryani Y, Rustaman, Mulyati Arifin, Yeni Hendriani Universitas Pendidikan Indonesia, Jl.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA

PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA Chem in Edu 2 (1) (2012) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA Dwi Nur Apriani,Saptorini,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan 69 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka saja, melainkan data tersebut berasal dari catatan lapangan

Lebih terperinci

Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar.

Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar. PENGEMBANGAN MODUL FISIKA MATERI FLUIDA STATIS DENGAN MODEL POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) BERBANTUAN DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X Krista Yohana (1), Kadim Masjkur (2),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

Efektivitas Metode Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 8 Makassar

Efektivitas Metode Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IA 2 SMA Negeri 8 Makassar 55 Efektivitas Metode Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Generik Sains (Studi Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam) Effectiveness of Problem Solving Method to Increase Students

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011)

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia secara umum memiliki karakteristik bersifat abstrak sehingga diperlukan kemampuan guru untuk menjadikannya lebih konkrit. Salah satunya dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Sumatera Utara yang memiliki tujuh Fakultas dan Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Gagasan pemikiran penelitian yang dilakukan disampaikan pada Gambar 3.1 SKGP Elektrometri Kompetensi Calon Guru Kimia Kecerdasan Majemuk Praktikum Elektrometri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Unnes Journal of Biology Education PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM STRUKTUR TUBUH HEWAN

Unnes Journal of Biology Education PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM STRUKTUR TUBUH HEWAN Unnes.J.Biol.Educ. 4 (1) (2015) Unnes Journal of Biology Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan produk yang dihasilkannya. Di bidang sains,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING Seminar Nasional Pendidikan IPA Zainuddin zinuddin_pfis@unlam.ac.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII Nunik Hidayatun, Ika Kartika. Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA. Ni Made Pujani

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA. Ni Made Pujani PENGEMBANGAN KETERAMPILAN LABORATORIUM ASTRONOMI BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK SAINS BAGI CALON GURU FISIKA Ni Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Hidrolisis Garam

Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Hidrolisis Garam Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: 2541-0849 e-issn: 2548-1398 Vol. 2, No 8 Agustus 2017 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI A. Identitas Matakuliah 1. Matakuliah : Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran Biologi 2. Sandi : PBIO605 3. SKS/JS : 3 sks/5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan riset merupakan keterampilan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa calon guru untuk menyelesaikan tugas akhirnya yakni penulisan skripsi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pre-eksperimental, yaitu paradigma penelitian dimana terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan yang diasumsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP 305 PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP Sri Susilogati Sumarti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA Adelia Alfama Zamista 1*), Ida Kaniawati 2 1 Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, 40154

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 7 Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Intan Pratiwi Wardani 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Penataan penelitian Penelitian berbasis laboratorium ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada mata kuliah perkembangan hewan oleh tim dosen pengampu di

Lebih terperinci

Key words: collaboration, modelling, training, scaffolding, articulation, and exploration, generic ability.

Key words: collaboration, modelling, training, scaffolding, articulation, and exploration, generic ability. PROGRAM PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK (P3BKG) DAN PROFIL PENCAPAIANNYA (Studi deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon Guru Biologi) TAUFIK RAHMAN (DOSEN PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI Fitriyah Karmila 1, Khaerati 2 Universitas Cokroaminoto Palopo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti tidak memberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan proses sains, yang didalamnya meliputi beberapa indikator kemampuan yang harus dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kimia SMA Surya Dharma 2 Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata nilai tes formatif mata pelajaran kimia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU SMP BERBASIS HOME MATERIALS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU SMP BERBASIS HOME MATERIALS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU SMP BERBASIS HOME MATERIALS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK Nanang Rahman, Linda Sekar Utami dan Muhammad Nizar Dosen Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN GENERIK PERENCANAAN PERCOBAAN CALON GURU HASIL PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK PADA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PROFIL KEMAMPUAN GENERIK PERENCANAAN PERCOBAAN CALON GURU HASIL PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK PADA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROFIL KEMAMPUAN GENERIK PERENCANAAN PERCOBAAN CALON GURU HASIL PEMBELAJARAN BERBASIS KEMAMPUAN GENERIK PADA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Oleh: Taufik Rahman ABSTRACT Telah dilakukan studi deskriptif tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir semua kecakapan, pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan sikap manusia dibentuk, dimodifikasikan

Lebih terperinci

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII Maria Silalahi 1), Hidayat ), Wawan Kurniawan 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Subyek Penelitian Pada penelitian ingin mengungkap literasi hakikat sains guru-guru biologi SMA yang tidak mengikuti program pendampingan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa untuk menghadapi berbagai tantangan, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif (deskriptif research). Peneliti hanya menggambarkan kondisi dilapangan sesuai fakta yang terjadi saat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS Ahmad Fadillah 1 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta didik melalui suatu pengajaran maupun suatu latihan, guna menyiapkan mereka di masa depan. Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berstatus Sekolah Adiwiyata yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Populasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Menurut Sugiyono (2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sains memegang peranan yang sangat penting dalam membangun karakter peserta didik dalam pengembangan sains dan teknologi. Kondisi ini menuntut pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

STUDENT WORKSHEETS DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

STUDENT WORKSHEETS DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM STUDENT WORKSHEETS DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM Septiana Dewi Susanti, Noor Fadiawati, Chansyanah. D, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan penilaian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas Negeri di Surakarta Propinsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown dan Palincsar di tahun 1982. Model pembelajaran reciprocal teaching

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN GENERIK MAHASISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

ANALISIS KETERAMPILAN GENERIK MAHASISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP ANALISIS KETERAMPILAN GENERIK MAHASISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Suci Siti Lathifah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNPAK cici.lathifah@yahoo.com Atik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci