PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMK DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE THREE STEP INTERVIEW

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN SCAFOLDING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP INTEGRAL MAHASISWA. Satrio Wicaksono Sudarman 1), Nego Linuhung 2)

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 7 Nomor 3, hal 38-47

Kelas Eksperimen : O X O

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Berbasis Penemuan Terbimbing

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR ARTIKEL E-JOURNAL

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi Kuasi-Eksperimen, sehingga subjek tidak

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

Transkripsi:

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH USING FOCUSKY SOFTWARE TO INCREASE ABILITY OF CRITICAL THINKING AND MATHEMATIC DISPOSITION I. Najmul, E. Cahya, & N. Nurjanah Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia Irvanmutaqin90@gmail.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa SMA melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMA di Kabupaten Karawang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes untuk kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky secara keseluruhan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual 2) disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky tidak lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Kata Kunci: Pembelajaran, Software Focusky, Kemampuan Berpikir ABSTRACT This study aims to examine the improvement of critical thinking skills and mathematical disposition of high school students through learning with contextual-assisted focusky software approach. The research design used was quasi experiment. Population in this research is all student of class X in one of SMA in Kabupaten Karawang. The instruments used in this study are pretest and postes for critical thinking skills and mathematical dispositions. The results of the study were analyzed using Microsoft Excel 2013 and SPSS version 21. The results showed that: 1) Improvement of critical thinking skills of students who acquired learning with contextual approach with focusky software assistance overall better than students who received learning with contextual approach 2) mathematical disposition students who received learning with contextually-focused approaches focusky software were no better than students who obtained learning with a contextual approach. Keywords: Learning, Focusky Software, Thinking Ability PENDAHULUAN Departemen Pendidikan Nasional memberi penekanan yang serius terhadap pendidikan matematika diberbagai tingkat pendidikan, sejak sekolah dasar (SD) sampai universitas. Walaupun peradaban manusia berubah dengan pesat, namun bidang matematika terus relevan dan menunjang pada perubahan. Matematika merupakan ilmu universal yang melandasi perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan pengembangan daya pikir manusia. Matematika merupakan pembelajaran yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pembelajaran matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negaranegara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting (Masykur & Fathani, 2009). Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan siswa salah satunya disebutkan bahwa untuk pelajaran matematika di SMA standar yang diharapkan 213

adalah siswa menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai potensi yang dimilikinya dan menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya berpikir dalam proses belajar matematika adalah karena dalam proses belajar matematika siswa dituntut untuk melakukan kegiatan mental, dengan berpikir siswa akan mampu menyusun hubungan-hubungan informasi yang direkam oleh siswa sebagai pengertian-pengertian, dari pengertian-pengertian tersebutlah akan terbentuk pendapat yang pada akhirnya akan dapat ditarik kesimpulan. Selama proses pembelajaran matematika siswa sering sekali dihadapkan pada soal yang tidak dengan segera dapat diselesaikan artinya siswa harus berpikir dan bernalar terlebih dahulu, mencoba-coba, menaksir, menggunakan rumus-rumus sederhana dan kemudian baru membuktikannya, karena itu siswa perlu memilki keterampilan berpikir, yakni kemampuan berpikir kritis. Glazer (Sabandar, 2009) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan dan disposisi yang melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk mengeneralisasi, membuktikan maupun mengevaluasi situasi matematis dengan cara reflektif. Sejalan dengan Glazer (Syahbana, 2012) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan mengidentifikasi dan menerapkan konsep, menggeneralisasi atau menghubungkan, menganalisis algoritma, dan memecahkan masalah matematis. Selain itu, menurut Ennis (Helmi, 2010), kemampuan berpikir kritis meliputi lima aktivitas, yaitu memberikan 214 penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menarik kesimpulan, memberikan penjelasan lebih lanjut, dan membuat strategi dan teknik. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting dilakukan. Menurut (Fachrurazi, 2011), di era globalisasi saat ini, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan atau tantangan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran matematika, siswa dapat berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh dan merasakan pengalamanpengalaman yang bermakna dalam proses pembelajaran, di mana pengalaman tersebut akan memperkuat hubungan antara pengetahuan yang baru mereka peroleh dengan pengetahuan mereka sebelumnya. Kenyataan di lapangan memang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis. Upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis matematis masih jarang dilakukan serta kurang diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Hasil pengamatan peneliti terhadap siswa kelas XI di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Karawang, kecenderungan siswa menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan jika diperbolehkan mereka berusaha menghindar dari bidang studi matematika. Tingkat kemampuan komunikasi dan berpikir kritis matematis siswa terlihat masih kurang, hal tersebut ditemukan peneliti setelah melakukan observasi dengan memberikan butir tes komunikasi matematis dengan indikator kemampuan mengemukakan suatu ide atau

situasi matematis ke dalam bentuk gambar, menyatakan suatu situasi atau ide matematis ke dalam bentuk simbol atau model matematis dan menyelesaikannya, menuliskan ide atau situasi matematis yang diberikan dengan bahasa sendiri, dan menyatakan suatu gambar atau model matematis ke dalam bentuk ide matematis. Pembelajaran matematika tidak hanya dimaksudkan untuk mengembangkan aspek kognitif, tetapi juga untuk mengembangkan aspek afektif, seperti disposisi matematis. Disposisi berkaitan dengan kecenderungan siswa untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri. Disposisi siswa terhadap matematika tampak ketika, apakah dikerjakan dengan percaya diri, tanggung jawab, tekun, pantang putus asa, merasa tertantang, memiliki kemauan untuk mencari cara lain dan melakukan refleksi terhadap cara berpikir yang telah dilakukan. Unsur sikap yang dikaji dalam penelitian ini adalah disposisi matematis siswa. Menurut (Wardani, Sumarmo, & Nishitani, 2011) disposisi matematis adalah ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika yaitu kecenderungan untuk berpikir dan bertindak dengan positif, termasuk kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar, gigih mengahadapi permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain, reflektif dalam kegiatan matematik. Jadi disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Disposisi matematis merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar matematika siswa. Siswa diharapkan memiliki disposisi yang tinggi dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab, dan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik dalam belajar matematika. Oleh karena itu, disposisi matematis siswa harus dikembangkan sejak dini. Kelak, siswa belum tentu dapat memanfaatkan semua materi matematika yang telah dipelajarinya. Namun, dapat dipastikan bahwa mereka memerlukan disposisi positif untuk mengahadapi situasi problematis dalam kehidupan mereka. Seorang guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang tepat. Banyak model pembelajaran yang sudah dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan peran aktif peserta didik. (Ruseffendi, 2006) menyatakan bahwa pendekatan merupakan suatu jalan, cara atau kebijaksaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pelajaran itu dikelola. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran matematika yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan disposisi matematis siswa adalah pendekatan kontekstual. Menurut (Sanjaya, 2011) pendekatan kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Melalui penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan merasakan pentingnya belajar dan akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya sehingga materi tersebut akan tertanam erat dalam memori siswa. Berdasarkan uaraian tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Pembelajaran dengan Pendekatan 215

Kontekstual Berbantuan Software Fokusky untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis pada Siswa SMA. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pada penelitian ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya (Ruseffendi, 2006). Desain penelitian yang digunakan untuk aspek kognitif, yaitu kemampuan komunikasi dan berpikir kritis matematis adalah nonequivalent control group design (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, karena sampel dikelompokkan secara tidak acak, tetapi peneliti menerima keadaan sampel apa adanya dan kelas yang ada telah terbentuk sebelumnya. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan dua jenis instrumen, yaitu tes dan non-tes. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari seperangkat soal tes untuk mengukur kemampuan kemampuan berpikir kritis matematis. Sedangkan instrumen dalam bentuk non tes yaitu berupa skala disposisi matematis siswa, lembar observasi selama kegiatan berlangsung dan bahan ajar. Tes kemampuan berpikir kritis matematis dilakukan saat pre-test dan post-test pada kelas eksperimen berbantuan software focusky dan kelas eksperimen, tahapannya yaitu menentukan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dengan rumus gain ternormalisasi. Kemudian melakukan uji normalitas dan homogenitas. Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji kesamaan rataan skor pretes dan uji perbedaan rataan skor postes dan gain menggunakan uji-t yaitu Independent Sample T-Test. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan data gain ternormalisasi (N-gain). Uji normalitas data N-gain dilakukan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05. Tabel 1 Data Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Berpikir Kritis Shapiro-Wilk Kelas df Sig. Eksperimen 1 40 0,406 Eksperimen 2 40 0,533 Berdasarkan Tabel 1, terlihat nilai signifikansi (sig.) uji Shapiro-Wilk skor N-gain kelas eksperimen satu yaitu 0,406 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian diterima artinya pada taraf signifikansi 5% data N-gain kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen satu berdistribusi normal. Selanjutnya nilai signifikansi (sig.) uji Shapiro-Wilk skor N-gain kelas Keputusan eksperimen dua yaitu 0,533 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian diterima artinya pada taraf signifikansi 5% data N-gain kemampuan berpikir kritis kelompok eksperimen dua berdistribusi normal. Setelah skor N-gain untuk kedua kelas memenuhi syarat kenormalan, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. 216

Tabel 2 Data Hasil Uji Homogenitas Skor N-Gain Kemampuan Berpikir kritis Levene Statistic df1 df2 Sig. Keputusan 1,579 1 78 0,213 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa sig. untuk kedua kelas lebih besar dari 0,05 yaitu 0,213 sehingga keputusannya diterima. Hal ini berarti varians populasi data N-Gain kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen satu dan eksperimen dua homogen. Maka dilanjutkan dengan uji perbedaan rataan dengan menggunakan uji Independent Sampel t-test. Tabel 3 Data Hasil Uji Independent Sampel t-test Data N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Hasil t-test for Equality of Means Keputusan t Df Sig.(1-tailed) N-Gain Kemampuan Berpikir 4,584 78 0,000 Tolak Kritis Berdasarkan Tabel 3 di atas, diperoleh nilai Sig.(1-tailed) adalah 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi α =0,05. Keputusan yang diambil adalah ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Hal ini sesuai dengan temuan (Herlina, Turmudi, & Dahlan, 2012) bahwa kerja sama dalam kelompok sebagai usaha untuk sharing- Tabel 4 Data Hasil Uji Normalitas Skor Disposisi Matematis responding-communicating yang efektif dapat mengembangkan berpikir analitik dan kritis. Dibantu dengan tampilan software focusky untuk membantu siswa dalam visualisasi materi ruang dimensi tiga. Peran teknologi dan media dalam pembelajaran geometri terletak dalam visualisasi. Hasil skala sikap disposisi matematis telah dikonversi dalam bentuk interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI). Uji Normalitas data dilakukan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05. Shapiro-Wilk Kelas df Sig. Eksperimen 1 40 0,893 Eksperimen 2 40 0,102 Keputusan Terlihat pada tabel 4, nilai signifikansi (sig.) uji Shapiro-Wilk data skor memiliki nilai lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian diterima, artinya pada taraf signifikansi 5% data skor disposisi matematis pada siswa kelas eksperimen satu dan kelas eksperimen dua berdistribusi normal. Data untuk kedua kelas memenuhi syarat kenormalan, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Untuk menguji homogenitas 217

digunakan uji tes Levene Statistic dengan taraf signifikansi 0,05. Tabel 5 Data Hasil Uji Homogenitas Skor Disposisi Matematis Levene Statistic df1 df2 Sig. Keputusan 1,340 1 78 0,251 Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa sig. untuk kedua kelas lebih besar dari 0,05 yaitu 0,251 sehingga keputusannya diterima. Hal ini berarti varians populasi data skor disposisi matematis kelas eksperimen satu dan eksperimen dua homogen. Setelah mengetahui data skor disposisi matematis memenuhi syarat kenormalan dan homogenitas, maka dilanjutkan dengan uji perbedaan rataan dengan menggunakan uji Independent Sampel t-test dengan taraf signifikansi 0,05. Tabel 6 Data Hasil Uji Independent Sampel t-test Data Skor Disposisi Matematis Hasil t-test for Equality of Means Keputusan t Df Sig.(2-tailed) Skor disposisi matematis -1.472 78 0,145 Berdasarkan Tabel 6 di atas, diperoleh nilai Sig.(1-tailed) adalah 0,072 lebih besar dari taraf signifikansi α =0,05. Keputusan yang diambil adalah ditolak. Hal ini berarti disposisi matematis siswa kelas eksperimen satu yang memperoleh pendekatan kontekstual berbantuan software focusky secara signifikan tidak lebih baik daripada siswa kelas eksperimen dua yang memperoleh pembelajaran kontekstual. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky mempunyai beberapa keunggulan dalam mengembangkan disposisi matematis. Kesempatan siswa mengemukakan pendapat dan diskusi lebih banyak sehingga memungkinkan timbulnya rasa percaya diri siswa. tampilan software focusky yang menarik menimbulkan gairah, perhatian, rasa ingin tahu, dan motivasi belajar. Hal ini didukung oleh Atallah (2010) bahwa motivasi sangat berhubungan erat dengan disposisi. Selain itu volume yang lebih banyak pada saat berkolaborasi mendeteksi kesalahan 218 dan mereview memungkinkan siswa lebih fleksibel dan menghargai pendapat rekannya. Demikian juga pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky memotivasi siswa untuk gigih menghadapi dan menyelesaikan masalah. Selain itu siswa menjadi lebih tertantang untuk belajar dan memanfaatkan kelompok sebagai wadah mencari ilmu dan bertukar informasi. (Danoebroto, 2015) mengatakan bahwa interaksi sosial dalam pembelajaran sesuai teori Vygotsky tidak hanya potensial bagi terbangunnya pengetahuan matematika pada diri siswa tetapi juga potensial dalam membangun kemampuan berpkir matematis dan sikap positif siswa terhadap matematika. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan a diperoleh kesimpulan hasil-hasil penelitian sebagai berikut: 1). Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan

software focusky lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual 2). Disposisi matematis siswa yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan software focusky secara signifikan tidak lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. DAFTAR RUJUKAN Danoebroto, S. W. (2015). Teori belajar konstruktivis Piaget dan Vygotsky. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 2(3), 191 198. Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa SD., (1), 76 89. Helmi. (2010). Memahami Berpikir Kritis. Retrieved from http://helm.student.umm.ac.id/2010/08/12/memahamiberpikir-kritis/html Herlina, S., Turmudi, & Dahlan, J.. (2012). Efektivitas strategi REACT dalam upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Pengajaran MIPA, 17(1), 1 7. Masykur, M., & Fathani, A. H. (2009). Mathematical Intelligence (Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar). Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan kompetensinya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sabandar, J. (2009). Thinking Classroom dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah. Jurnal Pendidikan Matematika. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syahbana, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jurnal Nasional Edumatica, 2(1), 45 57. Wardani, S., Sumarmo, U., & Nishitani, I. (2011). Mathematical Creativity and Disposition: Experiment With Grade-10 Students using Silver Inquiry Approach. Journal of Science and Mathematics Teaching, GUNMA University, 1 16. 219