28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam organisasi tersebut demi tercapainya tujuan organisasi. Dalam penelitian ini, definisi operasional komitmen organisasi disusun menggunakan tiga komponen komitmen organisasi yang dimodifikasi oleh peneliti dengan menggunakan teori Meyer, Allen, dan Smith (1993) yang sudah direvisi. Ketiga komponen tersebut yaitu, komitmen afektif (affective commitement), komitmen berkelanjutan (continuance commitment), dan komitmen normatif (normative commitment). Komitmen organisasi diketahui berdasarkan skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala komitmen organisasi. Semakin tinggi skor semakin tinggi tingkat komitmen organisasinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat komitmen organisasinya.
29 C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Definisi dari metode survei menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud penjajagan (eksploratif), deskriptif, penjelasan (explanatory), evaluasi, prediksi, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial. Selain itu, penggunaan survei menurut Shaughnessy, Zechmeister, Zechmeister, Soetjipto dan Soetjipto (2007) biasanya digunakan untuk mengakses pikiran, pendapat dan perasaan orang-orang. Penelitian survei juga memiliki cakupan yang spesifik dan terbatas atau memiliki tujuan yang lebih global. Hasil survei seringkali digunakan untuk mendeskripsikan pendapat, sikap, dan preferensi orang-orang. Informasi yang diperoleh dari penelitian survei ini adalah informasi yang pasti, tidak diragukan lagi karena dapat dilihat kembali datanya (Arikunto, 2010). Ciri khas penelitian ini menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkinnya pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. Keuntungan yang lain dalam penelitian survei ini data dikumpulkan dari sampel atas populasi, tetapi hasilnya dapat mewakili seluruh populasi. Kegunaan lainnya dari penelitian survei adalah untuk mengadakan evaluasi.
30 Hasil survei dapat pula digunakan untuk mengadakan prediksi mengenai fenomena sosial tertentu. D. Responden Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan populasi penelitian. Menurut Hadi (Sakina, 2009) populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel (sebagian individu yang diselidiki) yang hendak digeneralisasikan atau dianalisis secara umum. Metode pengambilan sampel secara non-random atau non- probability sampling berupa purposive sampling, yaitu pengambilan sampel bertujuan yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2008). Populasi penelitian ini adalah PT. X, dengan responden karyawan PT. X. Pemilihan responden tersebut berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, dengan kriteria aktif bekerja di perusahaan tersebut minimal 1 tahun terakhir. Karyawan tersebut yang termasuk dalam kategori aktif adalah karyawan yang sudah berpartisipasi dalam pekerjaannya selama 1 tahun terakhir dan pendidikan minimal SLTA/SMA. Apabila jumlah populasi jumlahnya sangat banyak sehingga peneliti tidak mampu menjangkau keseluruhannya, maka dapat diambil sampel dari populasi tersebut. Menurut Arikunto (Sakina, 2009) dalam menetapkan sampel, apabila jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil sampel 10-15 persen atau 25-30 persen dari jumlah populasi, tergantung pada kemampuan
31 peneliti dalam segi waktu, sempit dan luasnya pengamatan dari segi objek, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Merujuk pada ketentuan tersebut, maka dengan jumlah karyawan keseluruhan yang ada di perusahaan ada 2100 karyawan, peneliti memutuskan untuk menggunakan 15% dari populasi yang berjumlah 2100 karyawan. Sehingga, hasilnya ada 315 karyawan sebagai responden penelitian. Namun setelah disebar sebanyak 315 kuesioner, yang kembali hanya berjumlah 310 dan kuesioner yang sesuai dengan kriteria penelitian hanya 284 responden. E. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpul data yang disampaikan kepada responden atau responden penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan. Teknik ini dipilih semata-mata karena: responden adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi responden tentang pertanyaan atau pernyataan yang diajukan kepada responden adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti (Hadi, 2001). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada skala model Likert. Skala yang digunakan yaitu Skala Komitmen Organisasi, skala ini dikembangkan atau dibuat dengan memodifikasi Skala Komitmen Organisasi dari teori Meyer, Allen, dan Smith (1993) yang sudah direvisi. Aitem-aitem
32 dalam kuesioner disusun berdasarkan tiga komponen komitmen organisasi yang dirumuskan oleh Meyer, Allen, dan Smith (1993), yaitu komponen afektif, berkelanjutan, dan normatif. Skala komitmen organisasi yang digunakan terdiri dari 18 butir pernyataan yang dibagi menjadi 9 butir pernyataan favorable dan 9 butir pernyataan unfavorable. Blue print dan sebaran atau distribusi aitem skala ini tertera dalam Tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi Sebelum Uji Coba Nomor Aitem Terseleksi Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Afektif 1,7,13 4,10,16 6 Berkelanjutan 2,8,14 5,11,17 6 Normatif 3,9,15 6,12,18 6 Jumlah 9 9 18 Kuesioner yang dikembangkan menggunakan format aitem berbentuk pernyataan dengan pilihan. Bentuk pernyataan dengan pilihan jawaban disajikan dengan kalimat pernyataan mengenai atribut yang diukur atau kalimat pernyataan mengenai situasi yang mengandung indikasi. Skala yang digunakan dalam alat ukur ini menggunakan skala rating yang dijumlahkan (method of summed rating) atau yang populer dengan nama penskalaan model Likert. Skala bersisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuesioner skala model Likert yang digunakan dalam penelitian ini merajuk pada 4 (empat) alternatif jawaban, yakni : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Metode ini merupakan penskalaan pernyataan yang menggunakan
33 distribusi respons sebagai penentuan nilai skalanya (Azwar, 1999). Ringkasan penilaian butir soal terdapat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Bobot penilaian respon pada Skala Komitmen Organisasi Respon Bobot/Nilai Favorable Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 Kuesioner ini menggunakan format respon yang disajikan dalam bentuk memilih jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban memperlihatkan tingkat kesetujuan responden terhadap aitem. Penilaian dilakukan berdasarkan jenis pernyataan atau aitem. Untuk pernyataan positif, nilai pilihan bergerak dari sangat sesuai mendapat nilai tertinggi, yaitu 4, hingga sangat tidak sesuai mendapat nilai terendah 1. Pada jenis pernyataan negatif, nilai bergerak mulai dari sangat sesuai mendapat nilai terendah 1, sampai dengan sangat tidak sesuai mendapat nilai tertinggi 4. Apabila N adalah jumlah item, maka nilai tertinggi adalah 4N, sedangkan nilai terendah adalah 1N. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai yang diperoleh, menunjukkan komitmen organisasi yang semakin tinggi, dan semakin rendah nilai yang diperoleh menunjukkan komitmen organisasi yang semakin rendah.. Skor yang diperoleh berbentuk ordinal.
34 F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur Menurut Azwar (2009) suatu instrument alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes tersebut, maka dari itu diperlukan instrument atau skala pengukuran yang mampu mengungkapkan secara cermat dan konsisten sehingga informasi yang diperlukan dapat dipertanggung jawabkan. Azwar (2009) menjelaskan mengenai validitas dan reliabilitas sebagai berikut : 1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Validitas umumnya dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien validitas. Validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Koefisien validitas hanya memiliki makna apabila mempunyai nilai yang positif. Koefisien validitas yang tidak terlalu tinggi, yaitu berada berkisar angka 0,5 akan dianggap diterima dan memuaskan. Namun apabila koefisien validitas tersebut kurang dari 0,3 maka memiliki kecenderungan untuk dianggap tidak memuaskan. Sehingga dapat
35 dikatakan bahwa koefisien diatas 0,3 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu alat tes. 2. Reliabilitas Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoreh hasil yang relatif sama. Reliabilitas akan dihitung dengan menggunakan koefisien alpha. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Apabila tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya jika tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. G. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Widodo dan Mukhtar (2000) metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya berupa frekuensi dan persentase, tabulasi silang, serta berbagai bentuk grafik dan chart pada data yang bersifat kategorikal, serta berupa statistik-statistik kelompok (antara lain mean, dan varians) pada data yang bukan kategorikal (Azwar, 2012).
36 Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam tentang permasalahan yang akan diteliti di lapangan. Metode deskriptif ini mendeskripsikan hasil pengukuran setiap variabel penelitian. penelitian ini diawali dengan proses pengumpulan data, pengolahan data, pendeskripsian, dan pembahasan hasil temuan yang didukung oleh teori sebagai acuan dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Sedangkan analisanya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows.