BUAH-BUAHAN LANGKA HUTAN PEGUNUNGAN MERATUS

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikonsumsi di Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

Responden yang diwawancarai dalam penelitian ini terdiri dari responden. petani, responden pedagang, dan industri pengolahan buah.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

I. PENDAHULUAN. (MacKinnon, 1997). Hakim (2010) menyebutkan, hutan tropis Pulau Kalimantan

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

I. PENDAHULUAN. dan menjadi suatu sistem yang menguntungkan adalah sistem agroforestri.

Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN MELALUI PENGEMBANGAN TANAMAN BIOFARMAKA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

Sambutan Pada Acara PERINGATAN HARI AIR se-dunia TAHUN 2011

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman buah semangka Citrullus vulgaris Schard. yang termasuk tanaman

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditas pangan yaitu pangan potensial ekspor. Besarnya produksi, luas panen

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LEMBAR INFORMASI JARINGAN MASYARAKAT HUTAN KORIDOR GUNUNG SALAK-HALIMUN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Buah-buahan memiliki tingkat permintaan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI HIJAUAN PAKAN TERNAK DI DESA MARENU, TAPANULI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. sosial memegang peranan yang sangat penting dalam tindakan-tindakan yang

S. Andy Cahyono dan Purwanto

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

Transkripsi:

BUAH-BUAHAN LANGKA HUTAN PEGUNUNGAN MERATUS Muda Sagala Salah satu kekayaan alam yang dimiliki rimba belantara borneo adalah melimpahnya jenis-jenis tumbuhan yang menyebar mulai dari pinggiran sungai hingga perbukitan, keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut menghasilkan beberapa komoditas dan hasil hutan baik itu yang berbentuk daun, akar, batang, getah, bunga atau buah. Salah satu produk hasil hutan non kayu adalah buah, keberadaannya sebagai sumber pakan margasatwa dan perannya sebagai unsur penting regenerasi hutan sangat melekat dalam kehidupan masyarakat sekitar hutan yang memanfaatkannya juga sebagai salah satu sumber vitamin dan protein dalam menu makanan mereka sehari-hari.

Bila melihat pada tempat tumbuhnya, buah bisa dibagi kedalam 2 golongan, yaitu pertama adalah golongan buah budidaya yang sengaja ditanam di lahan-lahan pertanian atau perkebunan, dan dipanen pada saat musim panen secara teratur. Buah-buahan hasil tanaman pekarangan dan kebun yang dijual setiap hari oleh pada pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan. Selain sawah yang ditanami padi,masyarakat Kalimantan selatan di pedesaan juga masih memiliki kebun yang biasa mereka tanami dengan buah-buahan atau kebun karet.

Beberapa buah-buahan umum yang dikenal baik oleh masyarakat seperti jeruk, nanas,pepaya, mangga, pisang, sawo,durian, masih mudah kita temukan di sepanjang jalan atau pasar tradisional, bahkan tak sedikit dari buah-buah tersebut kita temukan di supermarket besar karena selain buah buah tersebut ditanam dalam skala besar juga adanya suplai buah impor atau didatangkan dari daerah lain. Buah-buahan Kampung atau pahumaan ( Ladang : red ) seperti jantik-jantik, asam kuranji, tiwadak, langsat, mentega kasturi,pepaken, kapul, ramania dan buah bundar walaupun agak sukar namun masih bisa kita temukan pada waktu dan tempat tertentu di pasar tradisonal atau penjual buah musiman yang khusus menyediakan buah-buahan tersebut. Golongan lain adalah buah dari pohon yang berada di hutan namun sengaja dipelihara secara alami oleh masyarakat sekitar dan hanya dipetik buahnya pada saat-saat yang mereka inginkan saja. Tentu saja perlakuan yang berbeda ini mengakibatkan ketersediaan dan keberadaan buah-buah tersebut di pasaran mengalami perbedaan pula, buah yang memang sengaja ditanam, relatif mudah kita dapatkan di pasar besar atau tradisional hampir sepanjang waktu, kecuali buah-buahan yang tergantung musim panen, sedangkan buah-buahan hutan yang tumbuh alami dan hanya dipanen disaat tertentu dengan jumlah terbatas sangat sukar dan hampir mustahil kita dapatkan di pasaran umum bahkan jika kita niatan datang ke tempat dimana buah itu ditanampun tidak sedikit yang gagal karena jumlahnya yang sangat terbatas. Buah-buahan dari pegunungan Meratus yang langka dan beberapa dari mereka sangat sukar untuk dijumpai di pasaran umum.

Jenis-jenis buah-buahan hutan yang biasanya terdapat di rimba belantara pegunungan dataran rendah dibawah ini termasuk sangat langka dan hampir tak bisa kita jumpai bila tanpa usaha yang keras. Buah-buah tersebut seperti karantungan, laung, mantebongan,gitaan, dll adalah golongan buah yang kurang dikenal baik di masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya karena selain tidak tumbuh di tempat sekitar mereka, juga hampir tak ada penjual buah yang menyediakan buahbuahan ini untuk dijual, rata-rata pemetik buah hanya mengambil secukupnya dan hanya dikonsumsi oleh keluarga atau tetangga mereka saja, hal yang melatarbelakanginya tentu saja karena akses utk mencapai buah-buahan sangat sulit, mereka harus menempuh jalan panjang dan medan yang cukup berat mendaki gunung dan masuk kedalam hutan lebat sehingga sangat sulit bagi mereka untuk membawa buah-buahan tersebut keluar hutan dalam jumlah besar.

Buah-buahan hutan tersebut sebenarnya sangat menarik untuk dikenal apalagi mencicipinya, rasanya bervariasi, bentuk dan rasa buah-buah-buah ini memeliki kemiripan dengan buah-buah yang telah kita kenal dengan baik, seperti contoh buah laung dan karantungan, bentuknya hampir mirip dengan durian dan pepaken, namun bila kita mencicipinya, buah-buah ini memiliki rasa dan tektur yang sangat berbeda, masing-masing buah tersebut ternyata memiliki sifat dan rasa yang khas, beberapa buah-buahan hutan langka diakui oleh sebahagian masyarakat memiliki rasa yang lebih nikmat dari buah yang biasa mereka makan, seperti buah karantungan yang banyak diakui sebagai buah yang paling nikmat diantara kelompok buah lain yang memiliki bentuk mirip durian. Pada sebuah kesempatan yang sangat langka di desa Pangelak Kecamatan Kapul Kabupaten Balangan, pihak panitia secara khusus menyediakan buah-buahan hutan yang sangat langka hadapan pengunjung dan penonton dalam sebuah acara gelar budaya tahunan di desa tersebut. Menurut penuturan salah satu panitia, buah-buahan tersebut sengaja didatangkan dari pedalaman pegunungan meratus dengan mengerahkan sejumlah pemuda dayak yang tangguh dan menguasai wilayah dimana buah-buahan tersebut berada. Diperlukan waktu 4 hari perjalanan pulang pergi untuk mendapatkan buah-buahan ini untuk kemudiaan menyajikannya di hadapan pengunjung. Hebatnya lagi sebagai bentuk keramah-tamahan dan penghargaan bagi tamu-tamu mereka, buahbuahan ini disediakan gratis bagi siapa saja yang ingin mencicipinya, padahal untuk mendapatkan buah tersebut mereka harus mempertaruhkan waktu, dan tenaga yang tak sedikit.

Menurut informasi masyarakat sekitar, buah-buah ini kadang dapat mereka dapatkan di pasar desa tersebut dalam jumlah terbatas di saat tertentu saja, kami harus datang pagi-pagi sekali hanya untuk menunggu pemetik buah turun ke pasar bila ingin mendapatkan buah-buah tersebut bisa dibayangkan bila masyarakat sekitar saja sudah sangat sukar mendapatkan buah tersebut apalagi masyarakat yang jauh, apabila penikmat buah yang sedikit saja sudah harus berebut apalagi masyarakat banyak. Masyarakat yang berebut mencicipi buah-buahan langka yang berasal dari pedalaman hutan Meratus, buah-buah tersebut didatangkan khusus hanya untuk disuguhkan secara gratis bagi tamu-tamu mereka, padahal perlu tenaga dan waktu yang sangat besar untuk memperolehnya.

Tak ada data yang memadai mengenai jumlah dan potensi pohon-pohon ini di Kalimantan selatan, perlindungan dan perhatian yang diberlakukan pada pohon-pohon jenis buah-buahan ini masih mengandalkan Hukum Rimba sepenuhnya, Upaya untuk melestarikan dan mengembangkan buahbuahan ini dirasa masih sangat minim, masih kalah jauh dengan laju deforestasi dan pembukaan lahan skala besar yang mengancam kelangsungan jenis-jenis buah ini dari rimba hutan Kalimantan. Hingga suatu saat nanti anak cucu kita hanya dapat melihat fotonya saja tanpa sanggup untuk melihat langsung, menyentuh apalagi mencicipinya.