KULIAH DASAR BIOTEKNOLOGI REGENERASI EKSPLAN MELALUI ORGANOGENESIS DAN EMBRIOGENESIS SOMATIK DR. IR. PANGESTI NUGRAHANI, M.SI.
MORPHOGENENSIS Proses pembentukan bagian-bagian tanaman (tunas, kalus, akar)
Morfogenesis Morfo berarti bentuk dan genesis berarti asal mula, sehingga morfogenesis bisa diartikan dengan asal mula terjadinya suatu bentuk Morfogenesis dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu genotipe dan lingkungan tumbuh tanaman. Genotipe tanaman akan menentukan bagaimana pertumbuhan jaringan tanaman, dan morfogenesisnya secara in vitro. lingkungan, yaitu aspek pertukaran gas, temperatur, cahaya, dan komposisi media kultur.
Morfogenesis dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung Secara tidak langsung dengan membentuk kalus Morfogenesis baik secara langsung maupun tidak, sangat tergantung pada keseimbangan komposisi yang tepat antara bahan organik, anorganik dan senyawa pengatur tumbuh tanaman.
TANAMAN PURING IN VITRO Inisiasi eksplan dari tunas pucuk Plant let umur 6 bulan Perakaran aklimatisasi
EMBRIOGENESIS Proses pembentukan embrio tanaman Embriogenesis somatik merupakan suatu proses dimana sel-sel somatik (baik haploid maupun diploid) berkembang membentuk tumbuhan baru melalui tahapan perkembangan embrio yang spesifik tanpa melalui fusi gamet
Organogenesis Adalah proses bagaimana pucuk dan atau akar adventif berkembang dari dalam massa kalus. Proses tersebut berlangsung setelah suatu periode pertumbuhan kalus (Hartman et al., 1990). Proses organogenesis ditandai dengan pembentukan struktur unipolar yaitu hanya pembentukan titik tumbuh daun atau akar secara terpisah.
Proses pembentukan organ-organ tanaman yang lengkap dari kultur sel atau jaringan disebut organogenesis. Teknik untuk menginduksi organogenesis pada umumnya dilakukan pada kultur kalus meskipun juga dapat dilakukan secara langsung dari eksplan yang ditanam pada medium
Organogenesis pada kultur in vitro tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan senyawasenyawa tertentu dalam medium. Pembentukan tunas dan akar ditentukan oleh konsentrasi auksin dan sitokinin yang digunakan.
Senyawa IBA dan NAA adalah senyawa yang paling sering digunakan untuk menginduksi pembentukan akar. Sitokinin konsentrasi tinggi merangsang pembentukan tunas
Embriogenesisi Istilah ini digunakan untuk menyatakan perkembangan embrio lengkap dari sel-sel vegetatif yang dihasilkan dari berbagai sumber eksplan yang ditumbuhkan pada sistem kultur jaringan (Hartman dkk, 1990). Tahapan embriogenesisi : oktan, globular, awal hati, hati, torpedo, dan embrio dewasa.
Proses pembentukan embrio dari sel somatik atau jaringan disebut sebagai proses embriogenesis somatik. Embriogenesis somatik dapat dihasilkan secara langsung, atau secara tidak langsung melalui pembentukan kalus dari eksplan.
Embrio genesis langsung dan tak langsung Embrio yang terbentuk secara langsung dari sel atau jaringan tanpa melalui pembentukan kalus. Embrio semacam ini dapat terbentuk misalnya dari sel-sel epidermis hipokotil Sel-sel yang dapat membentuk embrio semacam ini disebut Pre-Embryonic Determined Cells (PEDC).
Embrio yang terbentuk secara tidak langsung yaitu melalui tahapan pembentukan kalus. Embrio semacam ini misalnya dapat terbentuk dari eksplan daun Selsel yang membentuk embrio setelah diinduksi semacam ini disebut sebagai Induced Embryogenic Determined Cells (IEDC).
Pertumbuhan embrio somatik tanaman cendana perkecambahan pendewasaan induksi perakaran Sumber: Deden Sukmadjaja (2005)
Pembentukan embrio somatik dari eksplan embrio zigotik pada tanaman cendana embrio zigotik sebagai eksplan, tahap globular tahap bentuk hati tahap torpil (torpedo), konfigurasi kotiledon embrio somatik.
THE IN VITRO PROPAGATION OF KIWIFRUIT (ACTINIDIA DELICIOSA) In vitro rooting of Kiwifruit Axillary shooting Plants in Green house after acclimatization.
Initiation Multiple shoot formation Elongation, Rooted plant Hardened plant. Micropropagation of Aloe vera Linn.