8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas seringkali dianggap sebagai sesuatu keterampilan yang didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja yang bisa menjadi orang kreatif padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, meskipun dalam kenyataan ada orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan ide ide baru dengan cepat dan beragam namun kreativitas dapat dimunculkan dari setiap diri seseorang dengan mengembangkan serta memberikan kesempatan seseorang dalam berkreasi. Pada hakekatnya kreativitas dimiliki oleh setiap orang, tinggal bagaimana orang tersebut mampu mengeluarkan atau mengaktualisasikan diri sesuai dengan daya kreasi dan pola berpikir yang dikembangkan orang tersebut. Proses berpikir terbentuk dari pribadi seseorang, oleh karena itu kemampuan berpikir kreatif seseorang dipengaruhi juga oleh pribadi yang kreatif yang akan mendorong dari dalam untuk berkreasi. Menurut Carl Rogers (dalam Munandar 2009 : 34) tiga kondisi dari pribadi kreatif adalah: 1) Keterbukaan terhadap pengalaman. 2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (Internal locus of evaluation). 3) Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep konsep. Pada pribadi kreatif seseorang, jika sudah memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang atau lingkungan yang memberi kesempatan 8
9 untuk bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan akan muncul kreativitas. Seseorang yang memiliki kreativitas selain dia sebagai pemikir yang konvergen atau intelegensi (memperoleh pengetahuan dan pengembangan keterampilan) juga sebagai pemikir divergen yang mampu menggabungkan unsur unsur dengan cara tidak lazim dan tidak terduga. Guilford (dalam Desmita, 2009 : 176) menyebutkan adanya dua kemampuan berpikir yaitu kemampuan berpikir konvergen dan divergen. Kemampuan berpkir konvergen (convergent thinking) atau penalaran logis merujuk pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban dan mencirikan jenis pemikiran berdasarkan tes intelegensi standar. Sedangkan kemampuan berpikir divergen (divergent thinking) merujuk pada pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama atau lebih. Sehingga perlu adanya keterpaduan antara kedua kemampuan tersebut, dengan kata lain orang yang mempunyai kemampuan bepikir konvergen dan kemampuan divergen dapat mewujudkan kreativitas (memiliki kemampuan berpikir kreatif). Menurut Guilford (dalam Satiadarma, 2003:111) Berpikir kreatif adalah proses berpikir menyebar (divergen) dengan penekanan pada segi keragaman jumlah dan kesesuaian. Trefingger (dalam Munandar, 2009:35) mengatakan bahwa seseorang yang kreatif biasanya lebih terorganisir dalam tindakan, rencana inovatif mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya. Tingkat energi, spontanitas, dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif. Untuk menilai kemampuan berpikir kreatif
10 menggunakan acuan yang dibuat Munandar (2009:192) yang mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek aspek sebagai berikut: a. Berpikir lancar (Fluent thinking) atau kelancaran yang menyebabkan seseorang mampu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. b. Berpikr luwes (Flexible thinking) atau kelenturan yang menyebabkan seseorang mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. c. Berpikir Orisinil (Original thinking) yang menyebabkan seseorang mampu melahirkan ungkapan ungkapan yang baru dan unik atau mampu menemuka kombinasi kombinasi yang tidak biasa dar unsur unsur yang biasa. d. Keterampilan mengelaborasi (Elaboration ability) yang menyebabkan seseorang mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan. B. Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). 1. Pengertian Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik (nyata) yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. (Trianto, 2009 : 90)
11 2. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Langkah Kegiatan yang dilakukan guru 1. Orientasi siswa pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, hal-hal masalah yang dianggap perlu,dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam melakukan kegiatan pemecahan masalah. 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membagi siswa dalam kelompok dan membantu siswa dalam mengidentifikasikan serta mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah. Mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk dapat menjelaskan dan menyelesaikan masalah. Membantu siswa dalam merencanakan dan mempersiapakan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang digunakan. (Trianto, 2009 : 98) 3. Pelaksanaan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam kegiatan belajar mengajar didasarkan pada kelima langkah tersebut, adapun rincian dari kegiatan pada tiap fase adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Orientasi siswa pada masalah Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran, serta menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini guru juga memotivasi siswa dan
12 mengajukan masalah dan meminta siswa mengemukakan ide atau pendapatnya. Langkah 2 : Mengorganisasi siswa dalam belajar Pada kegiatan ini guru menjelaskan materi kemudian siswa dikelompokan dalam kelompok kecil. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis masalah yang diberikan. Secara tidak langsung pembagian kelompok ini akan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu dalam menganalisis suatu masalah. Guru juga membagikan LKS untuk dikerjakan bersama kelompoknya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang perencanaan penyelidikan dan pembuatan hasil karya. Langkah 3: Membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok Dalam hal ini guru membimbing siswa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah, memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan pemecahan masalah, membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah pemecahan masalah dan membimbing siswa menyelesaikan masalah.
13 Langkah 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan hasil karyanya, memberi kesempatan pada kelompok untuk menyajikan hasil karyanya (mengelaborasi), Kemudian guru membantu siswa jika mengalami kesulitan dalam menyajikan hasil karya dan meminta siswa untuk menanggapi hasil karya temannya. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Langkah 5: Menganalisis dan Mengevaluasi proses Pemecahan Masalah Tahap akhir pembelajaran berdasarkan masalah, guru bersama siswa mengoreksi hasil karya, mengevaluasi, membimbing siswa menyimpulkan materi serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan di rumah. 4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Menurut Trianto (2009 : 96-97) pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai kelebihan dan kelemahan diantaranya yaitu : a. Kelebihan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). 1) Siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar yang realistik dengan kehidupan nyata. 2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.
14 3) Memupuk sifat inkuiri siswa sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 4) Kemampuan mengingat atau retensi konsep menjadi lebih kuat. 5) Memupuk kemampuan penyelesaian masalah. b. Kelemahan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). 1) Persiapan pembelajaran yang kompleks. 2) Sulitnya mencari permasalahan yang relevan. 3) Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) membutuhkan banyak waktu dan dana. C. Materi Pelajaran Pokok Bahasan Peluang Standar Kompetensi : 9. Memecahkan masalah dengan konsep teori peluang. Kompetensi Dasar : 9.1 Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi, D. Kerangka Pikir kombinasi. Indikator indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 1. Berpikir lancar (Fluent thinking) 2. Berpikir luwes (Flexible thinking) 3. Berpikir Orisinil (Original thinking) 4. Kemampuan mengelaborasi (Elaboration ability) Berdasarkan hasil observasi bahwa indikator-indikator di atas masih dinyatakan rendah Diberikan perlakuan melalui pembelajaran Problem Based Instraction (PBI), adapun tahap-tahapnya: 1. Mengorientasikan siswa pada masalah 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan individu atau kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah Dengan adanya perlakuan pembelajaran Problem Based Instraction (PBI) diharapkan indikator-indikator Kemampuan Berpikir Kreatif siswa yang telah disebut di atas dapat meningkat.
15 Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, dalam hal ini dapat kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) karena dalam pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) meliputi metode diskusi, demonstrasi, dan tanya jawab diharapkan siswa mengalami perubahan. Indikator dari kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir lancar (Fluent thinking), berpikir luwes (Flexible thinking), berpikir Orisinil (Original thinking), dan keterampilan mengelaborasi (Elaboration ability). Indikator pembelajaran melalui Problem Based Instruction (PBI) adalah mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevalusi proses pemecahan masalah Tahap tahap pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah: 1) Mengorientasi siswa pada masalah, pada tahap ini siswa dihadapkan pada permasalahan dari guru. Permasalahan itu dapat berupa pertanyaan maupun penerapan konsep. Sehingga pada tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang kesatu yaitu kemampuan berpikir lancar, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut serta tahap tahap apa yang digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut. 2) Mengorganisasi siswa dalam belajar, pada tahap ini siswa dibentuk kelompok dan saling membantu dalam menyelidiki masalah secara bersama serta berfikir untuk merancang suatu penyelesaian
16 masalah, sehingga pada tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang kedua yaitu kemampuan berpikir luwes, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk saling bertukar pikiran antar anggota kelompok yang memungkinkan muncul banyaknya gagasan maupun jawaban. 3) Membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok, pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah yang telah diberikan guru, siswa juga menjadi penyelidik aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai dengan yang dihadapi, memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan bertukar pendapat mengenai ide-idenya sendiri sehingga siswa dapat melaksanakan rencana penyelesaian masalah dengan ide yang telah disepakati, sehingga pada tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang ketiga yaitu kemampuan berpikir Orisinil, karena pada tahap ini siswa dituntut mengeluarkan ide idenya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru melalui penyelidikan. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini siswa disuruh mengembangkan analisis yang telah ditemukan serta mempresentasikan proses berpikir mereka sendiri. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada tahap ini siswa disuruh untuk menganalisis dari hasil ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan. sehingga siswa dapat membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh, pada tahap keempat dan kelima akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang keempat yaitu kemampuan mengelaborasi,
17 karena siswa dituntut untuk mengembangkan, menganalisis, serta mengevaluasi dari hasil yang diperoleh sendiri yang dipresentasikan dengan proses berpikir mereka sendiri. Dengan diberlakukannya pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) tujuan dari adanya peningkatan pada kemampuan berpikir kreatif yang diharapkan dapat tercapai. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka pikir maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini ada peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI Pemasaran 2 SMK Negeri 1 Slawi melalui Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).