BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Tanaman jeruk mempunyai taksonomi sebagai berikut :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

menghasilkan limbah yang berupa jerami sebanyak 3,0 3,7 ton/ha.

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA TANAMAN BUAH SIRSAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani. Tercatat bahwa dari 38,29 juta orang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

BAB II. KERANGKA TEORITIS

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

BAB II TINJUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae, yang semasa muda buahnya berwarna hijau muda, dan berubah kuning sampai kuning ketuaan setelah tua. Bentuk pohonnya kukuh, kaya akan cabang dan ranting sehingga sering ditanam orang sebagai peneduh dan sekaligus penghias pekarangan (Prihatini dkk, 1999). Seperti buah-buahan lainnya yang banyak jenisnya, maka belimbing pun demikian. Ada jenis yang enak dimakan dan ada yang tidak. Hanya jenis-jenis yang enak saja yang dibicarakan karena dari segi komersial sangat menguntungkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani yang kreatif memanfatkan tanaman ini. Ciri buah belimbing yang diunggulkan peminat buah ini umumnya produksi per pohon tinggi, bentuk buahnya besar, warnanya menarik, berair banyak, seratnya halus dan yang penting rasanya manis dan segar. Buah ini dapat berbunga sepanjang tahun, dan dapat dipanen tiga kali dalam setahun (Prihatini dkk, 1999). Hampir dipastikan semua orang mengenal buah belimbing manis. Belimbinga manis dinamakan juga buah binyang karena bila diiris melintang bentuknya mirip sebuah bintang. Buah belimbing manis berbentuk bulat panjang dengan rusuk tajam berjumlah ima buah ini sangat lezat bila dimakan dalam keadaan segar. Rasanya manis dengan aroma khas yang membangkitkan selera. Belimbing manis juga nukmat untuk dikonsumsi dalam bentuk jus atau produk olahan lain (Sa adah, 2007).

Sistematika tanaman belimbing ( Averrhoa carambola L.) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatphyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Oxalidales Famili : Oxalidaceae Genus : Averrhoa Spesies : Averrhoa carambola L. (Belimbing manis) Belimbing adalah jenis tanaman buah dari keluarga Oxalydaceae. Marga Averrhoa. Walaupun berasal dari keluarga dan marga yang sama, kedua buah yang sama-sama memiiki nama belimbing ini, sama sekali tidak menunjukkan persamaan. Dalam arti, baik penampilan maupun rasa buahnya berbeda. Berangkat dari sini, lalu tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi). Atau lazim pula disebut belimbing wuluh (Sinora dkk, 2007). Pengembangan usahatani belimbing bukan hanya berupa memperluas areal tanaman, tetapi lebih diutamakan pada mutu hasil. Konsumen cenderung memilih buah-buahan, termasuk buah belimbing yang bermutu tinggi, terutama penampilan (performance). Sosok buah belimbing yang berkualitas baik tampak bersih tanpa ada cacat bekas gigitan serangga, dan berwarna kuning menyala (Rahardi dkk, 2007). Tanaman belimbing akan tumbuh baik ditempat dengan ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapat cukup cahaya matahari. Jenis tanah yang sesuai ialah tanah yang gembur dan dapat menahan air. Pohon belimbing manis dapat berbunga sepanjang tahun, hingga dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Waktu berbuah paling lebat ialah pada permulaan musim hujan (Sa adah, 2007).

Tanaman belimbing sendiri memiliki khasiat yang tak sedikit untuk kesehatan.akarnya berkhasiat sebagai anti-inflasi dan diuretik.daunnya berkhasiat sebagai anti-inflasi, antipiretik dan diuretik.bunganya berkhasiat sebagai antipiretik dan ekspektoran.buahnya berkhasiat anti-inflasi, analgesik dan diuretik (Santoso, 2008). Belimbing termasuk tanaman yang mudah diurus.banyak tanaman belimbing yang tumbuh dipekarangan penduduk seumur-umur tidak pernah dirawat ataupun dipupuk, hanya pembungkusan buah saja yang kerap dilakukan manakala berbuah. Berikut ini adalah bagaimana cara bertanam tanaman belimbing : a. Penanaman Bibit Sebelum membeli bibit, dianjurkan dua minggu sudah terlebih dahulu membuat lubang tanam. Membuat lubang tanam ini mirip dengan membuat tong sampah yaitu dengan ukuran 60cm x 60cm x 60cm, dengan jarak antar lubang 5 x 5 meter atau 6 x 6 meter. Ketika menggali lubang, hendaknya tanah galian jangan dicampur.antara top soil dengan tanah yang ada pada lapisan bawah.setelah lubang digali, biarkan dijemur terlebih dahulu selama beberapa hari.bagian atas tanah dicampur dengan pupuk kandang dan kompos untuk kembali dimasukkan sebagai penimbun bibit yang ditanam.setelah itu, bibit dimasukkan kedalam lubang dan ditutup dengan tanah. b. Perawatan Tanaman belimbing pada umumnya relatif mudah dalam masalah perawatannya, namun tetap saja diperlukan keseriusan dalam penanganannya jika diinginkan hasil yang memuaskan.salah satu faktor yang diperlukan adalah

dalam hal pemangkasan, yang berdampak pada produksi buah pertanaman. Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 1 1,5 tahun. Dalam bercocok tanam, tentu saja tidak akan dapat terlepas dari gangguan berupa hama dan penyakit, yang menghinggapi tanaman. Meski jarang ditemukan dan dikeluhkan oleh para pemilik tanaman belimbing, namun sekali tanaman diserang dampaknya besar juga, yakni busuk dan lama-lama kering dan mati. Untuk mencegah dan membasmi hama dan penyakit tersebut dapat menggunakan pestisida dengan batas ambang yang telah ditentukan (Sinora dan Deden, 2007). 2.2 Landasan Teori Suatu rencana usahatani dalam asasnya harus mengandung hal-hal sebagai berikut : jenis dan nilai (jumlah) masukan (input), jumlah dan harga masukan (input) yang akan dipergunakan dan dibeli, jumlah uang/kredit yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan pula yang disediakan untuk dijual guna pengembalian utang dan keuntungan bersih yang diharapkan (Tohir, 1991). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan melalui produksi pertanian yang berlebih maka diharapkan memperoleh pendapatan tinggi. Dengan demikian, harus dimulai dengan merencanakan untuk menentukan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi pada waktu yang akan datang secara efisien sehingga dapat diperoleh pendapatan yang maksimal. Dari definisi tersebut juga terlihat ada pertimbangan ekonomis di samping pertimbangan teknis (Soekartawi, 2006).

Dalam kegiatan usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja dan modal yang dikelola seefektif dan seefisien mungkin sehingga memberikan manfat sebaik-baiknya. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik (Soekartawi, 2011). Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya dan faktor-faktor produksi yang terdiri dari : lahan, tenaga kerja, modal dan sarana produksi yang sangat mempengaruhi keberhasilan usahataninya. Oleh sebab itu petani harus mampu memanfaatkan faktor produksi dan kesempatan yang ada. Petani berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan keuntungan yang terus bertambah sehingga dapat menunjang bagi peningkatan pendapatan petani (Soekartawi, 2006). Dalam usahatani petani akan mengeluarkan biaya produksi yang besarnya biaya produksi tersebut tergantung kepada komponen biaya yang dikeluarkan petani seperti harga dari input produksi, upah tenaga kerja dan besarnya harga produksi usahatani (Prawirokusumo, 1990). Usahatani yang produktif atau efisien yaitu usahatani yang produktivitasnya tinggi, umumnya dikatakan bagi usahatani yang bagus. Petani akan selalu mencari cara mengalokasikan input seefisien mungkin untuk dapat memperoleh produksi yang maksimal karena petani berpikiran bagaimana mendapatkan keuntungan yang maksimum (profit maximization). Dilain pihak, ketika petani dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, upaya memaksimalkan keuntungan tetap akan dilakukan dengan menekan biaya produksi seminimal mungkin (Hanafie, 2010).

Produktivitas merupakan hasil persatuan lahan, tenaga kerja, modal (misalnya ternak, uang), waktu atau input lainnya (misalnya uang tunai, energi, air dan unsur hara). Produktivitas merupakan tujuan utama usahatani, juga bagi rumah tangga petani, tetapi mereka mungkin tidak menilainya hanya berdasarkan nila-nilai pasar belaka (Hidayat, 1999). Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsistem dan ada yang bertujuan untuk mencari keuntungan disebut usahatani komersial.petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan atau pendapatan bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007). Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil buah-buahan dan ongkos pasca panen, bahkan sampai buah-buahan tersebut dapat terjual. Disini termasuk pembelian barang-barang dan pembayaran jasa pihak ketiga, baik itu didalam maupun diluar usahatani.sedangkan pendapatan adalah hasil yang kita terima dari penjualan buahbuahan maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan (Rahardi dkk, 2007). Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, terdiri dari pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat-alat dan bangunan pertanian serta biaya perawatannya. Sementara yang dapat digolongkan dalam biaya variabel antara lain biaya untuk bibit tanaman, pupuk, obat-obatan pembasmi hama/penyakit dan upah tenaga kerja (Rahardi, 1993).

Pengeluaran total usahatani (total farm expenses ) didefenisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani (Soekartawi,2011). Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumber daya yang digunakan dalam usahatani. Nisbah seperti pendapatan kotor per hektar atau per unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani (Soekartawi, 2011). Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus : TC = FC + VC Dimana : TC = Total Cost FC = Fixed Cost VC = Variable Cost Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut : TR = Py. Y Dimana : TR = Total Penerimaan Py = Harga Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (net farm income). Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani (Soekartawi, 2011). Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

I = R TC = (Py.Y) (FC +VC) Dimana : I = Pendapatan petani R = Penerimaan (Rp) TC = Biaya Total (Rp) Py = Harga Produksi (Rp/kg) Y = Jumlah Produksi (Kg) FC = Biaya Tetap (fixed cost) (Rp) VC = Biaya Tidak Tetap (variable cost) (Rp) (Suratiyah, 2006). 2.3 Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang mengamati tentang buah belimbing adalah Fenytha (2010) dengan judul penelitian Analisis Pemasaran Belimbing di Deli Serdang. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa setiap lembaga pemasaran yang terlibat pada pemasaran belimbing ini melakukan fungsi pemasaran yang berbeda. Perbedaan fungsifungsi ini membuat biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran juga berbeda. Panjang pendeknya saluran pemasaran belimbing mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan dan efisiensi pemasaran belimbing. Berdasarkan penelitian tersebut juga dapat diketahui bahwa ada beberapa kendala yang harus dihadapi oleh petani dalam pemasaran buah belimbing yaitu harga belimbing yang jatuh apabila tiba saat musim panen raya. Meta J Sianturi (2012) dalam penelitiannya yeng berjudul Analisis Usahatani Sayuran mengatakan bahwa ada hubungan antara luas lahan dengan pendapatan petani sayuran, yakni semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani untuk ditanami sayuran, maka semakin besar pendapatan yang diperoleh petani. 2.4 Kerangka Pemikiran

Usahatani belimbing dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengetahui apakah usahatani belimbing layak diusahakan dimasa yang akan datang. Dari segi petani, pengelolaan usahatani belimbing pada dasarnya terdiri dari penggunaan sumber daya dan faktor-faktor produksi yang terdiri dari plastik, tenaga kerja, pupuk dan obatobatan. Input produksi ini menjadi komponen biaya produksi dalam pengelolaan usahatani tanaman belimbing. Besarnya masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga masing-masing input yang pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya produksi per proses produksi. Petani akan memperoleh penerimaan dari usahatani belimbing yaitu dari hasil penjualan produksi tanaman belimbing. Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi usahatani dengan harga jual pada saat penelitian yang dinilai dengan rupiah. Pendapatan bersih diperoleh dari penerimaan dikurang dengan biaya produksi dalam satu proses produksi

Petani Usahatani Belimbing Input Produksi : Tenaga Kerja Pupuk Plastik Obat-obatan Luas Tanam Produksi Biaya Produksi Penerimaan Pendapatan Bersih Keterangan : = Berhubungan = Berpengaruh Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Belimbing

2.5 Hipotesis Penelitian 1. Variabel luas tanam berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani belimbing pada usahatani belimbing di daerah penelitian. 2. Penggunaan faktor-faktor produksi pupuk, obat-obatan, plastik dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada usahatani belimbing di daerah penelitian. 3. Terdapat hubungan yang nyata antara biaya produksi, penerimaan dan pendapatan bersih pada usahatani belimbing di daerah penelitian.