TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan orang sudah mengenal tanaman jarak karena tanaman ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk Divisio: Spermathopyta, Subdivisio: Species: Glycine max (L.) Merrill (Sumarno dan Harnoto, 1983).

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi Produksi Ubi Jalar

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN BUNGKIL JARAK PAGAR

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk., 2006) Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas Ordo Famili Genus : Dicotyledonae : Euphorboiales : Euphorbiaceae : Jatropha Spesies : Jatropha curcas L. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Daunnya lebar dan berbentuk jantung atau bulat telur melebar panjang 5 15 cm., tulang daun menjari dengan jumlah 5 7 tulang daun utama, daunnya dihubungkan oleh tangkai daun yang berukuran 4 15 cm (Hambali, dkk., 2006). Tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan; berkelamin tunggal; dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman); bunga terdiri atas 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang lebih kurang 4 mm; benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna kuning; tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar berwarna kuning; bunga juga mempunyai 5 mahkota berwarna keunguan; tiap

tandan terdapat lebih dari 15 bunga. Bunga betina 4 5 kali lebih banyak dari bunga jantan. Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya uniseksual. Kadangkala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk cawan berwarna hijau kekuningan (Hambali dkk., 2006). Buah tanaman jarak pagar berbentuk bulat telur dengan diameter 2 4 cm. Panjang buah 2 cm, dengan lebar sekitar 1 cm. Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu kecokelatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang berisi 1 biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3 biji (Riset dan Teknologi, 2007). Biji jarak pagar memiliki ukuran rata-rata 18 x 11 x 9 mm, berat 0,62 gr dan terdiri dari 58,1 % biji inti berupa daging dan kulit 41,9 %. Kadar minyak dalam inti biji sekitar 33 % - 55 % (Susilo, 2006). Persyaratan Tempat Tumbuh Tanaman jarak beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya, adapun kondisi tempat tumbuh yang optimal yaitu 50 LU - 40 LS, 0-2000 m dpl, suhu berkisar antara 18-30 C. Pada daerah-daerah dengan suhu rendah (< 18 C) dapat menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi (> 35 C) menyebabkan daun dan bunga gugur, buah kering sehingga produksi menurun. Curah hujanyang dibutuhkan untuk pertumbuhan berkisar antara 300 mm - 1200 mm per tahun. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, memiliki drainase baik, tidak tergenang, dan ph tanah 5.0-6.5 (Hambali dkk., 2002).

Selanjutnya Nur (2005) mengungkapkan bahwa tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada yang berbagai jenis tanah, antara lain di tanah berbatu, tanah berpasir, tanah liat bahkan juga di tanah yang kurang subur. Waktu yang paling baik untuk menanam jarak pagar adalah pada musim panas atau sebelum musim hujan. B. Penyakit Pada Tanaman Jarak Pagar Beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman jarak pagar, antara lain: bercak pada bibit, bercak alternaria, karat bercak daun cercospora, layu fusarium, busuk botrytis, layu bakteri, busuk arang dan bercak daun bakteri 1. Bercak Pada Bibit Penyakit ini banyak terjadi pada musim hujan. Kerusakan dapat mencapai 30 40% dan umumnya terjadi pada tanaman muda/bibit yang baru pindah ke lapangan dengan kondisi pengairan yang kurang baik. Gejala penyakit terlihat pada permukaan daun, yaitu berupa bercak-bercak melingkar, kemudian meluas sehingga menyebabkan daun busuk. Selanjutnya, infeksi menyebar sampai ke batang sehingga dapat menyebabkan tanaman mati. Daun-daun yang lebih tua atau daun muda yang berada pada tanaman tua dapat juga terinfeksi, tetapi kerusakannya tidak seberat bila terjadi pada bibit/tanaman muda. Bercak-bercak pada daun biasanya berubah warna hijau menjadi kuning, lalu berwarna cokelat. Pemilihan bibit disertai dengan pemeliharaan tanaman yang baik (terutama sistem pengairan) akan mengurangi kerusakan tanaman (Hambali, dkk., 2006).

2. Bercak Alternaria Penyakit ini disebabkan oleh Alternaria ricini. Penyakit ini pada bulanbulan dengan curah hujan yang tinggi memungkinkan fungi berkembang cepat pada kapsul buah sehingga buah menjadi hitam. Bila infeksi terjadi secara intensif, tanaman menjadi kerdil bahkan dapat mengalami kematian. Bercakbercak penyakit dapat ditemukan sepanjang tahun, dan pada musim hujan bercak menjadi luas. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan fungisida kaptan atau mankozeb dengan interval tiap 15 hari (Hambali, dkk., 2006). 3. Karat Penyakit ini disebabkan oleh Melamspora rinici. Penyakit ini dapat di lihat dengan gejala seperti pustul karat di bawah permukaan daun.pada bagian bawah daun terlihat bercak-bercak bulat kecil berwarna kuning, bila serangan berat dapat menyebabkan daun kering. (Hambali, dkk., 2006). Pengendalian penyakit karat dapat dilakukan dengan cara pemupukan berimbang, sanitasi daun-daun yang telah terserang berat dan membakarnya, menggunakan bahan tanaman untuk perbanyakan hanya dari tanaman sehat, menghindari menanam anyelir berdekatan dengan tanaman jarak pagar, menggunakan fungisida yang berbahan aktif ferbam, zineb, dan mankozeb. (Departemen Pertanian, 2006 a). 4. Bercak daun cercospora Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan berat pada tanaman jarak. Gejala umum penyakit pada daun terlihat titik hitam kecil atau titik cokelat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat. Bercak-bercak tersebut dapat dilihat dari permukaan daun. Ketika bercak membesar, pusat bercak berubah warna menjadi

cokelat pucat,kemudian putih keabu-abuan yang dikelilingi warna cokelat tua. Cara pengendalian dapat di lakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau monkozeb dapat digunakan (Hambali, dkk., 2006). Penyakit mempunyai gejala yang terdiri atas dua fase yang berbeda. Pada fase pertama, yang juga disebut sebagai fase Non-agresif pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua, yang menghasilkan banyak konidiofor dengan konidium. Infeksi yang terjadi karena konidium ini menghasilkan bercak di sekitar bercak pertama yang berkembang menjadi penyakit yang kedua, yaitu fase agresif. Pada fase ini terjadi bercak yang mempunyai halo klorotik berwarna cerah (Semangun, 2000). Fungi bertahan dari satu musim ke musim berikutnya pada daun, batang dan biji yang sakit. Ketika biji yang terkontaminasi berkecambah akan lemah. fungi akan menghalangi perkecambahan dengan luka pada kotiledon. Konidia ditebarkan atau dipencarkan oleh hujan atau dibawa oleh serangga dan mesin atau alat pertanian. Fungi berkembang dalam beberapa jam dan jaringan daun cepat dipenetrasi. Jika cuaca panas dan lembab, daun-daun yang baru menjadi terinfeksi. Bercak daun Cercospora lebih bertahan ketika tanaman ditanam secara berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa rotasi tanaman (Lucas, dkk., 1985). 5. Layu Fusarium Penyakit ini disebabkan oleh fusarium oxysporum yang terjadi pada pada stadia bibit dan tanaman di lapangan. Bila bibit terserang maka daun-daun akan terlihat hijau pudar dan layu, lalu mati. Daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya menyisakan daun-daun di bagian atas saja (Hambali, dkk., 2006).

Pengendalian penyakit layu fusarium dilakukan dengan cara menggunakan bibit yang sehatdan tanaman sakit dibongkar dan dimusnahkan dengan cara /di bakar, tidak menggunakan tanah yang terkontaminasi patogen tersebut, pemanasan (pasteurisasi) tanah bekas tanaman terinfeksi penyakit layu dan tanah untuk pembibitan, menghindari terjadinya luka pada tanaman terutama pada saat penyiangan gulma dan pengolahan tanah, disinfeksi peralatan pertanian/alat pemotong bunga, penggunaan fungisida berbahan aktif kaptan, benlate (Departemen Pertanian, 2006 b). 6. Busuk Botrytis Penyakit ini disebabkan Botrytis rinici. Gejala awalnya berupa bercak kecil berwarna kehitaman pada bunga. Pengendalian dapat dilakukan secara kimia dengan fungisida karbendazim atau tiofanat dengan interval tiap 15 hari sekali (Hambali, dkk., 2006). 7. Busuk arang Gejala pada tanaman terlihat seluruh daun layu tiba -tiba, dalam waktu kurang dari satu minggu tanaman mati. Kadang-kadang pada perkembangan penyakit berlangsung lambat hal ini di tandai oleh daun bagian bawah layu dan menguning terlebih dahulu sampai akhirnya rontok. Jika penyakit terus berlanjut maka tanaman akan mati. Apabila tanaman dicabut pada perakaran akan terlihat busuk kering dan berwarna hitam. Pada gejala lanjut, kulit luar pangkal batang tersobek-sobek dan terlihat pustul hitam yang merupakan sklerosia fungi. Penyakit ini disebabkan oleh Rhizoctonia bataticola banyak menyerang tanaman jarak yang ditanam di Ngemplak di lokasi ini sebelumnya tanam kapas juga terserang busuk arang. Penelitian di laboratorium menunjukkan benih jarak yang

berasal dari biji juga bisa diserang patogen hal ini terjadi jika sumber inokulum cukup banyak (Departemen Pertanian, 2006a). Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak mamba. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa ekstrak mimba mampu menghambat pertumbuhan fungi. Penyemprotan dengan larutan organeem dengan dosis 5-10 ml/l pada pangkal batang mampu menghambat perkembangan penyakit (Irfan, 2007). 8. Penyakit Curvularia sp. Gejala penyakit ini adalah berupa bercak bulat berukuran kecil, berwarna cokelat. Infeksi yang berat menyebabkan daun yang paling tua mengering, mengeriting, dan menjadi rapuh. Pada daun yang mengering ini bercak-bercak Curvularia sp. tetap terlihat jelas sebagai bercak cokelat tua. Penyakit ini sangat menghambat pertumbuhan bibit meskipun bukan penyakit yang mematikan tanaman (Semangun, 2000). Fungi ini terutama disebarkan dengan konidiumnya, baik karena terbawa angina maupun karena percikan air hujan dan air siraman, dan mungkin juga oleh serangga (Semangun, 2000). Pengendalian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kultur teknis dan mekanis. Cara kultur teknis dilakukan dengan menggunaan benih yang sehat dan memperbaiki drainase tanah serta sanitasi kebun. Cara mekanis dilakukan dengan memusnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang beratagar tanaman lain tidak terinfeksi (Departemen Pertanian, 2006).

9. Phytophthora sp. Gejala awal penyakit ditandai dengan gejala awal yaitu daun-daun bawah layu, menguning, dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok. Selanjutnya selanjutnya gejala ini diikuti oleh daun-daun yang agak muda sehingga tanaman hanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di puncaknya. Jika digali tanahnya maka tampak akar-akar lateral yang membusuk berwarna cokelat tua, lunak, dan sering berbau tidak enak. Pembusukan yang sudah sampai meluas ke akar tunggang, sehingga tanaman sering roboh. Pembusukanyang disebabkan oleh Pytophthora sp meluas ke pangkal batang di atas permukaan tanah. Penyakit juga dapat terjadi pada buah yang masih hijau, meskipun agak jarang. Adapun gejala adalah buah yang telah membusuk tetap keras. Pada umumnya pembusukan buah di mulai dari dekat tangkai. Buah ditutupi oleh miselium fungi berwarna putih, selanjutnya buah mengeriput dan berwarna hitam (Departemen Pertanian, 2007a). Fungi penyebab penyakit ini terutama dipencarkan oleh air, baik air hujan yang memercik maupun air yang mengalir pada permukaan tanah. Sebagai sumber penyakit adalah tanah dan air yang mengandung Phytophthora sp., dan bagian tanaman yang sakit. Bagian-bagian tanaman yang sakit, misalnya daun, dapat disebarkan dalam kebun oleh angin. Angin yang terjadi pada waktu hujan dapat menyebarkan spongarium Phytophthora sp. yang dibentuk pada permukaan bercak (Semangun, 2000). Pengendalian serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu deengan cara perbaikan draenase untuk menurunkan faktor penunjang pertumbuhan fungi dan fumigasi dilakukan untuk tanah pembibitan, penanaman

bibit tidak terlalu dalam, sebaiknya rotasi tanaman bukan inang (selain jeruk, cokelat, durian, karet, kelapa, lada dan pisang ), penanaman tanaman yang tahan terhadap penyakit ini, membongkar tanaman sakit sampai akar- akarnya kemudian di bakar ( menghilangkan sumber inokulum),serangan pada buah dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida terutama di daerah dekat dengan tangkai buah (Departemen Pertanian, 2007a ).