BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tujuan tertentu (Hamdu dan Agustina, 2011: 2). Motivasi belajar

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini akan diperoleh siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran. Pencapaian hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa melaksanakan tes dalam suatu proses pembelajaran. Hamalik (2006: 30) mengatakan, hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Soedjioarto mengatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.pencapaian itu di dasarkan atas tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah siswa itu melakukan kegiatan pembelajaran. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui setelah siswa itu melakukan tes dalam proses pembelajaran ataupun sudah mencapai tujuan dari pembelajaran yang dilakukan. 2.1.2 Pembelajaran IPA Kelas V Kata sains atau Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata natural science. Natural berarti alamiah dan science berarti ilmu pengetahuan. Jadi sains disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari peritiwaperistiwa yang terjadi di alam. Dalam KTSP (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri 6

7 dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dalam kehidupan seharihari IPA diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memecahkan masalah sehari-hari. Menurut Suyoso ( dalam Sri Giarti) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti serta diperoleh melalui metode yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Wahyana dalam Trianto (2012) mengatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum dan terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembenganya tidak hanya ditandai adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan berasal dari kegiatan manusia di sekitar. Biasanya IPA akan mengarah pada pemahaman yang mengarah pada penemuan-penemuan sehingga di dalam IPA ini yang dibahas bukan hanya pengetahuan saja tetapi juga pengetahuan yang berupa fakta, konsep ataupun prinsip dan juga IPA diperoleh melalui metode yang teratur, sistematis, dan berlaku secara universal. Mata Pelajaran IPA di SD menurut KTSP Standar Isi 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

8 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang lingkup pembelajaran IPA dalam kurikulum 2006 bahan kajian untuk mata pelajaran IPA SD adalah sebagai berikut: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat dan gas 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 2.1.3 Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA kelas V Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Di dalam KTSP ini terdapat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada KTSP kelas V SD semester II sebagai berikut:

9 Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Bumi dan Alam Semesta 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat Cahaya 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) Dalam penelitian ini peneliti mengambil SK dan KD sebagai berikut: Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar : 7. 6 mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. 2.1.4 Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) 2.1.4.1 Pengertian Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Isjoni dalam (dalam Tukiran Taniredja dkk, 2011) tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang

10 menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Slavin (dalam Sri Wahyuni dan Heribertus) pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar yang terdiri dari empat anggota dari berbagai level, jenis kelamin,dan etnik. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat lima komponen utama yaitu: 1) prestasi belajar; 2) belajar kelompok; 3) kuis; 4) peningkatan individu; 5) penghargaan kelompok. Menurut Mohamad STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari kinerja, suku dan jenis kelamin. STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division merupakan model pembelajaran yang menekankan keaktifan dan interaksi siswa didalam sebuah kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda-beda, mulai dari jenis kelamin, etnik, dan prestasi yang dimiliki masing-masing siswa. 2.1.4.2 Langkah-langkah Student Teams Achievement Division (STAD) Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division (Rusman, 2013:215) adalah sebagai berikut: 1) Penyampaian tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi siswa agar semangat belajar. 2) Pembagian kelompok Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda prestasi, jenis kelamin, etnik. 3) Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari terlebih dahulu.

11 4) Kegiatan belajar dalam tim Siswa belajar didalam kelompok yhng sudah dibentuk. Siswa diberi lembar kerja yang harus dikerjakan. Guru juga membimbing siswa yang sulit mengerjakan tugas. 5) Kuis (evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar dengan cara pemberian kuis tentang materi yang dipelajari. 6) Penghargaan prestasi tim Guru memberikan apresiasi untuk kelompok yang mendapat nilai paling baik. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase menurut (Triyanto,2007) adalah sebagai berikut: Fase ke-1 :menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar. Fase ke-2 :menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melaluia bahan bacaan. Fase ke-3 :menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar Fase ke-4 :membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja. Fase ke-5 :mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok Fase ke-6 :guru memberikan penghargaan kepada siswa baik sebagai individu maupun kelompok, karena usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang mereka capai. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan memotivasi siswa ahar semangat dan aktif dalam belajar. 2) Guru menyampaikan materi ajar kepada siswa.

12 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompoknya terdiri atas 4-5 siswa. 4) Guru membimbing setiap kelompok. 5) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. 6) Guru memberikan penghargaan kepada siswa ataupun kelompok yang memperoleh prestasi yang paling baik. 2.1.4.3 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: Tabel 2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kegiatan Guru 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas 3. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dan memilih ketua kelompoknya. 4. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 5. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya 6. Guru memberikan reward bagi kelompok yang lebih unggul Tahapan pelaksanaan Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan siswa 1. Siswa memperhatikan guru, sehingga mempunyai rasa ingin tahu mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan Penyajian materi 2. Siswa memperhatikan guru, sehingga mempunyai rasa ingin tahu menenai materi yang disampaikan Pembentukan kelompok 3. Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, dan dipilih 1 orang menjadi ketua kelompok Berdiskusi 4. Siswa mengemukakan pendapatnya di dalam kelompok mengenai pembelajaran Evaluasi hasil 5. Siswa membacakan / belajar mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Pemberian reward 6. Siswa yang mendapat nilai bagus akan diberi reward oleh guru

13 2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) 2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Isjoni (2010) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang, siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif dengan sruktur kelompok yang heterogen. Numbered Heads Together (NHT) dalam Lia LM dan Wahyudi (2013:11-24) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas adalah guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Menurut Trianto (2009) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan cara guru memberikan nomor pada setiap anggota kelompok tersebut. 2.1.5.2 langkah-langkah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Trianto (2009) adalah sebagai berikut: Fase ke-1 : Penomoran Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri sari 3-5 orang yang masing-masing anggota kelompok diberi nomor. Fase ke-2 : Mengajukan pertanyaan

14 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setiap pertanyaan yang diberikan masing-masing bervariasi. Fase ke-3 : Berpikir bersama Siswa menyatukan jawaban masing-masing anggota dan meyakinkan setiap anggota kelompok terhadap pendapat jawabannya. Fase ke-4 : Menjawab Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaannya. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Lia LM dan Wahyudi (2013:11-24) adalah sebagai berikut: 1) Penomoran 2) Mengajukan pertanyaan 3) Berpikir bersama 4) Menjawab pertanyaan Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bawah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: 1) Penomoran Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan memberikan nomor kepada masing-masing anggota kelompok 2) Mengajukan pertanyaan Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi. 3) Berpikir bersama Siswa bersama dengan kelompoknya memdiskusikan pertanyaan yang diberikan guru. 4) Menjawab pertanyaan Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang sama harus menyiapkan jawabannya yang kemudian dibahas bersama.

15 2.1.5.3 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: Tabel 3 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Kegiatan Guru 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran Numbered Heads Together. 3. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dan masing-masing siswa diberi nomor. 4. Guru membagikan materi pelajaran kepada setiap kelompok. 5. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok 6. Guru membimbing siswa pada saat siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya. 7. Guru memanggil siswa sesiau dengan nomor yang disebutkan Tahapan Pelaksanaan Penomoran mengajukan pertanyaan Berpikir bersama Menjawab pertanyaan Kegiatan Siswa a. siswa menyimak langkah-langkah model penbelajaran Numbered Heads Together yang disampaikan oleh guru. b. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. d. Siswa menerima materi yang diberikan guru e. Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru f. Siswa berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan yang diberikan g. Siswa yang nomornya dipanggil harus maju kedepan dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomornya 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Natanael Dwi Kristiyanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

16 Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2012/2013 dapat dilihat nilai pretest untuk kelas control adalah 67,78 dan untuk kelas eksperimen 69, 21. Kemudian dilihat dari hasil posttest, rata-rata nilai posttest untuk kelas control adalah 70,56 sedangkan untuk kelas eksperimen sebesar 78,95. Lila (2013) dalam penelitiannya yang berjudul efektifitas penerapan model pembelajaran Cooperative tipe NHT (Numbered Heads Together) terhadap hasil belajar Mata Pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Penggunaan model NHT ini ternyata juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA di SD Dukuh 03 kelas 5 Salatiga. Novita Sari (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar IPA kelas IV SDN Kesongo 01 dikelas eksperimen untuk dibandingkan dengan konvensional metode ceramah dikelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Kesongo 01 yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembalajaran kooperatif tipe STAD dan kelas IVB sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian Quasi Eksperimental Design. Hasil posttest pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,22 sedangkan kelompok eksperimen 76. Berdasarkan hail analisis uji beda nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan hasil sig (2-tailed) sebesar 0, 002 < 0, 05 atau berdasarkan kriteria penguji t hitung < t tabel (-3,315 < -1,688), maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai nilai posttest kelas eksperimen. Iknasius (2012) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division). hasil penelitian menunjukkan analisis data hasil dari uji t-tes diketahui nilai t adalah 3,940 dengan probabilitas signifikan 0.00<0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional. Perbedaaan rata-rata berkisar antara

17 5,87494 sampai 18,17813 dengan perbedaan rata-rata 12.02653. Dilihat skor ratarata hitung prestasi belajar, siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai skor rata-rata hitung 83,49 siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata hitung 71,46 dari hasil uji t-test disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 2.3 Kerangka Berpikir Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai salah satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangat penting, guru harus lebih menguasai materi pelajaran ataupun bahan ajar. Guru juga harus mempunyai banyak referensi untuk menjaga agar guru mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang materi yang diajarkannya. Proses belajar mengajar juga sangat mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar siswa. Seorang guru harus menggunakan model yang tepat agar pencapaian hasil belajar siswa bisa mencapai KKM. Dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran STAD dan NHT untuk diteliti. Model pembelajaran yang menekankan pada siswa dalam kelompok untuk berdiskusi. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan NHT ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran STAD dan NHT ini siswa akan lebuh mudah memahami pelajaran IPA. Siswa lebih antusia untuk mengikuti pembelajaran dan motivasi siswa juga akan lebih meningkat lagi, siswa terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga suasana kelasnya menjadi lebih menyenangkan untuk belajar. Dengan diterapkannya kedua model ini siswa tidak akan menjadi bosan di dalam kelas. Model pembelajaran STAD mempunyai beberapa langkah yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Uraian langkah tersebut yang pertama adalah menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

18 memotivasi siswa untuk aktif belajar. Pada tahap ini diharapkan siswa itu menjadi tertarik untuk belajar dan bersemangat. Tahap yang kedua adalah menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melelui bahan bacaan. Pada tahap ini diharapkan siswa itu mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran yang sedang dilaksanakan. Tahap ketiga adalah menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar. Pada tahap ini diharapkan siswa tidak saling memilih dalam membentu kelompok dan siswa dapat termotivasi dalam pelajaran. Tahap ke empat adalah membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja. Pada tahap ini, diharapkan siswa itu dapat toleransi kepada temannya dan saling bekerjasama dalam satu tim. Tahap kelima adalah mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu menjawab pentanyaan yang diberikan. Tahap keenam adalah guru memberikan penghargaan kepada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok, karena usaha yang telah merelka lakukan maupun karena hasil yang telah mereka capai. Pada tahap ini diharapkan siswa mendapat nilai yang baik dan guru memberikan penghargaan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar, Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Berikut adalah uraian dari masing-masing pembelajaran: tahap pertama, penomoran. Pada tahap ini siswa dibagikan nomor dan diharapkan terdapat rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu yang ada pada diri siswa. Tahap kedua, mengajukan pertanyaan. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, diharapkan siswa dapat berpikir dan mencari tahu tentang pertanyaan yang diajukan guru. Tahap ketiga adalah berdiskusi bersama. Pada tahap ini diharapkan peserta didik itu dapat mengajukkan pendapatnya kepada temannya dan menghormati pendapat orang lain. Pada tahap ini juga diharapkan peserta didik itu mampu untuk bekerjasama bersama dengan temantemannya. Tahap keempat/yang terakhir adalah menjawab. Pada tahap ini diharapkan siswa itu dapat memahami dan mengembangkan jawaban dari

19 temannya dan di tahap ini siswa dilatih untuk percaya diri saling bekerjasama serta toleran. Berdasarkan kedua dari langkah-langkah model pembelajaran STAD dan NHT ini diharapakan siswa itu menjadi lebih semangat untuk belajar Oleh karena siswa berpartisipasi secara aktif dalam menjalani setiap tahap/sintak dari model pembelajaran tersebut, maka pada akhirnya diharapkan siswa mampu membangun sendiri pengetahuaannya dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Muara dari penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa, sehingga kedua model tersebut dapat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA.

20 Menyampaikan tujuan pembelajaran Minat siswa muncul Mampu menyebutkan peristiwa- Menyampai kan materi Rasa ingin tahu peristiwa alam Mampu Membentuk kelompok Membimbing kelompok Evaluasi hasil belajar Memberikan penghargaan Disiplin dan toleransi Tanggung jawab Kerjasama Tanggung jawab Memotivasi menjelaskan terjadinya bencana alam Mampu menjelaskan akibat yang ditimbulkan bencana alam Mampu mempraktikkan tindakan yang dapat dilakukan Hasil belajar saat bencana alam Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran Kooperatf Tipe STAD

21 Penomoran Minat siswa Mampu menyebutkan peristiwaperistiwa alam Mengajukan pertanyaan Berpikir Rasa ingin tahu Tanggung jawab Mampu menjelaskan penyebab terjadinya bencana alam Hasil belajar bersama Menjawab Kerjasama Komunikatif Mampu menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa alam Mampu mempraktikan tindakan yang dapat dilakukan saat bencana alam Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

22 2.4 Hipotesis Hipotesis meupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pentayaan. Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dirumuskan suatu hipotesis yaitu: H o Ha :Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada siswa kelas V SD Negeri Dadapayam 02. :Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada siswa kelas V SD Negeri Dadapayam 02.