BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni ( True Experiment) dengan rancangan eksperimental non random atau disebut juga Randomized pretestposttest control group design, yaitu subjek dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk perlakuan dan kelompok kedua merupakan kelompok control. Kemudian dicari perbedaan antara pengukuran dari keduanya, dan perbedaan ini dianggap sebagai akibat perlakuan 18,19 Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut : X 0 X 1 O 1(1-9) X 0 x 2 O 2(1-9) Air Baku X 0 X 3 O 3(1-9) X 0 O 4(1-9) Keterangan : X 1 X 2 X 3 X 0 O 1 (1-9) O 2 (1-9) O 3 (1-9) O 4 (1-9) : Perlakuan kontak dengan ketebalan 60 cm. : Perlakuan kontak dengan ketebalan 70 cm. : Perlakuan kontak dengan ketebalan 80 cm. : Tanpa perlakuan, sebagai pretest : Kesadahan air dengan ketebalan 60 cm pada 9 sampel : Kesadahan air dengan ketebalan 70 cm pada 9 sampel : Kesadahan air dengan ketebalan 80 cm pada 9 sampel : Tanpa perlakuan, sebagai kontrol
Dalam penelitian ini dilakukan pengulangan pada tiap-tiap perlakuan, adapun pengulangan yang akan dilakukan dihitung dengan rumus sebagai berikut : 20 ( t 1 ) ( r 1 ) 15 ( 3 1 ) ( r 1 ) 15 ( 2 ) ( r 1 ) 15 2r 2 15 2r 15 + 2 2r 17 r 8,5 = 9 t = Perlakuan/ treatment (berbagai konsentrasi) r = Ulangan Jadi ulangan yang dilakukan pada masing masing perlakuan adalah 9 kali ulangan. Sedangkan jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 27 kali. Jumlah sampel = Ulangan * Perlakuan (treatment) = 9 * 3 = 27 sampel Sehingga jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 40 sampel, yang berasal dari 9 sampel sebagai kontrol, 27 sampel dengan perlakuan dan 4 sampel sebelum perlakuan. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 1 hari, dan 1 minggu untuk pemeriksaan sampel. Penelitian akan dilaksanakan pada sore hari, hal ini didasarkan pada pemeriksaan awal bahwa tingkat kesadahan paling tinggi terjadi pada saat sore hari 17. Tempat penelitian akan dilaksanakan di wilayah RW II Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
C. Subjek Penelitian a. Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah air sumur artetis yang berada di wilayah RW II Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur artetis di RW II pada pukul 17:20, penentuan sampel berdasarkan dari pemeriksaan sampel air sumur artetis awal yang melebihi batas maksimum 500 mg/l. Untuk penelitian ini banyaknya perlakuan adalah 3 sehingga didapatkan pengulangan sebanyak 27 kali dengan menggunakan rumus dari Kemas Ali Hanafiah (t-1) (r-1) 15. 20 Jumlah air sumur artetis yang dibutuhkan sebagai sampel untuk setiap perlakuan sebanyak 2250 ml (2.25 liter). Sedangkan untuk 27 kali pengulangan untuk masing-masing pengulangan dibutuhkan 250 ml yang akan digunakan untuk analisis di laboratorium. D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Jenis Variabel a. Variabel Bebas Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketebalan karbon aktif sebagai media filter, yaitu 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. b. Variabel Terikat Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan kesadahan air sumur artetis. c. Variabel Terkendali Sebagai variabel terkendali dalam penelitian ini adalah ph dan suhu.
2. Definisi Operasional a. Ketebalan karbon aktif Ketebalan karbon aktif (tempurung kelapa) yang berbeda yang dipakai dalam penelitian sebagai media penukar ion untuk menurunkan kesadahan air dengan ketebalan 60 cm, 70 cm, dan 80 cm. Satuan : Centi meter (cm) Skala : Ordinal b. Penurunan Kesadahan Selisih kadar CaCO 3 dan Mg(OH) 2 dalam air sebelum kontak dengan karbon aktif dan sesudah kontak dengan karbon aktif yang diukur di Laboratorium Kesehatan. Satuan : persentase (%) Skala : Rasio c. ph ph adalah bilangan yang menyatakan besarnya konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. ph dapat mempengaruhi proses penurunan kesadahan, untuk menghindari pengaruh ph pada proses penurunan kesadahan maka digunakan sampel air yang sama, yaitu diambil pada jam yang sama. ph diukur dengan menggunakan kertas lakmus sebelum dan sesudah perlakuan. Satuan : - Skala : Interval d. Suhu Suhu adalah temperatur panas pada saat proses penurunan kesadahan. Suhu adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses penurunan kesadahan. Untuk mengendalikan suhu pada proses penurunan kesadahan maka penelitian pemeriksaan air sampel dilakukan pada suhu kamar, yaitu di Laboratotium Kesehatan.
Satuan : derajat ( 0 C) Skala : Interval E. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan sampel air pada laboratorium. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data sebagai penunjang, yang diperoleh dari panduan buku, jurnal ataupun data dari dinas kesehatan. 2. Sumber Data Sumber data diperoleh peneliti dari pengambilan data langsung dilapangan dan analisis laboratorium. F. Prosedur Penelitian 1. Alat dan Bahan a.) Karbon aktif b.) Pipa diameter 2,5 inchi panjang 1 m dan dop masing-masing 4 buah. c.) Pipa diameter ½ inchi panjang 2 m d.) Kran ½ inchi sebanyak 8 buah e.) Selang ½ inchi sepanjang 5 meter f.) Botol sampel 37 buah 2. Prosedur/ Cara Kerja. a. Sampel air sumur artetis yang akan diteliti dimasukkan ke ember 20 liter, kemudian periksa kesadahan, ph, dan suhu sebagi kesadahan awal. b. Kemudian sambungkan selang pada kran air sumur artetis dengan pipa yang menuju alat, dan buka kran atas (inlet) tabung secara bersamaan.buka kran bawah (outlet) tabung secra bersamaan. c. Setelah itu tampung air yang keluar dari outlet masing-masing tabung dengan botol/ jerigen sampel yang berbeda.
Setelah semua air selesai ditampung dalam botol sampel, maka air tersebut langsung dibawa ke laboratorium untuk diukur kesadahaanya, ph dan suhu. Sedangkan pengambilan hasil pengukuran dapat diperoleh kurang lebih 3 sampai 4 hari. 3. Prosedur Pengukuran Kesadahan a. Sampel air sebanyak 100 ml, masukkan kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan buffer ph 12, jika larutan atau sampel berubah menjadi keruh, ditambah larutan NaCN 10 % sebanyak 1 ml. b. Ditambahkan juga kurang lebih 50 mg indikator EBT, homogenkan hingga berubah menjadi merah tua. c. Dititrasi dengan larutan EDTA 1 / 28 N sampai warna berubah dari merah tua menjadi biru laut. Kemudian baru mencatat banyaknya EDTA yang digunakan. Misal Z ml. d. Hitung kesadahan dengan rumus : =... mg/lt sebagai CaCO 3 4. Prosedur Pengukuran ph Alat dan Bahan : a. ph stik indikator b. air sampel Cara Kerja : 1. Diambil 1 buah stik indikator universal. Kemudian celupkan kedalam air sampel kurang lebih 1 / 2 dari panjang stik dan digoyang-goyangkan, dan ditunggu sampai basah sempurna (3 menit) kemudian angkat dan cocokkan dengan standart warna universal. 2. Dicata nilai ph pada standart warna yang paling cocok. 5. Prosedur Pengukuran Suhu Alat dan Bahan : 1. Thermometer air raksa
2. Air sampel Cara Kerja : 1. Masukkan thermometer air raksa kedalam air sampel yang akan diperiksa, kemudian ditunggu selama 5 menit. 2. Thermometer di angkat, kemudian baca pada skalanya. 3. Hasil pembacaan dicatat sebagai derajat celcius. G. Metode Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data 1. Editing yaitu menyeleksi dan mengoreksi data yang dikumpulkan dari hasil pengukuran pada setiap kali percobaan. 2. Coding yaitu kegiatan merubah data kualitatif menjadi data numerik (angka). Misalnya : a. Variabel terikat (kesadahan) 1 = di bawah ambang batas (CaCO 3 <500)mg/l 2 = diatas ambang batas (CaCO 3 500)mg/l b. Variabel bebas (ketebalan karbon aktif) : 1 = 60 cm 2 = 70 cm 3 = 80 cm 3. Tabulating yaitu penyajian data hasil penelitian berupa tabel-tabel. 4. Proccesing Merupakan kegiatan memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan dengan cara mengentri data penurunan kesadahan CaCO 3 ke paket program komputer. 5. Cleaning
Cleaning atau pengecekan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak. b. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik. Analisis deskriptif digunakan untuk mencari prosentase penurunan kesaahan CaCO 3 sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing perlakuan dengan variasi ketebalan dari karbon aktif, sedangkan analiis analitik digunakan dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data secara analitik dikelompokkan menjadi : 1. Analisis Deskriptif Yaitu analisis yang menjelaskan/ mendeskripsikan data masing-masing variabel. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi, rata-rata (mean), minimum dan maksimum, serta standar deviasi. Untuk mengetahui penurunan kesadahan dihitung dengan cara menghitung selisih kesadahan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan, dibagi dengan kesadahan sebelum perlakuan, kemudian dikalikan 100 %. 2. Analisis Analitik Untuk menguji perbedaan penurunan kesadahan menggunakan uji Kruskall Wallis dengan uji Kruskall Wallis atau Lilliefors Significance Correlation 3. Kemudian untuk mengetahui perbedaan penurunan dari masing-masing perlakuan analisis yang dipakai adalah Post Hoc Test dengan pilihan uji Mann Whitney. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui ketebalan karbon aktif yang paling efektif, yang ditunjukkan dengan rata-rata perbedaan (mean difference) yang paling tinggi dari masing-masing perlakuan.