UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik


BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker merupakan suatu kondisi sel telah. kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk. menggambarkan keragamanfungsi keperawatan yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker menurut American Cancer Society (2012) merupakan suatu kelompok

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh : DWI SULISTYANTO J. 210 050 004 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat (rapih social changes) sebagai konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup, tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut diatas yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit. Karena setiap organ tubuh mempunyai arti dalam pengertian biologikfungsional bagi kelangsungan hidup tubuh, juga secara bio-psikologik mempunyai arti tersendiri, setiap kelainan pada organ tubuh dan operasi yang dilakukan dapat mempengaruhi apa yang disebut body image dari penderita, apalagi kalau kanker yang dimaksud itu sudah dalam stadium lanjut, sedangkan tindakan operatif sudah terlambat (Hawari, 2004). Kanker adalah suatu penyakit yang amat mengerikan dan masyarakat sadar akan besarnya potensi bahaya yang ditimbulkannya, karena kelainankelainan pada payudara bukan hanya fenomena biologik semata, juga merupakan fenomena psikologik, psikoseksual dan psikososial, apalagi kanker yang diderita adalah kanker payudara. Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara tidak menyerang 1

kulit payudara yang berfungsi sebagai pembungkus, kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardina, 2004). Menurut WHO (2000) 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara, ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan Telah dilakukan penelitian tentang kanker payudara oleh American Cancer Society (ACS) (2007), memperkirakan hampir 178.000 perempuan akan terdiagnosis kanker payudara dan jumlah tersebut ditambah dengan 2 juta perempuan yang telah memiliki riwayat penyakit ini. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2005) menyatakan, kanker payudara adalah kanker peringkat pertama di Indonesia. Risiko menderita kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama pada wanita yang mulai haid pada usia 12 tahun dan menopause pada usia di atas 55 tahun. Menurut penelitian Departemen Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2005 terdapat 3.884 pasien terkena kanker payudara (Ramitha, 2008). Data Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) menyebutkan rata-rata prognosis harapan hidup penderita kanker payudara untuk 5 stadium. Pada stadium 0, 10 tahun dengan harapan hidup 98%; stadium I, 5 tahun dengan harapan hidup 85%; stadium II, 5 tahun dengan harapan hidup 60-70%; stadium III, 5 tahun dengan harapan hidup 30-50%; dan stadium IV, 5 tahun dengan harapan hidup 15%.

Berbagai macam pengobatan kanker payudara yang diterima pasien diantaranya adalah dengan menjalani kemoterapi yang bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi pertumbuhan sel yang ganas sebelum memasuki tahap aman untuk melakukan operasi pada pasien, efek samping dari kemoterapi yang sering terjadi adalah penekanan sumsum tulang kadang disertai dengan demam, mual-mual dan muntah, sakit kepala, rambut rontok, nyeri sendi (Sukardja, 2004) Dalam penelitian oleh Hawari (2004) pada penderita kanker baik yang berobat jalan maupun yang dirawat inap dilaporkan 51% mmenunjukkan kejadian (incidence) gangguan psikiatrik (kejiwaan), dan dari penderita kanker yang mengalami gangguan psikiatrik tersebut diatas ternyata 68% mengalami gangguan penyesuaian diri (adjustment disorder), 13% mengalami depresi berat (mayor depression), kehilangan kesadaran (delirium) 8% karena pasien datang terlambat, dan 11% menggalami kecemasan. Definisi kecemasan itu sendiri adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya yang berkaitan dengan perasaan. Kecemasan juga berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya (Stuart, 2006). Persepsi merupakan faktor yang sangat menentukan terbantuknya sikap atau perilaku individu, juga merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau

individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktifitas yang intergrated dalam diri individu (Walgito, 2002). Setiap individu mempunyai respon yang unik terhadap masalah kesehatan, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan pasien (Sujana, 2008). Perawat lebih banyak berinteraksi dengan pasien dibanding tenaga yang lain dan ini merupakan variabel yang paling mudah bersentuhan kepuasan pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu apa tidak. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan dan diyakini berperilaku caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan (Watson Cit Wiyana, 2008). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Rusmiyati (2007) di RSUD Karanganyar tentang konsep caring perawat pada pasien yang dirawat

di ICU menyatakan bahwa perawat menilai caring merupakan asuhan langsung yang diberikan kepada pasien guna memenuhi kebutuhan dasar pasien yang dilakukan melalui interaksi perawat-pasien dan proses teaching learning, caring meliputi pelayanan yang bersifat holistik dan komprehensif, perawat profesional bukan hanya mampu menerapkan teori dan mengaplikasikan dalam praktek tetapi juga mempunyai kemampuan berinteraksi dengan pasien, sikap dan perilaku caring meliputi sabar, jujur, lemah lembut, tanggap akan keluhan pasien, ramah, empati, komunikasi terapeutik, memberi kenyamanan dan dukungan moral, caring mempunyai banyak manfaat atau tujuan untuk pasien, seperti ketenangan jiwa, membina rasa percaya, kenyamanan pasien, menggurangi kecemasan pasien dan menstimulasi kesadaran, sehingga akan membantu kesembuhan dan menimbulkan kepuasan pasien. Para pakar keperawatan menempatkan caring sebagai pusat perhatian dan sangat mendasar dalam praktek asuhan keperawatan. Dan berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 23 juni 2009 dapat diketahui bahwa sekitar tiga perawat yang bertugas di Ruang Mawar II lebih memfokuskan kinerjanya pada tindakan medik seperti diagnostik dan pengobatan, perawat juga terlihat kurang komunikatif dan kurang ramah ketika memberikan pelayanan pada pasien. Menurut data menujukkan angka kejadian kanker payudara sebesar ± 1.096 pasien dan 192 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di ruang Mawar II RSUD Dr Moewardi Surakarta pada tahun 2008 berdasarkan fenomena tersebut peneliti bermaksud

melakukan penelitian tentang caring dengan judul hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, peneliti ingin mengetahui : Adakah hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ditetapkan untuhk menjawab permasalahan peneliti yang ditetapkan sebelumnya, tujuan penelitian ini dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui persepsi pasien tentang perilaku caring perawat terhadap kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

b. Untuk mengetahui kecemasan pada pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta c. Untuk mengetahui hubungan persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam hubungannya dengan pelaksanaan perilaku caring pada pasien khususnya pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, sebagai referensi atau tambahan wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya perilaku caring perawat dapat mempengaruhi pasien kanker payudara. 3. Bagi Peneliti Lain, sebagai bahan informasi atau sumber data bagi penelitian berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian yang sejenis. 4. Bagi Peneliti Sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya perilaku caring dengan tingkat kecemasan pada pasien.

E. Keaslian Penelitian Penelitian ini sebelumnya belum pernah diteliti, namun ada beberapa penelitian yang hampir sesuai, diantaranya adalah yaitu sebagai berikut : 1. Dilakukan penelitian mengenai persepsi caring oleh Puspitasari (2007) dengan judul Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Prinsip Etika Terhadap Persepsi Caring Pada Pasien Intra Operatif Di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non experimental dengan rancangan diskriptif korelatif dan menggunakan desain cross sectional. Metode penelitian adalah total sample. Jumlah sampel sebanyak 50 responden perawat dari Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr Kariadi Semarang. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 43 responden (86%) memiliki tingkat pengetahuan tentang prinsip etika adalah baik dan 50 responden (100%) memiliki persepsi caring dalam kriteria cukup. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan antara pengetahuan tentang prinsip etika dengan persepsi caring pada pasien intra operatif dengan nilai r 0,293 dan p 0,039 s pada taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah variabelnya yaitu persepsi pasien perilaku caring perawat, pasien kemoterapi pada kanker payudara. 2. Dilakukan penelitian mengenai sikap caring oleh Agustini (2007) dengan judul Hubungan Antara Tingkat Penalaran Moral (moral reasoning) dengan Sikap Caring pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat penalaran moral (moral reasoning) dengan sikap caring pada mahasiswa program profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa program profesi (reguler) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia berjumlah 51 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penalaran moral mahasiswa rata rata 4,288, lebih dari separuh mahasiswa (51%) bersikap caring, tidak ada hubungan antara tingkat penalaran moral dengan sikap caring (pvalue=0,502), ada hubungan antara usia dengan sikap caring (pvalue=0,031). Perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah variabelnya yaitu persepsi pasien tentang perilaku caring perawat, pasien kemotepi pada kanker payudara. 3. Dilakukan penelitian mengenai kecemasan pada pasien kanker oleh Yunitasari (2007) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien Pasca Didiagnosa Kanker Di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. Penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional dilakukan terhadap 34 pasien pasca didiagnosa kanker dirumah Sakit Dokter Kariadi Semarang, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor usia, pengetahuan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pasca didiagnosa kanker.hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima variabel, empat

yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kecemasan yaitu faktor pengetahuan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan jenis kelamin (p < 0,05). Sedangkan faktor usia tidak berhubungan secara statistik (p > 0,05) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabelnya berbeda yaitu persepsi paien tentang perilaku caring perawat, kecemasan kanker payudara. 4. Dilakukan penelitian mengenai tingkat kecemasan penderita kanker payudara dalam menghadapi kemoterapi oleh Penastiana (2008), yang berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Payudara Dalam Menghadapi Kemoterapi di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor umur, tingkat pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat kecemasan penderita kanker payudara dalam menghadapi kemoterapi. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel diambil secara accidental sampling sebanyak 57 orang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabelnya berbeda yaitu persepsi pasien tentang perilaku caring perawat, dan tempatnya berbeda.