BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DASAR TEORI 3.1 Manajemen Risiko

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Process Life Cycle Models

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bahan Ajar Rekayasa Perangkat Lunak Agile Software Development Disiapkan oleh Umi Proboyekti

METODOLOGI SCRUM. Introduksi

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Resiko Proyek

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

SOFTWARE PROCESS & METHOD

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya pengertian proyek hanya sebatas persoalan investasi yang

Pengembangan Sistem Informasi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007

Pengembangan Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proyek Perangkat Lunak

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Systems Development Life Cycle (SDLC)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LANDASAN TEORI. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung. penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

Software Development Life Cycle (SDLC)

Metode Pengembangan Perangkat Lunak, Scrum

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Apakah yang dimaksud Tangguh?

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang

Inititating Process Group

Implementasi Metodologi SCRUM dalam Pembangunan Situs Harga Komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan definisi-definisi, istilah-istilah yang digunakan dalam

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

1 BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat. Hal ini menyebabkan para pengembang smartphone. memenuhi kebutuhan dan meningkatkan produktivitas masyarakat.

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data mahasiswa baru Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Jaya kampus II Bekasi pada periode tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi

Paktikum : 4-7 Judul Praktikum : System Development Life Cycle (SDLC)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hanif Fakhrurroja, MT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai permasalahan yang ada, kemampuan untuk bertahan dan menyesuaikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

III METODOLOGI PENELITIAN

chapter 7 Integrating quality activities in the project life cycle Empat model proses pengembangan perangkat lunak akan dibahas dalam bagian ini:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. teori yang digunakan dapat dilihat di bawah ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Paradigma Manajemen Resiko. control. track RISK. identify. plan. analyze

BAB I PENDAHULUAN. Sistem monitoring dengan menggunakan kamera mini atau webcam

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

Hanif Fakhrurroja, MT

Software Proses. Model Proses Perangkat Lunak. Pengembangan Perangkat Lunak. Framework activities 3/20/2018. System Development Life Cycle (SDLC)

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak menentu, yang jika terjadi berpengaruh pada setidaknya satu tujuan proyek. Tujuan proyek dapat mencakup ruang lingkup, jadwal, biaya, dan kualitas. Berdasarkan RBS (Risk Breakdown Structure) risiko suatu proyek dikategorikan menjadi 4, yaitu risiko teknikal, risiko eksternal, risiko organisasi, dan risiko manajemen proyek (Project Management Institute, 2008). Risiko dinilai berdampak negatif terhadap tujuan perusahaan (The MITRE Corporation, 2014). Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan untuk merespon risiko yang terjadi pada proyek suatu perusahaan. Perencanaan respon risiko (risk response planning) adalah proses mengembangkan pilihan dan tindakan untuk meningkatkan peluang dan untuk mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek (Project Management Institute, 2008). Ada beberapa jenis respon risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi ancaman atau risiko negatif terhadap proyek, antara lain penghindaran risiko (risk avoidance), pemindahan risiko (risk transfer), penerimaan risiko (risk acceptance), pemantauan risiko (risk monitoring), pengurangan risiko (risk mitigation), rencana cadangan (contingency plan), dan rencana strategis(strategic plan) (Pandian, 2006). Tidak semua risiko dapat dihilangkan, tetapi mitigasi dan rencana cadangan dapat dikembangkan untuk mengurangi dampak yang terjadi. Mitigasi risiko lebih 1

efektif daripada mencoba untuk memperbaiki kerusakan risiko yang telah terjadi (Project Management Institute, 2008). Mitigasi risiko adalah cara merespon risiko dengan cara mengambil tindakan dini untuk mengurangi probabilitas dan atau dampak risiko. Mitigasi risiko hanya menyentuh permukaan risiko. Orang-orang yang memulai rencana mitigasi tahu lebih banyak tentang risiko daripada mereka yang berhenti di analisis (Pandian, 2006). Mitigasi risiko adalah salah satu respon risiko yang merupakan bagian dari manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan bagian utama dari setiap manajemen strategis organisasi. Manajemen risiko adalah proses dimana organisasi mengatasi risiko yang melekat pada kegiatan mereka dengan tujuan mencapai keuntungan yang berkelanjutan dalam setiap aktivitas dan seluruh kegiatan mereka (The Institute of Risk Management, 2002). Manajemen risiko memiliki 4 tahapan yang disebut IAMT, yaitu identifikasi (identification), analisis(analysis), mitigasi (mitigation), dan pelacakan (tracking). Siklus IAMT menunjukkan bahwa manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan tak berujung (Pandian, 2006). Manajemen risiko pada perusahaan IT biasanya terintegrasi pada Software Development Life Cycle (SDLC) (Unuakhalu, Sigdel, & Garikapati, 2014). Software Development Life Cycle (SDLC) adalah proses yang menggambarkan metode dan strategi untuk mengembangkan desain dan memelihara proyek perangkat lunak untuk memastikan bahwa semua tujuan, sasaran, 2

fungsional, dan kebutuhan pengguna terpenuhi (Arora & Arora, 2016). SDLC memiliki tahap-tahap analisis kebutuhan, desain, pengkodean (Coding), uji coba (testing) dan pengelolaan (Kumar, Zadgaonkar, & Shukla, 2013). Beberapa contoh model SDLC, antara lain Waterfall, V-Model, Agile, dll. SDLC tradisional seperti Waterfall mulai digantikan dengan SDLC modern seperti Agile yang dianggap memberikan kepuasan pelanggan yang lebih, mempersingkat siklus pengembangan, mengurangi tingkat bug, dan mengakomodasi perubahan kebutuhan bisnis saat proses pembangunan (Cho, 2008). Agile merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak untuk membangun perangkat lunak secara bertahap menggunakan iterasi singkat yaitu 1 sampai 4 minggu sehingga proses pembangunan selaras dengan perubahan kebutuhan bisnis (tutorialspoint, 2014). Beberapa metode yang termasuk Agile, antara lain Extreme Progrmming (XP), Scrum, Kanban, Feature Driven Development (FDD), Dynamic System Development Methodology (DSDM) dan Lean Software Development. Menurut survei State of Agile Development menyatakan bahwa Scrum/Scrum XP merupakan metodologi Agile yang paling banyak digunakan yaitu 66% dari jumlah responden yang diteliti (VersionOne, 2011). Scrum pertama kali dikenalkan oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland pada tahun 1995. Scrum merupakan sebuah framework yang membuat orang bisa mengarahkan permasalahan adaptif yang kompleks, sembari dengan produktif dan kreatif menghasilkan produk dengan 3

kemungkinan nilai tertinggi (Sutherland & Schwaber, 2016). Di Indonesia, beberapa perusahaan pengembang perangkat lunak telah menggunakan Scrum untuk mengembangkan produknya. Namun, sebagai framework Scrum juga memiliki risiko-risiko yang perlu ditanggapi salah satunya dengan mitigasi risiko. Di Indonesia sendiri penelitian mengenai mitigasi risiko penggunaan Scrum masih jarang ditemui. Oleh karena itu, peneliti membuat daftar mitigasi risiko berdasarkan risiko-risiko yang telah berhasil diidentifikasi pada perusahaan-perusahaan perangkat lunak di Indonesia yang menggunakan kerangka kerja Scrum. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaanperusahaan yang telah menggunakan Scrum maupun yang akan menggunakan Scrum dalam mengelola risiko-risiko yang terjadi pada Scrum. 1.2 Rumusan Masalah Sebagai salah satu kerangka kerja yang mengadopsi prinsip Agile, Scrum memiliki sifat tangkas sehingga dapat mengikuti perubahan pasar yang cepat. Namun, pada penggunaannya Scrum juga memiliki risiko-risiko yang perlu dikelola. Oleh karena itu, dibutuhkan respon risiko (risk response) untuk mengelola risiko-risiko yang terjadi. Salah satu respon risiko yang bisa dilakukan yaitu mitigasi risiko. Dari permasalahan diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Upaya mitigasi risiko apa yang digunakan praktisi dan upaya mitigasi risiko apa yang ditemukan pada literatur terkait dengan risiko penggunaan framework Scrum? 4

1.3 Batasan Masalah Adapun yang menjadi batasan-batasan dari penelitian mitigasi risiko pada pembangunan perangkat lunak menggunakan Scrum ini, yaitu: 1. Pengelolaan risiko yang dilakukan hanya pada risiko yang bersifat negatif(ancaman). 2. Respon risiko yang dilakukan hanya sebatas mitigasi risiko. 3. Mitigasi risiko yang dilakukan tidak berdasarkan prioritas risiko. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dari mitigasi risiko pada pembangunan perangkat lunak menggunakan Scrum ini, adalah: 1. Mengetahui upaya mitigasi risiko apa yang telah dilakukan praktisi dan mengetahui upaya mitigasi risiko apa yang disarankan literatur terkait dengan risiko penggunaan framework Scrum. 1.5 Sistematika Penelitian Laporan Tugas Akhir ini disusun menjadi 6 bab, yaitu Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metodologi Penelitian, Analisis dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan 5

penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi penelitian yang hendak dikerjakan. Kondisi ini dapat meliputi: penelitian lalu, hipotesis awal yang diproposisikan oleh suatu pustaka, maupun posisi penelitian yang hendak dilakukan. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori, pendapat, prinsip dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat dipergunakan sebagai pembanding atau acuan di dalam pembahasan masalah. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode yang digunakan pada penulisan laporan, yaitu metode tinjauan pustaka sistematis, wawancara, dan analisis komparatif. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut berupa daftar risiko dan mitigasi risiko pada penggunaan Scrum dengan menggunakan tabel dan didukung dengan pernyataanpernyataan narasumber yang ditulis secara deskriptif. 6

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari pembahasan laporan secara keseluruhan beserta saransaran dari penulis. Pada bab ini juga akan menjelaskan mengenai implikasi manajerial. DAFTAR PUSTAKA Menguraikan referensi yang dimanfaatkan penulis dalam penulisan laporan tugas akhir. LAMPIRAN Mencantumkan data atau informasi yang menjadi pendukung atau pelengkap dari laporan tugas akhir. 7